Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The book examines the extent to which Coser's (1956) 16 propositions can apply to tourism impact studies and, where possible, to enhance, deepen and challenge the original theory, using evidence from communities in China that differ from the context used by Coser. The combination of ethnographic description and sociologically-oriented analysis, drawing upon both Chinese and western paradigms that are, at times very different in their underlying value system, challenges several of Coser's suppositions. The book will also draw upon subsequent publications by the authors, both severally and separately. These publications have utilised different concepts and paradigms, including for example the use of Valene Smith's concept of the "culture broker" and Turner's concepts of marginalised peoples, and the paradigms of constructionism and interpretive research work used in other studies by the authors. The sum of the work, it is suggested,adds to our canon of knowledge about social conflict in tourismdevelopment as well as impacts of tourism on disadvantaged ethniccommunities in China. "
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469405
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mardhana Ksatrya
"Gempa Bumi Besar Jepang Timur (bencana 3/11) menyebabkan kerusakan, namun juga memunculkan potensi untuk memanfaatkan lokasi yang terpengaruh bencana untuk pariwisata melalui dark tourism. Pro dan kontra muncul terutama pada keberadaan kapal Kyotokumaru 18 yang terbawa ke daratan kota Kesennuma pasca bencana.
Penelitian ini membahas bagaimana pengunjung dan juga masyarakat setempat kota Kesennuma memaknai dark tourism di kota tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun keberadaan kapal sebagai objek dark tourism di Kesennuma dapat menjadi mediator kematian bagi pengunjung dan masyarakat, namun hal tersebut tidak terjadi setelah penolakan dari masyarakat membuatnya harus dihancurkan.

Great East Japan Earthquake (3/11 disaster) brings destruction, but also bring a potential to harness the location affected by disaster for tourism through dark tourism. There are pro and contra especially in the existence of Kyotokumaru 18, a ship stranded in the city of Kesennuma because of the disaster.
This research discusses how visitor and the local interpret dark tourism in Kesennuma city. This research finds that although Kyotokumaru 18 existence can be a mediator of mortality for both the visitor and locals, the rejection from locals that resulted in the scrapping of the ship shows that it didn't happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Benedicta
"Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk pariwisata yang selalu menampilkan keunikan dan keeksotisan suatu kebudayaan melalui warisan budaya yang disajikan dengan narasi indah yang melengkapinya. Sedangkan pariwisata kelam menawarkan sisi lain dari warisan budaya dengan mengekspos narasi yang kelam. Meskipun nampak berlawanan, pariwisata budaya dan pariwisata kelam memiliki hubungan yang tumpang tindih. Ada anggapan bahwa tidak semua pariwisata budaya memiliki sisi kelam, akan tetapi tetapi semua wisata kelam merupakan bagian dari pariwisata budaya. Di sisi lain juga muncul anggapan bahwa warisan budaya memiliki signifikansi yang berbeda bagi kelompok yang berbeda sehingga setiap warisan budaya pasti memiliki sisi kelamnya masing-masing. Pada tulisan ini saya akan menyajikan bibliografi beranotasi dari artikel-artikel yang terkait dengan pariwisata budaya dan pariwisata kelam dan mencoba melihat hubungan keduanya antara satu dengan yang lain dan keterkaitannya dengan kebudayaan yang mendasari pembentukan nilai narasi mengenai warisan tersebut.

