Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evah Luviah
"ABSTRAK
Sel punca asal jaringan lemak manusia SPAJLM dianggap menjanjikan untuk pengobatan regeneratif dan rekayasa jaringan. Sel punca asal jaringan lemak manusia dapat dikultur pada medium mengandung lysate konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan kultur yang xenofree. Pemrosesan konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan lysate dapat dilakukan dengan cara simpan-beku berulang -20oC , namun cara ini belum standar. Banyaknya ulangan simpan beku dapat mempengaruhi karakteristik SPAJLM. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh banyaknya ulangan simpan beku -20oC yang ke-1, 2, 3, 5 dan 10 kali terhadap karakteristik SPAJLM. Jumlah trombosit sebelum dan sesudah perlakuan dihitung. Jumlah sel hidup diukur pada hari ke-2 sampai hari ke-13 dengan MTS assay proliferation, dikonfirmasi dengan pengukuran population doubling time PDT . Diferensiasi kondrosit, adiposit, dan osteosit pada SPAJLM dilakukan secara induksi maupun spontan. Ekspresi marka permukaan positif CD90, CD73, CD105 dan negatif CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA-DR diukur. Diketahui trombosit pecah secara bertahap pada tiap ulangan simpan beku. Hasil penelitian menunjukkan SPAJLM memiliki pola grafik proliferasi, PDT, potensi diferensiasi, dan ekspresi marka permukaan yang sama pada semua perlakuan simpan beku marka permukaan positif >80 , marka negatif 0.05 . Kesimpulannya, SPAJLM yang dikultur pada konsentrat trombosit kadaluarsa simpan-beku berulang sesuai dengan kriteria sel punca mesenkimal menurut International Society for Cell Therapy ISCT .

ABSTRACT
Human adipose derived stem cell hADSCs are promising for regenerative medicine and tissue engineering. Human adipose derived stem cells can be cultured on medium containing lysate of outdated thrombocyte concentrates to get xenofree propagation. Outdated thrombocyte concentrates TC can be done by various freeze thaw 20oC cycles but this method was unstandardized. Number of repeated freeze thaw 1, 2, 3, 5, and 10 cycles could have impact on hADSCs characteristics. The aim of this study was to conduct characteristic of hADSCs when expanded in variously processed TC. MTS proliferation assay was measured on day 2 until day 13 confirmed by population doubling time PDT measurement. Cells were differentiated into chondrocyte, adipocyte, and osteocyte either induced or spontaneous. Surface marker expression were analyzed where CD90, CD73, CD105 as positive markers, CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA DR as negative markers. The result showed various freezed thawed TC gave same graphs rsquo proliferation pattern, PDT, differentiation potential and surface marker expression positive surface marker 80 , negative surface marker 0.05 . It concluded that hADSCs cultured in various freezed thawed cycles outdated TC correspond with mesenchymal stem cells according to the requirement of International Society for Cell Therapy ISCT . "
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat Lambang Prasetyadi
"ABSTRAK
Terapi regeneratif menggunakan sel punca hematopoietik (SPH) CD34+ merupakan potensi modalitas yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah penyakit hematologi yang sulit disembuhkan. Namun, kultur in vitro SPH saat ini belum optimal karena adanya reaksi penolakan dari penerima sel hasil kultur tersebut. Fetal bovine serum (FBS) sebagai suplemen medium yang umum digunakan dalam kultur SPH merupakan xeno-protein yang dapat memicu reaksi imun dari penerima prosedur terapi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara penggunaan FBS dengan platelet rich plasma (PRP) yang berasal dari sumber manusia terhadap proliferasi dan kepuncaan SPH CD34+. Penelitian eksperimental dilakukan dengan mengukur beberapa parameter antara lain, perhitungan jumlah sel dengan metode eksklusi tryphan biru, kepuncaan SPH CD34+ dengan menggunakan flow cytometry, serta diferenisasi sel yang dinilai dengan pengamatan sel pada pewarnaan giemsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi PRP 15% dapat meningkatkan proliferasi SPH CD34+. Analisis flow cytometry menunjukkan bahwa suplementasi PRP kurang mempertahankan