Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astania Putri
"ABSTRAK
Microbubble merupakan gelembung udara dengan diameter kurang dari 200 m di dalam air. Karakteristik unik yang dimiliki microbubble menyebabkan maraknya penggunaan microbubble dalam dunia industri. Penelitian mengenai performa dari generator microbubble dengan tabung silinder telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debit air, debit udara masuk, void fraction, pressure drop, dan jumlah lubang udara terhadap performa dari microbubble generator. Penelitian dilakukan dengan menerapkan sistem water loop dan menggunakan dua tipe microbubble generator. Tipe-tipe microbubble generator tersebut adalah tipe dengan 12 lubang udara dan 48 lubang udara pada set up alat uji. Setelah dilakukan penelitian, ukuran bubble yang dihasilkan serta tipe microbubble generator yang tepat ditemukan. Tipe 2 48 lubang menghasilkan persentase microbubble yang lebih banyak. Hal ini terbukti paling optimum pada keadaan Qa= 30 lpm dan Qu=0,6 lpm.

ABSTRACT
Microbubbles are bubbles with the diameter size smaller than 200 m. The unique characteristics of microbubbles enhance its industrial utilization. The research about Microbubble Generator with a Spherical Body has been done. The objection of this research is to find the relevance between water flow rate, air flow rate, void fraction, pressure drop, and the number of air suction holes with the performance of microbubble generator. The research is done by applying water loop system and two types of microbubble generator. The types of microbubble generator are microbubble generator with 12 air suction holes and 48 air suction holes for the experimental set up. The results of this research are the size of bubbles which are generated and the recommended microbubble generator type. Microbubble generator with 48 air suction holes is the optimum generator of this research. The optimum condition is 30 lpm for the water flow value and 0,6 lpm for the air flow. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Gifari Alwaini
"ABSTRAK
Penelitian karakteristik sudut aliran udara pada performa generator microbubble dengan tabung silinder telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh parameter sudut aliran udara terhadap bubble yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan water loop system yang terdiri dari kolam pengamatan, kotak pengamatan, pompa, flowmeter, valve dan test section. Test section adalah generator microbubble jenis tabung silinder dengan bola. Pada penelitian ini digunakan 3 jenis generator microbubble dengan variasi sudut aliran udara yang dilakukan pada berbagai variasi debit air, debit udara dan ketinggian air. Parameter yang diujikan secara signifikan memberi pengaruh terhadap jumlah dan ukuran bubble. Semakin besar debit udara maka ukuran bubble yang dihasilkan semakin besar, sedangkan jika debit air meningkat maka semakin banyak microbubble yang dihasilkan. Pengaruh sudut aliran udara pada generator microbubble signifikan. Generator microbubble dengan sudut aliran 45? menghasilkan bubble dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan generator microbubble direct. Generator microbubble dengan sudut aliran 90? tidak dapat menghisap udara lebih 0.1 lpm sehingga tidak efisien dalam menghasilkan bubble. Penelitian ini dapat simpulkan bahwa generator microbubble mampu menghasilkan microbubble. Populasi serta ukuran microbubble sensitif terhadap sudut aliran udara. Microbubble generator dengan sudut udara langsung menghasilkan microbubble yang lebih banyak.

