Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajwani-Ramchandani, Raji
"Delving into the effects of microfinance in both rural and urban communities, this book will be of interest to researchers of women studies, microfinance, and development economics."
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469513
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
"ABSTRAK
Kredit mikro merupakan salah satu strategi yang muncul akibat adanya
kesenjangan antara pemberi modal dan calon penerima modal. Program kredit
mikro diharapkan dapat menjadi sebuah tangan panjang dari para pemilik modal
kepada penerima modal. Program kredit mikro diharapkan dapat menjadi sebuah
alternatif dalam usaha pemberdayaan masyarakat. Di negara-negara berkembang,
kredit mikro merupakan salah satu strategi yang komprehensif dalam usahanya
memberdayakan perempuan dan penanggulangan kemiskinan. Salah satu
mekanisme kredit mikro adalah Grameen Bank , yang diadopsi serta diadaptasi
oleh lembaga keuangan di Indonesia Meskipun telah ada mekanisme serupa di
Indonesia, adopsi dan adaptasi sistem Grameen Bank dilakukan pemberdaya
dalam upaya menerapkan program?program kredit mikro yang telah berhasil
dilakukan sebelumnya di negara lain. Pengadopsian program kredit mikro di
negara lain tentu memiliki perbedaan terutama dalam pemaknaan terhadap visimisi
pemberdayaan itu sendiri terkait dengan budaya profit oriented yang lebih
dulu ada. Tulisan ini merupakan sebuah analisa deskriptif menggunakan metode
kualitatif dengan kerangka sosiologi ekonomi dan jender . Tulisan ini
menekankan pada beberapa hal yang perlu dilihat dari program pemberdayaan
perempuan melalui kredit mikro yang diadopsi dari negara lain yakni : perbedaan
karakter lembaga keuangan, aplikasi dari sistem kredit yang diadopsi dan
diadaptasi oleh lembaga keuangan dan pengetahuan makna pemberdayaan
melalui kredit mikro yang dimiliki pemberdaya dalam upaya mendukung
keberlangsungan program pemberdayaan perempuan melalui kredit mikro.

Abstract
Microcredit is one of the strategies arising from the gap between financiers
and prospective recipients of capital. Microcredit program is expected to be a
long hand of the owners of capital to the recipient of capital. Microcredit program
is expected to be an alternative in the community empowerment efforts. In
developing countries, microcredit is one of a comprehensive strategy in its efforts
to empower women and reduce poverty. One mechanism is the Grameen Bank
micro-credit, which was adopted and adapted by financial institutions in Indonesia
Although there has been a similar mechanism in Indonesia, adoption and
adaptation of the Grameen Bank system performed empowerment in an effort to
implement microcredit programs that have successfully done before in other
countries . Adoption of microcredit programs in other countries certainly differ
mainly in the interpretation of the vision-mission of empowerment itself is related
to profit-oriented culture is much older then. This paper is a descriptive analysis
using qualitative methods with a framework of economic sociology and gender.
This paper emphasizes on some things that need to be viewed from women's
empowerment through micro credit are adopted from other countries namely:
differences in the character of financial institutions, the application of the credit
system was adopted and adapted by financial institutions and knowledge of the
meaning of empowerment through microcredit owned empowerment in efforts to
support the sustainability empowerment of women through microcredit."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mesha Massada
"ABSTRAK
Masalah kemiskinan menjadi sebuah persoalan yang sangat kompleks tetapi bukan berarti tidak dapat ditangani. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah dengan memberikan bantuan modal usaha. Kondisi tersebut memberikan peluang bagi lembaga keuangan mikro LKM untuk memberikan modal usaha dalam bentuk pembiayaan mikro. Grameen Bank telah terbukti berhasil membangkitkan kegiatan ekonomi perempuan miskin di Bangladesh melalui pembiayaan mikro sehingga dapat menurunkan tingkat kemiskikan sekaligus memberdayakan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program pembiayaan mikro di Indonesia yang disediakan oleh lembaga keuangan mikro syariah dalam mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis crosstab, logit model dan Linear Probability Model LPM dalam mengolah data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mikro yang diberikan kepada nasabah tanggung renteng BPRS Al Salaam Bogor belum dapat membantu mereka keluar dari kelompok miskin serta keikutsertaannya dalam program pemberdayaan membuka peluang untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan didalam rumah tangga.

