Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novian Agni Yudhaswara
"ABSTRAK
Asam lipoat adalah senyawa yang terkandung dalam intra dan ekstraselular yang bertindak sebagai koenzim piruvat dehidrogenase, penangkal racun, pengkat logam berat dan antioksidan. Pengukuran asam lipoat diperlukan untuk mengetahui jumlah asam lipoat yang menjalankan fungsinya baik sebagai koenzim atau antioksidan. Tetapi pengukuran ini membutuhkan alat khusus seperti HPLC dan proses yang tidak mudah. Alat yang umum dan mudah seperti spektrofotometer diharapkan bisa menjadi alat penentuan asam lipoat. Pengukuran asam lipoat menggunakan spektrofotometri dengan metanol UV dan PdCl2 terlihat telah diuji dan diperoleh hasil yang valid dan dapat diandalkan dalam sediaan obat atau farmasi tetapi belum diuji untuk plasma. Pengukuran asam lipoat dalam plasma dan leukosit menggunakan PdCl2 menghasilkan pengukuran yang valid, dengan akurasi, presisi tinggi dan tidak berbeda dengan pengukuran asam lipoat menggunakan HPLC, p= 0,99. Sedangkan UV methanol berbeda dibanding HPLC p= 0,0001 atau tidak valid.

ABSTRACT
Lipoic acid is a compound contained in intra and extracellular that act as a coenzyme of Pyruvate Dehydrogenase, antidote, chelating agent and antioxidant. Measurement of lipoic acid is needed to determine the amount of lipoic acid that performs its functions either as a coenzyme or an antioxidant. But this measurement requires a special tool such as High Performance Liquid Chromatography HPLC and a process that is not easy. A common and easy tool such as a spectrophotometer is expected to be a tool of lipoic acid determination. Measurement of lipoic acid using spectrophotometry with UV methanol and visible PdCl2 has been tested and obtained valid and reliable results in drug or pharmaceutical preparations but not yet tested for plasma. Determination of lipoic acid in plasma and leukocytes using PdCl2 produced valid result, with high accuracy, precision and was not different from lipoic acid measurement using HPLC, p 0.99. While UV methanol was different compare to HPLC p 0.0001 or was not valid."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Hagia Lestari
"Latar Belakang: Pencucian spermatozoa dengan metode Swim-Up SU dan Density Gradient Centrifugation DGC untuk menyeleksi spermatozoa motil telah lama dilakukan, akan tetapi angka keberhasilan masih tergolong rendah. Alpha lipoic acid ALA merupakan antioksidan biologis poten yang berperan dalam regulasi serangan radikal bebas dan pencegahan terhadap kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lipid yang dapat berkontribusi pada integritas DNA spermatozoa. Selain itu, prolaktin PRL adalah salah satu hormon peptida yang juga merupakan faktor prosurvival spermatozoa melalui mekanisme supresi terhadap aktivasi protein kaspase, sehingga berperan dalam proteksi terhadap integritas DNA spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ALA dan PRL terhadap indeks fragmentasi DNA IFD dan status apoptosis spermatozoa deteksi protein kaspase setelah dilakukan pencucian spermatozoa dengan metode SU dan DGC.
Metode: Sampel semen diperoleh dari 23 pria normozoospermia dari pasangan wanita infertil dan menjalani IUI. Analisis semen terhadap motilitas dan kecepatan dilakukan sebelum dan sesudah pencucian. Setelah pencucian spermatozoa dengan SU dan DGC, sampel kemudian diinkubasi pada berbagai konsentrasi ALA yaitu 0,625 mg ALA 1 , 1,25mg ALA 2 , 2,5 mg ALA 3 dan pada berbagai konsentrasi PRL yaitu 500 ng PRL 1 , 750 ng PRL 2 , serta 1000 ng PRL 3 . Selanjutnya dilakukan uji sperm chromatin dispersion SCD untuk mengevaluasi fragmentasi DNA spermatozoa dan uji Western Blot untuk mendeteksiprotein kaspase.
