Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161601 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Hartadi
"ABSTRAK
Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan Presiden. Undang-Undang memiliki sifat mengikat secara umum. Semua ketentuan pada Undang-Undang berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia, termasuk ketentuan pidana di dalamnya. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia perlu memahami informasi sanksi pidana pada Undang-Undang. Melalui penelitian ini, peneliti mengajukan metode untuk mendapatkan informasi pidana dari Undang-Undang. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan klasifikasi tiap pasal, ayat, dan poin huruf pada Undang-Undang. Penelitian ini menggunakan tiga metode klasifikasi, yaitu Support Vector Machine, Classification and Regression Tree, dan Ripple Down Rules Learner. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode Classification and Regression Tree memberikan hasil terbaik, dengan F1-score mencapai 93,3 .

ABSTRACT
Law is a set of provisions and rules formed by People 39 s Representative Council with the agreement of President. Law generally binds every people in Indonesia. In other words, all provisions in Law apply to all people in Indonesia, including the punishment provisions. Because of that, every Indonesian people needs to understand the punishment provisions in Law documents. In this research, we propose a method to get all the punishment provisions from Law text. The approach taken is by doing classification on every articles, verses, and points in Law document. We use three classification methods in this research, which are Support Vector Machine, Classification and Regression Tree, and Ripple Down Rules Learner. Experiment results show that Classification and Regression Tree gives the best results, with F1 score reaching 93,3 ."
Depok: 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One species of the red algae (Rhodophyceae) resulted from carrageenan is Eucgeuma cottonii. This algae is cultured intensively in Madura island espicially in district of Sumenep in village of Pekandangan - Buto. Production of E. cottonii in Sumenep - Madura rised over the last years but extraction of carrageenan has not been performed extensively. Unfortunately, it has been exported to abroad in dried from used as raw materials either food or non food industry. The objective of this research is to stydy the influence of extraction method of carrageenan on its quality. The best carrageenan quality was resulted by the modification of extraction metod by using cold alkali treatment so this method can be considered as alternative methods. The carrageenan quality that serulted from this methods is one the standard suggested by food and agriculture Organization,"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Fachri Fadillah
"Pemisahan gula dari tetes tebu (molasses) menggunakan pelarut minyak nabati dilakukan dengan studi awal melalui proses ekstraksi pelarut sistem cair dalam kolom ekstraksi berpengaduk sederhana. Pada penelitian ini, tetes tebu dengan potensi 2,5 juta ton per tahun di Indonesia dimodelkan sebagai larutan gula 20% dan dipisahkan kandungan gulanya. Pengamatan dilakukan dengan pengujian ekstraksi sederhana dan pengujian kolom ekstraksi yang ditinjau secara umum, serta membandingkan profil ekstraksi antara penggunaan pelarut minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, yaitu dengan mengamati profil kecepatan gelembung ekstraksi, koefisien distribusi, dan pengaruh pengadukan terhadap proses ekstraksi. Pada pengujian ekstraksi sederhana diperoleh bahwa sistem dengan pelarut minyak kedelai dan dengan perbandingan volume lebih besar memiliki waktu yang lebih lama pada profil kecepatan gelembung, akan tetapi nilai koefisien distribusinya (Kd) lebih kecil yaitu rata-rata 0,7 dan 0,58, daripada sistem dengan minyak kelapa sawit dengan koefisien distribusi lebih besar yaitu rata-rata 0,1 dan 0,07. Disamping itu, pengujian dalam kolom ekstraksi dilakukan, dengan mengandalkan dua jenis pengadukan dan diperoleh hasil bahwa untuk sistem dengan pelarut minyak kelapa sawit pada pengadukan secara mekanis (mechanic stirring) dapat memisahkan kandungan gula lebih banyak yaitu hingga 14%, daripada pengadukan secara statis (static stirring) yang hanya memisahkan hingga 8%.

