Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqie Joko Prabowo
"Tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhi adopsi teknologi Hyper-Converged Infrastructure dari organsiasi yang ada di Indonesia. Teknologi ini berupa infrastruktur dengan arsitektur software-centric yang mengintegrasikan sumber komputasi, penyimpanan, jaringan penyimpanan, virtualisasi dan teknologi lain yang dikemas dalam satu box yang didukung oleh satu vendor. Adopsi teknologi ini masih rendah baik di dunia maupun di Indonesia. Penelitian ini mengintegrasikan kerangka kerja Task-Technology Fit TTF , Technology Acceptance Model TAM dan Technology, Organization and Environment TOE . Dari survei berbasis kuesioner didapatkan data valid dari 113 responden pelanggan PT. XYZ . Hasil uji 17 hipotesis menggunakan PLS-SEM terdapat 10 hipotesis yang diterima dan 7 hipotesis yang tidak ditolak. Faktor technology characteristics, task-technology fit dalam TTF memengaruhi perceived ease of use, top management support, technology readiness dalam konteks organisasi memengaruhi perceived ease of use, competitive pressure, vendor support dan perceived ease of use memengaruhi Intention to Use teknologi HCI.

The purpose of this study is to investigate the factors that affect the adoption of Hyper Converged Infrastructure technology from organizations in Indonesia. This technology is an infrastructure with software centric architecture that integrates computing, storage, storage, virtualization and other technologies packed in one box supported by one vendor. The adoption of this technology is still low both in the world and in Indonesia. This research integrates the Task Technology Fit TTF , Technology Acceptance Model TAM and Technology, Organization and Environment TOE frameworks. Questionnaire based survey obtained valid data from 113 respondents customers PT. XYZ . Result of test of 17 hypothesis using PLS SEM have 10 hypothesis accepted and 7 hypothesis not accepted. Technology characteristics factor, task technology fit in TTF affect perceived ease of use, top management support, readiness technology in the organizational context affect perceived ease of use, and competitive pressure, vendor support and perceived ease of use affect on Intention to Use Hyper Converged Infrastructure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Putri Nagari
"Dilihat dari perkembangan telekomunikasi sampai saat ini, telekomunikasi jelas telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. Di Indonesia, layanan telekomunikasi dilayani oleh jaringan yang secara urnum dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu, jaringan PSTN, jaringan bergerak, dan jaringan internet. Masing-masing jenis jaringan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Tantangan yang harus dihadapi adalah penggelaran jaringan baru yang memiliki kelebihan-kelebihan tersebut tanpa mengabaikan kekurangan yang ada. Tantangan tersebut dijawab oleh infrastruktur jaringan baru yang disebut dengan Next Generation Network. NGN menawarkan solusi yang dapat melayani berbagai jenis layanan dengan ukuran yang besar melalui saluran transmisi berkapasitas broadband dan pengiriman informasinya berbasis paket namun memiliki jaminan QoS yang tinggi sehingga transmisi yang efektif dan efisien dapat dicapai. Untuk merealisasikan NGN, migrasi jaringan yang masih menerapkan circuit-switched menjadi jaringan berbasis paket perlu dilakukan. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai langkah-langkah migrasi jaringan PSTN menuju NGN. Pada tahapan migrasi akan dikhususkan pada tahapan penambahan komponen utama NGN - softswitch. Dalam hal ini, jaringan PSTN existing akan diperbaharui menjadi jaringan berbasis paket yang siap menerapkan NGN. Hal ini dilakukan dengan mengganti beberapa switching point dengan softswitch. Data jaringan PSTN existing akan diambil data pada operator PSTN PT. X untuk wilayah II. Dari data tersebut akan dianalisis kesenjangan antara target NGN Telkom dengan data jaringan eksisting berdasarkan kapasits El dan BHCA di Trunk Gateway dan konvergensi internet/telephony. Setelah itu, penulis memberikan rekomendasi langkah-langkah yang harus dilakukan berikutnya untuk mencapai target NGN.