ABSTRACT
Research about characteristic of microbubble generator sphericall ball has been carried out. This research aims to study the influence of airflow angle on bubble generated characters. This research use loop water system consist of observation reservoir, box reservoir, pump, flow meters, valves, and test section. Test section is a microbubble generator spherical ball. In this study, there are 3 types of microbubble generator with varies air flow angel that conducted in different varies water flowrate, air flowrate and height of water. The tested parameter significantly influence population and size of bubble. Increasing air flowrate will affect increasing size of bubble, while increasing water flowrate will increase microbubble. Effect of airflow angle in microbubble generator are significant. Microbubble generator with 45 airflow angle produce bigger size of bubble compare to direct microbubble generator. Microbubble generator with 90 air flow angle can rsquo t suction the air more than 0.1 lpm so inefficient to produce bubble. From this study it is concluded that microbubble generator capable produce microbubble. Population and size of bubble affected by airflow angle. Microbubble generator with airflow angle direct produce more microbubble than 45 and 90 airflow angle."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Rizaldi
"ABSTRAK
Kapasitas produksi bahan bakar fosil semakin menurun. Salah satu solusi untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan diversifikasi energi. Mikroalga merupakan salah satu mikroorganisme yang berpotensi sebagai bahan bakar alternatif. Kultivasi mikroalga dalam skala besar menggunakan fotobioreaktor dengan aerasi gelembung mikro. Metode untuk menghasilkan gelembung mikro dapat menggunakan fluid oscillator. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran gelembung terhadap proses fotosintesis Synechococcus HS-9. Pembentukan gelembung menggunakan fluid oscillator jenis single loop dan double loop. Karakteristik fluid oscillator diperoleh berdasarkan data suara dan computational fluid dynamics. Data ukuran gelembung diambil menggunakan kamera berkecepatan tinggi pada debit aliran 6 lpm, 9 lpm, 12 lpm, 15 lpm dan poros mikro dengan ukuran 10 μm. Hasil data tersebut diolah dengan menggunakan image processing menggunakan aplikasi imageJ. Data pertumbuhan Synechococcus HS-9 diambil setiap hari pada debit 6 lpm dengan menggunakan optical density spectrophotometer. Hasil Data suara menunjukkan bahwa frekuensi yang dihasilkan single loop fluid oscillator lebih tinggi daripada double loop fluid oscillator pada variasi debit yang sama. Diperoleh hasil bahwa ukuran gelembung menggunakan single loop fluid oscillator lebih kecil daripada double loop fluid oscillator. Ukuran gelembung terkecil diperoleh pada single loop fluid oscillator dengan debit 6 lpm. gelembung yang lebih kecil berpengaruh terhadap pertumbuhan Synechococcus ­­HS-9. Semakin kecil ukuran gelembung pertumbuhan Synechococcus semakin baik.

ABSTRACT
The capacity of fossil fuel production is decreasing from year to year. One solution to overcome this problem is energy diversification. Microalgae is one type of microorganism that has the potential as an alternative fuel. Large scale microalgae cultivation utilize photobioreactors with aeration of microbubbles. One method to produce microbubbles make use of fluid oscillator. The purpose of this study was to determine the effect of bubble size on the Synechococcus HS-9 photosynthesis process. Bubble formation utilizes a single loop fluid oscillator and double loop. Characteristics of fluid oscillators are based on sound data and computational fluid dynamics. Bubble size data is taken using a high-speed camera at 6 lpm, 9 lpm, 12 lpm, 15 lpm and 10 µm micro porous shafts.. The results of the data are processed through image processing using the imageJ application Synechococcus HS-9 growth data is taken daily at fluid flow 6 lpm by using optical density spectrophotometer. Sound data results show that the frequency of single loop fluid oscillators is higher than double loop fluid oscillator at the same variation of discharge. The results showed that the size of the bubble using a single loop fluid oscillator was smaller than the double loop fluid oscillator. The smallest bubble size is obtained in a single loop fluid oscillator with a 6 lpm air flow. The smaller bubble size affects the growth of Synechoccus HS-9. The smaller the size of the bubble the Synechococcus growth is getting better.

 

"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfaz Ryvalbi
"In the automotive sector, reducing drag force has emerged as one of the top priorities. The goal of this study was to reduce drag by utilizing devices for passive flow regulator like vortex generators, diffuser slices beneath the rear body, and wing spoilers as external modifications. The purpose of this study is to learn more about the role of Flow Separation, the most recent developments in Vortex Generator technology, and how to maximize downforce without reducing drag coefficient. The study looked at the impact of inlet velocity and Reynolds number on the drag force at lengths that match to incompressible automobile models. A theoretical investigation was carried out on a KIA model car utilizing the finite volume technique (FVM) to solve the Reynolds-averaged Navier-Stokes equations. Data on KIA pride is provided. The SOLIDWORKS 2018 and ANSYS Fluent 19 computational fluid dynamics (CFD) software were used for all computational analyses and adjustments. The automobile under analysis has a drag coefficient of 0.34. Data research reveals that vortex generators, rear wing spoilers, and modified rear under-body diffuser slices can all lower drag by up to 1.73%, 3.05%, and 2.47%, respectively. When, in fact, it might be decreased by up to 3.8% by combining all of the prior changes.

