Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Said Zul Amraini
"ABSTRAK
Enzim selulase digunakan secara luas dalam industri bioetanol, pulp dan kertas, tekstil, pakan dan deterjen, namun hampir 99 kebutuhan enzim domestik dipenuhi oleh impor. Salah satu biomassa lignoselulosa yang memiliki potensi tinggi produksi selulase adalah Tandan Kosong Sawit TKS karena kandungan selulosanya cukup tinggi, yaitu mencapai 41,3 ndash;46,5 w/w . Metode konvensional untuk produksi enzim selulase adalah menggunakan jamur, namun diketahui bahwa bakteri juga dapat memproduksi enzim selulase dengan laju yang lebih cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimal proses produksi selulase dari bakteri rekombinan E. coli EgRK2 berbasis Tandan Kosong Sawit serta melakukan analisis keekonomian berdasarkan simulasi SuperPro Designer. Penelitian ini juga mempelajari bagaimana produksi enzim selulase oleh isolat Bacillus sp. RK2 dan rekombinan E. coli EgRK2 dengan melakukan penentuan waktu inkubasi, suhu operasi, pH optimum dan kinetika reaksi enzimatik. Didapat bahwa waktu optimum produksi selulase untuk kedua jenis isolat adalah 24 jam, dengan pH dan suhu optimum untuk rekombinan EgRK2 adalah 7 dan 40 C. Setelah ekstraksi enzim, diperoleh nilai pH dan suhu optimum untuk selulase dari Bacillus sp. RK2 sebesar 6,5 dan 50 C, sementara selulase dari E. coli EgRK2 adalah sebesar 6,5 dan 60 C. Nilai Km dan Vmax selulase dari Bacillus sp. RK2 untuk degradasi CMC adalah sebesar 0,021 ?mol/ml dan 1,631 mol/ml/min dan dari rekombinan E. coli EgRK2 adalah sebesar 0,097 ?mol/ml dan 2,739 mol/ml/min. Sementara, nilai Km dan Vmax selulase pada degradasi TKS adalah sebesar 0,704 ?mol/ml dan 0,943 mol/ml/min untuk Bacillus sp. RK2 dan 0,26 ?mol/ml dan 1,934 mol/ml/min untuk rekombinan E. coli EgRK2. Penelitian ini juga melakukan simulasi perancangan pabrik serta perhitungan ekonomi produksi enzim selulase di Indonesia berbasis Tandan Kosong Sawit dengan simulasi menggunakan software SuperPro v9.0. Simulasi dilakukan sebagai estimator nilai kelayakan proses dan kelayakan pabrik. Data diambil dari literatur maupun hasil penelitian laboratorium. Berdasarkan simulasi dan analisis dari softwarre SuperPro Designer 9.0, diperoleh, kapasitas produksi sebesar 1191 kg/batch akan menghasilkan nilai ROI, Payback Period, IRR dan NPV berturut-turut sebesar 32,70 , 3,06 tahun, 38,98 dan 21.345.000 USD.

ABSTRACT
Cellulase enzymes were widely used in the bioethanol industry, pulp and paper, textiles, feed and detergents. Unfortunely, they are still imported as much as 99 for industrial need in Indonesia. Base on the previous research, lignocellulosic biomass of OPEFB was known as a potential cellulose. The content of cellulose in OPEFB achieves 41.3 ndash 46.5 w w . Fungi was used also for production of cellulose. However, E. coli bacteria has known faster production rate of of cellulose than fungi. So, this research focuse on optimally cellulose production base on OPEFB using recombinant of E. coli EgRK2 and Bacillus sp. RK2 by determine of incubation time, temperature, optimally pH and kinetics of enzymatic reaction. Design base on simulation was conducted also by SuperPro Designer. The result showed that optimally cellulose production for E. coli EgRK2 and Bacillus sp. RK2 were 24 hours, with the optimum pH and temperature for recombinant E. coli EgRK2 were 7 and 40 C. After enzyme extraction, the optimum pH and temperature of Bacillus sp. RK2 and also E. coli EgRK2 were 6.5 at 50 C and 6.5 at 60 C, respectively. but it is known that bacteria can also produce cellulase enzymes at a faster rate. The Km and Vmax cellulase values of Bacillus sp. RK2 and E. coli EgRK2 for degradation of CMC were 0.021 mole.ml 1 and 1.631 mole.ml 1.min 1 0.097 mole.ml 1 and 2.739 mole.ml 1.min 1 respectively. Km and Vmax cellulase values of Bacillus sp. RK2 and E. coli EgRK2 for degradation of OPEFB were 0.704 mole.ml 1 and 0.943 mole.ml 1.min 1 0.26 mole.ml 1 and 1.934 mole.ml 1.min 1, respectively. The result of simulation design by SuperPro Designer including on economic evaluation of celluase enzyme production in Indonesia were acvieved. Result showed that capacity of cellulase production was 1191 kg.batch 1, while values of ROI, payback period, IRR and NPV were 32.70 3.06 years 38.98 and 21,345,000 USD, respectively."