kepuncaan SPH CD34+ dengan penurunan kemurnian CD34+ sebesar 31,7%; 31,7%; 21,7% pada kadar suplementasi PRP 5%, 10%, dan 15%. Gambaran sel mononuklear yang ditemukan pada pewarnaan Giemsa menunjukkan bahwa terjadi diferensiasi sel hematopoietik menjadi sel yang lebih spesifik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PRP 15% merupakan suplementasi yang yang terbaik dalam memicu proliferasi SPH diantara berbagai konsentrasi yang diuji dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Regenerative therapy using CD34+ hematopoietic stem cells (HSC) is a potential modality to overcome hematological diseases that are difficult to cure. However, the current in vitro CD34+ culture is not optimal because of the immunological rejection from the recipient. Fetal bovine serum (FBS) as a medium supplement, which commonly used in HSC culture, is a xeno-protein that can trigger an immune reaction from the recipient of a therapeutic procedure. This study aimed to compare the use of FBS with PRP, which originating from the human sources on the proliferation and the stemness of CD34+ HSC. Experimental research was carried out by measuring several parameters, namely the calculation of the number of cells with the blue trypan exclusion method, the stemness of CD34+ HSC using cytometric flow, and cell differentiation which was assessed by observing cells in Giemsa staining. The results showed that 15% of PRP supplementation could increase the proliferation of CD34+. Flow cytometry analysis showed that each dose of PRP supplementation did not maintain the CD34+ SPH function with CD34+ purity reduction of 31.7%; 31.7%; 21.7% in sequence of PRP5%, 10%, and 15% supplementation. The mononuclear cells which were found in Giemsa staining showed that HSC differentiation occurs into more specific cells. Therefore, it can be concluded that 15% PRP is the best supplement concentration of in SPH proliferation in this experiment."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Andralia Kartolo
"ABSTRAK
Latar Belakang: Trombositosis pada pasien kanker payudara KPD diduga berkontribusi pada penyebaran dan sifat invasi sel punca kanker payudara. Modifikasi lingkungan mikro tumor dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas terapi anti kanker. Belum diketahui apakah platelet derived growth factor PDGF -AB dalam lisat trombosit LT juga berperan terhadap cancer stem cell CSC payudara CD24-/CD44 .Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek LT dan PDGF-AB didalamnya sebagai lingkungan mikro tumor pada proliferasi dan sifat invasi sel punca kanker payudara CD24-/CD44 yang ditandai dengan kadar matrix metalloproteinase-9 MMP-9 dan epithelial-cadherin E-cadherin . Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada kultur sel punca KPD yang diberi LT dari pasien KPD dan donor sehat. Darah semua donor dilakukan pemeriksaan hematologi dan diproses untuk mendapatkan platelet rich plasma PRP . Jumlah trombosit per ?L PRP setiap donor dihitung. PRP diproses untuk mendapatkan LT. Kadar PDGF-AB LT diukur. LT 0,01 ditambahkan ke dalam medium dulbecco rsquo;s modified eagle rsquo;s medium DMEM -F12 untuk kultur sel punca KPD. Setelah inkubasi 48 jam, total jumlah sel, population doubling time PDT dan viabilitas sel dihitung dan dinormalisasikan terhadap nilai kontrolnya. Ekspresi MMP-9 dan E-cadherin dipilih sebagai penanda biologi sifat invasi dan diukur dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay ELISA . Jumlah total sel, PDT, viabilitas sel, kadar MMP-9 dan E-cadherin dibandingkan antara pasien KPD dan donor sehat lalu dianalisis korelasinya dengan jumlah trombosit dan kadar PDGF-AB dalam lisat trombosit. Hasil: Jumlah trombosit dan kadar PDGF-AB dalam LT pasien KPD lebih tinggi dibandingkan LT donor sehat, keduanya dengan nilai p=0,02. LT pasien KPD memicu proliferasi sel punca KPD lebih baik dibandingkan LT donor sehat p

ABSTRACT
