Ditemukan 66837 dokumen yang sesuai dengan query
Cynthia Cavalli
"
ABSTRAKPansori adalah salah satu seni tradisional Korea dengan cerita musikal yang sangat digemari oleh masyarakat Korea. Pansori muncul dari kalangan bawah yang kemudian disukai oleh kalangan atas. Pansori dalam versi asli terdiri dari seorang penyanyi sorikkun laki-laki dan seorang pemukul gendang gosu . Perempuan tidak mendapatkan tempat layaknya laki-laki dalam kesenian pansori. Dalam film Dorihwaga terlihat kemunculan penyanyi pansori perempuan pada masa Joseon. Jurnal ini akan menganalisis tentang bagaimana kedudukan perempuan dalam kesenian pansori pada masa Joseon dalam film Dorihwaga, serta dekonstruksi budaya patriarki yang terdapat dalam ajaran Konfusianisme. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perubahan budaya patriarki Konfusianisme dan posisi perempuan di dalam pansori pada masa Joseon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengaruh budaya patriarki Konfusianisme dalam pansori dengan diakui dan diizinkannya perempuan untuk tampil. Hal itu juga menunjukkan bahwa paham Konfusianisme masa Joseon terhadap perempuan adalah keliru.
ABSTRACTPansori is one of the Korean traditional art with musical story which is greatly fancied by Korean people. Pansori emerged from lower class and later favoured by the upper class. Pansori in original version consists of a man singer sorikkun and a drum beater gosu . Women did not have special place as men in pansori art. The emergence of a woman pansori singer during Joseon period is seen through Dorihwaga film. This journal analyzes about women rsquo s position in pansori art during Joseon period through Dorihwaga film as long as deconstruction of patriarchal culture which is found in Confucian doctrines. This research aims to look at the change of Confucianism patriarchy culture and women rsquo s position through pansori during Joseon period. The qualitative research method is used as research method. Literature review method is used as data collection method. The result found from this research is that there was a change of Confucianism patriarchy culture influence in pansori which then acknowledged and allowed women to perform it. It also shows that Confucian concept in Joseon era towards women was mistaken."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Meitri Nayla Alya Yuswanto
"Penelitian ini membahas upaya pengekspresian diri oleh perempuan dalam industri Kpop untuk melawan budaya patriarki dalam media. Budaya patriarki dalam konfusianisme masyarakat Korea Selatan telah mengakar sejak tahun 600-an. Salah satu nilai dalam budaya patriarki adalah posisi yang tidak sejajar antara laki-laki dan perempuan. Akibat ajaran tersebut, perempuan memiliki kedudukan di bawah laki-laki, sehingga banyak kerugian dialami perempuan, salah satunya stereotip yang melekat pada perempuan diantaranya penampilan feminin perempuan yang ditujukan untuk memuaskan pandangan laki-laki. Terutama dalam media yang masih didominasi laki-laki, kerap kali penampilan perempuan mengalami objektifikasi. Selain itu, terdapat juga stereotip keterbatasan berekspresi bagi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis eksistensi perempuan di industri K-pop dalam melawan stereotip patriarki. Metode yang diaplikasikan adalah metode penelitian kualitatif dan analisis visual. Analisis visual dilakukan pada beberapa musik video penyanyi K-pop perempuan terpilih, yakni (G)I-DLE – Tomboy, IU – Palette, dan Seulgi, Chungha, SinB, Soyeon - Wow Thing. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Female Gaze, yaitu cara pandang dalam industri film dari kacamata perempuan. Teori ini berfokus pada aktualisasi perempuan sebagai subjek utama dalam sebuah karya sebagai bentuk perlawanan terhadap stereotip feminin. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perempuan di industri K-Pop saat ini berusaha menghadirkan media dari sudut pandang perempuan dan menjadikan perempuan sebagai subjek utama yang berdaya. Selain itu, dalam musik video digambarkan idol perempuan lebih berani menunjukkan ekspresi diri sesuai dengan jati dirinya dan berpenampilan berani yang berbeda dengan stereotip feminin.