2017
D2408
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindito Awindya Hidayat
"Enzim selulase digunakan secara luas dalam industri bioetanol, pulp dan kertas, tekstil, pakan dan deterjen, namun hampir 99% kebutuhan enzim domestik dipenuhi oleh impor. Salah satu biomassa lignoselulosa yang memiliki potensi tinggi produksi selulase adalah Tandan Kosong Sawit (TKS) karena kandungan selulosanya cukup tinggi, yaitu mencapai 41,3 46,5% (w/w). Metode konvensional untuk produksi enzim selulase adalah menggunakan jamur, namun diketahui bahwa bakteri juga dapat memproduksi enzim selulase dengan laju yang lebih cepat. Penelitian ini menggunakan simulasi perancangan pabrik serta perhitungan ekonomi produksi enzim selulase di Indonesia berbasis Tandan Kosong Sawit dengan simulasi menggunakan software SuperPro v9.0. Simulasi dilakukan sebagai estimator nilai kelayakan proses dan kelayakan pabrik. Data diambil dari literatur. Berdasarkan simulasi dan analisis dari softwarre SuperPro Designer 9.0 diperoleh, kapasitas produksi sebesar 1816 kg/batch akan menghasilkan nilai ROI, Payback Period, IRR dan NPV berturut turut sebesar 1056.34 %, 0,09 tahun, 278,2% dan US$ 31.413.708.000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salsabila
"Tandan Kosong Sawit (TKS) merupakan limbah padat utama dari industri pengolahan kelapa sawit. Salah satu polimer penyusun TKS adalah lignin. Saat ini pemanfaatan lignin paling banyak digunakan sebagai perekat kayu. Aktivitas antioksidan lignin telah menerima banyak perhatian karena struktur polifenol yang dimiliki oleh lignin. Meskipun penelitian terdahulu membuktikan bahwa lignin mempunyai aktivitas antioksidan, namun lignin mudah teroksidasi dalam penyimpanan. Oleh karena itu dibutuhkan bahan untuk menjaga stabilitas lignin. Penelitian ini menganalisis kelayakan investasi dari pabrik produsi lignin terenkapsulasi dari TKS sebagai bahan baku. Pabrik akan dibangun di daerah Kertajaya, Banten, dengan masa usia proyek 15 tahun dan ditargetkan untuk mampu memenuhi target 1% market share. Penelitian ini membandingkan empat macam proses praperlakuan, yaitu basa dengan NaOH, asam-basa, steam explosion, dan basa dengan NH4OH. Simulasi proses produksi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer untuk memperoleh data neraca massa, energi, dan parameter keekonomian. Simulasi menunjukkan produksi lignin terenkapsulasi dengan metode praperlakuan menggunakan NaOH sebagai alternatif terbaik dengan parameter profibilitas berupa NPV, IRR, PBP, sebesar USD USD 6.078.000; 35,23 % dan 3,19 tahun; secara berurutan pada harga jual produk sebesar USD 40/kg.

Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) is the main solid waste from the palm oil processing industry. One of the main constituent polymers of Oil Palm EFB is lignin. Currently, the use of lignin is most widely used as wood adhesives. The antioxidant activity of lignin has received much attention recently because of the structure of the polyphenols possessed by lignin. Although previous studies have shown that lignin has antioxidant activity, lignin is easily oxidized while in storage. Therefore we need materials to maintain lignin stability. This research analyzes the investment feasibility of a lignin production plant encapsulated from oil palm empty fruit bunches (TKS) as raw material. The factory will be built in theKertaja area Banten, with a project life span of 15 years and is targeted to be able to meet 1% market share. This study compared four kinds of pretreatment processes, namely bases with NaOH, acid-bases, steam explosion, and bases with NH4OH. The production process simulation is carried out by using the SuperPro Designer software to obtain mass, energy, and economic parameter data. Simulations show the production of encapsulated lignin with the alkaline pretreatment using NaOH method as the best alternative with the profitability parameters in the form of NPV, IRR, and PBP, of USD 6.078.000; 35,23 % and 3,19 years, respectively, at the product selling price of USD 40/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Gilang Fauzi
"Surfactant are amphiphilic molecules that have been used in widely used as emulsifier and cleaning agent in various industries. These broad industrial applications made the global surfactant production increased annually. In 2020, the amount of global surfactant production estimated would reach more than 24 million per year. However, the currently used surfactants are synthetically produced from chemical or petroleum derived product, so it is often toxic and non-biodegradable. Rhamnolipids are “surfactant like” molecules produced by Pseudomonas aeruginosa which could be alternatives for more environmentally friendly surfactant. The use of rhamnolipid are quite limited due to its expensive production cost. The production cost of rhamnolipid could be reduced using by agro-industrial by-product as substrate. One of the abundant agro-industrial by-products in Indonesia that can be used as a substrate for rhamnolipid production are Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB). This study employed SuperPro Designer v9.5 to performed process simulation and economical assessment of rhamnolipid production using OPEFB as a substrate through two different purification methods which are solvent extraction and chromatography adsorption. Based on the process simulation that has been done, the process that used adsorption chromatography purification methods more efficient in terms of the usage of the feedstock and energy. The economic assessment also shown that these methods were more profitable and economically attractive with the value of NPV 24.954.000 USD, IRR 14,77% and payback period 5,66 years

Surfaktan merupakan molekul yang bersifat amfifilik dan banyak digunakan sebagai emulsifier dan agen pembersih di berbagai industri. Pengaplikasian surfaktan yang sangat luas menyebabkan produksi surfaktan setiap tahunnya selalu meningkat. Namun, kebanyakan surfaktan yang digunakan dan tersedia dipasaran merupakan surfaktan sintetik yang dibuat dari bahan kimia atau turunan minyak bumi. Surfaktan jenis ini biasanya bersifat racun dan dapat mencemari lingkungan. Rhamnolipid merupakan molekul yang diproduksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa, bersifat seperti surfaktan namun lebih ramah lingkungan. Penggunaan rhamnolipid masih sangat terbatas, dikarenakan biaya produksinya yang mahal. Biaya produksi rhamnolipid dapat dikurangi dengan menggunakan limbah agroindustri sebagai substrat untuk produksinya. Salah satu limbah agro industri yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia dan dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi rhamnolipid adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Penelitian ini melakukan simulasi proses dan analisis keekonomian dari produksi rhamnolipid dengan substrat TKKS menggunakan program SuperPro Designer melalui dua metode purifikasi yaitu metode ekstraksi pelarut dan kromatografi adsorpsi. Berdasarkan hasil simulasi proses yang telah dilakukan, produksi dengan menggunakan metode purifikasi kromatografi adsorpsi lebih efisien secara penggunaan bahan baku TKKS dan energi. Selain itu, analisis keekonomian juga menunjukkan proses dengan metode kromatografi adsorpsi lebih menguntungkan secara ekonomis dengan nilai NPV, IRR, dan payback period secara berturut-turut 24.954.000 USD; 14,77%; dan 5,66 tahun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Putri Ariyani