Background Thrombocytosis in breast cancer BC patient is supposed to play a role in the invasiveness of breast cancer stem cells. Modification of tumor microenvironment was proposed to increase the efficacy of anticancer therapy. Aim This study aimed to analyze the effect of platelet lysate PL as well as its platelet derived growth factor PDGF AB content as a tumor microenvironment on the CD24 CD44 breast cancer stem cell BCSC proliferation and invasiveness. Methods This experimental study treated BCSC culture with PL from BC patients or healthy donors. Venous blood from all donors were subjected to hematology test and processed to obtain PRP. Platelet counts in PRP were determined. PRP was processed to obtain PL. PDGF AB contents in PL were measured. PL 0.01 was supplemented into dulbecco rsquo s modified eagle rsquo s medium DMEM F12 medium and used for culturing the CD24 CD44 BCSCs . After 48 hours, total cell count, population doubling time PDT , and cell viability were calculated and normalized to its control. Matrix metalloproteinase 9 MMP 9 and E cadherin was used as biological marker for CSC invasiveness and measured by enzyme linked immunosorbent assay ELISA method. Total cell count, PDT, cells viability as well as MMP 9 and E cadherin levels between BCSC, healthy donor platelet lysate and control group were compared and their correlation with platelet count in PRP and PDGF AB levels in platelet lysates were analyzed. Results Platelet counts and PDGF AB levels were higher in BC patient PL compared to healthy donor group, both with a p value of 0.02. BC patient PL could stimulate the proliferation of BCSCs higher than healthy donor PL p"
Lengkap +
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astheria Eryani
"Latar Belakang: Luka bakar memerlukan alternatif terapi selain silversulfadiazin SSD karena bersifat sitotoksik. Conditioned medium dari kultur selpunca mesenkimal asal jaringan lemak ADSC-CM disingkat CM kaya akansejumlah sitokin, vascular endothelial growth factor VEGF dan epidermalgrowth factor EGF yang berperan dalam re-epitelisasi. Proses ini didominasioleh migrasi, proliferasi dan diferensiasi keratinosit. Protein K19 merupakanpenanda sel progenitor keratinosit. ADSC-CM diharapkan mampu menjadialternatif SSD dalam terapi luka bakar.
Metode: Penelitian dilakukan pada tikus model luka bakar Sprague dawley empat luka per ekor yaitu kontrol K , CM, medium complete MC dan SSDyang diberikan secara topikal. Penutupan luka secara makroskopis diukurmenggunakan visitrak digital pada hari ke-6, 12, 18 dan 24. Re-epitelisasi,ekspresi dan distribusi K19 diamati dengan pewarnaan hematoksilin-eosin danimunohistokimia.
Hasil: Luas luka makroskopis menunjukkan bahwa kelompok CM mengalamipengurangan luas paling cepat, berbeda bermakna dengan kelompok K dan tidakbermakna dengan kelompok SSD. Hal tersebut sebanding dengan ekspresi K19pada epidermis. Secara mikroskopis, re-epitelisasi dimulai dari tepi luka,kelompok CM paling efektif daripada K, MC dan SSD.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa CM paling efektif untuk reepitelisasidan ekspresi K19 sebagai progenitor sel keratinosit Aplikasi CMtopikal berpotensi sebagai alternatif terapi pada penyembuhan luka bakar.Kata kunci: Luka bakar, Mesenchymal Conditioned Medium, Keratin 19 K19 ,Re-epitelialisasi, Penutupan Luka.

Background Burns require alternative therapies other than silver sulfadiazine SSD for cytotoxic. Conditioned medium from adpose derived stem cell ADSCCMabbreviated CM is rich in a number of cytokines, vascular endothelialgrowth factor VEGF and epidermal growth factor EGF , which play a role inre epithelialization. This process is dominated by migration, proliferation anddifferentiation of keratinocytes. K19 protein is a marker of keratinocyteprogenitor cells. ADSC CM is expected to be an alternative SSD in the treatmentof burns.
Methods The study was conducted on rats models of burns Sprague dawley four wounds per animal, control K , CM, complete medium MC and the SSD isadministered topically. Macroscopic wound closure was measured using a digitalvisitrak on days 6, 12, 18 and 24. Re epithelialization, and distribution K19expression was observed by hematoxylin eosin staining andimmunohistochemistry.
Results As a macroscopic indicates that the CM group were reduced of thefastest wide, a significant difference with the group K, meaningless with SSD.This is comparable with the expression of K19 in the epidermis. Microscopically,re epithelialization starts from the edge of the wound, the group CM mosteffectively than K, MC and SSD.
