Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afif Mudrik
"ABSTRAK
Ditengah ketatnya persaingan industri perbankan dan tantangan perekonomian yang penuh ketidakpastian, perbankan harus mampu mencari strategi untuk bertahan sambil terus-menerus berinovasi terhadap berbagai produk dan layanannya. Service Oriented Architecture SOA sebagai salah satu konsep yang bisa menjawab tantangan tersebut telah hadir di Bank Muamalat Indonesia sejak tahun 2014. Dalam penerapannya sejauh ini, pendekatan pembangunan SOA yang per proyek menyebabkan populasi servis terus bertambah namun nilai tambah yang dimiliki oleh SOA kurang tercapai. Sedangkan posisi SOA semakin strategis karena sudah menopang operasional Bank. Dibutuhkan suatu mekanisme evaluasi untuk memperbaiki kondisi yang ada. Oracle SOA Maturity Model hadir sebagai solusi untuk mengevaluasi penerapan SOA dan memberikan langkah rekomendasi untuk perbaikan proses untuk peningkatan kematangannya. Dengan metode wawancara dan dipandu dengan karakteristik domain di setiap tingkat kematangan, diketahui tingkat kematangan SOA di BMI berada pada tingkat 2 systematic . Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi aktifitas remediasi pada ke 8 domain yang ada. namun prioritas rekomendasi aktifitas remediasi diberikan kepada 2 domain terendah, yaitu domain proyek dan domain tata kelola.

ABSTRACT
In the midst of intense banking industry competition and uncertain economic challenges, banks must be able to find a strategy to survive while continuously innovating their products and services. Service Oriented Architecture SOA as one concept that can answer the challenges that have been present at Bank Muamalat Indonesia since 2014. In its application so far, the SOA development approach that per project has led to a growing service population but the added value of SOA is lacking. While the position of SOA is more strategic because it supports the Bank 39 s operations. An evaluation mechanism is needed to improve the existing conditions. Oracle SOA Maturity Model comes as a solution to evaluate the application of SOA and provides a recommendation step for process improvement and improved maturity. With interview method and guided by domain characteristic in every levelof maturity, concluded SOA maturity level in BMI is at level 2 systematic. The results of this study provide recommendations on remediation activities to the 8 domains. But priority recommendations for remediation activities are given to the two lowest domains, the project domain and the governance domain"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Amelia
"ABSTRAK
Dalam mencapai visi dan misi, Lembaga XYZ merencanakan transformasi bisnis melalui implementasi paket solusi Commercial Off The Shelf (COTS). Penggunaan SOA kemudian direkomendasikan sebagai arsitektur utama bagi aplikasi COTS maupun aplikasi legacy. Dalam penerapannya saat ini, pengembangan sistem informasi masih dimulai berdasarkan kebutuhan yang terpisah di masing-masing departemen bisnis sehingga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya duplikasi service. Tujuan implementasi SOA nantinya ialah sebagai role model dalam penerapan SOA Strategy dan SOA Governance yang akan berlaku di Lembaga XYZ. Dalam menjawab permasalahan dan tujuan SOA, dibutuhkan suatu mekanisme evaluasi untuk memperbaiki kondisi yang ada. Oracle SOA Maturity Model diharapkan dapat menjadi landasan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kematangan di masing-masing domain. Metode penelitian ini menggunakan wawancara berdasarkan karakteristik domain pada setiap tingkat kematangan dan studi dokumen Lembaga XYZ. Hasil penelitian yaitu tingkat kematangan SOA di Lembaga XYZ berada pada tingkat 1 (opportunistic). Artinya, departemen TI mulai mengenal SOA dengan menggunakan dan mengekspos services serta mendapatkan manfaat bisnis yang relatif sedikit seperti penggunaan kembali beberapa logika bisnis yang tertanam dalam sistem legacy. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi peningkatan kematangan pada 8 domain yang ada. Prioritas diberikan kepada 2 domain terendah yaitu business & strategy dan domain organization.