"ABSTRAK
Enzim selulase digunakan secara luas dalam berbagai industri, namun hampir 99% kebutuhan enzim domestik dipenuhi oleh impor. Salah satu biomassa lignoselulostik yang memiliki potensi tinggi produksi selulase adalah Tandan Kosong Sawit (TKS) karena kandungan selulosanya mencapai 41,3 – 46,5% (w/w). Metode konvensional untuk produksi enzim selulase adalah menggunakan jamur, namun diketahui bahwa bakteri juga dapat memproduksi enzim selulase dengan laju yang lebih cepat. Dalam penelitian ini dikaji bagaimana produksi enzim selulase oleh isolat BPPTCC-RK2 dan rekombinan EgRK2 dengan melakukan penentuan waktu inkubasi, suhu operasi dan pH optimum. Didapat bahwa waktu untuk produksi terbesar selulase untuk kedua jenis isolat adalah 24 jam, dengan pH dan suhu optimum untuk rekombinan EgRK2 adalah 7 dan 40 C. Setelah ekstraksi enzim, diperoleh nilai pH dan suhu optimum untuk selulase dari BPPTCCRK2 sebesar 6,5 dan 50 C, sementara selulase dari EgRK2 adalah sebesar 6,5 dan 60 C. Nilai Km dan Vmax selulase dari BPPTCC-RK2 untuk degradasi CMC adalah sebesar 0,021% dan 1,631 mol.ml-1min 1 dan dari rekombinan EgRK2 adalah sebesar 0,097% dan 2,739 mol.ml-1min-1. Sementara, nilai Km dan Vmax selulase pada degradasi TKKS adalah sebesar 0,704% dan 0,943 mol.ml-1min-1 untuk BPPTCC-RK2 dan 0,26% dan 1,934 mol.ml-1min-1 untuk rekombinan EgRK2.

ABSTRACT
Cellulase enzyme is widely used in industries, however almost 99% of Indonesia industrial enzyme demands is fulfilled by imports. One of the lignocellulosic biomass which has pretty high cellulose content is Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB), which reaches up to 41,3 – 46,5% (w/w). The conventional method for cellulase production is by utilizing fungi, but it is known that cellulase also can be produced by bacteria with higher production This research examined how was the production of cellulase enzyme by Bacillus amyloliquefaciens BPPTCCRK2 and EgRK2 recombinant by varying incubation time, operating temperature and medium pH. It was known that the optimum time for cellulase production by both isolates was 24 hours, with optimum pH and temperature of 7 and 40 C respectively. After enzyme extraction, the optimum pH and temperature of cellulase were obtained, with the value of 6,5 and 50 C for BPPTCC-RK2 and 6,5 and 60 C for EgRK2 recombinant. Km and Vmax value for CMC degradation were 0,021% and 1,631 mol.ml-1min 1 for BPPTCC-RK2 and 0,097% and 2,739 mol.ml-1min-1 for EgRK2 recombinant. Meanwhile, Km and Vmax value for OPEFB degradation were 0,704% and 0,943 mol.ml-1min-1 for BPPTCC-RK2 0,26% and 1,934 mol.ml-1min-1 for EgRK2 recombinant.
"
2015
S59780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Limoes
"ABSTRAK
Eschericia coli BPPT-CC EgRK2, bakteri hasil rekombinasi yang dapat memproduksi enzim protein endo-b-1,4-glukanase, diteliti di dalam kultur batch untuk ditentukan parameter-parameter kinetikanya. Eschericia coli BPPT-CC EgRK2 dikultur di dalam media cair mengandung glukosa yang telah ditentukan konsentrasinya. Variabel lain seperti temperatur, agitasi, aliran udara, dan hal-hal lainnya dijaga konstan. Parameter-parameter kinetika pertumbuhan Monod dari bakteri ini, yaitu laju pertumbuhan spesifik maksimum ? max dan konstanta kejenuhan substrat Ks diestimasi menggunakan linearisasi persamaan Monod. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ? max dari bakteri ini adalah 1,694 h-1 dan Ks dalam substrat glukosa sebesar 6,629 g/L. Hasil ini menunjukkan bahwa kinetika dari bakteri ini jauh lebih tinggi dari galur lain pada penelitian lain yang ditemukan di literatur. Pada penelitian ini juga dilakukan peninjauan produksi selulase dengan menggunakan dua metode fermentasi, yaitu batch dan fed batch. Peninjauan terhadap jumlah produksi biomassa dan rancangan desain fermentor dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer v9.0 dan juga perhitungan manual. Hasil menunjukkan bahwa fermentasi secara fed batch memberikan jumlah biomass yang lebih banyak daripada fermentasi batch, sehingga fermentasi fed batch merupakan metode fermentasi yang lebih baik untuk produksi enzim selulase.