This research discusses the efforts of self-expression by women in the K-pop industry to fight patriarchal culture in the media. The patriarchal culture in South Korean society's Confucianism has been rooted since the 600s. One of the values in patriarchal culture is the unequal position between men and women. As a result of these, women have a position below men, so that women experience many disadvantages, one of which is the stereotype attached to women. One of these stereotypes is the appearance of women to satisfy men's views, namely with women who look feminine. Especially in media that is still dominated by men, women's appearances often experience objectification. In addition, there are also stereotyped limits of expression for women. The purpose of this study is to analyze the existence of women in the K-pop industry against patriarchal stereotypes. The method applied is a qualitative research method and visual analysis. Visual analysis was carried out on several selected female K-pop singer music videos, namely (G)I-DLE – Tomboy, IU – Palette, and Seulgi, Chungha, SinB, Soyeon - Wow Thing. The theory used in this study is the Female Gaze theory, which is a perspective in the film industry from a woman's point of view. This theory focuses on the actualization of women as the main subject in a work as a form of resistance against feminine stereotypes. Through this research, it can be interpreted that women in the K-Pop industry are currently trying to present the media from a women's point of view and make women the main empowered subject. In addition, in the music video, female idols are depicted as being more courageous in showing self-expression in accordance with their identity and having bold looks that are different from feminine stereotypes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siregar, Khairunnisa
"Penelitian ini membahas pengaruh budaya patriarki terhadap kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan masa Federasi Rusia.Analisis dengan menggunakan teori feminisme marxis dan metode deskriptif analitis dilakukan untuk membuktikan argumen utama yaitu kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.Berdasarkan analisis, hasil penelitian membuktikan bahwa kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.
This theses analyses the influence of patriarchy to domestic violence against woman on Russian Federation period. With marx ist feminism theory and descriptive analytical method for the analysis of the main arguments to prove that the strong patriarchy culture in society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violenceagainst women in the Russian Federation occurred. Based on the analyzes, this theses proves that the strong patriarchy culturein society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violence against women in the Russian Federation occurred."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57189
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Desvinta Ayu Iriani
"Korea dikenal sebagai negara paling Konfusianisme di dunia. Konfusianisme mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Korea, termasuk di antaranya keberadaan perempuan. Perempuan dalam ajaran Konfusianisme hidup tanpa memperoleh kebebasan untuk melakukan hal sesuai dengan keinginan mereka. Kedudukan perempuan juga dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki dan perempuan tidak dianggap penting di dalam masyarakat. Kemudian, mereka juga tidak bisa memperoleh pendidikan formal seperti laki-laki. Selain itu, perempuan juga tidak dapat berpartisipasi di dunia kerja karena tidak memiliki kebebasan untuk keluar rumah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, Korea kini mengalami banyak perubahan dan berkembang tidak terkecuali perempuan Korea. Maka, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, penelitian ini ingin menjabarkan bagaimana dinamika perkembangan peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang budaya Konfusianisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang Konfusianisme mengalami dinamika perkembangan yang signifikan.
Korea is a country most known for it?s strong belief of Confucianism. Confucianism has a significant effect in the aspect of living, particularly in Korean society, such as the existence of women. On the principle of Confucianism, women live without freedom to do something as they wished. Their status is considered to be lower than men in the Confucian hierarchy. They have no importance in the society; they cannot pursue the same formal education as men. Furthermore, women are unable to participate in the variety of occupations because they do not have the freedom to go out. However, as the time passes and the developing of technologies, Korea has changed due to the influence of a lot of things, including existence of women. Thus, with the using of descriptive analysis method, this study wants to describe about the dynamics of women?s role in Korea from Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture. The results showed that the role of Korean women of the Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture experienced significant development dynamics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65150
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratna Budhi Pratiwi
"Skripsi ini menganalisis tentang budaya kerajaaan Joseon yang direpresentasikan di dalam drama televisi Dae Jang geum. Namun, penulis membatasi masalah ini pada budaya yang berkembang di dalam lingkungan istana kerajaan, yaitu budaya kuliner dan budaya berbusana khas istana kerajaan Joseon yang direpresentasikan dalam drama tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif studi kepustakaan. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian adalah teori representasi dari Stuart Hall yang dipadukan dengan metode analisis signifying order dari Danesi.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa representasi budaya Joseon yang ada di dalam drama televisi Dae Jang Geum lebih mendekati sistem representasi refleksi dan rekonstruksi. Dari representasi budaya Joseon dalam drama Dae Jang Geum dapat diketahui bahwa nilai-nilai budaya masa Joseon memiliki hubungan yang sangat erat dengan stratifikasi sosial yang berlaku pada masa itu.