User interface on this system are installed on user's handholds. The programming language that is used on creating this user interface is Java 2 Micro Edition (J2ME), which is a development of JA VA programming language that has been adjusted to cope with the resource limitation of handheld. The handheld that were referred here are smart phones that have been equipped with Bluetooth connection. Smart phones are selected as the user interface for this system because its familiarity to users from all ages. VeRAS meets the requirements of pervasive computing generally, which demands minimum user interaction to the system, but maintain its maximum benefit for the user while holds the principal of good user interface. This is proven by the profile feature of the system so that VeRAS accomplish user tasks on specific time, given the user is within the server's Bluetooth area. The simple yet intituitive VeRAS user interface is capable of controlling lamps and TV easily The system performance analysis shows that the system requires around 15 seconds to detect user's present and establishes connection. However, if the whole system has already connected, the system performs in real time manner.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Heru Martono
"Tesis ini membahas tentang konvergensi regulasi telekomunikasi dan regulasi penyiaran terhadap penyelenggaraan IPTV serta korelasi kajian regulasi layanan IPTV terhadap peraturan perundang-undangan terkait lainnya yang berlaku di Indonesia yang bertujuan adanya kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menyelenggarakan layanan IPTV, dan bagi konsumen/pelanggan untuk menikmati layanan IPTV secara aman, terlindungi dan berkualitas. Penelitian hukum dalam tesis ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan menganalisis kaedahkaedah hukum dalam aturan perundang-undangan yang terkait, penelitian eksploratoris dengan mengetahui sejumlah hal yang berkaitan dengan konvergensi IPTV baik dalam lingkungan nasional maupun internasional, penelitian deskriptif yang memaparkan hasil eksplorasi informasi yang menggambarkan hal-hal yang relevan dengan tujuan penelitian serta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) secara bertahap yang melibatkan regulator, pelaku usaha, penyedia teknologi dan pengguna. Dalam penyelenggaraan IPTV di Indonesia harus mematuhi ketentuan Peraturan Menteri KOMINFO No. 30 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Layanan Televisi Protokol Internet (Internet Protocol Television/IPTV) di Indonesia yang dilakukan tinjauan analisis dari sudut pandang hukum persaingan usaha, hukum perlindungan konsumen, hukum hak cipta dan hukum transaksi elektronik dengan kesimpulan penyelenggara IPTV di Indonesia dapat menyelenggarakan layanan IPTV apabila telah memiliki izin penyelenggaraan Jasa Akses Internet (ISP), Jaringan Tetap Lokal berbasis Packet Switched dan Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB) serta perlu dilakukan revisi terhadap beberapa ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri KOMINFO No. 30 tahun 2009 dengan memasukkan unsur-unsur sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam UU Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, UU Perlindungan Konsumen, UU HAKI, UU Pornografi, UU Perfilman, UU ITE dan Cybercrime.

This thesis discusses the convergence of telecommunications regulation and the regulation of broadcasting of the implementation of IPTV and correlation study of the IPTV service regulation laws and regulations related applicable in Indonesia, which aims for legal certainty in the conduct of business IPTV services, and for consumers / customers to enjoy IPTV services are safe, protected and quality. Legal research in this thesis using normative legal research by analyzing the legal rules in laws and regulations related, research eksploratoris by knowing a number of things related to the convergence of IPTV in both national and international environment, descriptive study that describes the results of the exploration information that describes things that are relevant to the research objectives and a Focus Group Discussion (FGD) which involves gradually regulators, business, technology providers and users. In the implementation of IPTV in Indonesia must comply with the provisions of Regulation Minister KOMINFO No. 30 year 2009 about implementation o f IPTV Services (Internet Protocol Television / IPTV) in Indonesia is carried out a review of analysis from the perspective of competition law, consumer protection law, copyright law and the law of electronic transactions with the conclusion IPTV provider in Indonesia may carry IPTV services if the organization has licensed Internet Access Service (ISP), Network-based Local Fixed Packet Switched and Non-Subscription Broadcasting (LPB) and the necessary revisions to certain provisions contained in the Ministerial Regulation No. KOMINFO. 30 in 2009 to include appropriate elements of the provisions contained in the Act on the Prohibition of Unfair Business Competition, Consumer Protection Law, Intellectual Property Law, Law on Pornography, Film Act, ITE and Cybercrime Act."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T26738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selliane Halia Ishak
"Pada dasarnya teknologi yang memungkinkan dan memudahkan manusia saling berhubungan dengan cepat, mudah, terjangkau dan memiliki potensi untuk mendorong pembangunan masyarakat. Ditambah dengan adanya konvergensi teknologi yang menjadikan teknologi untuk memberikan layanan secara elektronik, modern, efisien, sehingga pada gilirannya masyarakat yang mendapat manfaatnya.