Conclusion This study shows that the most effective CM to re epithelializationand K19 expression as keratinocyte progenitor cells CM topical applicationpotential as an alternative therapy in the healing of burns."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beryl Alodia
"ABSTRACT
Penelitian ini menganalisis kemampuan Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) serum dan Fetal Bovine Serum (FBS) dalam menjaga stabilitas ekspansi ex vivo kultur sel punca hematopoetik (SPH). Sel yang digunakan adalah sel mononuklear dan sel CD34+ dari darah tali pusat yang disimpan beku dalam lingkungan nitrogen. Medium basal kultur yang digunakan adalah RPMI 1640 Biowest dan Stemspan. Jumlah sel hidup dihitung menggunakan metode eksklusi tryphan blue dan fenotipe sel CD34+ dianalisis menggunakan flow cytometry. Pewarnaan Giemsa dilakukan pada sel-sel yang dipanen pada hari ketujuh kultur untuk menganalisis morfologi sel. Besar sampel dalam penelitian ini adalah tiga dan jumlah pengulangan adalah dua kali. Penelitian ini menunjukkan bahwa kultur dengan suplementasi HSA menghasilkan jumlah sel yang lebih rendah namun memiliki persentase CD34+ yang lebih tinggi dibandingkan UCB serum dan FBS. Pewarnaan Giemsa menunjukkan sel-sel darah yang terdiferensiasi paling sedikit ditemukan pada HSA. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, medium dengan suplementasi HSA lebih unggul dari UCB serum dan FBS dalam mempertahankan kepuncaan sel punca hematopoetik.

ABSTRACT
This study analyzed the ability of serum Human Serum Albumin (HSA), Umbilical cord blood (UCB) and Fetal Bovine Serum (FBS) to maintain the stability of ex vivo expansion of hematopoietic stem cell (SPH) cultures. The cells used are mononuclear cells and CD34 + cells from cord blood which are frozen in a nitrogen environment. The basal culture medium used was RPMI 1640 Biowest and Stemspan. The number of living cells was calculated using the tryphan blue exclusion method and the CD34 + cell phenotype was analyzed using flow cytometry. Giemsa staining was carried out on cells harvested on the seventh day of culture to analyze cell morphology. The sample size in this study was three and the number of repetitions was twice. This study shows that culture with HSA supplementation results in lower cell counts but has a higher CD34 + percentage compared to serum UCB and FBS. Giemsa staining shows the least differentiated blood cells are found in HSA. These results indicate that, medium with HSA supplementation is superior to serum UCB and FBS in maintaining hematopoietic stem cell stem cells."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahresa Hilmy
"Defek kritis tulang panjang adalah kondisi bagian tulang yang hilang dengan ukuran lebih dari 2 cm dan atau 50% diameter tulang, sehingga sulit untuk mengalami regenerasi. Salah satu penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah tindakan transplantasi autologous namun peningkatan risiko morbiditas pada pendonor menyebabkan diperlukannya tata laksana alternatif untuk defek kritis tulang panjang. Penggunaan eksosom sel punca mesenkimal adiposa atau PRF telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada penelitian sebelumnya. Kami bertujuan untuk mengevaluasi efek penggunaan eksosom sel punca mesenkimal adiposa dan PRF terhadap defek kritis tulang panjang pada tikus Sprague-Dawley. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental post-test only control group design pada hewan coba tikus Sprague Dawley. Sampel diambil secara acak dari tikus putih spesies Sprague Dawley jantan yang berusia 8-12 minggu, dengan berat sekitar 250 – 350 gram. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok perlakuan hidroksiapatit (HA) dan bone graft (BG) (kelompok I), kelompok perlakuan HA, BG, dan PRF (kelompok II), kelompok perlakuan HA, BG dan eksosom sel punca mesenkimal adiposa (kelompok III), kelompok perlakuan HA, BG, PRF, dan eksosom sel punca mesenkimal adiposa (kelompok IV), dan kelompok perlakuan HA, PRF, dan eksosom sel punca mesenkimal adiposa (kelompok V). Setiap tikus kemudian dibuat defek tulang femur sebesar 5mm yang difiksasi interna menggunakan K-wire ukuran 1,4 mm. Histomorfometri dan BMP-2 dilakukan untuk menilai proses penyembuhan tulang pada setiap kelompok perlakuan. Pada analisis RT-PCR, kelompok IV (HA + BG + eksosom sel punca mesenkimal adiposa) memiliki ekspresi gen BMP-2 tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok III (HA + BG + eksosom sel punca mesenkimal adiposa + PRF) memiliki tingkat chordin tertinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Secara umum, kelompok yang diintervensi dengan eksosom sel punca mesenkimal adiposa atau PRF memiliki ekspresi BMP-2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Namun, kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan antar kelompok dalam analisis statistik. Pembentukan jaringan ikat pada penyembuhan tulang predominan dibandingkan pembentukan jaringan tulang untuk semua kelompok. Kelompok dengan pemberian kombinasi eksosom sel punca mesenkimal adiposa, PRF, HA menunjukkan hasil yang setara/ekuivalen dengan HA+ BG. Dalam penelitian ini, penggunaan eksosom sel punca mesenkimal adiposa dan/atau PRF telah menunjukkan peningkatan aktivitas osteogenic yang ditunjukkan