Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Rizki
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah nilai wajar aset keuangan pada tiga level input hierarki nilai wajar bernilai relevan bagi investor setelah adopsi IFRS 13 tentang pengukuran nilai wajar. Penelitian ini juga mengidentifikasi peran dari mekanisme tata kelola perusahaan meliputi efektivitas dewan, efektivitas komite audit, dan kepemilikan keluarga dalam mepengaruhi relevansi nilai aset keuangan dalam hierarki nilai wajar. Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan sampel data cross-country negara ASEAN dengan periode observasi sebelum dan setelah adopsi IFRS 13 di masing-masing negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya nilai wajar aset keuangan pada level 2 dan 3 yang bernilai relevan dan meningkat setelah penerapan IFRS 13. Selain itu, efektivitas dewan, efektivitas komite audit, dan kepemilikan keluarga sebagai mekanisme tata kelola perusahaan memperkuat relevansi nilai wajar aset keuangan level 3.

ABSTRACT
This study sheds light on whether all fair values in three levels hierarchy are value relevant to investors post adoption IFRS 13. Specifically, this study examines the effects of family ownership, board effectiveness and audit committee effectiveness as corporate governance mechanisms on the value relevance of fair value assets hierarchy. This study uses ASEAN countries as cross-country sampling data with the observation period from pre and post-adoption IFRS 13 for each countries. The results of this study shows that only fair value assets level 2 and 3 are value relevant to investors and also have increased after adoption IFRS 13. Moreover, the results indicate that family ownership, audit committee and board effectiveness have positive effects on the value relevance of assets fair value level 3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Studi ini menguji relevansi nilai atas pengakuan dan pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Relevansi nilai atas pengakuan diuji dengan membandingkan relevansi nilai atas nilai wajar properti investasi dengan aset tetap. Untuk aspek pengungkapan, selain menguji relevansi nilai pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi secara umum, juga menguji relevansi nilai atas pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen dan manajemen. Selain itu, diuji pengaruh kualitas audit, praktik tata kelola perusahaan, dan karakteristik negara terhadap relevansi nilai atas pengakuan dan pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Kualitas audit menggukanakan proksi ukuran auditor (Big 10). Sampel penelitian terdiri dari 6.660 observasi firm years pada 18 negara dengan kapitalisasi pasar modal terbesar pada kurun waktu 2011-2014. Pengujian dilakukan dengan metode regresi panel data (balanced panel). Studi ini menemukan bukti bahwa secara umum nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen memiliki relevansi nilai. Relevansi nilai atas nilai wajar properti investasi lebih tinggi dibandingkan aset tetap. Pada aspek pengakuan, kualitas audit, praktik tata kelola perusahaan, dan kualitas dan penegakan hukum terbukti meningkatkan relevansi nilai atas pengakuan nilai wajar aset tetap dan properti investasi. Berdasarkan hasil uji sensitivitas ditemukan bukti bahwa pengaruh Big 4 dan Second tier tidak berbeda dalam meningkatkan relevansi nilai tersebut. Pada aspek pengungkapan, nilai wajar aset tetap dan properti investasi tidak memiliki relevansi nilai, baik yang diukur oleh penilai independen maupun manajemen. Berdasarkan hasil uji sensitivitas, hanya pengungkapan nilai wajar aset tetap dan properti investasi yang diukur oleh penilai independen serta diaudit oleh Big 4 yang memiliki relevansi nilai.