Di sektor otomotif, upaya mengurangi gaya hambat telah muncul sebagai salah satu prioritas utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi gaya hambat dengan memanfaatkan perangkat kontrol aliran pasif seperti vortex generator, irisan diffuser under body belakang, dan spoiler sayap belakang sebagai modifikasi eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran Flow Separation, perkembangan terbaru dalam teknologi Vortex Generator, dan bagaimana memaksimalkan downforce tanpa mengurangi koefisien gaya hambat. Studi ini melihat dampak dari kecepatan masuk inlet dan bilangan Reynolds dalam gaya hambat pada panjang yang sesuai dengan model mobil yang tidak dapat dimampatkan. Investigasi teoretis dilakukan pada mobil model KIA dengan menggunakan teknik volume hingga (FVM) untuk menyelesaikan persamaan Navier-Stokes rata-rata bilangan Reynolds. Data tentang model KIA disediakan. Perangkat lunak komputasi fluid dynamics (CFD) ANSYS Fluent 19 dan SOLIDWORKS 2018 modeler digunakan untuk semua analisis dan penyesuaian komputasi. Mobil yang dianalisis memiliki koefisien hambatan 0,34. Riset data mengungkapkan bahwa vortex generator, spoiler sayap belakang, dan irisan diffuser bagian bawah bodi belakang yang dimodifikasi semuanya dapat menurunkan hambatan masing-masing hingga 1,73%, 3,05%, dan 2,47%. Padahal, sebenarnya, itu bisa dikurangi hingga 3,8% dengan menggabungkan semua perubahan sebelumnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira Aria Satyakusuma
"ABSTRAK
Proses flotasi adalah salah satu proses separasi yang digunakan secara luas saat ini, salah satunya pada industri tambang. Mineral tambang yang masih bercampur zat pengotor dimasukkan ke dalam kolom flotasi yang telah dicampur larutan kimia yang membuat mineral berharga menjadi hidrofobik dan zat pengotornya hidrofilik. Lalu mineral tambang yang hidrofobik akan menempel pada gelembung dan terangkat ke permukaan air sedangkan zat pengotornya akan mengendap di dasar kolom flotasi. Penelitian kinematika partikel kali ini akan menggunakan partikel yang diambil dari tambang yang sesungguhnya yaitu partikel tembaga dengan ukuran 38μm, 45μm, 53μm dan 75μm. Kinematika partikel yang dimaksud meliputi kecepatan terminal, bentuk partikel, dan lintasan partikel. Pengambilan data dilakukan dengan highspeedcamera dengan kecepatan 500fps. Dari penelitian didapatkan bahwa bentuk partikel yang paling dominan adalah oblate- subangular. Jarak Rc dengan probabilitas tumbukan dan pelekatan paling tinggi adalah Rc= 0. Partikel 38 μm memiliki probabilitas tumbukan paling rendah sedangkan partikel 75 μm adalah yang paling tinggi. Namun, Partikel 38 μm memiliki probabilitas pelekatan paling tinggi sedangkan probabilitas pelekatan 75 μm paling rendah. Untuk kecepatan terminal, tren menunjukkan bahwa kecepatan terminal meningkat seiring bertambahnya ukuran partikel.Diharapkan hasil eksperimen dan analisis ini dapat membantu perkembangan penelitian teknologi gelembung ke depannya.