The sugar separation from molasses with vegetable oil as solvent was did by apply the pre-eliminary study with liquid extraction process method and use a simple design of mixer extraction column. In this research, the molasses which 2.5 million ton per year potential in Indonesia was modeled as sugar solution and the sugar (sucrose) composition was separated. Observation were made towards a simple test of extraction process and the extraction column with a generally observe, and compare the extraction profile between the system with solvent palm kernel oil and soybean oil, consist a bubble rate profile, distribution coefficient (Kd) and stirring effects towards extraction process. Moreover, system with soybean oil has a longer time of bubble rate, however has a smaller of distribution coefficient where averages 0,7 and 0,58, than the palm oil has the bigger value of distribution coefficient where averages 0,1 and 0,07. Furthermore, on extraction column testing operated by applying two types of stirring, the mechanical stirring which can separate more sugar untill 14%, than the static stirring where just 8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Susy Affrini
"ABSTRAK
Cr(III) merupakan spesi ion logam kromium (Cr) yang esensial bagi tubuh manusia karena memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa, lemak dan protein. Untuk menetapkan konsentrasi spesi Cr(III), sistem ekstraksi titik awan digunakan sebagai metode pemisahan dan prakonsentrasi yang murah, cepat dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan metode analisis Cr(III) dalam matriks susu menggunakan ligan 1-(2-piridilazo)-2-naftol (PAN) dan surfaktan nonionik Triton X-114 yang dideteksi dengan Spektroskopi Serapan Atom Tungku Karbon. Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi seperti pH larutan, konsentrasi ligan, konsentrasi surfaktan, suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi dioptimasi hingga mendapatkan efisiensi ekstraksi yang optimum. Penambahan Na2SO4 juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi. Analisis Cr(III) dalam produk susu yang telah diberi perlakuan dengan asam trikloro asetat menghasilkan presisi dengan RSD 4.1 % dan rentang perolehan kembali Cr(III) 80.0 sampai 100.8 %. Batas deteksi dalam produk susu yang diperoleh adalah 45 ng/g dan batas kuantisasi 150 ng/g. Faktor pengayaan setelah pengenceran fase kaya surfaktan 125 kali adalah 2.1 dan faktor prakonsentrasi yang diperoleh adalah 310.3. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode analisis dengan ekstraksi titik awan ini dapat digunakan untuk penetapan konsentrasi Cr(III) dalam produk susu.

Cr(III) is one of chromium (Cr) metal ion species which is essential for human body because it has important role in glucose, fat and protein metabolism. To determine the concentration of Cr(III), cloud point extraction was used as a method of separation and preconcentration which is low cost, fast and environmentally friendly. In this study, analytical method development of Cr(III) in dairy products was performed using 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) ligand and nonionic surfactant Triton X-114 which was detected by Graphite Furnace Atomic Absorption Spectroscopy. Factors affecting extraction efficiency such as pH of solution, concentration of ligand, concentration of surfactant, equilibration temperature and time were optimized to obtain optimum extraction efficiency. Addition of Na2SO4 was also carried out to improve extraction efficiency. The analysis of Cr(III) in dairy products which was previously treated with trichloro acetic acid produces precision with 4.1% RSD and the recovery range of Cr(III) is of 80.0 to 100.8%. The detection limit in dairy products obtained is 45 ng/g and the quantization limit is 150 ng/g. The enrichment factor after 125 times surfactant-rich phase dilution is of 2.1 and the preconcentration factor obtained is of 310.3.  It is proved that the analytical method using cloud point extraction can be employed to determine the concentration of Cr(III) in dairy products."
2019
T53960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andhika Akbar
"Pada proses pemucatan CPO(crude palm oil) menggunakan bleaching earth dilakukan dengan kadar 0,5% hingga 2% dari massa CPO. Pada tahun 2010 diperlukan bleaching earth sebesar 124.000 ton/tahun. Pada penelitian kali ini spent bleaching earth akan di ekstraksi menggunakan variasi waktu, dan perbandingan volume pelarut terhadap berat sampel, dan juga variasi pelarut (acetone, petroleum eter, N-hexane and petroleum benzene). Hasil optimasi menggunakan pelarut acetone dengan waktu 24 jam dan perbandingan pelarut 4:1 ml/mg spent bleaching earth didapat POE (percentage of oil extraction) 82,95% dan FFA (free fatty acids) 16%. Hasil terbaik di produksi menjadi biodiesel dengan reaksi esterifikasitransesterifikasi menggunakan katalis asam H2SO4 1% dan basa KOH 0,25%. Hasil yield metil ester sebesar 87% selanjutnya dianalisa dengan GC-MS.