Call center sebagai salah satu wujud dari konvergensi telah dimanfaatkan untuk memberikan Iayanan kepada pelanggan perusahaan. Departemen Komunikasi dan Informatika sebagai instansi pemerintah, yang mempunyai tugas antara lain memberikan layanan informasi kepada masyarakat menerapkan call center sebagai salah satu sarana untuk layanan.
Lantas apakah penyelenggaraan call center tersebut telah melalui lima tingkatan adopsi, yaitu awareness, minat, evaluasi, trial dan adopsi di dalam implementasinya. Kemudian apakah telah memenuhi karakteristik inovasi dalam rangka meningkatkan kinerja layanan informasi instansi tersebut.
Penelitian ini mencari jawabannya dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode desktiptif. Jenis penelitiannyasStudi kasus karena peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki. Sejak diresmikan pada Februari 2005, call center Depkominfo terhenti operasionalnya pada April 2005 karena rusaknya peralatan. Data diperoleh dengan cara melakukan interview terfokus kepada Dirjen, Tenaga Ahli Menteri, Direktur dan agent call center Depkominfo, pakar call center serta praktisi call center. Konsep penelitian mengacu kepada lima tingkatan adopsi yaitu awareness, interest, evaluation, trial dan adoption. Serta lima karakteristik inovasi yaitu realtive advantage compatibility, complexity, trialability, dan observability dari teori Difusi lnovasi.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan call center di Depkominfo untuk tingkatan adopsi tidak dikenali pada tahap awareness sampai interest dan mulai dikenali pada tahap evaluasi sampai adopsi. Sedangkan untuk kelima karakteristik inovasi, penyelenggaraan call center dimaksud mempunyai kesesuaian dalam masing-masing karakteristik."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Kusworo
"Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berlangsung dengan sangat cepat serta tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat untuk bertelepon sekaligus akses internet tanpa ketinggalan informasi memicu adanya konvergensi TIK. Meskipun konvergensi akan menimbulkan implikasi, namun kehadiran konvergensi tidak dapat ditolak dan memang harus diadopsi. Sebagaimana tertuang dalam arah pembangunan jangka panjang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025, pembangunan telematika diarahkan pada antisipasi implikasi dari konvergensinya TIK baik mengenai kelembagaannya maupun peraturannya. Dari sekian banyak implikasi konvergensinya TIK yang berkembang di Indonesia, satu diantaranya adalah penyelenggaraan TIK dimana perijinan/penyelenggaraan merupakan salah satu instrumen pengaturan yang penting. Dari aspek hukum, Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang komprehensif yang mengatur keberadaan TIK serta mengendalikan penggunaan TIK sehingga perlu diatur/direncanakan suatu strategi kebijakan pemerintah di bidang penyelenggaraan telekomunikasi untuk mengantisipasi implikasi konvergensi TIK tersebut. Dengan menggunakan analisis SWOT dan benchmarking negara lain diperoleh strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki yaitu peran pemerintah yang direpresentasikan dalam sebuah kebijakan dan regulasi yang tepat. Strategi kebijakan pemerintah di bidang penyelenggaraan TIK untuk mengantisipasi implikasi dari konvergensinya TIK adalah menciptakan sebuah Undang-Undang yang bersifat konvergen yang mencakup struktur penyelenggaraan telekomunikasi menjadi 4 penyedia/penyelenggara yaitu : penyedia layanan jaringan, penyedia layanan konten, penyedia layanan aplikasi dan penyedia fasilitas jaringan. Agar dalam implementasi Undang-Undang yang bersifat konvergen dan aturan turunannya berjalan tanpa hambatan maka implementasinya dapat dilakukan secara bertahap. Migrasi menuju konvergensi melalui tahapan sebagai berikut : Tahap ke-1 : masih menggunakan Undang-Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik beserta aturan turunannya, Tahap ke-2 : perubahan Undang-Undang terkait TIK yang ada ke satu Undang-Undang yang bersifat konvergen beserta aturan turunannya dan Tahap ke-3 : tahap implementasi Undang-Undang yang bersifat konvergen beserta aturan turunannya.