Cultural tourism is a form of tourism that always displays the uniqueness and exoticism of a culture through cultural heritage presented with a beautiful narrative that complements it. Meanwhile, dark tourism offers another side of cultural heritage by exposing dark narratives. Despite their apparent contradictions, they have an overlapping relationship. There is an assumption that not all cultural tourism has a dark side, but all dark tourism is part of cultural tourism. On the other hand, there is also an assumption that cultural heritage has different significance for different groups so that each cultural heritage must have its own dark side. In this paper I will present an annotated bibliography of articles related to dark tourism and tourism and examine the relationships between one another and their relationship with culture that underlies the formation of value and narrative of this heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reggina Diah Ayuningtyas
"Dark tourism merupakan wisata dengan berkunjung ke tempat terjadinya kekejaman dan pembunuhan yang berhasil menarik minat wisatawan. Hal ini dikarenakan oleh keunikannya yang tidak didapatkan oleh wisatawan jika berkunjung ke jenis wisata lain. Oleh karena itu, wisata ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak daya tarik wisata dark tourism, salah satunya yaitu Kawasan Kota Tua Jakarta, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, dan Toko Merah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kekelaman dark tourism sebagai daya tarik utama, potensi wisata, serta upaya pengembangan wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode skoring pada penilaian tingkat kekelaman dan potensi wisata. Sementara itu, pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan dan analisis spasial komparatif. Berdasarkan hasil penilaian spektrum dark tourism, diketahui bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa tergolong ke dalam tingkatan light-dark, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Toko Merah tergolong ke dalam tingkatan dark. Sementara itu, berdasarkan penilaian potensi wisata, Toko Merah tergolong ke dalam potensi sedang, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki potensi yang tinggi.

Dark Tourism is a tour by visiting places of atrocities to murders that have succeeded in attracting tourism, because of its uniqueness that tourists will not get when visiting other types of tourism. Therefore, dark tourism has the potential to be developed further, especially Indonesia has a lot of dark tourism attractions, in the Kota Tua Jakarta, such as Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, and Toko Merah. The purpose of this study is to determine the dark level of dark tourism as the main attraction, tourism potential, and tourism development efforts. The approach used in this study is a qualitative using the scoring method in assessing the dark level of dark tourism and assessing tourism potential. Meanwhile, data collection was obtained through interviews, field observations, and literature studies. Furthermore, the data analysis in this study is descriptive analysis with a spatial approach, and comparative spatial analysis. Based on the results of the dark tourism spectrum assessment, it is known that Pelabuhan Sunda Kelapa belongs to the light-dark level, while the Museum Sejarah Jakarta and Toko Merah belong to the dark level. Meanwhile, based on the assessment of tourism potential, Toko Merah dan is classified as a medium potential to be developed, while the Museum Sejarah Jakarta and Pelabuhan Sunda Kelapa have high potential value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jemima Alma Sabila
"Hashima (Gunkanjima) berhasil tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2015. Pencatatan pulau ini sempat mendapat penolakan keras dari Korea Selatan karena Jepang tidak mencantumkan sejarah lengkap yang menyangkut kerja paksa warga Korea Selatan dan Tiongkok. Berdasarkan data pemerintah Nagasaki, Hashima mengalami lonjakan pengunjung lebih dari seratus ribu wisatawan setelah namanya tercatat dalam situs warisan dunia UNESCO. Sebelumnya, Hashima hanya dikenal akan dark tourism-nya sebagai pulau hantu, tetapi kini semakin dilirik wisatawan dengan imej yang berbeda setelah pencatatan UNESCO dan pembangunan lokasi wisata penunjang seperti Gunkanjima Digital Museum. Penelitian ini membahas mengenai dark tourism Hashima dan lokasi terkaitnya serta perubahan apa saja yang terjadi setelah pencatatan di UNESCO. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya dampak positif seperti lonjakan dan kestabilan kunjungan wisata ke Hashima, dan dampak negatif seperti upaya sanitasi dengan menutupi sejarah kelam Hashima yang dilakukan pemerintah Jepang. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya pergeseran spektrum dark tourism di balik kesuksesan peningkatan kunjungan pariwisata di Hashima dan lokasi terkaitnya.

