Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Budi Santoso
"ABSTRAK
Keluarga yang merawat pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa mengalami perubahan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman anggota keluarga dalam proses adaptasi merawat pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif fenomenologi deskriptif melalui wawancara mendalam dengan melibatkan 10 partisipan. Analisis data dengan teknik Collaizzi dan mengidentifikasi empat tema yaitu: sedih, kaget, dan takut keluarga mendengar vonis gagal ginjal dan hemodialisa; adanya dukungan material dan non material dari keluarga dan kerabat kepada keluarga yang merawat; ibadah dan kewajiban anggota keluarga terdekat sebagai motivasi utama dalam merawat anggota keluarga yang sakit; konflik intrapersonal: finansial, fisik, dan sosial sebagai masalah keluarga dalam merawat. Keluarga mempunyai pengalaman yang unik dan berbeda-beda dalam merawat anggota keluarga yang menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis yang meliputi aspek emosional, ekonomi, sosial, spiritual, dan intrapersonal. Rekomendasi penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang menderita gagal ginjal kronik dengan partisipan yang heterogen dari segi demografi.

ABSTRACT
Abstract Families who treat chronic renal failure patients with hemodialysis had experienced a change in their lives. This study aimed to gain a deep understanding of family members live experiences an adaptation process of treating patients with chronic renal failure with hemodialysis. This study applied a descriptive qualitative phenomenology through an in depth interview involving 10 participants. Collaizzi appraisal used to analysis data four themes emerged are sad, shock, and fear of the family hearing for verdict of chronic renal failure and hemodialysis materials and immaterials support from family and relation for family worship and duty of family member as motivation in caring for patients intrapersonal conflict financial, physical, and social as a family problems in caring. Families have unique and different experiences in caring for family members who suffering chronic renal failure with hemodialysis that includes emotional, economic, social, spiritual, and intrapersonal aspects. The Further research is necessary to know the family experience in caring for family members who are from suffering chronic renal failure with heterogenous participants of demography term. "
Depok: 2018
T49730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Panma
"Hemodialisis merupakan salah satu terapi untuk pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis selain memiliki efek terapeutik juga menimbulkan dampakjangka panjang yang menurunkan kualitas hidup pasien. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSAU Dr. Esnawan Antariksa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 119 orang pasien di unit hemodialisis. Analisis data menggunakan uji korelasi, independent t-test dan one way anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan dukungan sosial p-value 0,009, r=0,240, tingkat spiritual p-value 0,000 dan depresi p-value 0,000. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu depresi. Penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk melakukan pengkajian depresi sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan guna meningkatkan kualitas hidup.

Hemodialysis is one of the treatment of chronic renal failure. Beside its therapeutic effects, hemodialysis cause long term impact that decrease quality of life. There are several factors considered have influences quality of life of hemodialysis patients, which are depression, spiritual level and social support. The aim of this study is to determine relationship between depression, spiritual level and social support with quality of life of hemodialysis patient in RSAU Dr. Esnawan Antariksa. This study was a cross sectional design, involved 119 hemodialysis patients Data were analysed using correlation test, independent t test, and one way anova. The results showed there was a significant relationship between quality of life and social support p value .009, r .240, spiritual level p value .000 and depression p value .000 . The most influential factor quality of life is depression. This study recommends that nurses should assess depression level in hemodialysis patient as early screening to determine nursing intervention that can improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apitri
"Penurunan laju filtrasi glomerulus merupakan satu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan dan membutuhkan terapi hemodialisa sebagai pengganti fungsi ginjal. Pembatasan cairan perlu dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa. Pembatasan cairan ini menyebabkan rasa haus yang tidak terkontrol sehingga pasien sulit untuk mengontrol pemasukan cairan. Rasa haus menyebabkan pasien sulit dalam membatasi cairan serta dapat meningkatkan kelebihan volume cairan diantara sesi hemodialisa salah satu intervensi untuk mengtasi rasa haus pada pasien GGK adalah dengan berkumur penyegar mulut rasa mint. Oleh karena itu tujuan dari studi kasus ini adalah untuk melihat kefektifan Intervensi berkumur dengan penyegar mulut rasa mint adalah untuk mengatasi rasa haus dalam rangka menjga keseimbangan cairan tubuh pada pasien gagal ginjal kronik. Metodologi studi kasus yang dilakukan selama 7 hari perawatan 2-7 kali sehari hasil intervensi tersebut didapatkan bahwa intervensi ini terbukti mampu mengurangi rasa haus yang dialami pasien yang di tunjukkan dengan kepatuhan dalam rstriksi cairan dan balance cairan yang selalu minus pada evaluasi selama intervensi. Pasien merasa terbantu dalam mengatasi rasa haus dalam manajemen pembatasi cairan sehingga tidak terjadi komplikasi dan peningkatan volume cairan diantara sesi hemodialisa sehingga intervensi ini dapat menjadi salah satu rekomendasi bagi perawat untuk melakukan intervensi mandiri dalam mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien gagal ginjal kronik.