In the bleaching process CPO (crude palm oil) using bleaching earth are conducted between 0.5% to 2% of the mass of CPO. In 2010, bleaching earth used are 124.000 tonnes/year. This work was study spent bleaching earth extraction using solvent extraction with a variation time, solvent to clay ratio, and the variation of solvent itself (acetone, petroleum eter, N-hexane and petroleum benzene). The best optimization results using acetone solvent with the 24 hours times of extraction and the solvent ratio to spent bleaching earth 4:1 ml/mg, the result is POE (percentage of oil extraction) 82,95% and FFA (free fatty acids) 16%. This residual oil converted to biodiesel by esterification-transesterification reactions, using a acid catalyst H2SO4 and base catalyst KOH 0,25% of residual oil. The results obtained with a yield of 87% metil ester and then analyzed using GC-MS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Widyasari
"Sambiloto (Andrographis Paniculata Nees) merupakan salah satu tanaman obat yang mudah di dapat di Indonesia. Tanaman ini mempunyai kandungan kimia seperti andrografolid, flavonoid, minyak atsiri serta mineral-mineral lainnya yang diketahui bersifat antiradang, antidiuretika, antianalgetika, dan antibakteri (bakteriostatik). Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya adalah obat batu ginjal. Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri pemecah urea yang memicu terbentuknya batu ginjal. Teknik pengambilan senyawa aktif yang terkandung dalam daun sambiloto adalah dengan ekstraksi padat-cair (leaching) menggunakan metode sonikasi selama 20 menit. Penelitian merupakan kajian awal yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut pada ekstraksi daun sambiloto dengan metode sonikasi terhadap kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, mengkaji hubungan antara kenaikan indeks bias ekstrak dengan akti vitas bakteriostatiknya, dan mengkaji ketahanan ekstrak daun sambiloto terhadap oksidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapan bahan baku (pengeringan daun) dan percobaan utama (ekstraksi dan analisis). Variasi yang digunakan adalah tingkat kepolaran pelarut (air, etanol dan kloroform) dan konsentrasi (2/20, 2/40, 2/60, 2/80, 2/100 gr/mL). Hasil ekstraksi dianalisis secara kualitatif dengan uji aktivitas antibakteri metode kertas cakram, pengukuran indeks bias, dan uji ketahanan oksidasi dengan metode weight gain. Hasil penelitian uji antibakteri didapatkan bahwa ekstrak etanol daun sambiloto memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, tetapi tidak dapat membunuhnya. Konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi kemampuan ekstrak daun sambiloto dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan DDH = 7,4 mm pada ekstrak etanol 2gr/40mL. Proses ekstraksi terbukti dapat menaikkan nilai indeks bias dari pelarutnya, tetapi tidak ditemukan kecenderungan tertentu antara kenaikan indeks bias dengan aktivitas bakteriostatik ekstrak. Ekstrak etanol daun sambiloto dengan konsentrasi 2gr/40mL dinilai masih cukup baik dalam ketahanannya terhadap oksidasi terhitung selama tujuh hari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrina Putri Marlip
"Kehilangan gigi permanen merupakan salah satu indeks kesehatan gigi-mulut. Kehilangan gigi permanen disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dicegah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi alasan ekstraksi gigi permanen berdasarkan jenis kelamin, umur, dan elemen gigi pasien RSGM-P FKG UI periode 1 September 2011-31 Agustus 2012. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian adalah penyebab ekstraksi karies (51,3%), orthodontik (28,9%), impaksi (11,4%), penyakit periodontal (4,1%), trauma (2,3%), dan preprostetik (2,0%). Wanita lebih banyak melakukan ekstraksi (69,7%). Ekstraksi gigi permanen banyak pada usia 21-30 tahun (33,9%). Elemen gigi paling banyak diekstraksi adalah gigi premolar satu (29,5%) karena perawatan orthodontik.