Hashima (Gunkanjima) was successfully listed as a UNESCO world heritage site in 2015. The listing process of this island had received strong rejection from South Korea because Japan did not include its full history of forced labor for South Korean and Chinese citizens. Based on data from the Nagasaki government, Hashima experienced a surge in visitors of more than one hundred thousand tourists after its name was listed as UNESCO’s World Heritage Site. Previously, Hashima was only known for its dark tourism as a ghost island, but now it is increasingly attracting tourists with a different image after the UNESCO listing and the construction of new supporting tourist sites such as the Gunkanjima Digital Museum. This research discusses the dark tourism of Hashima and its related locations as well as any changes that occurred after being registered at UNESCO. The results of this study found positive impacts such as the surge and stability of tourist visits to Hashima, and negative impacts such as sanitation efforts by covering up the dark history of Hashima by the Japanese government. In addition, this study also found a shift in the dark tourism spectrum behind the success of increasing tourism visits in Hashima and its related locations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ariestasari
"Skripsi ini membahas peranan tuan rumah (host) dalam mengembangkan kegiatan pariwisata berdasarkan nilai-nilai lokal. Tulisan ini berfokus pada penerapan nilai-nilai lokal dalam kegiatan pembangunan desa wisata adat yang dilakukan oleh komunitas adat masyarakat kampung Kuta (host). Permasalahan yang terjadi pada agenda pembangunan desa wisata adat kampung Kuta adalah adanya dua pemimpin, yaitu pemimpin tradisional dan pemimpinan formal. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung Kuta pun terbuka dengan perkembangan zaman akan tetapi mereka tetap mempertahankan nilai-nilai lokal yang dimiliki. Kemudian, bagaimana para pemimpin dapat melaksanakan kegiatan pengembangan desa wisata adat di kampung Kuta dengan tidak menghilangkan nilai-nilai lokal yang dimiliki masyarakat kampung Kuta. Hal ini mengingat bahwa tidak sedikit telah terjadi hilangnya nilai-nilai lokal suatu komunitas masyarakat ketika kehidupan mereka kerap mendapatkan pengaruh dari luar komunitasnya sekaligus lingkungan tempat tinggal mereka dijadikan sebagai destinasi wisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi partisipasi, in-depth interview, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai lokal masyarakat kampung Kuta mengalami perkembangan yang digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan zaman. Terkait pariwisata, nilai-nilai lokal yang diterapkan menjadi sebuah produk pariwisata yang mendukung berbagai kegiatan wisata di kampung Kuta berdasarkan tujuan dan objek wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan.
.....This thesis discusses the role of the host in developing tourism activities based on local values. This paper focuses on the application of local values ​​in the traditional tourism village development activities carried out by the customary community of Kuta village (the host). The problem that occurs in the development agenda of the traditional tourism village of Kuta village is that there are two leaders, namely traditional leaders and formal leaders. In everyday life, the people of Kuta village are also open to the times, but they still maintain their local values. Then, how did the leaders reach an agreement to develop a traditional tourism village in Kuta village by not eliminating the local values ​​owned by the people of Kuta village. This is considering that there has been a loss of local values ​​of a community when their lives often get influences from outside their community as well as the environment in which they live as a tourist destination. This research is a qualitative research using participatory observation method, in-depth interview, and literature study. The results of this study are that the local values ​​of the Kuta village community have developed which are used to adapt to the environment and the times. Regarding tourism, local values ​​that are applied become a tourism product that supports various tourist activities in the Kuta village based on the purpose and object of the tour offered to the tourists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Handijaya Dewantara
"ABSTRAK
Seminyak tourism area is now one of the favorite tourist destinations for foreign tourists as an alternative to Kuta tourism area. However; the existence of Seminyak area to accommodate the tourists who are not acommodated in Kuta which in fact is stagnant, raises several new problems. In other words, sustainable tourism is difficult to realize in this district. There are many positive consequences of tourism that can be increased if tourism is implemented and practiced in a more sustainable and appropriate way. Involving social aspects and customs is essential. Indigenous people of Seminyak must always be involved in planning and implementing tourism so that it leads to a more positive attitude. One of the key elements of sustainable tourism is community development, which is the process and capacity to make decisions considering a long-term, ecological, and equilibrium economy among all communities."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hamid Syaputra