The decrease of glomerular filtration rate is a condition where kidney function has decreased in chronic renal failure patient requires hemodialysis therapy to replace renal function. Fluid restriction which implemented in chronic renal failure patients with hemodialysis could lead to uncontrolled feeling of thirst. During hemodialysis session, the thirst in patient could enhance excess fluid volume because difficult to manage the water intake. One of the interventions to treat thirst in patients with chronic renal failure is by gargling with mint freshen. The purpose of this case study is to look at the effectiveness of the gargling intervention with mint flavored freshener to overcome thirst in order to maintain body fluid balance in patient with chronic renal failure. The methodology of the case study performed in 2-7 times a day as a result of the intervention found that this intervention proved to be able to reduce the thirst with shown the thirst has decreased among hemodialysis session. The evaluation result in adherence of controlling and balancing fluid after the intervention always showed minus score. The result of this case study is expected to be useful for the development of nursing science in the future about managing the thirst to prevent the complication of increasing fluid volume through gargling with mint freshener especially in patient with chronic renal failure among hemodialysis session. This intervention is expected to be one of recommendations for independent nursing intervention to overcome excess fluid volume in patients with chronic renal failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Lestari
"ABSTRAK
Manajemen yang paling sering dilakukan pada penyakit gagal ginjal kronik tahap akhir atau End stage renal Disease ESRD adalah hemodialisis. Hemodialisis merupakan manajemen kompleks yang dapat menimbulkan banyak permasalahan seperti ketidakseimbangan caran dan elektrolit, malnutrisi dan sepsis. Peningkatan selfcare dibutuhkan untuk meningkatkan status cairan, kepatuhan regimen pengobatan dan outcome HD secara psikosial. Selfcare dapat ditingkatkan menggunakan Therapeutic Patient Education TPE , suatu metode edukasi yang terdiri dari pemberian motivasi dan pemberian edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan selfcare melalui edukasi. Indikator dari peningkatan selfcare adalah hasil nilai selfcare yang dikaji menggunakan Selfcare agency scale dan IDWG Interdialitic Weight Gain atau berat badan antar dialisis pasien. Hasil menunjukkan bahwa TPE dapat meningkatkan skor SCAS sebesar 26 dari total skor 50 . Poin penting dalam SCAS yang meningkat dalam diri pasien adalah kemampuan untuk melakukan monitoring terhadap berat badan, monitor intake output cairan, tekanan darah, nadi, dan akses vaskuler. Peningkatan selfcare pada pasien juga meningkatkan kemampuan pasien dalam menikmati hidup dan kemampuan untuk kembali bersosialisasi. Secara klinis pasien menunjukkan perbaikan nilai IDWG sesuai dengan anjuran yaitu 3 -5 BB kering pasien. Nilai IDWG menunjukkan kepatuhan pasien dalam diet dan restriksi cairan. Hasil ini menunjukkan bahwa TPE merupakan metode efektif untuk meningkatkan selfcare. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan edukasi pada pasien adalah tingkat pendidikan, dukungan sosial, kesesuaian materi edukasi dengan kebutuhan dan kesiapan pasien untuk menerima edukasi. Perawat perlu meningkatkan kemampuan selfcare pasien ESRD on HD untuk meningkatkan kepatuhan dan kemampuan pasien mengevaluasi kondisinya, serta psikososial pasien. Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Edukasi klien terapetik, ESRD, Hemodialisis, IDWG ,Indonesia, Selfcare