Hasil: Studi menunjukkan bahwa tingkat IFD spermatozoa setelah pemberian ALA dan PRL mengalami penurunan dibandingkan dengan sampel semen setelah dilakukan pencucian, bahkan dibandingkan dengan sampel semen sebelum pencucian.Protein kaspase ditemukan pada sampel semen sebelum pencucian maupun setelah pencucian dengan metode SU dan DGC. Metode SU dapat menyeleksi spermatozoa dengan IFD yang lebih rendah dibandingkan metode DGC pada konsentrasi optimal ALA dan PRL.
Kesimpulan: ALA dan PRL terbukti dapat menyeleksi spermatozoa dengan kualitas spermatozoa yang lebih baik ditinjau dari indeks fragmentasi DNA dan level apoptosis yang lebih rendah, setelah dilakukan pencucian.

Background: Several methods were done to improved the success rate of intra uterine insemination IUI , some of them are Swim Up SU and Density Gradient Centrifugation DGC sperm preparation, nevertheless the success rate still remain low. Alpha Lipoic Acid ALA is a potent biological antioxidant that play role in regulation of free radical attack and oxidative damage prevention caused by lipid peroxidation which ultimately contribute to DNA integrity of the sperm. Moreover, prolactin PRL is one of peptide hormones which also a prosurvival factor of sperm through suppression of activation of caspase protein mechanism, thus affecting sperm DNA integrity. This study aimed to evaluate the effect of ALA and PRL supplementation on DNA fragmentation DFI and apoptotic stateof the spermafter sperm preparation using SU and DGC methods.
Methods: Semen samples were obtained from 23 men normozoospermia from partners of women who infertile and underwent IUI. Semen analysis was performed for motility and velocity before and after sperm preparation. After SU and DGC sperm preparation, samples were incubated in concentration of ALA at 0,625 mg ALA 1 , 1,25mg ALA 2 ,2,5 mg ALA 3 and PRL at 500 ng PRL 1 , 750 ng PRL 2 , 1000 ng PRL 3 . The Sperm Chromatin Dispersion SCD test was performed to evaluate the sperm DNA fragmentation and Western Blot assay to detect the caspase protein.
Results: This study confirmed that the level of sperm DNA fragmentation index DFI of sperm after supplementation of ALA and PRL were decreased compared to the sperm after preparation even compared to the whole semen. The presence of caspase protein was detected in whole semen samples,and after sperm preparation both SU and DGC, yet SU method could select the sperm with lower level of DNA fragmentation than the DGC method, both at the optimum concentration of ALA and PRL.
Conclusions: ALA and PRL were proved to select the better sperm quality with lower level of sperm DNA fragmentation and minimum density of caspase protein after sperm preparation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Wicaksono
"Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi pereaksi Schryver yang diharapkan dapat memberikan stabilitas dan terbentuknya warna yang spesifik dan sensitif antara pereaksi dan formaldehida dengan batas deteksi yang lebih baik dari pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pereaksi untuk analisis formaldehida melalui reaksi polimerisasi oksidatif menggunakan kalium peroksodisulfat (PDS) dan untuk mengidentifikasi penggunaan formaldehida pada ikan dan udang segar yang dijual di Pasar Minggu.
Penelitian ini diawali dengan identifikasi kandungan formaldehida dalam sampel ikan dan udang segar kemudian dilanjutkan dengan analisis kuantitatif untuk memperkuat hasil yang diperoleh. Analisis kualitatif dan kuantitatif formaldehida secara spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan pereaksi terpilih (asam sulfanilat dan PDS).
Hasil validasi metode menunjukkan batas deteksi 0,0244 mg/L, batas kuantitasi 0,0815 mg/L, dan koefisien variasi 1,90%. Perolehan kembali formaldehida dalam sampel ikan berkisar antara 86,33-105,61% sedangkan dalam sampel udang 90,97-101,36%. Identifikasi terhadap sampel ikan dan sampel udang menunjukkan hasil yang positif dan hasil analisis kuantitatif pada seluruh sampel memperkuat hasil yang diperoleh, yaitu ditemukan adanya formaldehida dalam sampel ikan dan udang segar di Pasar Minggu dengan kadar rata-rata sebesar 888,32 μg/g untuk sampel ikan dan kadar rata-rata sebesar 1013,60 μg/g untuk sampel udang.