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang bagaimana dampak sosial dan budaya dari perkembangan pariwisata di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Metode yang digunakan berupa kualitatif seperti studi pustaka dari buku-buku, jurnal, dan observasi melalui internet. Dubai sedang menggiatkan pariwisatanya dengan mencanangkan diri menjadi kota pusat destinasi wisata dunia sebagai target utamanya. Sejarah dari Emirat Dubai yang berdiri sejak awal abad ke 19 ini tidak dapat banyak dibahas. Dubai di masa awal berdirinya bergantung pada penjualan mutiara. Meskipun begitu, Dubai menjadi daerah penting bagi perdagangan di Arab Teluk. Perubahan nasib terjadi setelah Dubai pada tahun 1950 bersama Abu Dhabi menandatangani perjanjian eksplorasi minyak untuk daerah Ra rsquo;s al-Khaimah, Umm al-Qawain, dan Ajman. Walaupun eksplorasi baru dimulai awal tahun 1950-an, efek dari eksplorasi minyak baru terasa saat ekspor minyak pertama dari Dubai tahun 1969. Hasil eksplorasi membuat taraf hidup masyarakat Dubai meningkat. Hasilnya Dubai menjadi salah satu kota modern di dunia, dan kini Dubai ingin menggapai ambisinya yang ditopang dengan penghasilan dari minyaknya yang berlimpah untuk menjadikan Dubai sebagai kota nomor satu tujuan destinasi pariwisata masyarakat dunia. Akan tetapi, disaat bersamaan Dubai sedang menghadapi permasalahan sosial budaya terkait kebudayaan barat yang diimpor ke Dubai.

ABSTRACT
This paper discusses about how the social and cultural aspects influence tourism development in the city of Dubai, United Arab Emirates. The method used is qualitative and literature study from books, journals, and observations over the internet. Dubai tourism is being intensified since it launched itself as the center of the world 39 s tourist destination. History of the Emirates of Dubai which established since the early 19th century can not be much discussed. In the early years, Dubai relied on sales of pearls. Nevertheless, Dubai is an important area for trade in the Arabian Gulf. Change of fortune occurred after Dubai in 1950 with Abu Dhabi signed an oil exploration agreement for Ra 39 s al Khaimah, Umm al Qawain, and Ajman regions. Although the new exploration began in the early 1950s, the effects of new oil exploration felt when the first oil exported from Dubai in 1969. Exploration results make living standard of the Dubai increased. The result was Dubai became into one of the modern cities in the world, and now Dubai wants his ambition which is supported by income from oil galore to make Dubai as the number one city destination tourism in the world . However, at the same time Dubai is facing a social and cultural issues related to Western culture which is being imported to Dubai."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hegina Salshabila Azani
"Berdasarkan data BPS tahun 2019, provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan daerah yang paling banyak menerima tamu, baik tamu asing maupun domestik pada hotel bintang dengan akumulasi 59,44% dan Tingkat Penghunian Kamar hotel bintang di seluruh Indonesia mencapai 54,99%. Banyaknya rata- rata kunjungan tamu pada provinsi tersebut dan juga tingginya tingkat penghunian kamar di hotel bintang empat dan lima menunjukkan perlu adanya pemberian pelayanan yang berkualitas dari karyawan frontline hotel kategori tersebut terhadap para tamu yang bisa dicapai melalui berbagi pengetahuan pengalaman unik yang mereka alami dengan sesama anggota organisasi. Dimana salah satu strategi utama organisasi dalam membangun knowledge sharing yang efektif dalam organisasi adalah merancang strategi untuk mencegah anggota organisasi terlibat dalam perilaku menyembunyikan pengetahuan yang mereka miliki atau disebut dengan istilah knowledge hiding. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh Altruistic leadership terhadap perilaku knowledge hiding dengan mediasi LMX, leader triggered postive emotion, relational social capital pada karyawan frontline hotel bintang empat dan lima. Penelitian ini menitik beratkan pada perilaku knowledge hiding, yang masih jarang diteliti di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, didapatkan responden sejumlah 192 karyawan frontline yang tersebar di lima provisnis di Indonesia yaitu, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan hasil bahwa Leader-triggered positive emotion dan Relational social capital memediasi secara penuh pengaruh altruistic leadership terhadap perilaku knowledge hiding. Sementara Leader–member exchange tidak memediasi pengaruh altruistic leadership terhadap perilaku knowledge hiding.