ABSTRACT The most frequent management of end stage renal disease ESRD is hemodialysis. Hemodialysis HD is a complex management that may raise problems such as fluid and electrolyte imbalances, malnutrition and sepsis. Increased in selfcare is required to improve the balance of fluid status, medication regimen adherence and HD outcomes psychologically. Selfcare can be improved using Therapeutic Patient Education TPE , the TPE is an educational method consisting of motivation and educational provision accords to patient needs. This case study aims to analyze the improvement of selfcare through therapeutic patient education program. Indicators of selfcare improvements are increase of SCAS score Selfcare agency scale and IDWG Interdialytic Weight Gain . The results showed that the TPE increased the SCAS scores by 26 of the total score 50 . Important ability in SCAS which increased were the ability to monitor weight gain daily, monitor fluid intake output, blood pressure, pulse, and vascular access. Increased self care in patients also improved the patient 39 s ability to enjoy life and the ability to re socialize with patient rsquo s family. Clinically patients showed an improvement in IDWG values according to the recommendation which was 3 5 of the patient rsquo s dry weight. The IDWG value indicates the patient compliance in diet and fluid restriction. This showed that TPE was effective methodes to increase selfcare of the patient. Factors that affect the success of education in the patients were the level of patient rsquo s education, social support, suitability of educational materials to the needs and the readiness of patients to receive education. Nurses need to improve the selfcare abilities of ESRD patients on HD to enhance adherence and the ability of patients to evaluate their condition, as well as patients psychosocial in order to increase their HD outcome. Keywords ESRD, Hemodialysis, IDWG, Indonesia, Nursing Care, Selfcare, Therapeutic Patient Education"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ady Setyawan
"ABSTRAK
Hipertensi intradialisis merupakan salah satu komplikasi hemodinamik pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 pasien yang menjalani hemodialisis rutin 2 kali seminggu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian hipertensi intradialisis dengan obat antihipertensi yang ikut terbuang saat dialisis golongan ACE inhibitor dan ?-blocker p value =0.001 , jenis kelamin p value=0.014 dan durasi hemodialisis p value=0.044 . Hasil analisis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan obat anti hipertensi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap hipertensi intradialisis diikuti oleh jenis kelamin, riwayat penyakit kardiovaskular, durasi hemodialisis, IDWG serta riwayat penyakit DM. Berdasarkan hasil penelitian ini, hipertensi intradialisis dapat dicegah dengan menggunakan obat antihipertensi yang tidak ikut terbuang selama proses dialisis.