The development of information communication and technologies (ICTs) which grow rapidly and people needs for both of telephone service and internet access without any information missed triggering the ICT convergence. Although the convergence will lead to the implication, but the presence of convergence cannot be denied and must be adopted. As stated in the direction of long-term development of the National Long Term Development Plan of 2005-2025, directed the development of telematics in anticipation of the implications of ICT convergence both of the institutions and rules. Of the many implications of ICT convergence that developed in Indonesia, one of which is the implementation of ICT where licensing / operation is one of the important regulatory instruments. From the legal aspect, Indonesia does not have legislation governing the existence of a comprehensive ICT as well as controlling the use of ICT so that should be set / planned a strategy of government policy in the telecommunications sector to anticipate the implications of ICT convergence. With SWOT analysis and benchmarking from other countries it was obtained that using the strategy of strength that the role of government is represented in a policy and appropriate regulation. Government strategic policy in ICT sector to anticipate the convergenge implication is to create the new convergent Act which includes telecommunication services into 4 (four) providers consist of : network service providers, content service providers, application service providers and network facilities provider. In order for the implementation of the Act which is convergent and its derivatives rule goes without a hindrance, the implementation should be done gradually. Migration towards convergence through the following stages: Stage-1: still using Law No. 36 of 1999 on Telecommunications, Law No. 32 of 2002 on Broadcasting and Law No.11 of 2008 concerning Electronic Transactions and Information derivative rules, Stage-2: changes the Act relating to an existing ICT Act which is convergent and its derivatives rules and Stage-3: The implementation phase of the Act which is convergent and its derivatives rules."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29338
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Adella Gustina
"Pada tahun 2020, teknologi jaringan generasi terbaru (5G) telah digunakan di enam puluh negara di seluruh dunia. Namun, Indonesia secara resmi menyambut era 5G pada tahun 2021, yang relatif terlambat dibandingkan dengan beberapa negara lain. Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki penerimaan pengguna terhadap layanan 5G di Indonesia. Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas dengan memasukkan faktor eksternal. Pengumpulan data melibatkan penyebaran kuesioner berupa Google Form kepada pengguna 5G di seluruh Indonesia, dan data kuesioner yang diperoleh telah melalui pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan metode Partial List Square – Structural Equation Modelling (PLS – SEM). Hasil dan temuan dalam penelitian ini adalah Perceived Skill Readiness (PSR), Perceived Enjoyment (PEN), Perceived Interactivity (PI) tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT). Tetapi untuk variable Perceived Ease of Use (PEoU), Perceived Usefulness (PU), dan Perceived Resources (PRe) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT). Untuk variable Perceived Risk (PRi) tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Intention to Use 5G (INT), hal ini dapat diartikan bahwa persepsi pengguna terhadap adanya resiko dalam menggunakan jaringan 5G, seperti masalah keamanan, privasi, atau efek pemborosan kuota dan daya tidak secara signifikan mempengaruhi atau menghambat niat mereka dalam mengadopsi dan menggunakan jaringan 5G. Menurut hasil pengamatan penulis, pengguna 5G lebih cenderung melihat manfaat dan kegunaan teknologi 5G dibandingkan dengan risikonya. Operator seluler dapat memperhatikan persebaran infrastruktur, memperhatikan untuk selalu menyediakan layanan 5G dengan faktor-faktor seperti kecepatan internet yang lebih tinggi, latensi rendah, konektivitas yang andal, dan kemampuan untuk mendukung aplikasi dan layanan yang canggih dapat meningkatkan persepsi kegunaan dan mempengaruhi niat pengguna untuk menggunakan jaringan 5G.