This thesis analyzed the kingdom of Joseon royal culture that represented in the TV drama Dae Jang Geum. This research focuses on culinary and clothing culture of Joseon royal palace representated at drama. Research approach is qualitative study of reference. Research theory is the representation theory of Stuart Hall which is combined with analytical methods signifying order from Danesi. The result of the research shows that existing Joseon cultural representation at TV drama Dae Jang Geum is representation of reflection and reconstruction system. Through the result of this research can be known that representation of Joseon culinary and clothing culture in Dae Jang Geum drama shows us the strong influence of the social stratification at Joseon dynasty."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46831
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasna Avni Humaira
"
ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai Arisan, sebuah group chat di platform pesan instan WhatsApp yang diusung sebagai ruang aman online yang dibuat oleh dan untuk para perempuan pecinta film di Indonesia. Melalui metode pengumpulan data observasi partisipan online dan offline serta wawancara tatap muka, penelitian ini berupaya mencari tahu bagaimana Arisan berperan dalam kehidupan para anggotanya yang menavigasi komunitas film Indonesia yang didominasi budaya patriarki. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Arisan memberikan para anggotanya kemampuan untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas dibandingkan dengan ruang-ruang mayoritas laki-laki di komunitas film Indonesia. Ini disebabkan oleh rasa aman yang disediakan oleh Arisan serta adanya standpoint (seperangkat pengetahuan dan pengalaman) kolektif yaitu standpoint feminis yang dimiliki oleh para perempuan anggota Arisan. Arisan yang berperan sebagai sistem pendukung dapat mendorong para anggota perempuannya untuk lebih mampu menyirkulasi kontra wacana di dalam dan ke luar Arisan. Penelitian ini berargumentasi bahwa Arisan berpotensi untuk mendukung perkembangan counterpublic feminis di komunitas film Indonesia.
BSTRACTThis is a qualitative study on Arisan, a WhatsApp group chat that is constructed by its initiators as an online safe space made by and for Indonesian women film lovers. Through online and offline participation observation and interview data collection methods, this study aims to know the role Arisan plays within the lives of its members who are navigating the patriarchal Indonesian film community. Research findings show that Arisan offers its members a license to express themselves more freely compared to male majority spaces in the Indonesian film community. This is possible due to the sense of security that Arisan as a safe space provides and a collective feminist standpoint (set of knowledge and experiences) that the women of Arisan possess. Furthermore, this study argues that Arisan has the potential to help develop the feminist counterpublic in the Indonesian film community by helping its members circulate counterdiscourses within and outside a space that also acts as a support system."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Citra Cahyaning Sumirat
"Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan penganut ajaran konfusianisme tertinggi, bahkan mengalahkan Cina sendiri yang merupakan negara asal konfusianisme. Ajaran konfusianisme telah memberikan adanya perubahan di berbagai bidang, salah satunya tatanan nilai dalam masyarakat Korea. Konfusianisme merupakan sebuah ajaran yang tidak terlepaskan bagi masyarakat Korea karena nilai-nilai di dalamnya sangat melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai konfusianisme tersebut dapat dilihat dari realitas kehidupan masyarakat Korea sendiri, di antaranya masih terdapat kecenderungan sikap diskriminasi terhadap kaum perempuan, yaitu terpinggirkannya peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari, terutama terhadap mereka yang bekerja.