ABSTRACT
In order to achieve its vision and mission, XYZ Institutuion has developed a business transformation plan through implementing a solution package named Commercial Off The Shelf (COTS). The use of SOA is recommended as the main architecture for COTS applications or legacy applications. At the current state condition, information system development in XYZ Institution is initiated based on different requests from each business department that can lead to the possibility of duplicate services. In fact, the goal of SOA implementation expected to be a role model in implementing SOA Strategy and SOA Governance at XYZ Institution. To answer the problem and the goal of SOA, an evaluation method is needed to improve existing conditions. Oracle SOA Maturity Model is expected to be the basis for assessing the level of maturity in each domain. This research uses interview method as research methodology, which based on domain characteristics at each level of maturity. Research result is the SOA maturity level at XYZ Institution is in level 1 (opportunistic). It means, IT departments are being familiar with SOA by using and exposing to SOA services, in which the benefits are still relatively small such as reusing some business logic embedded in legacy systems. This research also provides recommendations for increasing maturity in 8 existing domains. Priority is given to the two lowest domains, namely business & strategy and domain organization."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai hukum dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan khususnya mengenai peraturan perundang-undangan, diperlukan suatu informasi yang tertata dan terselenggara dengan baik dalam suatu sistem dan untuk meningkatkan pelayanan dan kelancaran tugas dibidang hukum, sehingga perlu dibangun suatu sistem informasi yang mudah cepat dan akurat melalui teknologi informasi yaitu melalui Sistem Informasi Hukum (SISKUM). Pemerintah pusat baru saja menetapkan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan lnformasi Hukum Nasional tanggal 20 Maret 2012. Salah satu pertimbangannya adalah perlu membangun kerja sama dalam suatu jaringan dokumentasi dan informasi hukum nasional yang terpadu dan terintegrasi. Penelitian yang dilakukan akan merancang suatu model integrasi Sistem Informasi Hukum di Tingkat Pusat (Kementrian-kementrian) dengan Sistem Informasi Hukum di Tingkat Daerah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tersebut sehingga data peraturan perundang-undangan pusat dapat terintegrasi secara efektif dan ejisien dengan Sistem Informasi Hukum di Daerah. Dalam penelitian ini perancangan integrasi menggunakan Service Oriented Architecture (SOA)."
005 JEI 2:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desiana Nurul Maftuhah
"Fungsi IT Service Desk di dalam sebuah organisasi adalah sebagai kontak satu pintu yang menangani keluhan dari pengguna sistem aplikasi dan memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna sistem. Untuk menunjang fungsi tersebut, pemanfaatan manajemen pengetahuan menjadi kebutuhan yang berperan penting dalam membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan cepat. Berdasarkan data pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, penyelesaian complain IT Service Desk Bank XYZ belum mencapai SLA. Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengelolaan informasi atau pengetahuan di IT Service Desk dalam menunjang penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level atau tingkat kematangan implementasi knowledge management pada IT Service Desk Bank XYZ serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas implementasi manajemen pengetahuan pada IT Service Desk Bank XYZ. Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner yang disusun berdasarkan framework dari APO dengan responden pekerja di IT Service Desk Bank XYZ. Sedangkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan dapat diketahui bahwa implementasi manajemen pengetahuan di IT Service Desk Bank XYZ berada pada tingkat kematangan level 4 (refinement). Penelitian ini menghasilkan sebelas rekomendasi perbaikan implementasi manajemen pengetahuan.

