Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggi Ghaisani Pertiwi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan kesadaran merek brand awareness pada UKM XYZ Cake Bakery, sebagai Usaha Kecil dan Menengah, melalui penerapan Integrated Marketing Communication sehingga UKM dapat memaksimalkan pemasaran offline dan juga pemasaran online. Pelaksanaan Business Coaching melalui serangkaian wawancara tidak terstruktur dengan pemiliknya untuk mengetahui proses bisnis dan kegiatan pemasarannya. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui situasi sebenarnya aktual antara pelanggan dan perusahaan. Hasil dari wawancara dan observasi tidak terstruktur dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Temuan menunjukkan bahwa penjualan offline belum maksimal. Pada proses bisnis di toko, pelanggan tidak mendapat kesan khusus karena UKM tidak melakukan promosi secara maksimal. Oleh karena itu, ini akan menjadi perhatian utama dala penelitian untuk memaksimalkan promosi toko yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran merek. Adapun batasan dalam penelitian ini, penelitian ini hanya dilakukan untuk promosi di dalam toko XYZ Cake and Bakery, Cakung - Jakarta Timur pada penjualan roti dan kue. Makalah ini akan menambah literatur kesadaran merek dan strategi integrated marketing communication pada Usaha Kecil-Menengah UKM dalam industri roti di Indonesia.

Purpose ndash The purpose of this research is to know the strategy to increase brand awareness for Small Medium Enterprise SME through implementing Integrated Marketing Communication IMC so the SME can maximizing offline and also online marketing.Design methodology approach ndash Business coaching methods, through a series of unstructured interview with the owner to know their business process and marketing activities. Observation also used to know the real situation between customer and the enterprise. The results from the unstructured interviews and observation were analyzed using qualitative descriptive method to know gaps between the ideal and actual conditions of the SME or company, then the results were also used to find the IMC to be implemented in order to increasing brand awareness. Findings ndash The findings shows that offline marketing was not maximal yet. In store, customers did not get special experience because SME did not do promotion maximally. Brand awareness for current situation was still at the level of brand recognition, which is the limit of brand awareness. Hence, it is going to be a major attention to maximizing promotion to increase brand awareness.Research limitations implications ndash There are also limitation of this paper, this study was only conducted to in store promotion, for self manufactured products by SME.Originality value ndash The paper will adds to the literature of brand awareness, and integrated marketing strategy in Small Medium Enterprises SMEs rsquo s business to consumer in Indonesian bakery industries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabryna Riskia
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan hasil analisa dari proses business coaching UMKM bidang kreatif kepada Kriya & Me. Melalui proses interview serta observasi, dihasilkan prioritas permasalahan dalam perbaikan proses bisnis UMKM yaitu permasalahan brand awareness yang minim serta penetrasi produk yang belum maksimal. Penambahan channel distribusi, meningkatkan brand awareness melalui kegiatan public relation & periklanan, memperluas market dengan menyasar wisatawan, serta penambahan variasi produk merupakan usulan model usaha yang diberikan serta disetujui oleh UMKM. Hasil dari penilitian ini adalah pemilihan channel distribusi, pengaplikasian visual merchandising sebagai sarana pengkomunikasian brand image serta menarik awareness masyarakat akan produk, dan juga pemberian strategi pricing. promosi dilakukan oleh pemilik Kriya & Me untuk meningatkan awareness masyarakat yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk dan meningkatkan omset perusahaan.