ABSTRACT
Flotation Process is one of separation process which is widely used nowdays, mining industry is one of the examples. Mining minerals which is mixed with pollutant are fed to the flotation cell after some chemical process which caused the mixing turn into hydrophobic and hydrophylic. The mining mineral which turns into hydrophobic attach to the bubble and float to the surface while the pollutant which is hydrophobic drown to the cell bottom. This experiment use actual mining minerals, copper with 38μm, 45μm, 53μm and 75μm in size. Particle dynamics here mean to particle?s terminal velocity. Geometry, and it?s trajectory. Experiment?s data is obtained by highspeedcamera in 500fps. The experiment results show that oblate-subangular is the dominant geometry of the particles. Rc=0 distance is the most efficient distance. 38 μm has the highest attachment probability but the least collision probability while 75 μm has the opposite. For terminal velocity, trend shows that it will raise along with the particle?s size increase. We hope that these experiment results and the analyze can provide an information for the improvement of bubble technology."
[, ], 2015
S59838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manus Setyantono
"Studi pembentukan gelembung pada fluida yang tidak diam telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan aliran pada proses pembentukan gelembung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu water loop siklus terbuka. Gelembung dihasilkan oleh sebuah nosel yang berupa jarum. Proses pembentukan gelembung direkam dengan menggunakan handycam dan selanjutnya data-data visual tersebut diolah dengan program image processing sehingga diperoleh data data tentang ukuran, frequensi, pembentukan dan lintasan gelembung. Hasil pengolahan dan analisa data menunjukan bahwa kecepatan aliran mempengaruhi proses pembentukan gelembung. Pada fluida yang tidak diam gelembung yang terjadi mempunyai ukuran yang lebih kecil dan frequensi pembentukan yang lebih tinggi dibandingkan pada fluida diam. Semakin cepat aliran memberikan pengaruh mekanisme fisik gelembung yang semakin besar.

The bubble forming on unstatic fluid has been investigated. The Objective of this research is to find an effect of flow velocity in bubble forming process. This research is using an open cycles water loop. The bubble is produced by a nozzle like a needle. The bubble forming process is recorded by using handy cam and the visual data is processed with the image processing program to get the data of size, forming frequency and bubble traffic. Analyzed data shows that the flow velocity influences the bubble forming process. ln the unstatic fluid the bubble formed has a smaller size and bigger forming frequency than in the static fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willem Wicaksono
"Skripsi ini membahas fenomena aliran air pada minichannel. Fenomena tersebut antara lain adalah pressure drop dari aliran dan nilai friction factor ( f ) yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan hasil-hasilnya disampaikan dalam bentuk grafik yang kemudian dianalisa secara deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap flow rate dan head loss dari aliran dengan cara mengalirkan air dari sebuah bak tampungan air dengan head tertentu ke dalam sebuah test section berukuran mini (1 mm x 0.8 mm) dengan panjang 67 cm. Hasil penelitian meunjukkan pressure drop yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari head loss pada manometer yang dipasang pada test section. Dan nilai dari friction factor yang didapat pun bervariasi pada tiap metode pencarian nilai friction factor yang digunakan.