The function of the IT Service Desk in an organization is as a single point of contact that provides help and assistance to users to overcome problems of applications that they face. Utilizing knowledge management is crucial for supporting the function since it makes it easier to rapidly and completely gather the necessary information. Based on the data from 2020 until 2022, complaint resolution time in IT Service Desk Bank XYZ has not reach the target. The management of information or knowledge in the IT Service Desk to support the execution of everyday job is one of the causes of this. This study's goals are to assess the IT Service Desk's knowledge management maturity level and offer suggestions for strengthening knowledge management implementation quality. This research used both quantitative and qualitative or mixed method. An APO-based questionnaire that was issued to IT Service Desk staff members as respondents is used for quantitative research. According to the results of the maturity level measurement, the IT Service Desk at XYZ Bank has knowledge management maturity at level 4 (refinement).. Considering the questionnaire's findings, expert validation was carried out and then eleven recommendations for improvement were made."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fauziyah
"Perkembangan implementasi teknologi informasi dan komunikasi TIK di bidang kepemerintahan saat ini semakin meningkat pesat baik untuk peningkatan kinerja internal organisasi maupun untuk peningkatan kualitas layanan publik Kementerian Keuangan merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melakukan banyak perbaikan dalam penerapan TIK untuk mendukung pencapaian pengelolaan keuangan yang kredibel dan akuntabel Untuk mendukung hal tersebut Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek yang merupakan unit TIK pusat di lingkungan Kementerian Keuangan melakukan banyak proyek TIK Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menganalisis tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan Model kematangan yang digunakan adalah Project Management Maturity Model PMMM yang disesuaikan dengan Project Management Body of Knowledge PMBoK Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan adalah tingkat 2 Hal ini menunjukkan bahwa Pusintek telah memiliki kebijakan dan standar dalam pelaksanaan manajemen proyek Namun berdasarkan pemeriksaan dan observasi dokumen yang dilakukan penelitian ini pelaksanaan manajemen proyek belum sepenuhnya mengacu pada kebijakan tersebut Menurut PMMM tingkat 2 menunjukkan belum adanya konsistensi dalam pemahaman dan pelaksanaan manajemen proyek Penelitian ini juga memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Pusintek Kementerian Keuangan untuk dapat mencapai kematangan tingkat 3 Rekomendasi mencakup beberapa aspek yaitu aspek kebijakan yang terdiri dari melakukan sosialisasi kebijakan dan menyusun beberapa prosedur yang dibutuhkan aspek sumber daya manusia yang terdiri dari memberikan pelatihan manajemen proyek evaluasi manajemen proyek dan manajemen program serta melakukan evaluasi dan pengukuran kinerja tim proyek serta aspek teknologi yang terdiri dari pemanfaatan tools atau sistem manajemen proyek.

The implementation of information and communication technology ICT in government today is growing rapidly both to improve the internal performance of the organization and to improve the quality of public services The Ministry of Finance is one of the government agencies that make a lot of improvements in the implementation of ICT to encourage the achievement of credible and accountable financial management To support this Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusintek which is the IT department of the Ministry of Finance did a lot of ICT projectsThis study was conducted to evaluate and analyze the maturity level of project management implementation in Pusintek Ministry of Finance Maturity model used is Project Management Maturity Model PMMM which is adapted to the Project Management Body of Knowledge PMBOK The result of this study indicates that the project management maturity level in Pusintek Ministry of Finance is level 2 It means that Pusintek already have policies and standards in the implementation of project management However based on the evaluation and documents observation conducted by this study the implementation of project management have not been fully based on the policies According to PMMM level 2 shows the lack of consistency in the understanding and implementation of project management This study also provides some recommendations that can be done by Pusintek to achieve the maturity level 3 The recommendations are grouped into three aspects policy by disseminating the policy and developing the necessary procedures human resource by providing project management project management evaluation and management program training and evaluating and measuring the performance of the project team and technology by more using the project management tools and systems Keywords Project Management Maturity Level PMMM PMBOK."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmita Dewi Rinanti
"Dengan perkembangan jaman yang sangat pesat, sistem informasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses bisnis perusahaan. Sistem informasi dapat membantu proses bisnis perusahaan menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien. Meskipun sistem informasi dapat memudahkan proses bisnis perusahaan secara keseluruhan, sistem informasi juga tak luput dari risiko yang dapat ditimbulkannya. Oleh karena itu, perlu adanya pengendalian dari perusahaan untuk meminimalkan risiko dari sistem informasi yang dimilikinya. Audit sistem informasi juga perlu dilakukan untuk menguji apakah pengendalian yang dimiliki perusahaan telah berjalan efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Laporan magang ini membahas proses audit sistem informasi yang dilakukan selama Penulis melaksanakan kegiatan magang pada Badan ABC-Penyelenggara Jaminan Sosial.