ABSTRACT
This thesis is the analysis result of business coaching process in Kriya & ME as a SME in craft industry. The result of interviews and observations is priority issues that need an improvement in the business processes of SMEs caused by lack of brand awareness and product penetration in the market. The addition of distribution channel, increasing brand awareness through public relations and advertising activities, expanding market segment, and creating new product variety are proposed as a new business model canvas through discussion with SMEs owner. The results of this research are the selection of distribution channels, application of visual merchandising as a tool for communicating brand image and attracting public awareness of the product, and the provision of pricing strategies. Promotion process executed by Kriya & Me hopefully will create awareness that leads market to purchase the products and increase in company's profit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrika Widharini Widyaka
"Museum merupakan organisasi non-profit yang membutuhkan pengunjung sehingga perlu melakukan kegiatan pemasaran. Museum kini bukan lagi sekadar tempat penyimpanan benda-benda kuno yang pasif, melainkan sebagai sarana bermain dan belajar interaktif bagi semua kalangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesenjangan (gap analysis) antara persepsi konsumen dan persepsi manajemen terkait kesadaran merek (brand awareness) museum yang dilihat dari enam elemen komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication), yaitu: periklanan (advertising), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran langsung (direct marketing), pemasaran internet (internet marketing).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar mampu memahami secara mendalam mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu dengan terlibat langsung dengan museum sebagai subjek penelitian. Paradigma post-positivism juga digunakan untuk mengungkapkan asumsi mengenai adanya gap pada strategi komunikasi pemasaran museum, antara pihak manajemen dan pengunjung museum. Gap-gap tersebut ditemukan dari hasil triangulasi dalam melakukan analisis data, yang dilakukan dengan cara melakukan korelasi dengan teori dan konsep yang digunakan, kemudian disajikan dalam bentuk narasi deskriptif agar lebih mudah dipahami. Setelah itu, dianalisis menggunakan open, selective, axial coding. Gap yang ditemukan dalam strategi komunikasi pemasaran dapat diminimalisir dengan cara melakukan evaluasi terbuka, demi menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Museum is a non-profit organization that needs visitors so it needs to do marketing activities. The museum is now no longer just a passive storage of ancient objects, but as a means of interactive learning and play for all people. This research was conducted to analyze the gap between consumer perceptions and management perceptions related to brand awareness seen from six elements of integrated marketing communication, namely: advertising, public relations, personal selling, sales promotion, direct marketing, internet marketing.
This study uses a qualitative approach to be able to understand deeply about integrated marketing communication strategies by directly engaging with museums as research subjects. The post-positivism paradigm is also used to express assumptions about gaps in the museum's marketing communication strategy, between management and museum visitors. These gaps are found from the results of triangulation in conducting data analysis, which is done by correlating with the theories and concepts used, then presented in the form of descriptive narrative to make it easier to understand. After that, analyzed using open, selective, axial coding. The gap found in marketing communication strategies can be minimized by conducting open evaluations, in order to reach the wider community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T55379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nuranindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan brand awareness dan brand image di benak calon konsumen, dari penerapan program integrated marketing communication pada produk jasa baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan pada kerangka konsep mengenai produk baru, brand awareness, brand image, dan integrated marketing communication. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa penerapan integrated marketing communication pada produk baru diindikasikan dapat membangun kesadaran merek dan citra merek, yang pada akhirnya membangun ketertarikan calon konsumen untuk mencoba produk jasa baru tersebut. Image positif perusahaan juga turut mempermudah proses membangun brand awareness dan brand image produk jasa baru yang diluncurkan, di benak calon konsumen.

This research aimed at knowing the process of creating brand awareness and brand image in prospect consumer?s mind after implementation of Integrated Marketing Communication program in a new service product. The research used qualitative approach based on conceptual frame about new product, brand awareness, brand image, and integrated marketing communication. The research indicated that implementation of Integrated Marketing Communication in new product could build brand awareness and brand image that would eventually attract prospect consumers to try the new service product. It was also indicated that positive image of a company could help the process of brand awareness and brand image of a newly launched service product in prospect consumer's mind."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Maulidya Zein
"Profil Perusahaan: Lauk Ketjeh adalah sebuah usaha katering makanan yang berdiri sejak 10 April 2018. Berdasarkan jumlah pegawai dan hasil penjualannya, Lauk Ketjeh masuk ke dalam kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Katering ini menawarkan sekitar 60 macam masakan nusantara dan menyediakan berbagai macam bentuk katering seperti nasi kotak, tumpeng, liwet tampah, serta prasmanan/buffet yang dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen. Bentuk pemasaran yang telah dilakukan oleh Lauk Ketjeh sejauh ini adalah pengelolaan media sosial, pemasangan Facebook Ads, pembagian brosur, dan sponsorship.
