Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismail Fajri Alatas
"This essay examines the consequences of migration by looking at the relationship between migration and social transformation. In particular, it focuses on the construction of gender and how migration disrupted traditional gender relations among Hadramis from Hadramawt valley of Southern Yemen in Indonesia. It utilizes a fictional work criticizing migration as a point of departure in looking at the effects of migration on the traditional order. The text is important as it is a critique of migration written from the perspective of the Thariqah 'Alawiyyah (the dominant Sufi order in Hadramaut), thereby, highlighting the disruption caused by migration to traditional structures. The essay is divided into four parts. The first deals with the background information concerning migration and the Thariqah in order to contextualize the text The second part looks at how migration disrupts the notion of masculinity and femininity' The third part focuses on the concept of family and its reconfiguration due to migration And the final concluding section places the Hadrami migration experience into a gendered theoretical framework to illustrate that gender is historically and culturally dependent."
Jakarta: YJP Press, 2015
360 IFJ 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Saleh Herdiansyah
"Pernikahan melibatkan berbagai macam aktor dengan proses pembuatan kebijakan yang kompleks. Anggota keluarga, negara, perantara pernikahan, dan sektor komersial turut terlibat dalam proses pembuatan keputusan tersebut. Hal ini khususnya terjadi dalam pernikahan transnasional di mana negara turut serta memutuskan dan mengendalikan siapa saja yang diizinkan untuk dinikahi, apakah pasangan diizinkan untuk tinggal di masyarakat penerima, dan juga mengenai proses naturalisasi dan asimilasi mereka. Oleh karena itu, pernikahan transnasional menjadi persoalan dalam ilmu Hubungan Internasional terutama karena hal tersebut merefleksikan tren dalam migrasi yang terjadi belakangan ini, yaitu feminisasi migrasi. TKA ini berupaya untuk memetakan literatur- literatur mengenai fenomena pernikahan transnasional, khususnya di kawasan Asia (Asia Timur-Asia Tenggara) dalam kerangka migrasi global. TKA ini mengelompokkan literatur menggunakan metode taksonomi, di mana pada bagian pertama terdiri dari diskursus dan temuan-temuan umum mengenai fenomena ini, yakni: bagaimana posisi pernikahan transnasional di dalam tren feminisasi migrasi, definisi dan batasan dari istilah “pernikahan transnasional”, faktor penyebab meningkatnya pernikahan transnasional di kawasan Asia, dan konsekuensinya terhadap negara pengirim, negara penerima. Bagian selanjutnya dari TKA ini merupakan analisis atas pemetaan literatur tersebut; perdebatan, konsensus, dan kesenjangan literatur pernikahan transnasional dari kajian migrasi, serta bagaimana pendekatan feminisme multikultural dan feminisme global dapat melengkapi kesenjangan tersebut. Terakhir, TKA ini juga berusaha untuk memberikan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan di negara-negara terkait dalam menyusun kebijakan yang paling sesuai dan memberdayakan terkait dengan fenomena pernikahan transnasional.

Marriage involves various kinds of actors with complex policy-making processes. Family members, states, marriage brokers, and the commercial sector are also involved in the decision-making process. This is especially the case in transnational marriages where the state participates in deciding and controlling who is allowed to marry, whether the spouse is allowed to live in the recipient community, and also about their process of naturalization and assimilation. Therefore, transnational marriage is an International Relations issue, especially because it reflects the trends in migration that have occurred recently, namely the feminization of migration. This paper seeks to map out the existing literature on the phenomenon of transnational marriage, especially in the Asian region, particularly in East and Southeast Asia, within the framework of global migration. This paper classifies the literature using taxonomic methods, in which the first part consists of discourses and general findings regarding this phenomenon, namely: the place of transnational marriage in the trend of feminization of migration, definitions and limitations of the term "transnational marriage", the causes of increase of transnational marriages in the East Asia region, and the consequences for sending and receiving countries. The next part of this paper is an analysis of the mapping of the literature; debates, consensus, and gaps in transnational marriage literature from migration studies, and how the approach of multicultural feminism and global feminism can complement these gaps. Finally, this paper also seeks to provide recommendations to policy makers in the relevant countries for developing the most appropriate and empowering policies regardiing to the phenomenon of transnational marriage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1995
305 DYN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen M. Yasak
"Negara memiliki kewajiban untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki di semua bidang kehidupan. Gender steretiping berbahaya ketika membatasi kapasitas perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan kemampuan pribadi mereka, dalam mengejar karier profesional dan menyangkut pilihan hidup. "
Jakarta: Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Bustamam
"Pada prinsipnya wacana jender dalam Islam di Indonesia telah "disuarakan" sekitar akhir tahun 1980 atau awal tahun 1990. Semenjak itu banyak muncul penelitian tentang persoalan jender dalam konteks Islam. Kesimpulan yang diperoleh para peneliti adalah wacana jender yang ada sekerang, baik tafsir, hadis, dan terutama fiqih dirumuskan dan ditulis oleh laki-laki dengan tidak menyertakan atau mengabaikan sudut pandang perempuan.