In rapid globalization era, information system becomes an integrated part in the organization business process. Information system can help organizations business process becomes easier, efficient and effective. Eventhough, information system can make organizations overall business process easier, it also has some risks. Therefore, organization should have some controls to minimize the risks of its information system. Audit of information system audit should also be conducted to review and test whether those controls are effective in accordance with organization business needs. This report discusses about information system audit process during Authors internship program in Badan ABC-The Organizer of Social Security."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mallarangeng, Andi Rizkha Fadillah
"Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia. Tbk membangun dan menetapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk menangani tracing dan tracking virus COVID-19 di Indonesia (Plate, 2020). Aplikasi PeduliLindungi dikembangakan dengan menggunakan metode pengembangan aplikasi Development and Operation (DevOps). Namun dalam pengembangannya terdapat beberapa permasalahan pada status pengembangan aplikasi PeduliLindungi dengan menggunakan metode pengembangan DevOps yakni sekitar 5% pengembangan aplikasi yang dikerjakan berpotensi untuk ditunda, 8% tertunda dan 2% telah dihentikan (Qiantori, 2022). Berdasarkan data tersebut diketahui dari 100% persentasi pengembangan aplikasi, sebanyak 15% pengembangan aplikasi PeduliLindungi megalami permasalahan dalam pengembangannya. Berdasarkan analisis peneliti mengenai kesenjangan antara ekspektasi dan realita maka persentasi kelancaran pengembangan aplikasi peduliLindungi menggunakan metode DevOps tidak memenuhi target. Dalam penelitian ini analisis fishbone dilakukan dengan memetakan akar permasalahan dalam tantangan adopsi DevOps terdapat akar permasalahan kurang matangnya penerapan metode DevOps pada pengembangan aplikasi. Menurut (Hamunen, 2016)kurang matangnya penerapan metode DevOps pada pengembangan aplikasi PeduliLindungi masuk pada Problems with adapting organizational processes to DevOps. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti mengkaji lebih lanjut akar permasalahannya yaitu belum pernah dilakukan pengukuran tingkat kematangan pengembangan aplikasi DevOps menggunakan Bucena DevOps Maturity Model dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kematangan. Penelitian ini berjenis applied research serta metode analisis data yang digunakan adalah mixed-methods. Berdasarkan penelitian menggunakan Bucena DevOps Maturity Model tingkat kematangan metode pengembangan aplikasi PeduliLindungi yakni dengan menggunakan metode DevOps adalah 3,49 Defined, dan terdapat 6 faktor yang diberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan DevOps. Rekomendasi perbaikan telah melewati proses validasi oleh Head of Technology pengembangan aplikasi PeduliLindungi. dengan adanya penelitian ini tim mendapatkan gambaran mengenai tingkat kematangan DevOps pada PeduliLindungi termasuk mengenai faktor-faktor pada dimensi yang mempengaruhi nilai Maturity rendah serta rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan tingkat kematangan DevOps pada PeduliLindungi serta penelitian ini memberikan kontribusi akademis dengan memperkaya penelitian terdahulu terkait DevOps Maturity Level termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi Maturity Level.

The Indonesian Ministry of Communication and Information in collaboration with PT. Telkom Indonesia. Tbk builds and establishes the use of the PeduliLindungi application to handle tracing and tracking the COVID-19 virus in Indonesia (Plate, 2020). The PeduliLindungi application was developed using the Development and Operations (DevOps) application development method. However, in its development there are several problems with the development status of the PeduliLindungi application using the DevOps development method, namely about 5% of application development that is being carried out has the potential to be delayed, 8% is delayed and 2% has been discontinued (Qiantori, 2022). Based on this data, it is known that from 100% percentage of application development, as much as 15% of PeduliLindungi application development has problems in its development. Based on the researcher's analysis of the gap between expectations and reality, the percentage of smooth development of the CareLindung application using the DevOps method did not meet the target. In this study, fishbone analysis was carried out by mapping the root causes in the challenge of DevOps adoption, there are root causes of the lack of maturity of the application of the DevOps method in application development. According to (Hamunen, 2016) the immaturity of the application of the DevOps method in the development of the PeduliLindung application is included in Problems with adapting organizational processes to DevOps. To answer these problems, the researchers further examined the root of the problem, namely that the maturity level of DevOps application development has never been measured using the Bucena DevOps Maturity Model and provided recommendations for improvements to increase maturity. This research is applied research type and the data analysis method used is mixed-methods. Based on research using the Bucena DevOps Maturity Model, the maturity level of the PeduliLindungi application development method using the DevOps method is 3.49 Defined, and there are 6 factors that are recommended for improvement to increase the DevOps maturity level. The recommendation for improvement has passed the validation process by the Head of Technology for PeduliLindungi application development. With this research, the team gets an overview of the maturity level of DevOps at Cares for Protect including the factors on the dimensions that affect the low Maturity value as well as recommendations for improvement to increase the maturity level of DevOps at PeduliLindungi and this research provides an academic contribution by enriching previous research related to DevOps Maturity Level including Factors Affecting Maturity Level."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Risetiyawan Dimas Sutejo