Based on data from BPS in 2019, West Java, DKI Jakarta, Bali, East Java and Central Java were the areas that received the most guests, both foreign and domestic guests at star hotels, with an accumulation of 59.44% and The Room Occupancy Rate for star hotels throughout Indonesia reached 54.99%. The number of average guest visits in these provinces and also the high rate of room occupancy in four and five star hotels indicate the need to provide quality service from frontline hotel employees of that category which can be achieved through sharing knowledge of the unique experiences they have experienced with others organization member. Where one of the main strategies of organizations in building effective knowledge sharing in organizations is to design strategies to prevent organizational members from engaging in hiding knowledge they have or what is known as knowledge hiding. This study aims to re-examine the effect of altruistic leadership on knowledge hiding behavior with mediation of LMX , leader triggered postive emotion, relational social capital on frontline employees of four and five star hotels. This research focuses on knowledge hiding behavior, which is still rarely studied in Indonesia. The data was collected using a survey method. The respondents were 192 frontline employees spread across five provinces in Indonesia (Jakarta, West Java, Central Java, East Java and Bali). Data processing using the structural equation modeling (SEM) method shows that leader-triggered positive emotion and relational social capital fully mediate the influence of altruistic leadership on knowledge hiding behavior. Meanwhile, leader–member exchange does not mediate the influence of altruistic leadership on knowledge hiding behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davendra Shayna Hassan
"Menguji validitas relativitas umum dapat dilakukan dengan memodifikasinya untuk mencari penyimpangan. Beberapa teori gravitasi termodifikasi menghasilkan potensial gravitasi dengan suku eksponensial yang menyerupai potensial Yukawa untuk aproksimasi medan lemah. Walaupun pengujian eksperimental dari koreksi Yukawa masih terbatas pada skala sistem tata surya, beberapa penelitian terbaru telah menggunakan data dari kurva rotasi galaksi untuk membatasi parameter Yukawa ini secara observasional, namun dengan asumsi bahwa barion terkopel secara lemah dengan gravitasi untuk memenuhi batasan gravitasi lokal. Studi kami mengabaikan asumsi ini dan menganalisis suku koreksi Yukawa baik dalam halo materi gelap maupun komponen bariyonik. Kami menyelidiki empat model: Newton, Almeida, MG, dan MG Duo, berdasarkan keberadaan suku koreksi Yukawa dalam komponennya dan kopling antar jenis partikel. Kami menguji keempat model ini pada tiga set data yang berbeda dari galaksi Bima Sakti, termasuk data Sofue (2015, 2017, dan 2020) dan data kurva rotasi dari Gaia DR3 oleh Wang (2023) dan Zhou (2023). Kami menemukan dukungan statistik yang kuat melalui faktor Bayes untuk model MG Duo yang menunjukkan kopling terpisah antara baryon-baryon dan baryon-DM. Namun, data observasional yang lebih tepat yang mencakup rentang radius galaksi yang lebih luas masih diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang modifikasi di wilayah dalam galaksi Bima Sakti.

Testing the validity of general relativity can be done by modifying it to search for potential deviations. Several modified gravity theories introduce a Yukawa-like exponential term in the gravitational potential for weak-field limits. While experimental tests of the Yukawa-correction are limited to Solar system scales, recent studies have used galactic rotation curve data to observationally constrain these Yukawa parameters, although assuming that baryons are weakly coupled to gravity to satisfy local gravity constraints. In our study, we relax this assumption and analyze the Yukawa-correction in both dark matter halo and baryonic components. We investigate four models: Newtonian, Almeida, MG and MG Duo models, based on the presence of the Yukawa-correction term in the components and the coupling between particle species. We tested these models on three Milky Way datasets: Sofue (2015, 2017, 2020) and rotation curves by Wang (2023) and Zhou (2023) derived from Gaia DR3 data. We find strong statistical favor through the Bayes factor for the MG Duo model that presents a separated coupling between baryon-baryon and baryon-DM. However, more precise observational data covering a broader range of galactic radii is still required to enhance our understanding of modifications in the inner regions of the Milky Way."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>