In this research, Schryver modification reagent that is expected to provide stability and formation of specific and sensitive color between the reagent and formaldehyde with a detection limit better than Schryver reagents. This research aims to obtain reagents for the analysis of formaldehyde through oxidative polymerization reaction using potassium peroxodisulfat (PDS) and to identify the use of formaldehyde in fish and fresh shrimp sold in Pasar Minggu.
The first step of this research was formaldehyde identification in fish and shrimp samples and the next was quantitative analysis to assure the results obtained. Qualitative and quantitative determination was carried out spectrophotometrically using the selected reagent (sulfanilic acid and PDS). The limit of detection, limit of quantitation, and coefficient of variation for formaldehyde were 0.0244 mg/L, 0.0815 mg/L,and 1.90%, respectively. Recovery of formaldehyde in fish samples was 86.33-105.61% and shrimp samples was 90.97-101.36%.
Qualitative determination in fish samples and shrimp samples showed positive results and the quantitative analysis confirmed that formaldehyde was found in the fresh fish and shrimp samples from Pasar Minggu with an average concentration of 888.32 ug/g for fish samples and the average concentration of 1013.60 ug/g for shrimp samples.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S54642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sucitra
"

Latar Belakang: FOXO3a (Forkhead Box O3a) merupakan faktor transkripsi yang berpotensi melindungi sel dari stres oksidatif. Stres oksidatif tersebut merupakan salah satu faktor yang memicu proses penuaan. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana ekspresi FOXO3a pada populasi wanita lanjut usia yang diduga sebagai molekul anti penuaan dan berperan dalam regulasi stress oksidatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola ekspresi mRNA Forkhead Box O3a leukosit, kadar MDA dan aktivitas katalase plasma pada wanita lanjut usia.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada 60 subjek wanita lanjut usia (lansia) yang dikelompokkan menjadi 60-70 tahun dan >70 tahun. Isolasi RNA dilakukan pada sampel sel leukosit, kemudian ekspresi relatif mRNA FOXO3a dilakukan dengan menggunakan quantitative Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR). Kadar MDA plasma dan aktifitas spesifik katalase diukur dengan menggunakan spektrofotometri.

Hasil: Ekspresi relatif mRNA FOXO3a pada sel lekosit lebih rendah bermakna pada kelompok umur wanita lansia yang lebih tua (> 70tahun), sedangkan kadar MDA dan aktivitas sepesifik katalase plasma ditemukan meningkat pada kelompok wanita lansia yang lebih tua. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi mRNA FOXO3a baik dengan kadar MDA (p= 0,225) maupun dengan aktifitas spesifik enzim katalase (p =0,462).

Kesimpulan: ekspresi mRNA FOXO3a menurun seiring dengan peningkatan usia, namun aktifitas spesifik katalase meningkat seiring bertambahnya usia. Kadar MDA tidak meningkat seiring dengan bertambahnya usia pada wanita lanjuat usia.

 


Background: FOXO3a (Forkhead Box O3a) is a transcription factor that has the potential to protect cells from oxidative stress. Oxidative stress is one of the factors that trigger the aging process. Until now it has not been known how FOXO3a expression in the elderly female population is thought to be an anti-aging molecule and plays a role in oxidative stress regulation. The purpose of this study was to analyze Pattern of leucocytes Forkhead Box O3a  mRNA expression, plasma malondialdehyde (MDA) level and  activity of catalase  in elderly women 

Methods: This study was a cross sectional study in 60 elderly female subjects. RNA isolation was performed on leukocyte cell samples, then the relative expression of FOXO3a mRNA was carried out using quantitative Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR). Plasma MDA level and catalase specific activity was measured by spectrophotometer.