ABSTRACT
Intradialytic hypertension is one of hemodynamics complications in patient on hemodialysis. The aim of this study was to analysis the factors that affect occurence of intradialytic hypertension. This research used observational method with cross sectional approach. Samples on this research were 96 patient who does hemodialysis routine twice a week. The result of this study showed significant relation between intradialytic hypertension with antihypertensive drugs that release along hemodialysis process ACEinhibitor and blocker p value 0.001 , sex p value 0.014, and hemodialysis duration p value 0.044 . The result of logistic regression analysis based on Odd Ratio proved that antihypertensive drugs used was the most factor that influence intradialytic hypertension followed sex, cardiovascular disease history, hemodialysis duration, IDWG, and diabetic disease history. Based on this study, intradialysis hypertension can be prevented by used antihypertensive drug that didn rsquo t released by hemodialysis process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sari
"Keluarga yang merawat anak dengan gagal ginjal kronik terutama yang mendapat terapi hemodialisis memiliki masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat anak gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan cara wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Partisipan adalah keluarga yang merawat anak selama minimal 1 bulan terakhir dan sedang menjalani terapi hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Collaizi dan menghasilkan 5 tema, yaitu 1) respon keluarga terhadap perawatan anak, 2) strategi koping yang dibangun keluarga, 3) dampak merawat anak bagi keluarga,, 4) upaya dukungan sosial yang diberikan keluarga, 5) perubahan pada anak yang menjalani terapi hemodialisis menurut persepsi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anak memiliki permasalahan yang kompleks. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk mengembangkan program dalam menerapkan asuhan yang berpusat pada keluarga.

Families who care for children with chronic renal failure who received therapy will have vulnerable occurrence problem. This study aim to explore the experience of families in caring for children with chronic renal failure receiving hemodialysis therapy. This research method is using descriptive phenomenological approach with in-depth interviews to 7 participants. Participants are families who care for the child for at least one month past is undergoing hemodialysis therapy in Cipto Mangunkusumo hospital. Data was analyzed by Collaizi so as to obtain 5 themes, namely the family's response to child care, family coping strategy, the impact of child care for families, family support and changes of children undergoing hemodialysis therapy related to family perception. These results indicate that the families who care for children have complex problems. This study endorse to develop program based on familycentered care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhyarul Anam
"ABSTRAK
Prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat pada kelompok usia lebih muda 45-54 tahun . Gagal ginjal kronis sering menyebabkan gangguan fungsi seksualitas disfungsi seksual . Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang pengalaman proses adaptasi pasien gagal ginjal kronis yang mengalami disfungsi seksual. Desain penelitian menggunakan deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Dua belas partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini teridentifikasi enam tema yaitu 1 proses adaptasi terhadap disfungsi seksual yang dialami partisipan, 2 disfungsi seksual yang dialami, 3 makna pentingnya pemenuhan kebutuhan seksualitas, 4 perilaku dalam menghadapi disfungsi seksual, 5 persepsi tentang penyebab disfungsi seksual, dan 6 harapan partisipan terhadap pelayanan kesehatan terkait fungsi seksualitas. Proses adaptasi yang dialami partisipan merupakan pengalaman yang sangat bermakna karena melibatkan dirinya sendiri dan hubungan interpersonal dengan pasangannya. Penelitian sejenis dengan sampel lebih heterogen diperlukan untuk memperkaya keilmuan.Prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat pada kelompok usia lebih muda 45-54 tahun . Gagal ginjal kronis sering menyebabkan gangguan fungsi seksualitas disfungsi seksual . Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang pengalaman proses adaptasi pasien gagal ginjal kronis yang mengalami disfungsi seksual. Desain penelitian menggunakan deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Dua belas partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini teridentifikasi enam tema yaitu 1 proses adaptasi terhadap disfungsi seksual yang dialami partisipan, 2 disfungsi seksual yang dialami, 3 makna pentingnya pemenuhan kebutuhan seksualitas, 4 perilaku dalam menghadapi disfungsi seksual, 5 persepsi tentang penyebab disfungsi seksual, dan 6 harapan partisipan terhadap pelayanan kesehatan terkait fungsi seksualitas. Proses adaptasi yang dialami partisipan merupakan pengalaman yang sangat bermakna karena melibatkan dirinya sendiri dan hubungan interpersonal dengan pasangannya. Penelitian sejenis dengan sampel lebih heterogen diperlukan untuk memperkaya keilmuan.