Analisis Situasi: Hasil analisis internal menunjukkan bahwa Lauk Ketjeh menawarkan berbagai macam katering nusantara yang lengkap mulai dari ragam menu masakan hingga kemasannya. Namun, Lauk Ketjeh belum maksimal dalam menyampaikan pesan komunikasi mengenai keunikannya tersebut. Sedangkan untuk hasil analisis eksternal, Lauk Ketjeh sebagai sebuah penyedia jasa katering masakan nusantara memiliki peluang pasar yang besar khususnya di wilayah Jabodetabek.
Rumusan Masalah: Permasalahan utama yang dimiliki Lauk Ketjeh terdapat pada komunikasi pemasaran dalam bentuk rendahnya brand awareness oleh khalayak sasaran. Khalayak sasaran juga belum mengetahui diferensiasi atau keunikan yang dimiliki oleh Lauk Ketjeh dari brand pada kategori sejenis lainnya.
Tujuan:
1. Meningkatkan kesadaran khalayak akan keberadaan brand Lauk Ketjeh;
2. Mengomunikasikan nilai-nilai keunikan yang positif dari brand pada khalayak sasaran sehingga mereka menjadi tertarik dan menetapkan Lauk Ketjeh sebagai preferensi katering.
Khalayak Sasaran:
1. Demografis: perempuan berusia 25-40 tahun, ibu rumah tangga/wanita karir, serta tergolong ke dalam kelas sosial Middle-Upper.
2. Geografis: berdomisili di Jabodetabek, khususnya Jakarta dan Bekasi.
3. Psikografis: seorang food enthusiast atau gemar kuliner, efisien dan efektif dalam melakukan pekerjaan, eksploratif, serta kerap dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dalam menentukan pilihan.
4. Perilaku: gemar bersosialisasi, sering mengadakan acara (seperti arisan/pengajian/tasyakuran/dll.) yang membutuhkan konsumsi dengan jumlah besar, kerap menggunakan layanan jasa katering makanan untuk acara; aktif dalam melakukan pencarian maupun penyebaran konten di internet atau media sosial.
Program: Program kampanye ‘Your One Stop Solution (Nusantara) Catering’ telah disusun berdasarkan model perilaku konsumsi AISAS untuk menjawab masalah yang dimiliki oleh Lauk Ketjeh terkait brand awareness. Program kampanye ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu: pemasangan iklan pada media sosial, pengadaan kerja sama dengan KOL, pengoptimalan media sosial Instagram dengan tiga konten utama (konten “Comfort your Moment with Lauk Ketjeh!”, “Lebih Tau Bersama Lauk Ketjeh”, dan “Reviewnya Orang Ketjeh”), pemanfaatan TikTok Business dengan dua konten utama (konten “Moments with Lauk Ketjeh” dan konten “Di Balik Dapur Lauk Ketjeh”), pemanfaatan WhatsApp Business, pengadaan giveaway untuk mendorong produksi ulasan, serta pengadaan collaboration partnership dengan sebuah event organizer.
Pesan Kunci: "Sempurnakan Momen Anda bersama Kelengkapan Lauk Ketjeh, Selezat Masakan Ibu."
Jadwal: Juli - Oktober 2022.
Anggaran: Rp14.360.000 untuk empat bulan.
Evaluasi:
Input: memastikan setiap kegiatan dari program berjalan sesuai dengan perencanaan;
Output: memantau dan memastikan secara rutin setiap pelaksanaan kegiatan dari program;
Outcome: memeriksa dan mengevaluasi hasil maupun dampak dari setiap pelaksanaan kegiatan program

Company Profile: Lauk Ketjeh is a food catering business that was founded on April 10, 2018. Based on the number of employees and sales results, Lauk Ketjeh is included in the category of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). This caterer offers about 60 kinds of Indonesian cuisine and provides various forms of catering such as rice box, tumpeng, liwet tampah, also prasmanan/buffet that can be adjusted according to consumer demand. The channels of marketing used by Lauk Ketjeh so far are social media management, Facebook Ads installation, distribution of brochures, and sponsorships.
Situation Analysis: The result of the internal analysis shows that Lauk Ketjeh offers a complete variety of Indonesian catering, ranging from a variety of cuisine menus to packaging. However, Lauk Ketjeh has not been maximal in conveying a communication message about its uniqueness. As for the results of the external analysis, Lauk Ketjeh as a provider of domestic cuisine catering services has a large market opportunity, especially in the Greater Jakarta area.