This study examines the value relevance of the recognition and disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties. The value relevance of recognition is examined by comparing the value relevance of fair value of investment properties values with fixed assets. For the disclosure aspect, this study examines the value relevance of the disclosure of fair value of fixed assets and investment properties in general, and also examines the value relevance of the disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers and management. In addition, this study also examines the effect of audit quality, corporate governance, and country-specific characteristics on the relevance of values for both recognition and disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties. This study uses auditor size (Big 10) as the proxy of audit quality. The sample consisted of 6,660 firm-years of observations in 18 countries with the largest capital market capitalization during 2011-2014. Using the panel data regression method (balanced panel), the findings of the study reveal that in general fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers are value relevant. The value relevance of the fair value of investment properties is higher than that of fixed assets. In recognition aspect, audit quality, corporate governance, the combination of regulatory quality and rule of law increase the value relevance of fair value of fixed assets and investment properties. Based on sensitivity test, this study found that the effect of Big 4 and Second Tier is not different in increasing that value relevance. In disclosure aspect, the disclosure of the fair value of fixed assets and investment properties are not value relevant, whether measured by independent appraisers or management. Based on the sensitivity test, only disclosure of fair value of fixed assets and investment properties as measured by independent appraisers and audited by Big 4 which are proven to be value relevant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2595
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Setyarini
"Tata Kelola Perusahaan merupakan suatu mekanisme yang digunakan oleh Investor untuk melindungi diri mereka dari kepentingan Manajemen Perusahaan. Arti penting dari mekanisme Tata Kelola Perusahaan adalah untuk memastikan tercapainya kualitas Pelaporan Keuangan yang tinggi. Tata Kelola Perusahaan yang diatur dan diterapkan dengan benar, mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan praktik manajemen laba.Penelitian ini membahas tentang pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba pada periode sebelum dan sesudah Adopsi IFRS. Dalam penelitian ini, pengaruh tata kelola perusahaan terhadap manajemen laba diukur dengan menggunakan komponen tata kelola perusahaan yang meliputi dewan komisaris independen, proporsi anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko dan kualitas akuntan eksternal terhadap discretionary accruals manajemen laba. Disamping itu dalam penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, ROA dan Leverage sebagai variabel control serta Adopsi IFRS sebagai variabel moderasi.Hasil dari penelitian ini adalah dewan komisaris independen, proporsi anggota komite audit dengan keahlian keuangan atau akuntansi, jumlah anggota komite audit, keberadaan komite pemantau manajemen risiko berpengaruh tidak signifikan terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan kualitas akuntan eksternal berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Secara keseluruhan Adopsi IFRS tidak memperkuat pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap manajemen laba.

Corporate Governance is the mechanism the investor used to protect themselves from company management purposes. Corporate Governance has very important roles to maintain higher accounting quality. The implementation of good corporate governance can impact significantly to reduce earnings management practice by management.This study focus is the impact of corporate governance to reduce earnings management practice in the pre post IFRS Adoption periods. In this study, the impact of corporate governance measured by the boards of independence commissioners, audit committee financial or accounting expertise, the existence of risk management committee, and the external auditor quality through earnings management discretionary accruals. This study also used the size of firms, the growth of firms, ROA and leverage as control variable also IFRS adoption as moderating variable.The result of this study provides empirical evidence that boards of independence commissioners, audit committee financial or accounting expertise, and the existence of risk management committee have no effect significantly to earnings management in Indonesia. Meanwhile the external auditor quality effect negative significant to earnings management. Moreover, the study also finds that the adoption of IFRS does not strengthen the effect of corporate governance mechanisms to earnings management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Satrio Prakoso
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki perubahan relevansi nilai arus kas langsung sebagai dampak dari adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia. Penelitian ini membedakan periode pradan pasca-IFRS berdasarkan tanggal berlaku efektif 16 PSAK berbasis IFRS pada awal tahun 2011. Sehingga, periode pra-IFRS adalah tahun 2008 sampai 2010, sementara periode pasca-IFRS mencakup tahun 2011 sampai 2013. Secara spesifik, penelitian ini mengoperasikan panel data regression analysis. Dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2008-2013, relevansi nilai arus kas langsung ditemukan secara statistik dan signifikan meningkat bersama dengan peningkatan arus kas inti dan akrual setelah adopsi IFRS. Selain itu, penelitian ini juga melakukan analisis terkait industri dengan hasil yang konsisten terhadap analisis sebelumnya untuk kedua kategori perusahaan, yaitu perusahaan ekstraktif/dasar dan perusahaan industrial. Dengan demikian, hasil penelitian ini memperkuat argumentasi bahwa kualitas pelaporan di Indonesia telah secara substansial meningkat setelah adopsi IFRS.