ABSTRACT
The prevalence of chronic renal failure in Indonesia trends to increase in the younger age group 45 54 years . Chronic renal failure may lead to impaired sexual function sexual dysfunction . This study aimed to explore an in depth experience of adaptation process of patients with chronic renal failure who had sexual dysfunction. Research design applied descriptive phenomenology with in depth interview. Twelve participants were obtained by purposive sampling technique, and identified six themes 1 adaptation process to sexual dysfunction experienced by participants, 2 sexual dysfunction experienced, 3 the importance of fulfilling sexuality needs, 4 behavior for facing sexual dysfunction, 5 perception of the cause of sexual dysfunction, 6 participant 39 s expectation toward health service related to sexuality function. The experience of participant rsquo s adaptation process was very meaningful experience because it involves himself and interpersonal relationship with his partner. Similar research with more heterogeneous samples could to enrich the result of this study."
2017
T49717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nurinto
"Fatigue merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami oleh orang dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Intervensi kombinasi latihan intradialitik dan terapi musik diharapkan memperbaiki fatigue lebih signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh latihan intradialitik dan terapi musik terhadap fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan 35 responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi berjumlah 17 responden yang diberikan latihan intradialitik dan terapi musik sedangkan kelompok kontrol berjumlah 18 responden yang diberikan latihan intradialitik. Pengukuran fatigue menggunakan kuesioner Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) versi Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah independent t-test, one way ANOVA, dan paired t test untuk melihat perbedaan rerata skor fatigue pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0,000. Pada kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p value 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan selisih rerata fatigue post test dan pre test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p value 0,231), namun penurunan rerata fatigue pada kelompok intervensi lebih besar dari pada penurunan rerata fatigue pada kelompok kontrol. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penyakit penyerta dan lama hemodialisis) dengan fatigue kelompok intervensi (p value > 0,05). Kesimpulan penelitian latihan intradialitik dan terapi musik dapat menurunkan nilai fatigue baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. 

Fatigue is one of the most common symptoms experienced by people with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The combined intervention of intradialytic exercise and music therapy is expected to improve fatigue more significantly. The purpose of this study was to identify the effect of intradialytic exercise and music therapy on fatigue in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research design used was a quasi-experiment with 35 respondents divided into intervention and control groups. The intervention group amounted to 17 respondents who were given intradialytic exercise and music therapy while the control group amounted to 18 respondents who were given intradialytic exercise. Measurement of fatigue using the Indonesian version of the Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) questionnaire. Data analysis used was independent t-test, one way ANOVA, and paired t test to see the difference in mean fatigue scores in the intervention group and control group. The results showed that there was a significant difference in the average fatigue before and after treatment in the intervention group with a p value of 0.000. In the control group there was also a significant difference in the average fatigue before and after the intervention with a p value of 0.001. There was no significant difference in the difference in mean fatigue post test and pre test between the intervention group and the control group (p value 0.231), but the decrease in mean fatigue in the intervention group was greater than the decrease in mean fatigue in the control group. There was no significant relationship between the characteristics of respondents (age, gender, education level, comorbidities and duration of hemodialysis) with fatigue in the intervention group (p value > 0.05). The study concluded that intradialytic exercise and music therapy can reduce fatigue values in both the intervention and control groups. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wijaya
"Latar Belakang: Hiperhidrasi menyebabkan peningkatan beban volume jantung, tekanan darah, hipertrofi ventrikel kiri, edema paru, gagal jantung kongestif. Hemodialisis yang tidak adekuat menyebabkan hiperhidrasi, peningkatan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Hiperhidrasi lama menyebabkan iskemia koroner karena dilatasi jantung, hipertrofi ventrikel kiri, hipertensi, penurunan cadangan koroner. Hiperhidrasi menyebabkan vasokonstriksi sistemik berlebihan, penurunan perfusi jaringan perifer. Disfungsi endotel berperan pada vasokonstriksi yang berlebihan pada hiperhidrasi. Brain-type natriuretic peptide (BNP) merupakan parameter untuk mengukur hiperhidrasi. Asymmetrical dimethyl arginine (ADMA) merupakan inhibitor endogen, bersifat kompetitif terhadap nitric oxide synthase endotel dan digunakan sebagai parameter disfungsi endotel.