Problem Statement: The main problem that Lauk Ketjeh has is in marketing communication in the form of low brand awareness by the target audience. The target audience also does not know the differentiation or uniqueness of Lauk Ketjeh from brands in other similar categories.
Goals:
1. Increasing awareness from the target audience regarding the existence of Lauk Ketjeh;
2. Communicating the positive uniqueness values of the brand to the target audience so that they become interested and establish Lauk Ketjeh as their catering preference.
Target Audience:
1. Demographic: women aged 25-40 years, housewives/career women, and belonging to the Middle-Upper social class.
2. Geographical: domiciled in Greater Jakarta, especially Jakarta and Bekasi.
3. Psychographic: a food enthusiast or culinary lover, efficient and effective in doing work, exploratory, and often influenced by her social environment in making choices.
4. Behavior: likes to socialize, often holds events (such as social gathering/recitation/tasyakuran/etc.) that require large amounts of consumption, often uses food catering services for events, active in searching and distributing content on the internet or social media.
Program: The 'Your One Stop Solution (Nusantara) Catering' campaign program has been developed based on the AISAS consumption behavior model to answer Lauk Ketjeh's problems related to brand awareness. This campaign program has several activities, such as: advertising on social media, establishing cooperation with KOL, optimizing Instagram social media with three main content (content "Comfort your Moment with Lauk Ketjeh!", "More Tau with Lauk Ketjeh", and "Reviews of the Ketjeh People"), optimizing TikTok Business with two main content (content "Moments with Lauk Ketjeh" and the content "Behind the Kitchen Lauk Ketjeh"), the use of WhatsApp Business, perform giveaway activity to encourage the production of reviews, also establishing collaboration partnerships with an event organizers.
Key Message: "Comfort your moment with the completeness of Lauk Ketjeh, taste like your mother’s cook."
Schedule: July - October 2022.
Budget: Rp14.360.000 for four months.
Evaluation:
Input: ensure that every activity of the program is executed according to the plan;
Output: monitor and ensure routinely every activity implementation of the program;
Outcome: examine and evaluate the results and impacts of each implementation of program activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Radtu Shania
"Profil Perusahaan Lassy Beauty adalah salah satu brand jasa kecantikan di Jakarta yang didirikan sejak 2018. Lassy Beauty berada dalam klasifikasi salon dengan layanan lengkap. Brand ini menawarkan sekitar 78 jenis jasa, yang terdiri dari perawatan rambut, kulit kepala, bulu mata, wajah, badan, kuku, dan penghilang bulu. Penggunaan jasa tersebut dapat dilakukan konsumen dengan cara mendatangi langsung lokasi studio atau dengan melakukan layanan panggilan ke rumah. Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh Lassy Beauty sampai saat ini adalah pengelolaan media sosial, pemasangan Instagram Ads, dan penggunaan promosi diskon. Analisis Situasi Hasil analisis internal menunjukkan bahwa Lassy Beauty menawarkan jasa kecantikan yang sangat lengkap dan memberikan opsi untuk konsumen dalam menggunakan jasanya, namun Lassy Beauty belum mengomunikasikan keunikan tersebut secara maksimal pada kanal komunikasinya. Sedangkan, dari analisis eksternal, Lassy Beauty sebagai salah satu brand jasa kecantikan memiliki peluang yang tinggi pada pasar perempuan Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena perempuan Indonesia telah memiliki kebiasaan menggunakan jasa kecantikan sejak remaja. Namun, Lassy Beauty dihadapkan dengan sebuah tantangan terkait kekhawatiran penggunaan jasa kecantikan akibat keadaan pandemi COVID-19. Rumusan Masalah Lassy Beauty memiliki permasalahan utama terkait komunikasi pemasaran dalam bentuk rendahnya brand awareness oleh khalayak sasaran. Khalayak sasaran juga belum mengetahui diferensiasi Lassy Beauty dari brand lainnya pada kategori jasa sejenis. Tujuan 1. Meningkatkan kesadaran khalayak sasaran mengenai keberadaan Lassy Beauty; 2. Menciptakan positioning untuk Lassy Beauty pada benak khalayak sasaran dengan cara mengomunikasikan diferensiasi Lassy Beauty dari kompetitor. Khalayak Sasaran 1. Demografis: perempuan berusia 18 sampai 25 tahun, mahasiswa dan pegawai, dan tergolong dalam SEC Middle-Upper. 2. Geografis: berdomisili di Jadetabek, khususnya Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. 3. Psikografis: peduli dengan penampilan fisik, senang bersosialisasi, beauty-enthusiast, dan experience-seeker. 