Ditemukan 73954 dokumen yang sesuai dengan query
Prilly Priscillia Harventhy
"
ABSTRAKDalam sebagian besar film Hollywood dengan genre action-spionase spy , protagonis utama dimainkan oleh seorang agen rahasia laki-laki, sementara karakter perempuan dimainkan sebagai ldquo;kaki tangan rdquo; dari agen rahasia tersebut. Namun, film Spy 2015 menantang stereotip dan peran jender yang dikaitkan dalam film action-spionase pada umumnya dengan memerankan wanita sebagai protagonis agen rahasia utama dan menggambarkan karater laki-laki kebalikan dari stereotip agen rahasia. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pergeseran stereotip dan peran jender sebagai agen rahasia tersebut digambarkan dalam film Spy. Analisis tekstual digunakan untuk menyelidiki pergeseran dan pengaruhnya, dan kerangka teoritis yang digunakan adalah Women Existence in Espionage Movies oleh Amalina 2015 dan The Evolution of Female Gender Roles oleh Bayard 2015 . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perubahan yang signifikan antara karakterisasi tokoh perempuan dan laki-laki sebagai agen rahasia.
ABSTRACTAbstractIn most of Hollywood action espionage movies, the main protagonists are male secret agents, while female characters play the role of the secret agents rsquo sidekicks. However, Spy 2015 challenges the stereotypes and the attributed gender roles in action espionage movies by having female protagonist as the lead secret agent and depicting the male characters the opposite of secret agent stereotypes. This research focuses on how the shift of stereotypes and gender role of secret agents are portrayed in Spy. Textual analysis is used to investigate the shifts and its effects, and the theoretical frameworks used are Women Existence in Espionage Movies by Amalina 2015 and The Evolution of Female Gender Roles by Bayard 2015 . The research findings reveal that there are significant changes between the female and the male characterizations as secret agents.Keywords Gender Role, Stereotype, Secret Agent"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ariella Shan
"
ABSTRAKEsensi bahasa perempuan adalah kesopanan. rdquo; Pola pikir ini tanpa disadari memberikan kaum wanita batasan dalam berkomunikasi di tempat kerjanya. Gagasan ini dihidupkan terus menerus melalui berbagai medium, yang mana film merupakan salah satunya. Namun, kemampuan kaum perempuan dalam memproduksi film di era ini memungkinkan berubahnya pemikiran tersebut. Penelitian kecil ini bertujuan mengetahui jika gagasan ini ditentang atau diteruskan melalui salah satu karya sineas perempuan,, yaitu Equity 2016 dengan menggunakan strategi kesopanan Brown and Levinson 1987 dan strategi ketidaksopanan Culpeper 1996 . Pertanyaan penelitian melingkupi jenis strategi kesopanan dan ketidaksopanan apa yang digunakan dua karakter utama di tempat kerja, apa alasan yang mungkin mendasari penggunaan strategi tersebut, dan adakah perangkat linguistik ldquo;khas rdquo; bahasa perempuan di dalam percakapan. Data dikumpulkan dengan mengidentifikasi dan menganalisis strategi dalam ujaran kedua karakter, lalu menghitung dan membandingkan frekuensi penggunaannya. Hasil menunjukkan kedua karakter paling banyak menggunakan strategi kesopanan bald on record, positive politeness dan negative politeness serta strategi ketidaksopanan bald on record dan negative impoliteness. Kemungkinan alasan penggunaannya meliputi sifat karakter, pengetahuan mereka akan posisi masing-masing dalam perusahaan dan tingkat jarak sosial . Data mengenai perangkat linguistik yang identik dengan bahasa perempuan cukup sedikit. Dapat disimpulkan bahwa bahasa yang dipakai kedua karakter tidak selalu mencerminkan kesopanan.
ABSTRACTPoliteness explains women language rdquo; is a notion that somehow limits how women communicate in the workforce. Movies are one way to perpetuate this idea, but now that women are able to produce their own films, changes are likely to happen. Through one such movie, Equity 2016 ,thissmall-scale research aims to find out if the notion is resisted or propagated and draws on Brown and Levinson 1987 rsquo;s politeness strategies and Culpeper 1996 rsquo;s impoliteness strategies. Research questions include: what kind of politeness and impoliteness strategies do the main characters use the most at work, what are the possible reasons for them to use these strategies, and is there any stereotype that appear in how the women communicate. Method includes identifying and analyzing strategies from their utterances, then counting and comparing the number for eachstrategy. Results show bald on record, positive politeness, and negative politeness strategies as well as negative impoliteness and bald on record impoliteness strategies are mostly used, with reasons attributed to the characters rsquo; personalities, knowledge of their hierarchical positions, and degree of social distance. Less evidence is found on thestereotypes being present. It is concluded that politeness is not always reflected in the lead characters rsquo; language use. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library