dengan peningkatan laju penyembuhan tulang. Kuantifikasi BMP-2 dapat menunjukkan aktivitas osteogenic pada tikus yang ditatalaksana dengan eksosom sel punca mesenkimal adiposa, bone graft dan HA. Selain itu, penggunaan eksosom sel punca mesenkimal adiposa yang dikombinasikan dengan PRF menunjukkan efek yang saling mendukung. Hal ini tampak pada kombinasi eksosom sel punca mesenkimal adiposa, PRF, HA tanpa BG menunjukkan hasil yang setara/ekuivalen dengan HA+ BG. Hasil histomorfometri menunjukkan aktivitas osteogenic yang baik pada tikus yang ditatalaksana dengan eksosom sel punca mesenkimal adiposa dan/atau PRF. Namun, efek ini tidak terlalu tampak pada kombinasi eksosom sel punca mesenkimal adiposa, PRF, HA dan BG meskipun hasil ini memiliki tren yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini mendukung sinergi antara eksosom sel punca mesenkimal adiposa dan PRF. Penggunaan PRF dan eksosom sel punca mesenkimal adiposa memiliki luaran histomorfometri dan molekular (BMP-2 dan Chordin) yang sebanding dengan penggunaan bone graft pada defek tulang kritis pada tikus Sprague Dawley.

Critical long bone defects is defined as a defect of over 2 cm or 50% of the bone diameter that leads to a small chance of healing. Autologous bone graft has been proposed as a treatment for critical bone defects in prior studies. However, unreliable results and donor-site morbidity call for an alternative treatment in critical long bone defect. Biological augmentation with ASCs exosome and PRF has shown promising results in bone regeneration in prior studies. We aimed to evaluate the efficacy of ASCs exosome and PRF in treating critical long bone defect in Sprague-Dawley rats. This study was a quasi-experimental post-test only control group design on Sprague-Dawley rats. Samples were taken randomly from male Sprague-Dawley white rats aged 8 to 12 weeks, weighing approximately 250 to 350 grams. A total of 30 rats were divided into 5 groups: hydroxyapatite (HA) and bone graft (BG) treatment group (group I); HA, BG, and PRF treatment group (group II); HA, BG, PRF and ASCs exosome treatment group (group III); HA, BG, and ASCs exosome treatment group (group IV); and HA, PRF, and ASCs exosome treatment group (group V). A 5 mm femur bone defect was created that was internally fixed using a 1.4 mm K-wire threaded. Histomorphometry and BMP-2 was performed to evaluate bone healing process in each group. On RT-PCR analysis, group IV (HA+BG+ASCs exosome) had the highest BMP-2 gene expression compared to other groups. In the contrary, group III (HA+BG+ASCs exosome+PRF) has the highest chordin level compared to other groups. In general, the group intervened by ASCs exosome or PRF has a higher BMP-2 expression compared to control. However, we did not find any significant difference between groups in statistical analysis. Histomorphometry examination showed increased bone healing progression in groups with ASCs or PRF. The use of biological augmentation to increase the speed and rate of bone healing especially in critical bone defect has been shown in previous study. In this study, the use of ASCs exosome and/or PRF has shown increased osteogenic activities that translates into increased rate of bone healing. The quantification of BMP-2 could show the osteogenic activities in rats treated with ACSs exosome with BG and HA. In addition, the use of adipose mesenchymal stem cell exosomes in combination with PRF showed a mutually supportive effect. This was seen in the combination of adipose mesenchymal stem cell exosomes, PRF, HA without BG showed equivalent results with HA + BG. Histomorphometric results showed good osteogenic activity in rats treated with adipose mesenchymal stem cell exosomes and/or PRF. However, this effect was less pronounced in the combination of adipose mesenchymal stem cell exosomes, PRF, HA and BG although this result had a higher trend compared to the control group. This supports the synergy between adipose mesenchymal stem cell exosomes and PRF. The ASCs exosome showed a positive effect on osteogenesis in critical long bone defects in Sprague-Dawley rats."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Starifulkani Arif
"Latar Belakang. Sumsung tulang merupakan sumber sel punca mesenkimal SPM yang paling banyak digunakan selain jaringan lemak sebagai sumber pengganti yang menjanjikan. Peningkatan penggunaan SPM membutuhkan kemampuan untuk melakukan subkultur pasase SPM. Untuk mengumpulkan dan menyimpan SPM dalam waktu tertentu tanpa mengubah karakter SPM maka dilakukan kriopreservasi.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan pemahaman efek pasase terhadap penuaan sel punca mesenkimal sumsum tulang dan jaringan lemak yang dikriopreservasi.Metode. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional yang dilaksanakan di UPT-TK Sel Punca RSCM FKUI April 2016 - September 2016. Sampel penelitian adalah sel punca mesenkimal sumsum tulang dan jaringan lemak pasase pertama yang dikriopreservasi 1 dan 2 kali. Dilakukan pengukuran terhadap ukuran sel, viabilitas sel, population doubling time PDT, colony forming unit dan penghitungan persentase sel yang menua. Data pasase dianalisis dengan multiple comparison ANOVA dengan Tukey HSD correction dan student t-test menggunakan program SPSS 23.