4. Perilaku: menggunakan jasa kecantikan sebagai rutinitas dalam merawat diri maupun sebagai hiburan, menggunakan media online dan media sosial secara aktif, dan melakukan variety-seeking. Program Program kampanye ‘Cherish Beauty Without Worries’ telah disusun berdasarkan model perilaku konsumsi AISAS untuk menjawab masalah yang dimiliki Lassy Beauty terkait brand awareness. Program kampanye ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu: pemasangan iklan pada media sosial, pengadaan kerja sama dengan KOL, pengoptimalan media sosial dengan tiga konten utama (konten “Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, dan hygiene), peluncuran website, pemanfaatan WhatsApp Business, dan pengadaan giveaway untuk mendorong produksi ulasan. Pesan Kunci “Lassy Beauty menyediakan pengalaman tanpa rasa khawatir dimanapun dan kapapun dalam menjaga dan menghargai kecantikan luar dan dalam dirimu.” Jadwal Januari – Juni 2022. Anggaran Rp23.539.371 untuk enam bulan. Evaluasi Input: memastikan setiap kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan; Output: memantau dan memastikan secara rutin setiap pelaksanaan kegiatan; Outcome: memeriksa dan mengevaluasi hasil dan dampak dari setiap pelaksanaan kegiatan.

Profil Perusahaan
Company Profile Lassy Beauty is a beauty service brand from South Jakarta that was founded in 2018. Lassy Beauty is classified as a full-service salon. This brand has around 78 kinds of services, from hair, scalp, eyelash, face, body, nail, to hair removal treatments. Consumers can use these services by going directly to the studio location or by ordering home service. The channels of marketing used by Lassy Beauty are social media, Instagram Ads, and discount promotions. Situation Analysis The result of the internal analysis shows that Lassy Beauty offers a variety of beauty services and provides location options for consumers, but Lassy Beauty has not communicated this uniqueness optimally on its communication channel. Meanwhile, from external analysis, Lassy Beauty as a beauty service brand has a high opportunity in the Indonesian women's market. It is because Indonesian women have had the habit of using beauty services since a young age. However, Lassy Beauty faced a challenge related to concerns about using beauty services due to the COVID-19 pandemic. Problem Statement Lassy Beauty has a problem related to marketing communication in the form of low brand awareness by the target audience. The target audience also does not know the uniqueness of Lassy Beauty compared to brands with similar services. Goals 1. Increasing awareness from the target audience regarding the existence of Lassy Beauty; 2. Creating a positioning for Lassy Beauty in the target audience's mind by communicating Lassy Beauty's differentiation from competitors. Target Audience 1. Demographic: women aged 18 to 25 years old, students and employees, and belonging to the SEC Middle-Upper. 2. Geographic: domiciled in Greater Jakarta, particularly South Jakarta and South Tangerang. 3. Psychographic: cares about physical appearance, likes to socialize, beauty-enthusiast, and experience-seeker. 4. Behavior: using beauty services as a self-care routine and as an entertainment, using online media and social media actively, and do variety-seeking. Program The 'Cherish Beauty Without Worries' campaign program has been developed based on the AISAS consumption behavior model to answer Lassy Beauty's problem related to brand awareness. This campaign program has several activities, i.e.: advertising on social media, establishing cooperation with KOL, optimizing social media with three main contents (“Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, and hygiene content), website launch, use of WhatsApp Business, and perform giveaway activity to encourage review production. Key Message “Lassy Beauty provides a worry-free experience anywhere and anytime to cherish your inner and outer beauty.” Schedule January – June 2022. Budget Rp23.539.371 for six months. Evaluation Input: ensure that every activity is executed according to the plan; Output: monitor and ensure routinely every activity implementation; Outcome: examine and evaluate the results and impacts of each activity implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Al Muhajjir
"Penelitian ini menguaikan proses pembentukan brand awareness menggunakan formulasi Integrated Marketing Communication, beserta persyaratan ideal pemanfaatan saluran-saluran komunikasi, pada perusahaan jasa asuransi yang brand awareness nya rendah dan mempunyai masalah kredibelitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus pada dua perusahaan jasa asuransi di Jakarta.