ABSTRACT
The problem of poverty becomes a very complex issue but it does not mean it can rsquo t be handled. One way that can be done to reduce the number of poor people in Indonesia is to provide seed money. These conditions provide an opportunity for microfinance institutions MFIs to provide seed money in the form of microfinance. Grameen Bank has proven successful in generating economic activity of poor women in Bangladesh through micro finance so as to reduce the poverty level while empowering women. This study aims to examine the effectiveness of microfinance programs in Indonesia provided by Islamic microfinance institutions in alleviating poverty and women 39 s empowerment. The results show that microfinance program given to BPRS Al Salaam Bogor client can not help them out of the poverty and their participation in the empowerment program opens the opportunity to participate in making decisions in the household. "
2017
S68416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Bagus Suwarso
"ABSTRAK
Tesis ini membahas peranan, dampak, faktor pendukung dan penghambat program
microfinance terhadap pemberdayaan perempuan sebagai wujud pengembangan
program dari sebuah lembaga social enterprise yang membentuk dan mengelola
operasional Rumah Belajar. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian di Pusat Microfinance Yayasan Cinta
Anak Bangsa telah sesuai dengan anjuran Schumacher (1983) tentang bantuan
terbaik dalam pemberdayaan wanita adalah bantuan intelektual. Pengembangan
teori Chun (1997) dalam tulisan Mayoux (2005a) mengenai dampak
pemberdayaan perempuan melalui microfinance tentang perubahan material,
perubahan persepsi dan perubahan relasional telah tergambar, meskipun masih
memiliki beberapa kekurangan.

ABSTRACT
This thesis discusses the role, impact, supportive and obstructive factors of
microfinance on women empowerment as form of a social enterprise agency’s
program development which establishes and manages Learning Houses operation.
The approach used is qualitative with descriptive type of research. The research
result at Microfinance Center of Yayasan Cinta Anak Bangsa has been in
accordance with suggestion of Schumacher (1983) that women empowerment’s
best aid is intellectual assistance. Theoretical development of Chun (1997) in
Mayoux’s writing (2005a) about the impact of women empowerment through
microfinance on material, perception and relational changes have been described,
although it still has some weaknesses."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viswanath, Vanita
Bouldre : Westview Press, 1991
305.454 VIS n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Lhoro Tegar
"Inklusi keuangan merupakan salah satu tujuan terpenting dari pembuatan kebijakan pembangunan sosial ekonomi. Lembaga keuangan mikro (LKM) telah menjadi pemegang peran utama dalam mempromosikan inklusi keuangan secara luas dan dapat menguntungkan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, kemajuannya di daerah pedesaan di mana banyak terdapat kemiskinan masih dianggap rendah. Banyak hal yang sering dikaitkan dengan lambatnya pertumbuhan inklusi keuangan di daerah pedesaan seperti karakter peminjamnya, biaya transaksi yang lebih besar, dan risiko default yang lebih tinggi. Hambatan-hambatan tersebut menjadikan adanya anggapan bahwa lembaga keuangan mikro di pedesaan menghadapi tantangan yang lebih sulit untuk mempertahankan sustainability-nya dibandingkan dengan LKM di daerah perkotaan. Di samping itu, beberapa faktor seperti banyaknya nasabah wanita serta status NGO masih sering digunakan dalam mengukur sustainability LKM. Di dalam penelitian ini digunakan data dari 942 LKM dari tahun 2009 hingga 2019 yang melaporkan datanya ke MIX Market dengan 7560 data observasi. Penelitian ini menyelidiki bahwa apakah tingkat persentase ke peminjam pedesaan, persentase nasabah wanita serta status NGO akan berpengaruh keberlangsungan LKM tersebut. Hasil dari penelitian ini justru mengatakan tingkat persentase peminjam pedesaan berpengaruh positif terhadap sustainability LKM. Sementara itu, persentase nasabah wanita serta status NGO secara umum tidak berpengaruh signifikan pada keberlangsungannya LKM. Namun, hasil yang lebih bervariasi muncul saat dilakukan pengujian terpisah berdasarkan kawasan regional operasi. Hal tersebut mengindikasikan agar LKM dapat merambah peminjam-peminjam pedesaan dan wanita serta memerhatikan aspek budaya dan geografis dalam memberikan akses finansial ke orang-orang kurang mampu. Penelitian ini berkontribusi melalui pemeriksaan lebih lanjut terhadap karakteristik unik per masing-masing region mengakibatkan efek yang beragam kepada sustainability.