Hasil. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok kriopreservasi SPM sumsum tulang dalam PDT, viabilitas, dan ukuran sel pada P6 dengan p

Introduction. Bone marrow is still the gold standard source of MSC, but adipose tissue became a promising alternative source. Passage and cryopreservation are effective ways to multiply, pool and store MSC without altering its function.
The aim of this research was to enhance the knowledge of the effect of passage on senescence profile of cryopreserved human bone marrow and adipose derived MSC.Method. This research was an observational analytic study to analyze population doubling time PDT, cell size, viability, colony forming unit and percentage of senescent cells and done in UPT ndash TK Sel Punca RSCM FKUI, during April to September 2016. The samples were bone marrow and adipose MSC at passage one, which were cryopreserved for the first and second time. Cryopreservastion groups were analyzed using student t test while inter passage was analyzed using ANOVA test.
Result. There were significant differences between both cryopreserved bone marrow groups in PDT, viability and cell size in P6, p
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pratami Septiara
"ABSTRAK
Latar Belakang: Luka bakar adalah kerusakan dan kehilangan jaringan akibat suhu yang sangat tinggi atau rendah. VEGF-A adalah faktor pertumbuhan yang berperan penting dalam proses angiogenesis dan mempertahankan permeabilitas pembuluh darah. Angiogenesis sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka karena pembuluh darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan yang rusak, membawa sel-sel imun, dan mempersiapkan area luka untuk regenerasi dan perbaikan jaringan. Penggunaan hADSC dalam collagen gel diharapkan menghasilkan ekspresi mRNA VEGF-A dan jumlah pembuluh darah yang lebih tinggi.Metode: Penelitian ini menggunakan 20 tikus jantan Spargue Dawley, dibagi menjadi empat kelompok hari pengamatan hari ke 7, 14, 21 dan 28 . Setiap tikus menerima tiga luka dengan perlakuan berbeda kontrol, hADSC dalam collagen gel dan collagen gel . Pembuatan luka bakar deep dermal dilakukan dengan menempatkan pelat logam dengan suhu 250 C selama 15 detik di dorsal. Pengukuran ekspresi mRNA VEGF-A dilakukan dengan dengan metode qRTPCR. Jumlah pembuluh darah dihitungan dari jaringan luka bakar dengan pewarnaan hematoksilin-eosin.Hasil: Pada hari ke 7, tingkat ekspresi mRNA VEGF-A pada luka yang diberikan oleh hADSC dalam collagen gel berbeda signifikan dibandingkan kelompok collagen gel dan kontrol (p<0,05), sedangkan kelompok scaffold collagen gel dengan kontrol tidak berbeda signifikan. Pada hari ke-14, 21, dan 28 tidak terdapat perbedaan signifikan ekspresi mRNA VEGF-A di ketiga perlakuan. Terjadi penurunan ekspresi mRNA VEGF-A pada hari ke-7 sampai hari ke-28 di semua perlakuan. Jumlah pembuluh darah tidak berbeda signifikan diantara ketiga perlakuan, namun terjadi peningkatan jumlah pembuluh darah sampai hari ke-21. Kesimpulan: Pemberian hADSC dalam collagen gel meningkatkan ekspresi mRNA VEGF-A di awal proses penyembuhan luka dibandingkan kelompok tanpa hADSC.