"Di era modern saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi kebutuhan strategis dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pada akhir tahun 2014 divisi TI FIF telah melakukan assessment IT Governance menggunakan COBIT 5 ? Process Assessment Model (PAM). Hasil assessment tersebut menunjukan terjadi beberapa masalah di dalam penerapan manajemen proyek TI di FIF.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek di FIF dan memberikan rekomendasi kepada divisi TI FIF terkait kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat kematangan manajemen proyek yang diharapkan sesuai dengan target IT Governance. Model kematangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Project Management Maturity Model (PMMM) yang dikembangkan oleh PM Solutions yang disesuaikan dengan Project Management Body of Knowledge (PMBoK) dari Project Management Insititute (PMI) yang kemudian akan dipetakan ke dalam COBIT 5.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di divisi TI FIF saat ini masih berada pada level 2. Hal ini menjadi kesenjangan di mana target organisasi berada pada level 3. Terdapat 39 proses manajemen proyek yang ditargetkan FIF, namun 24 proses tidak mencapai target kematangan. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi perbaikan terhadap penerapan manajemen proyek di FIF berdasarkan 24 proses tersebut, yang kemudian dikelompokan ke dalam empat aspek, yaitu: aspek teknologi, aspek kebijakan, aspek work product, dan aspek sumber daya manusia, dengan tujuan mendukung pencapaian target IT Governance organisasi.

Currently, it can?t be denied that the use of Information Technology (IT) has become a strategic necessity in improving the company's competitive advantage. Regarding to fulfill this need, in the end of 2014, FIF IT division has conducted an assessment of IT Governance using COBIT 5 - Process Assessment Model (PAM). The assessment results indicated there was some problem about the implementation of IT project management at FIF.
This study was conducted to determine the level of IT project management maturity at FIF and provide recommendations to FIF IT division related anything of needs that shall be provided in order to achieve project management maturity level expectation. The Maturity model of study is Project Management Maturity Model (PMMM) developed by PM Solutions which is tailored with Project Management Body of Knowledge (PMBOK) from the Project Management Institute (PMI) then mapped to COBIT 5.
The results of this research showed that the maturity level of project management implementation at FIF IT division still at level 2. This has become a gap since the target organization are at level 3. There are 39 project management processes that are targeted by FIF, but 24 process does not reach the maturity target. This research also gives recommendations for improvement of the implementation of project management in FIF, in which grouped into four aspects, namely: technology aspects, policy aspects, work product aspects , and human resources aspects. This recommendations are expected to increase the maturity level of project management implementation in FIF as expected by organization.
"
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Yosua Pangihutan
"Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, manajemen Bank XYZ menilai bahwa value proposition yang ditawarkan oleh Bank XYZ sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar Bank XYZ untuk melakukan transformasi digital. Terdapat tiga alasan Bank XYZ harus melakukan transformasi digital, yang pertama adalah jenis bisnis yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Kedua, existing portofolio produk Bank XYZ yang sudah ketinggalan zaman. Ketiga, kompetisi yang semakin beragam, karena sekarang kompetisi layanan keuangan tidak hanya diisi oleh perbankan saja, namun financial technology (fintech) juga turut hadir dalam kompetisi ini. Penelitian ini menghasilkan perencanaan strategis yang mencakup strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI yang selaras dengan 4 strategi bisnis yang sudah didefinisikan pada rencana bisnis bank dan satu strategi berdasarkan analisis lingkungan bisnis. Strategi SI yang dihasilkan adalah ada sebanyak 34 (tiga puluh empat) aplikasi yang dibutuhkan oleh Bank XYZ di masa mendatang. Aplikasi tersebut terdiri dari 3 (tiga) aplikasi pada kategori strategic, 1 (satu) aplikasi pada kategori high potential, 19 (Sembilan belas) aplikasi pada kategori key operational, dan 11 (sebelas) aplikasi pada kategori support. Ke-34 (tiga puluh empat) aplikasi ini diharapkan dapat membantu Bank XYZ dalam melaksanakan strategi bisnisnya. Strategi TI yang dihasilkan menuntut pembaruan operating system dari server server yang sudah tidak didukung oleh principal. Strategi manajemen SI/TI yang dihasilkan menuntut perbaikan tata kelola TI yang diperlukan Bank XYZ di masa mendatang. Penyediaan dokumen pedoman pelaksanaan, standar pelaksanaan operasional dan pelaporan mengacu pada ketentuan – ketentuan dari regulator baik OJK (Otoritas Jasa Keuangan) maupun BI (Bank Indonesia).