By 2020, next-generation network technology (5G) will have been deployed in sixty countries around the world. However, Indonesia officially welcomed the 5G era in 2021, which is relatively late compared to some other countries. This paper aims to investigate user acceptance of 5G services in Indonesia. This research develops an extended Technology Acceptance Model (TAM) framework by incorporating external factors. Data collection involved distributing questionnaires in the form of Google Forms to 5G users across Indonesia, and the questionnaire data obtained has been through data processing conducted by utilizing the Partial List Square - Structural Equation Modeling (PLS - SEM) method. The results and findings in this study are Perceived Skill Readiness (PSR), Perceived Enjoyment (PEN), Perceived Interactivity (PI) do not have a positive and significant influence on Intention to Use 5G (INT). But for the variables Perceived Ease of Use (PEoU), Perceived Usefulness (PU), and Perceived Resources (PRe) have a positive and significant influence on Intention to Use 5G (INT). For the Perceived Risk (PRi) variable, it does not have a negative and significant effect on Intention to Use 5G (INT), this can be interpreted that users' perceptions of the risks involved in using the 5G network, such as security, privacy, or the effects of wasting quota and power do not significantly affect or hinder their intention to adopt and use the 5G network. According to the author's observations, 5G users are more likely to see the benefits and usefulness of 5G technology compared to the risks. Mobile operators can pay attention to infrastructure deployment, paying attention to always providing 5G services with factors such as higher internet speeds, low latency, reliable connectivity, and the ability to support advanced applications and services can increase perceived usefulness and influence users' intention to use 5G networks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumentut, Marvy Arnold
"Komunikasi suara lewat jaringan PSTN dilakukan secara circuit swirching sangat tidak efisien dalam utilisasi bandwidth jaringan dan biayanya mahal_ Kemajuan teknologi menyebabkan teknologi packet switching yang semula digunakan untuk komunikasi data, sekarang ini dapat diterapkan untuk komunikasi suara. Komunikasi suara secara packet switching disc-but juga teknologi packet voice. Tcknologi packer voice mempunyai keuntungan biaya yang relatif murah untuk long distance call dibanding Iewat PSTN. Dengan demikian teknologi ini sangat cocok diterapkan bagi pcrusahaan yang mempunyai masalah dengan tagihan telepon interlokal/intemasional yang besar.
Ada dua teknologi packet voice yang cukup populer, yaitu Voice over IP (VoIP) -yang popular sckarang ini- dan pendahulunya Voice over ATM (VOATM). Kedua telmologi ini memang jelas berbeda dari basis teknologinya, yang sam berbasis IP dan yang lain berbasis ATM. Melalui perbandingan pada aspek protokol, signalling message flow, format paket, konsumsi bandwidth, akan terlihat perbedaan kedua tcknologi itu secara spesifik.
Setelah perbedaan yang spesifik tersebut dianalisa dapat diketahui alasan-alasan yang mendasari perbedaan-perbedaan iw. Pembandingan kedua teknologi tidak dimaksudkan untuk mencari teknologi mana yang Iebih baik, tetapi hanya unluk diketahui perbedaan spesitik itu dan alasan yang mendasarinya sehingga dapat di jadikan acuan untuk penyempurnaan kedua teknologi itu lebih lanjut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosarini Hidayati
"Kebutunan masyarakat untuk saling bertukar informasi sudah menjadi hal yang sangat penting. Penggunaan Internet sudah semakin luas, tidak hanya digunakan untuk aplikasi email dan teks di browser saja. Namun sudah berkembang kepada pertukaran informasi dengan menggunakan aplikasi muitimedia. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan VoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu faktor yang penting dalam komunikasi dengan menggunakan jaringan VoIP adalah konfigurasi jaringan IP yang berupa konfigurasi core jaringan IP dan konfigurasi Endpoint. Konfigurasi dilakukan untuk mendapatkan kualitas layanan yang baik. Parameter kualitas dari suatu aplikasi real time multimedia yang digunakan dalam analisis jaringan VoIP adalah MOS (Mean Opinion Score), delay, jitter dan packet loss. Analisis yang dilakukan menggunakan metode E-model yang telah direkomendasikan pada G, 107 ITU-T. Pada Tugas Akhir ini akan disimuiasikan mengenai kualitas layanan pada jaringan VoiP dengan menggunakan perungkat lunak Telchemy- IP Network Impairment Simulator VI.2. Hasil simulasi yang didapat akan dianalisis sehingga didapatkan data yang menggambarkan Quality of Service dari jaripgan VoIP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Acronym Guide
- Business Case for Evolution to Next-Generation Networks
- Service Creation:Who Is in Control?