Permanent tooth loss can be caused by many factors that can be prevented. This research aims to identify distribution and frequency the reason of permanent tooth according to gender, age, and tooth element in RSGM-P FKG UI period 1st September 2011-31st August 2012. This research is retrospective descriptive study. The reasons of extraction consist of caries (51,3%), orthodontic (28,9%), impaction (11,4%), periodontal disease (4,1%), trauma (2,3%), and pre-prosthetic reason (2,0%). Extraction of permanent tooth is mostly done in females (69,7%). First premolar is the most common permanent tooth extracted (29,5%) because of orthodontic treatment. Tooth permanent extraction most widely performed in 21-30 years group (33,9%)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Hot Saroha
"BAB I PENDAHULUAN
A, Latar Belakang Penelitian
Ekstraksi vakum merupakan persalinan dengan tindakan yang terbanyak (23,557.) setelah seksio sesaria di RSCM (Dardiri dan Prakosa, 1996).
Hudono (1970) selama 6 tahun (1964-1969) melakukan penelitian mengenai bayi lahir dengan tindakan EV dan hasilnya:
frekwensi asfiksia (19,3%,) dan gangguan serebral/neuralogik (5,5%) lebih tinggi dari partus spontan (7,5% dan 3,3%); keadaan ibu sebelum partus dan kelainan ibu ikut menentukan morbiditas anak; angka kematian perinatal EV (4,5%) lebih tinggi dari partus spontan (1,1%).
Sejak tahun 1980 sistem RG telah dilaksanakan di RSCM (Jakarta), yaitu hanya untuk bayi lahir spontan, berat lahir 2500-4010 gram, masa gestasi 38-42 minggu, letak kepala, tanpa asfiksia, tanpa KPD, tidak ada kelainan kongenital, refleks isap baik dan keadaan ibu baik.
Suradi (1983) meneliti selama periode 1 Januari 1981 sampai dengan 31 Desember 1982, dari 2729 bayi yang memenuhi kriteria tersebut, hanya 1971 bayi saja yang dapat dirawat di fasilitas rawat gabung dan 758 bayi terpaksa dirawat pisah oleh karena terbatasnya tempat.
Dengan membandingkan kedua kelampok ini ternyata angka mortalitas, morbiditas dan lama perawatan berbeda bermakna, Lebih rendah pada bayi yang di rawat gabung (0,47%; 0,05%; 17,9%; 2,13%; 4,7 ± 2,6; 2,5 ± 1,5 hari).
Melihat kenyataan tersebut di atas maka pada tahun 1983 kapasitas rawat gabung ditambah menjadi 40 tempat tidur dan kriteria rawat gabung diperlonggar. Bayi dengan berat lahir rendah antara '2000-2500 gram dan masa gestasi antara 36-38 minggu dapat di rawat di fasilitas rawat gabung bila refleks isap baik. Demikian juga pada bayi lahir letak bokong, seksio sesaria dan EV setelah di observasi ketat di ruang transisi seiama 6-24 jam dan memenuhi syarat yang telah ditentukan, dapat dirawat gabung (Rustina dan Wiknjosastro,1984;Sami1,1986).
Pada tahun itu juga dilakukan observasi o1eh Rustina dan Wiknjosastro (1984) pada bayi yang lahir dengan tindakan (termasuk EV) yang di RG, ternyata sebagian besar (84,7X) tidak mengalami kesulitan dan ditemukan morbiditas antara lain hiperbilirubinemia (8,37..), diare (2,0%), hipoglikemi (2,0%), funikulitis (1,0'%) dan lain--lain (2,0%).
Sejak saat itu terjadi peningkatan jumlah bayi EV yang dirawat gabung (gambar L). Evaluasi rawat gabung pada bayi lahir melalui.seksia sesaria sudah dilakukan oleh Idris (1985) di RSCM dengan kesimpulan bahwa bayi yang lahir dengan tindakan seksio sesaria dapat dirawat gabung, dan rawat gabung mempengaruhi kecepatan pengeluaran ASI serta-menurunkan angka morbiditas .
Sampai saat ini belum adayang me1aporkan secara khusus bayi yang lahir dengan cara ekstraksi vakum yang dirawat gabung di RSCM?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>