Results: The relative expression of FOXO3a mRNA in leukocyte cells was significantly lower in older age groups of older women (> 70 years), whereas MDA levels and specific plasma catalase activity were found to be increased in older groups of older women. There is no significant relationship between FOXO3a mRNA expression with MDA levels (p = 0.225) or with catalase enzyme specific activity (p = 0.462)

Conclusions: mRNA FOXO3a decreased with age, however catalase specific activity increased with age. There was no difference in MDA level with increased age in elderly women.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Kurniati
"ABSTRAK
Dalam Penelitian sebelumnya tanin banyak digunakan sebagai pengompleks ion-ion logam. Pembentukan kompleks asam Iemah tannin dipengaruhi kondisi Iingkungan seperti pH larutan. Pada penelitian ini dipelajari karakteristik tanin, kompleksnya clan kestabilannya pada beberapa pH secara spektrofotometri.
Karakteristik kompleks tanin dipelajari dengan titrasi spektrofotometri. Untuk mempelajari karakter kompleks tanin sebelumnya dilakukan karakterisasi gugus fungsi tanin dengan spektroskopi IR, uv, clan mereaksikan tanin dengan ion Fe 2+ . Ligan makromolekul tanin dititrasi penambahan ion Fe2 . Ligan makromolekul tanin dititrasi dengan ion logam Cu(II) dan Co(II) pada pH yang sama dan secara kontinyu diukur serapannya..
Tetapan kestabilan kondisional kompleks dipelajari dengan persamaan Scatchard dengan parameter v dan v/M yang telah digunakan dalam penentuan tetapan kestabilan kondisional kompleks makromolekul asam humat dan protein.
Analisis tanin dengan IR dan reaksinya dengan ion Fe21 menunjukkan bahwa tanin aldrich yang digunakan dalam percobaan termasuk golongan pirogallol atau tanin terhidrolisis yang mempunyai gugus aktif fenol dan karboksilat. Spektra uv tanin menunjukkan serapan yang meningkat dengan naiknya pH. Spektra komplekS tidak berbeda secara signifikan dengan
spektra ligan bebasnya. Penurunan serapan karena penambahan ion logam setelah koreksi pengenceran sangat kecil clan kurva titrasi yang diperoleh sangat landai.
Secara keseluruhan nilai tetapan kestabilan kondisional kompleks (K') tanin turun pada pH yang lebih tinggi. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya dengan metoda lain maka hasil ini bertolak belakang sehingga penggunaan metoda spektrofotometri uv untuk menentukan tetapan kestabilan kondisional kompleks harus dipertimbangkan kembali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taniawati Supali
"ABSTRAK
Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kanker serviks. Berdasarkan urutan frekuensi penderita, kanker serviks menduduki tempat teratas dibandingkan kanker ginekologi lainnya pada wanita.
Di dalam tubuh, sel kanker akan ditolak oleh reaksi imunitas selular, yang dilakukan oleh limfosit T. Reaksi imunitas selular dapat diuji secara in vitro berdasarkan kemampuan limfosit bertransformasi akibat adanya "phytohemagglutinin". Pada penderita kanker kemampuan limfosit untuk bertransformasi menurun.
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan reaksi imunitas selular dari 30 orang wanita penderita kanker serviks yang akan berobat di Sub-bagian Radioterapi RSCM dan 30 orang wanita yang tidak menderita kanker serviks, maupun kanker lainnya, dengan cara mengkultur darah kemudian dihitung indeks stimulasinya. Selain itu juga diperiksa jumlah limfosit dan jumlah leukosit.