Tujuan: Mengetahui hubungan hiperhidrasi dengan disfungsi endotel.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada pasien hemodialisis dua kali seminggu. Dengan menggunakan BNP dan ADMA sebagai parameter.
Hasil: Dari 126 subjek, proporsi hiperhidrasi (BNP>356 pg/ml) sebesar 64,3%. Median usia 52 (47-62) dengan presumtif penyebab GGK utama adalah hipertensi (38,9%), DM (28,6%), Glomerulonefritis (21,4%). Tidak terdapat hubungan signifikan antara hiperhidrasi dengan disfungsi endotel (PR=1,042, p=0,832 IK 95%=0,714-1,521). HsCRP merupakan faktor perancu utama terhadap hubungan antara hiperhidrasi dan disfungsi endotel (OR (IK95%) 1,604 (0,551-4,666), p=0,386, ΔOR 53,37%).
Simpulan: Tidak ada hubungan antara hiperhidrasi dengan disfungsi endotel (PR=1,042, p=0,832 IK95%=0,714-1,521).

Background: Hyperhydration leads to increased cardiac volume load, blood pressure, left ventricular hypertrophy, pulmonary edema, congestive heart failure. Hemodialysis that is not adequately causes hyperhydration, increased morbidity and mortality of cardiovascular disease. Prolonged hyperhydration causes coronary ischemia due to heart dilation, left ventricular hypertrophy, hypertension, decrease in coronary reserves. Hyperhydration causes excessive systemic vasoconstriction, decreased perfusion of peripheral tissues. Endothelial dysfunction plays a role in excessive vasoconstriction pada hyperhydration. Brain-type natriuretic peptide (BNP) is a parameter for measuring hyperhydration. Asymmetrical dimethyl arginine (ADMA) is an endogenous inhibitor, competitive against endothelial nitric oxide synthase and used as a parameter of endothelial dysfunction.
Purpose: Knowing the relationship of hyperhydration with endothelial dysfunction.
Method: This study is a cross-sectional study in hemodialysis patients twice a week. By using BNP and ADMA as parameters.
Result: Of the 126 subjects, hyperhydration proportion (BNP>356 pg/ml) of 64.3%. Median age 52 (47-62) with presumptive causes of primary GGK is hypertension (38.9%), DM (28.6%), Glomerulonephritis (21.4%). There is no significant association between hyperhydration and endothelial dysfunction (PR=1,042, p=0.832 CI 95%=0.714-1.521).
Conclusion: There is no relationship between hyperhydration and endothelial dysfunction (PR=1,042, p=0.832 CI 95%=0.714-1.521).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Melianna
"Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Masalah yang mengakibatkan kegagalan pada terapi hemodialisa adalah kepatuhan klien. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, menggunakan sampel pasien GGK yang mengikuti hemodialisa di RS Fatmawati sebesar 84 responden.
Hasil univariat menunjukkan, responden tidak patuh terhadap pembatasan cairan sebesar 76%, responden mengalami overload sebesar 53,6%. Hasil bivariat (Chi-Square) dengan α=0,05, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan dengan overload (p=0,35). Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil terjadi overload.

Chronic kidney failure (CKD) is a clinical condition indicated by irreversible decline in kidney function on a certain level resulting in the need for kidney replacement therapy. One of the replacement therapy is hemodialysis. Patients obedience to fluid restriction is one of the factors affecting the success of hemodialysis therapy. This study used descriptive-correlative method. The samples of this study are CKD patients taking hemodialysis at Fatmawati Hospital amounted to 84 persons.
The result showed 76% of respondents were disobedient to fluid restriction and 53,6% suffer from fluid overload. Study also found there was no significant relationship between the patients obedience and the incidence of overload (p=0,35; α=0,05). The higher patients obedience to fluid restriction, the less likelier fluid overload would happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>