The main purpose of the paper is to investigate a change in value relevance of direct cash flows as an impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) adoption in Indonesia. This study separates pre- and post-IFRS period based on the effective date of 16 IFRS-based PSAKs which took place in early 2011. Thus, pre-IFRS period is the years spanning from 2008 until 2010, whilst post-IFRS period covers the years between 2011 and 2013. Specifically, this research operates panel data regression analysis. Using companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2008-2013 as the sample for this study, the value relevance of direct cash flows is found to statistically significantly increase as well as the core direct cash flows and accruals after IFRS adoption. Moreover, this study also performs industry-related examination generating consistent results with the benchmark analysis for both firms-extractive/basic and industrial firms. Accordingly, the findings corroborate that reporting quality in Indonesia has substantially improved after the adoption of IFRS.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Iswaraputra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi relevansi nilai dari informasi goodwill di Indonesia dan bagaimana dampak adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) pada PSAK mempengaruhi relevansi nilai goodwill. Perubahan penting dari PSAK 19 revisi 2010 mengenai aset takberwujud adalah dihapusnya amortisasi goodwill dan kewajiban uji penurunan nilai goodwill minimal satu tahun sekali. Penelitian menggunakan sampel perusahaan-perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011 dan hasil penelitian menunjukkan nilai goodwill perusahaan, yang diregresi dengan menggunakan model Ohlson (1995), berhubungan negatif signifikan terhadap harga pasar saham perusahaaan yang mengindikasikan investor menggunakan informasi goodwill dalam menilai perusahaan dan membuat sebuah keputusan bisnis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa relevansi nilai goodwill meningkat setelah PSAK 19 revisi 2010 mengadopsi IAS 38.

This research is aimed to identify the relevance of the goodwill value in Indonesia and how the adoption of International Financial Reporting Standards (IFRS) affects the value relevance of goodwill. The important changes from PSAK 19 (2010 revision) about intangible assets were the elimination of goodwill amortization and the obligation of regular goodwill impairment test at least once a year. The research uses non-financial companies listed on Indonesia Stock Exchange from 2009-2011 as research samples. The result shows goodwill value, which is regressed using the Ohlson model (1995), has significant negative association with the firm stock market price. The result also indicates that the value relevance of goodwill is increasing after PSAK 19 adopted IAS 38.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emeraldy Putra Petrus
"Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan perkebunan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, mengenai pengaruh positif nilai buku aset biologis terhadap harga saham yang menggambarkan value relevance aset biologis dalam laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan pengaruh pendekatan pengukuran nilai wajar dan nilai historis atas aset biologis berdasar value relevance-nya dalam laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif tidak signifikan nilai buku aset biologis terhadap harga saham. Akan tetapi, informasi pendekatan pengukuran atas aset biologis yang berdasar hasil penelitian memiliki pengaruh terkait pengambilan keputusan investasi investor, tidak terbukti memiliki value relevance lebih tinggi untuk nilai wajar jika dibandingkan dengan nilai historis. Hal tersebut didasari pengaruh negatif signifikan yang berarti, semakin tinggi nilai buku aset biologis dengan pendekatan pengukuran nilai wajar, semakin rendah harga saham jika dibandingkan dengan pendekatan pengukuran nilai historis.

This study is an empirical study on plantation companies in Indonesia, Malaysia, and Singapore, about the positive effect of book value of biological assets against stock prices which descibes the value relevance of biological assets in financial statements. In addition, this study also compared the effect of fair value and historical cost measurement approach on biological assets due its value relevance in financial statements.
The results showed that there were no significant positive effect between book value of biological assets against stock prices. However, the information of the biological assets measurement approach which based on the results have effect due its investment value to investors, not proved have higher value relevance for fair value when it compared with historical cost. That results were based on significant negative effect which means, the higher the book value of biological assets with fair value measurement approach, the lower the stock prices when it compared with historical cost measurement approach.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Agastya
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan standar akuntansi keuangan konvergensi IFRS di Indonesia terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan menggunakan indikator relevansi nilai. Relevansi nilai diukur berdasarkan pengaruh informasi laba terhadap tingkat pengembalian saham. Selain itu relevansi nilai juga dilihat dari kemampuan laba untuk memprediksi laba dan arus kas operasi di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan sampel 270 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan total observasi adalah 1.080 tahun perusahaan, dari tahun 2010-2013. Pengujian dengan menggunakan metode regresi berganda cross-sectional dan regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konvergensi IFRS tidak meningkatkan relevansi nilai laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan pengaruh yang tidak konsisten terhadap tingkat pengembalian saham. Pengujian kemampuan memprediksi laba di masa depan menunjukkan bahwa penerapan IFRS meningkatkan penyebaran prakiraan laba, dan pengujian kemampuan memprediksi arus kas di masa depan tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada saat sebelum dan sesudah pemberlakuan standar akuntansi keuangan 2012 konvergensi IFRS.