ABSTRACT
Introduction Burn injuries are damage and loss of tissue with very high or low temperatures. VEGF A is growth factor that plays important role in the angiogenesis and maintains the permeability of blood vessels. Angiogenesis is indispensable to the wound healing because the blood vessels carry oxygen and nutrients to the damaged area, carry immune cells, and prepare the wound area for tissue regeneration and repair. The use of hADSC in the collagen gel is expected to result higher level of mRNA VEGF A expression and large number of bloodvessels.Methods This study used 20 male Spargue Dawley rats, divided into four groups of observation days day 7, 14, 21 and 28 . Each rat received three wound with different treatments control, hADSC in collagen gel and collagen gel . The making of deep dermal burn injury on the dorsal by placing metal plate with 250 C for 15 seconds. Expression level of mRNA VEGF A measurement with qRTPCR methode. The number of blood vessels calculated from the burn tissue with hematoxylin eosin staining.Results At day 7, the expression level of mRNA VEGF A in the wound treated by hADSC in collagen gel was significantly different from the collagen gel and control (p<0.05), whereas the collagen gel with the control group were not significantly different. On days 14, 21, and 28 showed no significant expression of mRNA VEGF-A between the three treatments. There was decrease in mRNA VEGF-A expression on day 7 to day 28 in all treatments. The number of blood vessels did not differ significantly between the three treatments, but there was increase the number of blood vessels to day 21.
Conclusion: The provision of hADSC in collagen gel increased the expression of mRNA VEGF-A at the beginning of the wound healing process compared to the group without hADSC. The number of blood vessels increased to the 21st day."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anabel Abiyyah Nugroho
"Sel punca adiposa (SPA) telah menjadi sumber pengobatan terkini yang menjanjikan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mekanisme yang mendasari manfaat sel punca sebagai pengobatan berhubungan dengan efek modulasi parakrin daripada pemberian sel punca itu sendiri. Beberapa penelitian tentang SPA telah melaporkan adanya perubahan dalam jumlah, proliferasi, dan potensi diferensiasi, serta adanya penurunan sitokin dan growth factor pada SPA sehubungan dengan usia donor. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan sekretom berdasarkan kelompok usia tua dan muda serta dampaknya terhadap sel fibroblas yang diinduksi UVB. Sel punca adiposa dari donor usia tua dan muda dikultur dan diisolasi untuk diambil sekretomnya. Sel fibroblas yang diinduksi UVB kemudian diinkubasi dengan sekretom sel punca adiposa tersebut. Parameter seperti viabilitas sel dan konsentrasi TGF-β1 pada sekretom sel punca adiposa serta presentase apoptosis, sel mati, ekpresi gen MMP-3 dan COL1A pada sel fibroblas yang diinduksi UVB dan diberikan sekretom usia donor berbeda dievaluasi untuk menilai efek perbedaan usia donor tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekretom sel punca adiposa dengan usia donor berbeda memberikan dampak yang berbeda pada sel fibroblas yang diinduksi UVB. Konsentrasi TGF-β1 pada sekretom SPA asal donor usia muda lebih tinggi dibandingkan dengan SPA donor tua. Persentase apoptosis, sel mati dan ekpresi gen MMP-3 terhadap GAPDH lebih tinggi pada sel fibroblas yang diinduksi UVB dan diberi sekretom SPA donor tua dibandingkan dengan yang diberi sekretom SPA donor muda. Ekpresi gen COL1A lebih rendah pada pada sel fibroblas yang diinduksi UVB dan diberikan sekretom SPA donor tua dibandingkan diberikan sekretom SPA donor muda. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan adanya penurunan kemampuan sekretom sel punca adiposa usia donor tua dalam memperbaiki penuaan pada sel fibroblas yang dipajan dengan UVB, berdasarkan morfologi sel, presentase sel apoptosis dan sel mati serta ekpresi MMP-3 dan COL1A terhadap GAPDH.