Tesis ini menempatkan institusi pendidikan Islam sebagai faktor yang paling menentukan dalam pelanggengan ideologi patriarki dalam masyarakat. Alasannya, dalam pendidikan Islam, fiqih bagi umat Islam merupakan standar nilai dan norma dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara.
Menelaah lebih serius buku ajar fiqih dan buku ajar agama Islam yang memaparkan persoalan relasi jender menjadi signifikan. Hal paling mendasar yang harus dipertanyakan adalah mengapa rumusan buku ajar yang telah banyak mendapat kritik para ahli, tetap saja dipertahankan dan diajarkan sebagaimana adanya. Tesis ini menjawab pertanyaan itu dengan mengungkap aspek-aspek terpenting yang berperan dan berpengaruh dalam penyusunan buku ajar sehingga gambaran relasi jender tradisoanal yang dirumuskannya seolah-oleh tidak tergugat atau tergantikan.
Dengan menggunakan metode hermeneutik, persoalan relasi jender yang begitu luas dan kompleks dalam konteks pendidikan keagamaan dapat diidentifikasi secara sederhana, yaitu dengan mengemukakan jawaban terhadap tiga pertanyaan pokok metode hermeneutik:
1) Bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan teks;
2) Bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks;
3) Dalam konteks apa sebuah teks ditulis.
Pertama, bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan. Penelitian ini menemukan bahwa komposisi bahasa yang digunakan atau cara pengungkapan relasi jender dalam buku ajar, dapat dikatakan hanya berupa pengutipan dan bahkan penyaduran total dari rumusan relasi jender yang ada dalam wacana Islam klasik. Sedangkan tema di seputar relasi jender yang pemaparannya dikategorikan banyak mengandung asumsi bias laki-laki adalah konsep rumah tangga, seperti konsep nikah, peranan wali nikah, hak dan kewajiban suami istri, poligini, perceraian, dan harta waris. Selain itu, konsep kepemimpinan perempuan, baik kepemimpinan di dunia publik maupun kepemimpinan dalam ritual keagamaan merupakan konsep yang perlu ditinjau kembali, seperti prnyataan tidak bolehnya wanita menjadi hakim apalagi presiden. Sementara itu, konsep kepribadian perempuan yang harus diluruskan kembali dalam buku ajar adalah asumsi tentang perempuan yang memiliki cacat psikologis dan lemah dari segi fisik dibanding laki-laki.
Kedua, bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks. Penelaahan di sini menemukan bahwa para perumus buku ajar hanya menggunakan asumsi dan cara berpikir laki-laki saja dalam pemaparannya. Kenyataan membuktikan bahwa setiap peaulis kitab-kitab klasik yang dirujuk, dan semua perumus buku ajar itu berjenis kelamin laki-laki, walaupun persoalan yang mereka bahas berkaitan dengan "keperempuanan" itu sendiri. Kenyataan itu membuktikan bahwa sosialisasi jender belum "menyentuh" mereka sama sekali.
Ketiga, dalam konteks apa sebuah teks ditulis. Tesis ini menemukan bahwa walaupun rumusan buku ajar itu telah banyak mengalami penyempumaan, akan tetapi pembahasan tentang relasi jender tidak perenah terbebaskan dari bias jender. Kenyataan itu juga menunjukkan bahwa institusi yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan sangat berperan dalam pengambilan keputusan tentang dapat atau tidak dapat suatu rumusan buku ajar direvisi atau dirubah. Jadi, dalam proses produksi buku ajar, institusi pendidikan keagamaan telah didominasi dan dikendalikan oleh pemegang kekuasan yang berideologi patriarkis.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa persoalan .relasi jender yang dipaparkan dalam buku ajar figih dan agama Islam banyak mengandung bias jender, pada proses perumusan para penyusun telah menggunakan asumsi bias yang bersumber dari kitab klasik. Hal yang lama juga terjadi pada pihak yang memproduksi dan merekomendasi penggunaan sebuah buku ajar. Kesan yang diperolah adalah bahwa institusi atau pihak penguasa sangat lamban dalam merespons dan mensosialisasi isu-isu kesetaraan jender dalam lembaga pendidikan Islam. Padahal, isu kesetaraan jender itu sendiri telah disuarakan lebih dari satu dekade.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan Islam untuk lebih sensitif dan tanggap terhadap setiap upaya penyetaraan jender. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah merumus ulang konsep relasi jender dalam buku ajar yang dianggap mengandung bias jender, dan menggantinya dengan rumusan yang lebih adil jender.