This study contributes the benefits and costs of IFRS convergence on the quality of financial information in Indonesia. The quality of financial information is measured from the view of value relevance. The proxies of value relevance measured are association with stock return, and predictive ability of earning to predict future earning and operational cash flow. This research uses samples of 270 listed companies of Indonesia Stock Exchange, with total observation of 1.080 firm-year, from 2010 to 2013.
Using the cross-sectional multiple regression and paneled data regression, this study finds that the implementation of IFRS convergence has no impact in the improvement of value relevance. The empirical result shows IFRS convergence has inconsistent impact on return. In term of predictive ability of earnings, IFRS convergence increases the dispersion of earning forecasts and results the same ability in predicting the future operational cash flow as before the implementation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Doli Martua
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tata kelola perusahaan yang baik terhadap manajemen laba melalui transaksi pihak berelasi dan hubungan antara manajemen laba melalui transaksi pihak berelasi terhadap relevansi nilai. Corporate governance index diukur dengan metode yang digunakan oleh Shan (2015) yaitu jumlah kepemilikan pemerintah, jumlah kepemilikan asing, jumlah direksi, jumlah komisaris independen, dan eksternal auditor Big 4. Hasil penelitian membuktikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba melalui transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terdaftar di BEI dari tahun 2010-2014.
Hasil ini mungkin disebabkan indikator-indikator tata kelola perusahaan yang digunakan tidak banyak mengalami perubahan dalam kurun waktu singkat. Selanjutnya manajemen laba melalui transaksi pihak berelasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap relevansi nilai informasi yang diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan terdaftar di BEI dari tahun 2010-2014.

This study aims to understand the relation between good corporate governance with earnings management through related party transactions and the relation between earnings management through related party transactions with value relevance. Corporate governance index?s scoring used the same method as Shan (2015), the indicators used are government?s ownership, foreigns ownership, board size, independent commissioner size, external auditor audited by Big 4.
The result of this sudy shows that good corporate governance doesn?t have significant relation to earnings management through related party transactions which are executed by listed companies in Indonesia Stock Exchange period 2010-2014. The indicators used in determining the corporate governance index scoring were not changed that much in short-term period. Moreover, earnings management through related party transactions has negative significant relation with value relevance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Reaggen Jopanda
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah aset biologis yang diukur menggunakan metode nilai wajar lebih memiliki relevansi nilai dibandingkan dengan aset biologis yang diukur menggunakan metode biaya historis. Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan sampel data perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia, dan Singapura dengan periode observasi tahun 2012 ndash; 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa aset biologis yang diukur dengan metode pengukuran nilai wajar lebih memiliki relevansi nilai dibandingkan dengan aset biologis yang diukur dengan metode pengukuran metode biaya historis.

This study aims to determine whether the biological assets measured using the fair value method is more value relevant compared to the biological assets measured using the historical cost method. In hypothesis testing, this study uses palm oil plantation companies in Indonesia, Malaysia, and Singapore as sampling data with the observation period 2012 2015. The result of this study shows that the biological asset measured using fair value method is more value relevant than the biological asset measured using historical cost method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Sri Wahyuni
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penerapan standar pengukuran nilai wajar dalam penyajian aset tanaman kelapa sawit dalam laporan keuangan perusahaan. Tanaman kelapa sawit termasuk dalam kategori aset biologis yang harus disajikan dalam nilai wajar sesuai dengan IAS 41 yang saat ini belum diadopsi di Indonesia. Perusahaan menggunakan IAS 41 karena terdaftar di pasar modal Singapura. Dengan berlakunya PSAK 68 yang merupakan adopsi IFRS 13, tesis ini akan membuktikan cara pengukuran nilai wajar yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan kerangka yang ditetapkan dalam PSAK dimaksud. Penelitian ini merupakan penelitian kualititatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik penilaian yang digunakan telah sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 68, namun demikian masih ditemukan beberapa ketidaksesuaian pada saat penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

ABSTRACT
This study discusses the analysis on the application of the Indonesian fair value measurement standard in measuring and presenting palm trees in a company's financial statements. Palm trees are categorised as biological assets which, according to IA 41, have to be presented in the financial statements at their fair value. The company applies IAS 41, a standard that has not been adopted by Indonesia, because it is listed in Singapore Exchange. The study aims to provide evidence whether the company has applied the properly PSAK 68, The Indonesian Fair Value Measurement Standard adopted from IFRS 13, in measuring its biological assets. Using qualitative descriptive methodology, the study shows that the valuation technique used by company is an appropriate application of PSAK 68. There are, however, some improper presentations and disclosures of the assets in the financial statements.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>