Hasil penelitian menguraikan proses pembentukan brand awareness dimulai dari sasaran brand awareness yangdituju, hingga penyusunan IMC yang mendukung faktor penunjang brand awareness. Selain itu ditemukan persyaratan ideal penerapan IMC pada kegiatan komunikasi pemasaran jasa asuransi.

This study describes the process of creating brand awareness by using the formulation of Integrated Marketing Communications, along with the requirements of the ideal utilization of communication channels of life insurance company that the commodity currently still has rather low brand awareness and have credibility problems. This study uses a qualitative case study on two insurance companies in Jakarta.
The results of the study outlines the process of brand awareness creation, starting from the intended target brand awareness to the formulation of Integrated Marketing Communications strategy, which became a major contributory factor creating brand awareness. Hence, on this study there is also the ideal requirement of the application of Integrated Marketing Communications on life insurance communication activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Monica Selestina
"Pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling berdampak akibat pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan adanya pengalihan pembelajaran offline menjadi online atau yang kerap disebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Guru sebagai aktor utama pendidikan dituntut untuk mampu mengemas pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi agar sedemikian rupa bisa diakses dan diterima secara optimal oleh peserta didik (Satariyah, 2020). Maka dari itu, penggunaan teknologi yang digunakan oleh guru menjadi salah satu indikator syarat kesuksesan strategi pembelajaran di Indonesia (Silaen, 2021). Kebutuhan akan banyaknya kompetensi pedagogik dan teknologi mendorong munculnya berbagai platform pendidikan guru. Pelatihan guru bersertifikat atau program diklat telah menjadi suatu trend yang cukup digemari oleh guru-guru di Indonesia. “Lokaraya” menjadi salah satu platform pelatihan bersertifikat yang memiliki misi untuk meningkatkan mutu pendidikan guru sepanjang hayat. Sayangnya, “Lokaraya” masih tergolong baru di industri ini sehingga belum mampu menjangkau khalayak seluas para pesaingnya. Padahal, terdapat kecocokan antara produk layanan Lokaraya dan kebutuhan para guru, yakni adanya interaktivitas yang tinggi antara pemateri dan guru sebagai partisipan dalam pelaksanaan sebuah pelatihan bersertifikat. Tugas Karya Akhir ini dirancang untuk menjangkau khalayak guru yang lebih luas guna menyampaikan interaktivitas sebagai selling point utama Lokaraya melalui program komunikasi pemasaran terpadu bertajuk “Lokaraya: Teman Belajar Setia Anda” yang disusun berdasarkan kerangka kerja AISAS (Attention - Interest - Search - Action - Share). Terdapat empat elemen dalam IMC yang akan dilakukan dalam serangkaian program meliputi interactive/internet marketing, direct marketing, sales promotion, serta event and experience. Keempat elemen IMC tersebut diterapkan melalui empat kegiatan mencakup Konten Kreatif Lokaraya, Cerita Sahabat Loka, Festival Guru Nasional Lokaraya, dan Promo Hari Guru. Program ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness Lokaraya dengan target khalayak berfokus pada guru berusia 25 hingga 44 tahun yang memiliki keinginan tinggi untuk meningkatkan keterampilan serta kompetensi dalam mengajar, melakukan pengembangan karier, dan mengikuti gaya pembelajaran baru dari waktu ke waktu. Program ini akan dilaksanakan selama tiga bulan dari September hingga November 2022 dengan anggaran sebesar Rp15.237.000,- yang pada akhir program akan dilakukan evaluasi input, output, dan outcome untuk mengukur keberhasilan program pada setiap kegiatan secara keseluruhan.