Principally, the discourse of gender in Islam in Indonesia had been voiced around late 1980s or at the beginning of 1990s. From that moment, the research of gender issues in Islam point of view had been widely appeared. As the result of the research, the researchers conclude that the discourse of gender known as tafsir, hadis and particularly fiqih had been formulated and written by men without any supportive reference from women's point of view at all.
This thesis puts institution of Islam education as the determining factor in preserving patriarchy ideology society. Why? Because in religious education, Islam follower had set up fiqih as value and norm standard both in individual or in national society as a whole.
It is deemed significant to analyze more seriously problems related to gender in the form of fiqih and Islam discourse book. To this respect, this thesis analyzes significant aspect which affect and play certain role in composing the discourse book. At the end, it is expected that formula of traditional gender's relation will not be claimed or replaceable.
By applying hermeneutic method, it is hoped that the complexity of gender problem in religious educational context can be identified more simply; by finding the answers to three main questions in hermeneutic method; 1) How language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are; 2) How the world view (weltanschauung) pour out in the text; 3) In what context a text is written.
First, how language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are. This research finds that composition of grammar used in expressing issues of gender relation in the .discourse as a whole is in the form of total translation and adaptation of the available formula of gender relation in the classic bible. Some themes regarding gender relation which categorized to bear much reflection of men's assumption is a concept of family life such as marriage, spouse's rights and obligations, poliginy divorce, inheritance/legacy. Besides, concept of women leader; to forbid women to become a president, judge, and the leader in religious ritual need to be reviewed. Meanwhile, the concept of women's personality which also need to be reviewed in discourse book is the assumption that women possess psychological defects as well as physically weaker than men.
Second, how the world view (weltanschauung) pour out in the text. This research finds that the formulator of discourse book had applied mere men's assumption and men's way of thinking. The fact had showed that almost all references of classic bible formulators, and all formulators of discourse book are men though the main problem discussed is related to women itself.
Third, in what context a text is written. This thesis finds that even discourse book had been through lots of act of perfecting, but gender analysis had never been freed from gender's reflection. This fact shows that the religious institution plays such an important role in making decision about formulation of discourse book that can or can not be revised and changed. To this respect, institution of religious education `s role in producing the discourse book is still dominated and influenced by patriarchic authorities.
Finally, the conclusion can be drawn that fiqih and Islam discourse books which discuss gender relation still apply the reflection of men's assumption based on classic bible, both formulated by experts or authorized institution. The impression of this fact is that the authority is seemed to act sluggish in responding and socializing issues of gender equality in Islam education whereas this issue has been voiced for more that a decade.
Therefore, the author suggests that related parties to be more sensitive and responsive toward the issues of gender equality in performing Islam education. One of the steps that can be taken is by re-formulate the concept of gender relation which tends to be gender bias in the discourse book and replace it with the more fair formulation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika masih menjadi seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) di sebuah Universitas swasta di Jakarta, saya pernah mengajukan untuk menggunakan metodologi feminis guna penelitian tentang konstruksi perempuan pada "Koran kuning"....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kesenjangan gender dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan dilihat dari empat hal, yaitu: 1) sasaran umum pendidikan bagi perempuan, 2) akses pendidikan bagi perempuan 3) kontrol pendidikan bagi perempuan dan 4 ) manfaat pendidikan bagi perempuan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Differences in the occupations in which men and women are employed - i.e. occupational segregation - have been idenfified as a major cause of the gender wage gap...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
2007: Trans Pacific Press, 2007
303.4 GEN VI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Barriers for woman to entry in a medium & small business entrepeneur (MSE) commonly stemmed from the stigma that economic activities undertaken by women are limited on the form of augmentation, of filing up the spare time, and less taking care profesionally. The stigma gives consequence to structural aspect, that is the less unsound policy implementation for women to involve freely in economic activities. While there is no rule which prohibit women to have and manage economic assets, it is men who usually own economic aset , be it household asset or formal economic business asset...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>