As time has passed until now, the management of Bank XYZ has evaluated that the value proposition offered by Bank XYZ is no longer relevant to the current conditions. This is one of the foundations for Bank XYZ to undergo digital transformation. There are three reasons why Bank XYZ needs to undergo digital transformation. First, the type of business is no longer relevant to the current conditions. Second, Bank XYZ's existing product portfolio is outdated. Third, the competition has become more diverse, as financial technology (fintech) is now also present in the competition, not just traditional banks. This research has resulted in a strategic plan that includes IS (Information Systems) strategy, IT (Information Technology) strategy, and IS/IT management strategy that aligns with the four business strategies defined in the bank's business plan, and one additional strategy as result from business environmental analysis. The resulting IS strategy includes a total of 34 (thirty-four) applications that will be needed by Bank XYZ in the future. These applications consist of 3 (three) applications in the strategic category, 1 (one) application in the high potential category, 19 (nineteen) applications in the key operational category, and 11 (eleven) applications in the support category. These 34 applications are expected to assist Bank XYZ in implementing its business strategy. The resulting IT strategy requires updating the operating system of servers that are no longer supported by the principal. The resulting IS/IT management strategy requires improving the IT governance necessary for Bank XYZ in the future. The provision of implementation guidelines, operational implementation standards, and reporting refer to the provisions set by regulators such as OJK (Otoritas Jasa Keuangan) and BI (Bank Indonesia).
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Edward
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tata kelola teknologi informasi (TI) pada PT XYZ. TI merupakan bagian vital dalam mendukung aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan. Penggunaan TI membutuhkan tata kelola TI yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat TI yang diperoleh dengan menjaga keseimbangan antara optimalisasi tingkat risiko TI dan sumber daya. Analisis tata kelola TI pada PT XYZ dilakukan dengan penilaian tingkat kapabilitas TI yang berfokus pada proses TI domain Deliver, Service, Support (DSS) berdasarkan kerangka COBIT 5. Penilaian tingkat kapabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan proses TI dalam memenuhi tujuan bisnis perusahaan saat ini maupun yang diproyeksikan. Penilaian menggunakan pendekatan COBIT 5 self-assessment. Data yang digunakan dalam penilaian tingkat kapabilitas diperoleh melalui proses wawancara dan dokumen-dokumen PT XYZ yang berkaitan dengan penilaian. Berdasarkan hasil penilaian, tingkat kapabilitas domain DSS berada pada level 3,5 (established process) yang menunjukkan bahwa penggunaan TI telah berjalan berdasarkan standar prosedur yang ditetapkan perusahaan dan memiliki pengukuran kinerja proses, akan tetapi beberapa proses belum memiliki kontrol proses.

This thesis aims to analyze the governance of information technology (IT) on PT XYZ. IT is a vital part in supporting the company's business activities. The use of IT requires IT governance to maximize the benefits of IT, by maintaining the balance between optimizing the level of IT-related risk and resources. The analysis of governance of information technology on PT XYZ is carried out by assessing the level of IT capability that focuses on the IT process of domain Deliver, Service, Support (DSS) based on the COBIT 5 framework. The capability level assessment aims to determine the ability of IT processes to meet current and future company objectives. The capability assessment is based on COBIT 5 self-assessment approach. Data used in this assessment was obtained by conducting interview and from documents related to the assessment. Based on the assessment results, the DSS domain capability level is at level 3.5 (established process) which indicates that the use of IT has been performed based on standard procedures defined by the company and has performance measurement, but some processes do not have control processes.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>