Dengan uji t, diperoleh kesimpulan adanya penurunan reaksi imunitas seluler (indeks stimulasi) dan jumlah limfosit pada wanita penderita kanker serviks (a = 0,01). Sedangkan jumlah leukosit tidak menurun jika dibandingkan dengan wanita yang tidak menderita kanker serviks maupun kanker lainnya (a = 0,01)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ngurah Ketut Putra Widnyana
"ABSTRAK
Latar Belakang Leukemia limfoblastik akut LLA adalah keganasan paling sering pada anak di sebagian besar dunia insiden bervariasi di berbagai daerah mulai 15 sampai 40 Keberhasilan pengobatan pada LLA dapat dilihat berdasarkan angka kesintasan Rumah Sakit Sanglah telah merawat pasien leukemia anak akan tetapi sampai saat ini belum pernah dilakukan penilaian terhadap kesintasan pada kasus leukemia akut Tujuan Untuk mengetahui angka kesintasan pasien LLA serta faktor faktor yang memengaruhi LLA di bawah umur 12 tahun di RSUP Sanglah dari tahun 2010 2012 Metode Penelitian kohort retrospektif dilakukan di RS Sanglah dengan menggunakan data sekunder dari catatan medis pasien LLA dari Januari 2010 ndash Desember 2012 Sampel adalah pasien berusia 0 12 tahun terdiagnosis LLA kemudian dikelompokkan menjadi risiko biasa dan risiko tinggi berdasarkan nilai leukosit awal usia dan protokol LLA tahun 2006 Hasil Penelitian Terdapat 33 subjek pasien LLA Didapatkan perbedaan bermakna faktor prognostik usia 1 9 tahun dengan usia 9 tahun dan jumlah leukosit 50 000 mL dengan leukosit 50 000 mL memengaruhi angka kesintasan dengan nilai masing masing p 0 023 dan p 0 013 Angka kesintasan hidup secara keseluruhan pasien LLA adalah 30 3 didapatkan perbedaan bermakna angka kesintasan antara RT dan RB dengan nilai masing masing adalah 11 8 43 8 dan p ABSTRACT
Background Acute lymphoblastic leukemia ALL is the most common hildhood cancer in the world Incidence rate found various in several countries from 15 to 40 A successful theraphy of ALL be evaluated by the survival rate Sanglah hospital has been treated children with ALL but however a research of survival rate in children with ALL has never been done before Objective To know the survival rate of children with ALL and factors that affect ALL in children under 12 years old that has been treated in Sanglah Hospital from 2010 2012 Method A retrospective cohort study run in Sanglah Hospital using secondary data from medical record of children with ALL between January 2010 December 2012 Sample is ALL patients aged 0 12 years old with diagnosis ALL will be separated into normal risk group and high risk group based on early number of leucosyte age and therapy protokol year 2006 Results There are 33 subjects of children with ALL Significant difference of prognostic factors were found between the age of 1 9 years old and at the age 9 years old as well as between leucocyte count 50 000 mL and those with leucocyte count 50 000 mL affect the survival rate with each p value of p 0 023 and p 0 013 The Overall survival rate of ALL patients was 30 3 There were significant difference of survival rate between RT and RB valued 11 8 43 8 with p;Background Acute lymphoblastic leukemia ALL is the most common hildhood cancer in the world Incidence rate found various in several countries from 15 to 40 A successful theraphy of ALL be evaluated by the survival rate Sanglah hospital has been treated children with ALL but however a research of survival rate in children with ALL has never been done before Objective To know the survival rate of children with ALL and factors that affect ALL in children under 12 years old that has been treated in Sanglah Hospital from 2010 2012 Method A retrospective cohort study run in Sanglah Hospital using secondary data from medical record of children with ALL between January 2010 December 2012 Sample is ALL patients aged 0 12 years old with diagnosis ALL will be separated into normal risk group and high risk group based on early number of leucosyte age and therapy protokol year 2006 Results There are 33 subjects of children with ALL Significant difference of prognostic factors were found between the age of 1 9 years old and at the age 9 years old as well as between leucocyte count 50 000 mL and those with leucocyte count 50 000 mL affect the survival rate with each p value of p 0 023 and p 0 013 The Overall survival rate of ALL patients was 30 3 There were significant difference of survival rate between RT and RB valued 11 8 43 8 with p;Background Acute lymphoblastic leukemia ALL is the most common hildhood