ABSTRACT
Eschericia coli BPPT CC EgRK2, bacteria carrying recombinant genes to produce endo b 1,4 glucanase was studied in batch culture to determine its kinetic parameters. Eschericia coli EgRK2 were cultured in a defined liquid medium containing predetermined glucose concentration. Agitation, temperature, air flow, and others parameters remained constant. Monod growth kinetic parameters, maximum specific growth rate max dan substrate saturation constant Ks , from this bacteria were estimated by using linearization of Monod rsquo s equation. It was found that max is 1,694 h 1 and Ks in glucose substrate is 6,629 g L. These results showed that Eschericia coli BPPT CC kinetics is higher than other strain found in literature. Cellulase industrial production through two methods of fermentation, batch and fed batch is also examined in this study. Observation of biomass production and fermenters design calculation of each method is done with manual calculations and simulation software, SuperPro Designer v9.0. The results showed that fed batch fermentation gives more biomass than batch fermentation therefore, fed batch fermentation is a better fermentation method for cellulase production."
2017
S67863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ningsi Lick Sangadji
"Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat.
Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37oC. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat.
Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas.

The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process.
Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37oC. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content.
The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hamidi
"Penghematan energi dan upaya mencari bahan bakar alternatif yang terbarukan seperti bioetanol perlu dilakukan saat ini. Produksi bioetanol dapat ditingkatkan diantaranya dengan mengoptimasi temperatur fermentasi dan waktu retensiya. Waktu retensi dipengaruhi oleh laju reaksi pembentukan, yang dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut mengenai konstanta laju reaksi pembentukan bioetanol. Pada penelitian ini akan diproduksi bioetanol berbasis tandan kosong sawit TKS. TKS terlebih dahulu didelignifikasi untuk menghilangkan kandungan ligninnya, kemudian TKS tersebut dikonversi menjadi bioetanol dengan menggunakan metode Simultaneous Saccharification and Fermentation SSF. Pada proses ini, suhu reaksi divariasikan yaitu 30, 33, dan 35 agar diperoleh suhu terbaik, dengan pengambilan sampel setiap 24 jam selama 4 hari. Kondisi terbaik pada penelitian dicapai pada suhu 30 dengan waktu sakarifikasi dan fermentasi selama 24 jam. Koefisien kinetika yang diperolah pada kondisi terbaik tersebut yaitu maximum spesific growth reaction rate ?max = 0,008 h-1; monod constant Ks = 0,005 g/dm3; specific natural death constant Kd = 0,011 h-1; dan cell maintenance constant m = 0,457 h-1.

It is necessary for energy savings as well as searching for alternative renewable fuels, such as bioethanol. Bioethanol production could be improved such as by optimizing the fermentation temperature and retention time. The retention time is influenced by the rate of reaction formation, which in this study will be further examined on the reaction rate constant formation of bioethanol. In this research, bioethanol will be produced from oil palm empty fruit bunches EFB. Empty fruit bunches of oil palm EFB will undergo delignification process to remove its lignin content, then cellulosic rich oil palm empty fruit bunches EFB will then be converted into bioethanol using Simultaneous Saccharification and Fermentation SSF method. In this process, the reaction temperature variation 30, 33, and 35 performed to determine the optimum temperature, with sampling every 24 hours for 4 days. The optimum conditions in the study achieved at a temperature of 30 C in 24 hour of sacarification and fermentation. Meanwhile, the kinetic coefficients achieved in this optimum condition are maximum spesific growth reaction rate max 0,008 h 1 monod constant Ks 0,005 g dm3 specific natural death constant Kd 0,011 h 1 and cell maintenance constant m 0,457 h 1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>