This work will disccus about mininchannel flow phenomena. The phenomenons are pressure drop and friction factor (f). The method that used in this research was experimental method and the results were presented in the form of graphics for further analysis. The observation was done to the flow rate and pressure drop that occur when water from water container flow trough the minichannel which has 1 mm x 0.8 mm size and 67 cm long. The experimental result showed that the pressure drop that occur was very high. It can be seen from head loss in manometer which is connected with the test section. Moreover the value of friction factor obtained from this experiment has been various for each method being used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuddy Setyo Wicaksono
"Simulasi aliran fluida di dalam air intake ducting dilakukan untuk melihat distribusi tekanan dan distribusi kecepatan fluida pada tiga dimensi. Pada penelitian ini, dibuat simulasi aliran yang terjadi akibat adanya gaya isap Axial Fan yang dipasang pada sisi outlet ducting. Fluida yang digunakan adalah udara dengan kondisi fisik tetap, densitas 1,225 kg/m3, viskositas 1,7894 x 10-5 m²/s. Kecepatan rata-rata didalam longducting sekitar 11,98 m/s. Reynold number sekitar 4,374 x 105. Prediksi proses didapat dengan simulasi menggunakan software CFD Fluent 5.3. Aliran adalah aliran fluida turbulen, untuk kasus ini dipilih model turbulen k-Epsilon. Pada posisi inlet terdapat damper yang dapat diatur pembukaannya. Simulasi dilakukan untuk mengamati kontur distribusi tekanan dan kecepatan, pada beberapa sudut pembukaan damper, yaitu 450, 600 dan 900. Aliran yang dihasilkan adalah aliran turbulen, dengan kontur yang simetris terhadap garis y = 0,6 m pada bidang Y-Z dan bidang X-Y.
Pada Tesis, dilakukan pengukuran distribusi kecepatan pada bidang y = 0, 5m dan y = 0,7m, sepanjang garis dengan jarak 0,2m, 0,4m dan 0,6m dari permukaan atas air intake ducting. Bentuk grafik kumpulan nilai kecepatan pada link-titik pengukuran mirip dengan grafik hasil simulasi CFD. Terdapat beberapa penyimpangan bentuk grafik dan penyimpangan nilai pengukuran kecepatan, disebabkan kondisi pengambilan data kecepatan yang cukup susah, serta asumsi-asumsi kondisi yang cukup sederhana pada saat melakukan simulasi.
Berdasarkan kontur distribusi kecepatan yang didapat, disarankan damper dipindahkan ke lokasi tepat didepan axial fan, agar distribusi kecepatan maupun tekanan dalam longducting dapat lebih merata, sehingga fogging system dapat diaplikasikan dengan baik pada air intake ducting system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Rachmat
"Detektor asap umumnya banyak digunakan pada bangunan tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pemanfaatan detektor asap yang kurang efektif sehingga kinerja dari detektor asap tidak optimal. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik dari hasil pembakaran dua jenis bahan yang berbeda, yaitu jenis flaming (bensin) dan smouldering (foam) khususnya dari pergerakan asap yang dihasilkan serta pengaruhnya terhadap respon detektor asap. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, diharapkan dapat dijadikan referensi untuk memilih detektor asap yang tepat.
Secara umum penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap simulasi dan tahap eksperimen. Simulasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari hasil pembakaran. Kemudian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakteristik tersebut terhadap tipe detektor asap yang digunakan.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa aliran asap pada pembakaran kedua jenis bahan bakar yang digunakan tergolong aliran laminar pada saat asap keluar dari sumbernya. Namun, kecepatan asap pada pembakaran bensin lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan asap pada pembakaran foam. Kemudian dari hasil eksperimen didapatkan bahwa detektor asap ionisasi lebih reaktif terhadap pembakaran jenis flaming, sedangkan detector asap fotoelektrik lebih reaktif terhadap pembakaran jenis smouldering.

Smoke detectors are widely used in buildings. However, the fact that smoke detector role and performance in a building are still not optimal and ineffective. The main objective of this research is to study the combustion characteristics of two different types of material, which is kind of flaming (petrol) and smouldering (foam), especially from the movement of smoke produced and the influence on smoke detector response. By knowing the characteristics, it is expected to be the reference for selecting the right smoke detector.
This study is generally done in two stages of simulation and experimental stage. The simulation is conducted to determine the characteristics of combustion products. Then experiments are conducted to determine the effect of these characteristics on the type of smoke detector used.
From the simulation results showed that the flow of smoke in the burning of both types of fuel used is laminar flow when smoke coming from the source. However, the speed of the smoke in the combustion of gasoline is higher than the velocity of smoke at the burning foam. Then, from the experimental results showed that ionization smoke detector is more reactive to flaming combustion type, while the photoelectric smoke detector is more reactive to smouldering combustion type.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julyanto Leonardo
"Distribusi fluida melalui sistem perpipaan merupakan hal yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya distribusi air bersih. Dengan bertambahnya panjang pipa distribusi, maka kerugian jatuh tekan dari pipa juga semakin besar. Yang menyebabkan daya pompa yang diperlukan untuk pendistribusian pun semakin besar. Fluida yang didistribusikan juga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan perlakuan yang berbeda-beda. Dari alasan tersebut maka dilakukan penelitian untuk menganalisa pengaruh medan magnet terhadap kerugian jatuh tekan dan drag reduction pada pipa bulat dengan fluida uji nanofluida TiO2. Percobaan yang dilakukan menggunakan pipa bulat akrilik dengan nilai bilangan Reynolds 30000

Distribution of fluid through the piping system is prevalent nowadays, such as clean water distribution. With increasing length of distribution pipes, the pressure drop of pipe are also getting bigger. Which causes the pump power required for the distribution of even bigger. Fluid also have different characteristics, requiring different treatment. From these reasons, the research conducted to analyze the effect of magnetic field against pressure drop and drag reduction in round pipe with TiO2 nanofluid. Experiments were performed using acrylic round pipe with Reynolds number 30000"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>