cancer in the world Incidence rate found various in several countries from 15 to 40 A successful theraphy of ALL be evaluated by the survival rate Sanglah hospital has been treated children with ALL but however a research of survival rate in children with ALL has never been done before Objective To know the survival rate of children with ALL and factors that affect ALL in children under 12 years old that has been treated in Sanglah Hospital from 2010 2012 Method A retrospective cohort study run in Sanglah Hospital using secondary data from medical record of children with ALL between January 2010 December 2012 Sample is ALL patients aged 0 12 years old with diagnosis ALL will be separated into normal risk group and high risk group based on early number of leucosyte age and therapy protokol year 2006 Results There are 33 subjects of children with ALL Significant difference of prognostic factors were found between the age of 1 9 years old and at the age 9 years old as well as between leucocyte count 50 000 mL and those with leucocyte count 50 000 mL affect the survival rate with each p value of p 0 023 and p 0 013 The Overall survival rate of ALL patients was 30 3 There were significant difference of survival rate between RT and RB valued 11 8 43 8 with p"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramopolii, David Fernando
"Latar Belakang Sitrulin adalah asam amino non-protein yang terbentuk secara endogen melalui siklus urea pada hati dan ginjal sebagai senyawa intermediet. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa buah-buahan golongan Cucurbitaceae (seperti semangka, melon, dan mentimun) memiliki kandungan sitrulin. Sitrulin dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit hipertensi dengan menghasilkan nitrat oksida (NO) sebagai vasodilator pembuluh darah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa mentimun memiliki kandungan sitrulin untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini ingin membuktikan untuk mengetahui dan membandingkan kadar sitrulin pada buah mentimun lokal dan mentimun jepang. Metode Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengetahui kadar asam amino sitrulin dalam protein pada buah mentimun lokal dan mentimun jepang. Metode pembuktian adanya senyawa sitrulin dalam jus mentimun berdasarkan prinsip colorimetric assay Knipp dan Vasak (2000). Hasil Terdapat kandungan sitrulin pada buah mentimun dengan massa rata-rata kadar sitrulin per protein total yang terkandung dalam jenis mentimun lokal dan mentimun jepang secara berurutan adalah (0,291  0,104) mmol/mg dan (0,414  0,106) mmol/mg untuk 100 gram buah. Kadar sitrulin total pada buah mentimun sebesar (1,087  0,042) gram dan mentimun jepang sebesar (1,319  0,068) gram dalam 100 gram sampel buah. Kesimpulan Terdapat kandungan sitrulin pada buah mentimun, baik mentimun lokal dan mentimun jepang dengan perbedaan kadar yang tidak signifikan antara mentimun lokal dan mentimun jepang. Mentimun lokal maupun mentimun jepang dapat digunakan sebagai sumber makanan yang baik dalam mencegah penyakit kardiovaskular contohnya hipertensi dan angina pektoris, serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi mikrovaskular pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Introduction Citrulline is a non-protein amino acid that is formed endogenously through the urea cycle in the liver and kidneys as an intermediate compound. Previous studies have shown that Cucurbitaceae fruits (such as watermelon, melon, and cucumber) contain citrulline. Citrulline can reduce the risk of hypertension by producing nitric oxide (NO) as a vasodilator of blood vessels. Several studies have shown that cucumber contains citrulline to reduce the risk of cardiovascular disease. This study wants to determine and compare the levels of citrulline in local cucumbers and Japanese cucumbers. Method This study used a quantitative descriptive approach to determine the levels of the amino acid citrulline per total protein in local cucumber and Japanese cucumber. The method of proving the presence of citrulline compounds in cucumber juice based on the principle of colorimetric assay Knipp and Vasak (2000). Results The content of citrulline in cucumber fruit with the average mass of citrulline content per total protein contained in local cucumber and japanese cucumber types is (0,291  0,104) mmol/mg and (0,414  0,106) mmol/mg of citrulline for 100 grams of fruit, respectively. The total mass of citrulline in 100 grams of local cucumber fruit is (1,087  0,042) grams and japanese cucumber is (1,319  0,068) grams for 100 grams fruit sample Conclusion The presence of citrulline compounds in local cucumber and Japanese cucumber is proved. The content of citrulline in both types of cucumber has a not significant difference levels between local cucumbers and Japanese cucumbers. Local cucumbers and Japanese cucumbers can be used as a good food source in preventing cardiovascular diseases, such as hypertension and angina pectoris, and also reducing the risk of microvascular complications in patients with type 2 diabetes mellitus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenandi Raihan Librianto