Adipose stem cells (ASC) have become a promising source of current treatment. Recent research suggests that the mechanisms underlying the benefits of stem cells as a treatment relate to paracrine modulatory effects rather than the administration of stem cells themselves. Several studies on ASC have reported changes in the number, proliferation and differentiation potential, as well as a decrease in cytokines and growth factors in ASC in relation to donor age. This study aims to investigate secretome changes based on young and old age groups and their impact on UVB- induced fibroblast cells. Adipose stem cells from young and old donors were cultured and isolated for secretome collection. The UVB-induced fibroblast cells were then incubated with the secretome of the adipose stem cells. Parameters such as cell viability and TGF-β1 concentration in the secretome of adipose stem cells as well as the percentage of apoptosis, dead cells, MMP-3 and COL1A gene expression in fibroblast cells induced by UVB and given the secretome of different donor ages were evaluated to assess the effect of differences in donor age. The results showed that the secretome of adipose stem cells with different donor ages had different impacts on UVB-induced fibroblast cells. The concentration of TGF-β1 in the secretome of SPA from young donors was higher compared to ASC from old donors. The percentage of apoptosis, cell death and expression of the MMP-3 gene against GAPDH was higher in fibroblast cells induced by UVB and given the SPA secretome of old donors compared to those given the ASC secretome of young donors. COL1A gene expression was lower in fibroblast cells induced by UVB and given the ASC secretome of old donors compared to those given the ASC secretome of young donors. Therefore, it can be concluded that there is a decrease in the ability of the secretome of adipose stem cells from old donors to improve aging in fibroblast cells exposed to UVB, based on cell morphology, the percentage of apoptotic cells and dead cells as well as the expression of MMP-3 and COL1A against GAPDH."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Aditya
"Latar belakang: Platelet rich plasma (PRP) merupakan faktor pertumbuhan yang mendukung proliferasi, diferensiasi sel punca in vitro. PRP diyakini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti dari fetal bovine serum (FBS) karena bersifat xenofree. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi PRP dalam mendukung proliferasi dan diferensiasi SSCs dan menganalisis korelasi antara tingkat spermatogenesis melalui penilaian Johnson dengan ekspresi gen potensi proliferasi (PLZF, OCT4) dan diferensiasi (CKIT) SSCs.
Metode: SSCs diisolasi dari tiga sisa jaringan biopsi testis hasil ektraksi spermatozoa (TESA/TESE) dari pasien azoospermia. Hasil isolasi sel dikultur pada medium DMEM-F12 dengan faktor pertumbuhan spesifik (GDNF, bFGF, EGF) yang selanjutnya dibedakan menjadi dua kelompok medium kultur berdasarkan penambahan PRP atau FBS. Hasil sel kultur dianalisis ekspresinya terhadap gen PLZF, OCT4, dan CKIT dengan qRT-PCR. Tingkat spermatogenesis dianalisis dengan penilaian Johnson melalui pemeriksaan histologi.
Hasil: PLZF, OCT4, dan CKIT diekspresikan oleh hasil sel kultur pada kelompok PRP dan FBS, namun tidak bermakna signifikan. Tidak terdapat korelasi antara tingkat spermatogenesis dengan ekspresi gen potensi proliferasi (PLZF dan OCT4) dan diferensiasi (CKIT) SSCs pada kelompok PRP dan FBS.
Kesimpulan: PRP mampu mendukung potensi proliferasi dan diferensiasi SSCs in vitro serta dapat menjadi alternatif pengganti FBS.

Background: Platelet rich plasma (PRP), performing as an alternative candidate to fetal bovine serum (FBS), is a concentrate containing growth factors, support proliferation and differentiation of stem cells in vitro. The objective of this work was to determine the efficiency of PRP in supporting SSCs proliferation and differentiation and assessed the correlation between the level of spermatogenesis through scoring Johnson toward the proliferation and differentiation of SSCs in vitro.
Methods: SSCs were isolated from three of surplus testicular tissue by sperm extraction (TESA/TESE) from azoospermic patients, then SSCs were cultured into DMEM-F12 with growth factors (GDNF, bFGF, EGF), further categorized into PRP and FBS groups. The resulting cell was quantitative analyzed by qRT-PCR towards the expression of PLZF, OCT4 and CKIT. The level of spermatogenesis was observed by scoring Johnson from histology measurement.
Results: The qRT-PCR analysis revealed the expression of PLZF, OCT4 and CKIT in the resulting cell culture. The difference was statistically insignificant among PRP and FBS. There was no correlation between the potency of proliferation (PLZF and OCT4) and differentiation (CKIT) of SSCs toward the level of spermatogenesis in both groups.
Conclusion: PRP could support the maintenance of proliferation and differentiation SSCs in vitro and could be developed as an alternative supplementation of FBS.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>