Education is one of many sectors that were affected the most by the COVID-19 pandemic. This resulted in the transition of offline learning to online learning. As the main actors in education, teachers are required to be able to organize the learning system by using technology so that learning can be accessed and accepted optimally by students (Satariyah, 2020).Therefore, the use of technology used by teachers has become an indicator of the success of learning strategies in Indonesia (Silaen, 2021). The need for many pedagogical and technological competencies encourages the emergence of various teacher education platforms. Certified teacher training or training programs have become a trend that is quite popular with teachers in Indonesia. “Lokaraya” is one of the certified training platforms whose mission is to improve the quality of lifelong teacher education. Unfortunately, “Lokaraya” is still relatively new in this industry so it has not been able to reach an audience as wide as its competitors. In fact, there is a match between Lokaraya's service products and the needs of the teachers, especially the high interactivity between the speakers (mentor) and teachers as participants in the implementation of certified training. This Final Project is designed to reach a wider audience of teachers to convey interactivity as the main selling point of Lokaraya through an integrated marketing communication (IMC) program titled “Lokaraya: Your Loyal Learning Companion” which was arranged based on the AISAS (Attention - Interest - Search - Action - Share) framework. There are four IMC tools that will be implemented in a series of programs including interactive/internet marketing, direct marketing, sales promotion, as well as events and experiences. The four IMC tools will be implemented through four activities, including Lokaraya's Creative Content, Sahabat Lokaraya’s Story, Lokaraya’s National Teacher Festival, and Teacher's Day Promo. This program aims to increase Lokaraya's brand awareness with target audiences that focus on teachers aged 25 to 44 years who have a high desire to improve their skills and competencies in teaching, carry out career development, and follow new learning styles from time to time. This program will be implemented for three months from September to November 2022 with a budget of Rp.15,237,000.- At the end of the program, input, output, and outcome evaluations will be carried out to measure the program's success in each activity as a whole campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfahruri Rosdiana Allorhogesti
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh strategi integrated marketing communication (IMC) terhadap brand knowledge. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan responden adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 114 orang. Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan regresi linier untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan strategi IMC berpengaruh terhadap pembentukkan brand knowledge (brand awareness dan brand image). Dan dari strategi IMC yang digunakan oleh Nutrisari W'dank, personal selling merupakan dimensi IMC yang mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukkan brand awareness, dan sales promotion menjadi dimensi yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukkan brand image. Sedangkan e-marketing menjadi dimensi IMC yang tidak memiliki pengaruh dalam pembentukkan brand awareness dan brand image.

This thesis discusses about the influence of Integrated Marketing Communication strategies toward consumer's brand knowledge. This research use quantitative explanatory design. Respondents are 114 housewife's. This thesis used descriptive statistical analysis and linier regression to prove hypothesis in this research. The finding result of this study shows that IMC strategies have significant influence toward consumer's brand knowledge (brand awareness and brand image), personal selling is the dimension that have strong influence on forming brand awareness, sales promotion is the dimension that have strong influence on forming brand image, e-marketing is the the dimension that have no influence at all on forming both brand awareness and brand image."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41829
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novilya Sagita Sutantyo
"ABSTRAK
Saat ini penggunaan media televisi untuk beriklan sudah mulai mengalami penurunan
karena perubahan perilaku konsumen yang selalu dinamis. Maka salah satu metode yang
paling efektif adalah IMC tools yang juga digunakan oleh Mayora Group. Salah satu
produknya yang bernama Teh Pucuk Harum lebih menggunakan pendekatan secara langsung
kepada konsumennya. Makalah ini mengkaji seluruh IMC tools yang digunakan oleh
marketing Teh Pucuk Harum. Selain itu makalah ini juga membahas tentang komponen mana
dari IMC tools yang paling berpengaruh dalam peningkatan brand awareness. Dari seluruh
IMC tools, PR/publicity dan personal selling merupakan strategi yang paling berpengaruh
dalam meningkatkan brand awareness khalayaknya.

ABSTRACT
Nowadays, the use of television media to advertise products has been declining
because the change of consumer's behaviour that always dynamic. So, one of the most
effective method is IMC tools which is currently used by Mayora Group. One of their
products, Teh Pucuk Harum mostly using direct approach to the target consumers.. This
paper examine each component of IMC tools used by the marketing of Teh Pucuk Harum. In
addition, this paper also discuss about the most influencing component of IMC that help to
increase brand awareness.From all of the IMC tools component, PR/publicity and personal
selling are the most influencing strategy that help increasing brand awareness of their target."
[, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>