"Latar Belakang L-Sitrulin merupakan asam alfa-amino non-protein yang disintesis dalam siklus urea. L- Sitrulin sendiri memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai produk sekunder dari nitrat oksida yang merupakan hasil dari oksidasi arginin. Nitrat oksida memiliki beberapa fungsi yang di antaranya adalah sebagai molekul antioksidan, antiinflamasi, serta, vasoproteksi. L-Sitrulin ini ditemukan pada berbagai buah famili Cucurbitaceae. Adapun beberapa contoh buah famili Cucurbitaceae di antaranya adalah melon, semangka, mentimun, dan labu siam. Akan tetapi, belum ada penilitian terkait apakah ada perbedaan kadar L-Sitrulin di buah semangka merah dan buah semangka kuning. Oleh karena itu, peneliti terdorong dan ingin membuktikan kadar sitrulin pada buah semangka merah dan kuning. Metode Penelitian yang dilakukan menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Desain ini dilakukan untuk mengetahui kadar L-Sitrulin di dalam buah semangka merah dan semangka kuning dengan metode Knipp dan Vasak sebagai acuan. Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kadar L-sitrulin dalam berat bersih 50 gram buah semangka merah dan semangka kuning. Hasil Berdasarkan hasil pengukuran, semangka merah dan kuning memiliki kadar sitrulin dalam 100 gram sampel masing-masing adalah 2,55 gram/100 gram sampel dan 2,63 gram/100 gram sampel. Hasil pengukuran dua jenis buah tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai p > 0,05. Kesimpulan Semangka merah dan kuning memiliki kadar sitrulin yang cukup untuk dikonsumsi berdasarkan pengukuran dan pengujian data yang telah dilakukan.

Introduction L-Citrulline is a non-essential alpha-amino acid that is synthesized in the urea cycle. L- Citrulline itself has several functions in the body, namely as a secondary product of nitric oxide which is the result of arginine oxidation. Nitric oxide has several functions, including as an antioxidant, anti-inflammatory, and vasoprotective molecule. L-citrulline is found in various fruits of the Cucurbitaceae family. Some examples of the Cucurbitaceae family include melons, watermelons, cucumbers and chayote. However, there has been no research related to whether there is a difference in L-citrulline levels in watermelon red flesh and yellow flesh watermelon. Therefore, researchers are motivated and want to prove the levels of citrulline in red and yellow flesh watermelons. Method The research was conducted using a descriptive design along with a quantitative approach. This design was carried out to determine the levels of L-Citrulline in red watermelon and yellow watermelon using the Knipp and Vasak method as a reference. The samples used in this study were L-citrulline levels in a net weight of 100 grams of red watermelon and yellow watermelon. Results Based on the measurement results, red and yellow flesh watermelon have citrulline levels in 100 grams of sample, respectively 2.55 grams/100 grams of sample and 2.63 grams/100 grams of sample. The measurement results of the two types of fruit did not have a significant difference with a p value > 0.05. Conclusion Red and yellow watermelons have sufficient citrulline levels for consumption based on measurements and testing data that have been carried out."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penetapan kadar EDTA pada produk pangan mayonais menurut Shimadzu Food Product Analysis dan Shimadzu Application News No. L. 214 dilakukan melaui HPLC menggunakan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 255 nm karena memilki kromofor yang dapat menyerap sinar UV. Oleh karena itu, penetapan EDTA dapat juga dilakukan secara spektroforometri UV dengan prinsip pembentukan kompleks NaFeEDTA (log K = 25,1) yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 263 nm."
541 JSTK 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>