- Internet Business Models for Next-Generation Voice Services
- The Next-Generation Service Provider:Building the New Public Network
- Profitability in Intelligent Network Services
- Telecommunications Hosting Opportunities
- Gaining Market-Share with Service Flexibility
- The Future of Communications
- How to Expand Intelligent Networks to Next-Generation Service
- Firewalling and Caching in a Signaling Environment
- The Evolution of Softswitch Architecture
- End-to-End Architecture for Next-Generation IP Networks
- Profitable IN:An Oxymoron?
- Services at the Edge
- A Multiservice Applications Platform
- I Robot:IP Switching and Softswitches
- Promising Applications,Perplexing Strategies:Competing Application
Server Architectures for the New Network
- Network Requirements for Voice over Packet
- Native Ethernet Metropolitan-Area Networks
- An API Based Architecture Enabling Integrated Services
- Switching the Switches:The Circuit Switch Is ON...to Packet
- Internet Offload:Exploring Outsourcing Call Control as an Alternative to
Self-Deployment
- Convergent SS7 Signaling for Seamless Service Deployment
- The SCP as a Bridge from TDM to VoIP
- MGCP and MEGACO:Where Is the Industry Today?
- IP Architecture in the Network Core
- Managing Feature Interaction in an NGN Environment
- Internet-Based Multimedia Schemes Help Remote Automation and
Control Applications
- Exploring Next-Generation Converged Service-Creation and Execution
Environment Architecture
- Security Risk Management:Challenges for Today and Tomorrow
- It is Time for Customer-Based Not Component-Based SLAs!
- Multivendor OSSs:The Challenge Is Speed
- Service Integration:Marrying SLAs to Service-Provider Business
Applications
- IPDR.org Overview
- The Magic behind Making IP VPNs a Reality:IP Network and Service
Management
- Service-Provider Environment and IP Service Assurance
- Building a Scalable Security Zone
- Standards Progress and Industry Efforts Status
- QoS Metrics for SLA Management
- IP Communications
- The New Public Network and New Opportunities for Service Providers
- Evolution of Carrier Backbone Data-Network Requirements
- Subscriber-Sensitive Convergence Services
- Location-Based Services:The Convergence Revolution and the Power of
Where
- The Power of Personal Preference in a Location-Based World
- Three Key Areas for New Mobile Intelligent Network Services:Location,
Location, Location
- Enhanced Services for GSM, TDMA,CDMA, and 3G Networks
- Unified Messaging
- What Third-Party Developers Want
- Deployment in a Third-Party Environment
- Enhanced Mobile Services from a Start-Up Perspective
- The Future Direction of Mobile IN Services
- Telco versus IP Service Creation and the Role of Softswitch
- WIN Yesterday and Today
- Next-Generation Services:A Service Developer is Perspective
- Integrating Enhanced Voice Collaboration Services in a Converged
Network "
Chicago: International Engineering Consortium, 2001
e20451450
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Kurniawansyah
"ABSTRAK
Sebuah algoritma yang baik diberikan untuk perhitungan tekanan gelembung dan tekanan embung dengan menggunakan persamaan keadaan (EOS/Equation of Srate ) untuk sistem campuran Algoritma ini dimulai dengan menghitung estimasi awal dengan prosedur yang diusulkan. Estimasi awal yang baik akan memberikan solusi yang baik, dengan dengan demikian masalah solusi trivial yang sering timbul l-:arena estimasi awal yang buruk dapat diatasi_ Setelah estimasi awal yang baik, kemudian dilanjutlcan dengan mennbelilgnny kqndini konvergensi rnengatasi masalah konvergensi berilkutnya yaitu konvergen pada solusi yang salah. Tanpa kondisi konvergensi yang diusulkan kerap perhitugan tekanan gelembung dan tekanan emhun menghasilkan solusi yang salah walaupun konvergensi tercapai.
Algoritma ini membuktikan bahwa dengan estimasi awal yang baik dan kondisi konvergensi yang baik maka hasil perhinmgan yang dihasilkan pun akan balk. Ini bisa dilihat dari perbandingan algoritma perhitungan tekanan gelembung dan tekanan embun yang diusulkan dengan algoritma umum perhitungna tekanan gelembung dan tekanan embun yang diberikan di Skripsi ini.
Persamaan Keadaan Peng-Robinson dan Soave digunalcan dalam penulisan Sknpsi ini, tetapi algoritma perhitungan yang diusulkan cukup umum untuk digunakan dengan persamaan keadaan lainnya.

"
2001
S49015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>