South Korea is a nation with the highest number of adherents of Confucianism; even defeat China itself which is the origin country of Confucianism. Confusianism has raisen changes in various fields, one of them is the order of the values in Korean people. Confucianism is a doctrine that could not be separated with Korean because the values in it are attached to the life of its people. The values of Confucianism can be seen from the reality of Korean life itself, namely there is still tendency of discrimination against women, that marginalized the role of women in daily life, especially to those women who work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Deni Putri Septiani
"Dilatarbelakangi oleh film bertema sejarah Korea periode Dinasti Joseon (1392-1910), berjudul The Royal Tailor, yang bercerita tentang dua orang desainer kerajaan, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap simbol yang ada pada busana dalam film tersebut. Simbol merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Simbol bisa berupa apa saja, termasuk busana sebagai objek yang digunakan seseorang dalam keseharian. Busana bisa menjadi sebuah refleksi kebudayaan suatu peradaban. Penelitian tentang simbol pada busana kerajaan Dinasti Joseon dapat mengungkapkan catatan sejarah mengenai peradaban pada zaman Dinasti Joseon. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dengan pendekatan semiotik. Teori semiotika yang digunakan adalah sistem tanda, simbol, dan ikonisitas. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa simbol pada busana memiliki pesan, doa, atau harapan tertentu bagi pemakainya terutama raja pada zaman itu.
Due to the Korean historical-themed film during the Joseon Dynasty period (1392-1910), entitled The Royal Tailor, which tells the story about two royal designers, this study was conducted to reveal the symbol on clothing in the film. The symbol is a tool that is used to convey a message to the communicant. Symbol can be anything, including clothing as an object that a person uses in everyday life. Clothing can be a reflection of a culture of a civilization. Research on the symbols on the royal Joseon Dynasty clothing can reveal the historical record of the civilization in the time of the Joseon Dynasty. This study was conducted with descriptive analysis method through the semiotic approach. Semiotic theory used is a system of signs, symbols, and iconicity. The result of this study revealed that the symbols on the clothing contain a message, a prayer, or a certain expectation for the wearer, especially the king of that era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65800
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
El-Saadawi, Nawal
Yogyakarta: IKAPI DKI, 2001
305.4 SAA ht
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lisa Azizah Subagiyo
"Setiap perusahaan pasti memiliki budaya perusahaan masing-masing, tidak terkecuali perusahaan Korea. Dalam hal ini Korea memiki budaya perusahaan yang khusus. Hal ini dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme yang berkembang di kalangan masyarakat di Korea. Pada kasus budaya perusahaan LG Indonesia hal tersebut masih dilaksanakan namun tidak sepenuhnya menganut budaya Konfusian. Misalnya dalam kasus feminisme, di budaya perusahaan LG Indonesia sendiri sudah membaur dengan budaya perusahaan yang ada di Indonesia. Tidak seperti di negara asalnya, tenaga kerja wanita di Indonesia lebih terjamin kehidupannya. Contoh dalam kasus ini adalah pemberian uang tunjangan hari raya, cuti hamil, tunjangan hamil dan bonus. Dalam segi jenjang karir pu pekerja wanita sudah tidak dipersulit dengan masalah gender dan dapat berkembang sama seperti para pekerja pria. Hal ini dikarenakan pihak LG Indonesia sendiri sudah berbaur dengan budaya Indonesia, khususnya budaya perusahaan Korea.
Every company must have a culture of their respective companies, not least in the Korean corporate culture. In this case thinking about a Korean company specialized culture. It is influenced by the teachings of Confucianism that developed among the general population in Korea. In the case of a corporate culture LG Indonesia it is still implemented but not fully embracing Confucian culture. For example, in feminism case, in its own corporate culture LG Indonesia have been already integrated with existing corporate culture in Indonesia. Unlike in his home country, women workers in Indonesia more secure life. The example in this case is giving money holiday allowance, maternity leave, maternity benefits and bonuses. In terms of women career path, all women workers are not compounded with gender issues and can develop as male workers. This is because the LG Indonesia itself has mingled with Indonesian culture, especially Korean corporate culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library