Financial inclusion is one of the most important objectives of socio-economic development policy maker. Microfinance institutions (MFIs) have become major role in promoting wide range of financial inclusion which benefits low-income societies. However, outreach in rural areas where poverty more widespread is still considered low. Many things are often associated with slower growth of financial inclusion in rural areas such as the character of the borrowers, higher transaction costs, and higher risks. These obstacles lead to assumptions that microfinance institutions in rural areas face more difficult challenges to maintain their sustainability than in urban areas. In addition, several factors such as the number of female borrowers and NGO status are often associated in measuring MFI sustainability. In this study, data collected from 2009 to 2019 of 942 microfinance institutions (MFIs) were used, in which reported their data to Mixmarket with 7560 observational data. This study investigated whether better rural outreach, proportion of female borrowers and NGO status will affect the sustainability of the MFI. The result show better rural outreach has a positive effect on the MFI sustainability. Meanwhile, the percentage of female customers and NGO status in general do not have a negative effect on the sustainability of the MFI. However, varied results appeared when regressions were tested separately by MFI regions. These result indicate that MFIs with various statuses can continue to provide more rural and more women borrowers while paying attention to cultural and geographical aspects in providing financial access to poor people. This study contributes through further examination of the unique characteristics at each region resulting in various effects on sustainability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Momsen, Janet, editor
New York: Routhledge, 1991
307.141 2 MOW w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Fikri
"Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Membuka Askes Keuangan Pada Masyarakat Pedesaan Muhammad Rizal Fikri-Tesis-Program Pascasarjana FHUI-Ringkas-2017 Abstrak Tesis ini membahas Peranan Lembaga Keuangan Mikro dalam membuka akses keuangan pada masyarakat pedesaan. Lembaga Keuangan Mikro memberikan pengaruh yang besar terhadap keuangan masyarakat pedesaan. Pengaruh tersebut tidak beriringan dengan jumlah Lembaga Keuangan Mikro yang sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan selaku regulator. Terdapat pengaturan di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro yang mengharuskan Lembaga Keuangan Mikro memperoleh izin sebelum tanggal 8 Januari 2016, namun sampai saat ini masih banyak Lembaga Keuangan Mikro yang belum memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Dalam Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro tersebut terdapat pengaturan mengenai sanksi pidana bagi Lembaga Keuangan Mikro yang menjalankan usaha tanpa izin. Oleh sebab itu semangat Lembaga Keuangan Mikro dalam membuka akses pada masyarakat pedesaan masih terbentur dalam hal perizinan usaha sebagai Lembaga Keuangan Mikro. Kata Kunci: Perizinan, Lembaga Keuangan Mikro, Otoritas Jasa Keuangan.

THE ROLE OF MICROFINANCE INSTITUTIONS IN OPENING ACCESS TO FINANCE IN RURAL COMMUNITIES This thesis discusses the role of Microfinance Institutions in opening up financial access to rural communities. Microfinance Institutions have a great influence on the finances of rural communities. The influence is not in tandem with the number of Microfinance Institutions that have received permission from the Financial Services Authority as regulator. There is an arrangement in Law Number 1 Year 2013 on Microfinance Institutions requiring Microfinance Institutions to obtain permission by dateJanuary 8, 2016, but until now there are still many Micro Finance Institutions that have not obtained permission from the Financial Services Authority. In the Act of Microfinance Institutions there are arrangements regarding criminal sanctions for Microfinance Institutions conducting unlicensed business. Therefore, the spirit of Micro Finance Institutions in opening access to rural communities is still constrained in terms of business licensing as a Microfinance Institution. Key Words Licensing, Microfinance Institutions, Financial Services Authority."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Eko Nugroho
"This paper aims at reviewing empirical literature on the perfomance and issues associated with commercialisation of microfinance institutions (MFIs). The popular approach believes that commercial-based operation can lead to financial self-sustainability without reducing the role to assist the poor. Although the growth in financial intermediation is evident, many commercialised MFIs remain dependence on subsidy and fail to achieve a greater outreach. hence, this approach highly undermines the social mission of microfinance to reach the poorest of the poor."
Economics and Finance in Indonesia, 2006
EFIN-54-2-August2006-173
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Prasetyo
"ABSTRAK
Pelaku usaha UMKM khususnya pedagang mikro di pasar tradisional Desa Selopampang pada umumnya tidak layak bank unbankable. Kesulitan untuk mengakses modal dari lembaga keuangan perbankan menjadi kendala untuk meningkatkan usaha. Hal ini membuat para pedagang pasar terjerumus kedalam praktek rentenir. KJSK BMT Al Quddus sebagai lembaga keuangan mikro yang mengunakan sistem syariah memberikan produk layanan keuangan yang inklusif bagi masyarakat khususnya para pedagang mikro pasar tradisional Desa Selopampang. Lembaga ini memberikan produk/layanan jasa keuangan yang mudah di akses oleh masyarakat kecil. Pembukaan tabungan dengan biaya yang terjangkau, bebas biaya administrasi, pelayanan jemput bola, dan pemberian pembiayaan/pinjaman tanpa agunan sebagai jaminan dengan nominal tertentu. Pemberian produk/layanan jasa keuangan yang sepertiitu, terlaksana karena adanya rasa saling percaya antara KJKS BMT AL Quddus dengan para pedagang pasar dan hubungan yang terjalin diantara keduanya yang baik. Selainitu, adanya norma agama yang melandasi untuk saling membantu diantara sesama

ABSTRACT
Business actors of SMEs, especially micro traders in the traditional market of Selopampang Village are generally unbankable. The difficulty of accessing capital from banking financial institutions becomes an obstacle to increasing business. This makes market traders fall into the practice of loan sharks. KJSK BMT Al Quddus as a microfinancial institution using sharia system provides an inclusive financial services productfor the community, especially the traders in the traditional market of Selopampang Village. This institution provides products services that are easily accessed by the small community such as account submission with an affordable cost, free administrative costs, pick up service, and loans without collateral for certain nominal. This matter is accomplished by the mutual trust between KJKS BMT AL Quddus and market tradersas well as the good relationships between them. In addition, there is a religious nor munder lying to help each other."
Depok: 2018
T51326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>