Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Budiarsa
"Vokal yang terdapat dalam drama tari gambuh merupakan hal penting yang mesti dikuasai oleh semua penari, karena merupakan media penting dalam penyampaian lakon yang dibawakan. Bahasa Kawi sebagai bahasa pengantar dalam seni pertunjukan drama tari klasik di Bali seperti gambuh, calonarang, wayang wong ramayana, wayang wong parwa, topeng, dan lain sebagainya dipelajari oleh para seniman tari melalui teks-teks tertulis , secara lisan, maupun melalui pengalaman pentas senimannya. Untuk mengetahui cerita yang dibawakan dalam suatu pertunjukan gambuh, setidaknya penonton dapat menyimak melalui bagian adegan panyerita, bagian ini biasanya muncul setelah peran-peran utama melakukan tarian ngelembar. Dalam cerita karya Gunung Pangebel ini cerita disampaikan/ akan kita ketahui pada saat para patih/ bawahan raja antara lain Demang Tumenggung, Rangga, Arya, dan punakawan sedang menghadap sang raja Gegelang.
"
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3 : 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kharismaniar Aisyah
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Hapsari
"Membahas pelafalan bunyi vokal monoflong oleh mahasiswa Indonesia yang mempelajari bahasa Belanda. Bagaimana mereka melafalkan bunyi-bunyi tersebut, perbedaan apa yang terjadi serta bunyi apa yang sulit mereka lafalkan dan faktor yang melatarbelangi kesulitan tersebbut. Hasil dari penelitian ini bahwa ada perbedaan antara pelafalan yang dilakukan oleh subyek penelitian dan penuturan jati. Perbedaan-perbedaan tersebut terjadi karena adanya kesalahan penyederhanaan, penyamarataan dan pengalihan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15809
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Formaggia, Maria Cristina
Jakarta: Yayasan Lontar , 2000
R 792.8 FOR g I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Formaggia, Maria Cristina
Jakarta: Yayasan Lontar , 2000
R 792.8 FOR g II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Dramatari Genggong merupakan jenis kesenian rakyat (seni hiburan) di Bali, yang salah satunya terdapat di Desa Batuan, Gianyar. Penyajiannya menggunakan cerita Panji (Malat), tokoh utamanya adalah Raden Panji (godogan), dan Galuh Candrakirana (putri). Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini; Bagaimanakah bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan, Gianyar?, apa fungsinya, serta bagaimanakah tata rias dan busananya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, pengumpulan data secara observasi, wawancara, studi kepustakaan, studi dokumen, dilanjutkan dengan analisis data secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Hasilnya diuraikan secara deskriptif yang diolah dari para informan. Menerapkan teori estetika dan teori fungsional untuk membedah dari rumusan masalah yang diangkat. Penelitian difokuskan pada bentuk, fungsi, tata rias dan busana dari seni pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar didukung oleh elemen-elemen seperti cerita, penari, struktur pementasan, ragam gerak, musik iringan dan tempat pementasan (kalangan). Fungsinya, berfungsi sebagai sosial/hiburan, ekonomi dan pengenalan pariwisata, serta tata rias dan busananya dapat dibagi menjadi rias kepala, badan dan kaki, disesuaikan dengan peranan tokoh yang dibawakan, seperti tari-tarian tradisi Bali pada umumnya.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti N. Arinton Pudja
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1991
398.208 9 ARI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wardizal
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3 : 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rustiyanti
"ABSTRAK
Pertunjukan tari adakalanya dibawakan oleh penari tunggal atau penari kelompok. Tari tunggal dilakukan oleh seorang penari memerankan seorang karakter atau tokoh. Bentuk tariannya berdiri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan penampilan tari sebelumnya. Pertunjukan penari tunggal dituntut untuk tampil matang dan terampil, kemampuan virtuositas karena fokus perhatian yang terpusat pada satu orang saja, tentu saja berbeda dengan penari kelompok yang dituntut kerampakkan baik dalam garak (bentuk gerak) maupun garik (rasa gerak). Sifat tari tunggal menjadikan seseorang sebagai subjek sekaligus objek tarian yang dibawakannya. Adapun tari kelompok merupakan bentuk karya tari yang memerlukan kerja sama antarpe- nari, karena diperagakan lebih dari satu penari. Gerak penari satu dan penari lain saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri. Keseragaman untuk mencapai keindahan bentuk tari kelompok bukan hal yang mudah. Adapun hasil penelitian ini, dalam penyajian tari kelompok tando tabalah (identitas pribadi) harus lebur ditinggalkan dan ditanggalkan egoisme masing-masing pribadi penari."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Made Ayu Desiari
"Arja merupakan salah satu jenis dramatari Bali yang memadukan unsur drama, tari, tembang, dan musik. Di dalam sebuah pementasan dramatari Arja terdapat tokoh-tokoh yang memiliki karakter tersendiri baik itu karakter keras maupun halus atau manis. Salah satu karakter yang dikaji dalam penelitian ini adalah karakter Galuh gaya Jero Ratna dalam sebuah pertunjukan dramatari Arja dengan Lakon Pajang Mataram yang dipentaskan di Banjar Kebon Singapadu. Kajian tentang Galuh dalam dramatari Arja sangat mendesak dilakukan sebab sampai saat ini belum ada studi yang mendalam tentang tokoh Galuh dalam dramatari Arja khususnya Gaya Jero Ratna. Studi ini merupakan sebuah penelitian kualitatif dengan pendekatan seni pertunjukan. Ada dua rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah bentuk pertunjukan dramatari Arja Lakon Pajang Mataram di Banjar Kebon Singapadu, Gianyar?; dan (2) Bagaimanakah karakter Galuh Gaya Jero Ratna dalam pertunjukan dramatari Arja Lakon Pajang Mataram tersebut?. Sebagai pisau analisis digunakan tiga buah teori yaitu teori Fungsional-Struktural, teori Estetika, dan teori Semiotika. Data-data dari penelitian ini, baik data primer maupun data sekunder diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Seluruh data yang terkumpul dianalisis dan ditulis secara sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) bentuk pertunjukan dramatari Arja Lakon Pajang Mataram di Banjar Kebon Singapadu dapat dilihat dari lakon, struktur pertunjukan, tokoh-tokoh, musik iringan, dan tempat pertunjukan. (2) Karakter Galuh Gaya Jero Ratna dalam pertunjukan dramatari Arja Lakon Pajang Mataram adalah sebuah karakter putri manis atau halus. Hal itu dapat ditinjau dari tembang pada igel penglembar dan igel pagunem, gerak tari, dan tata rias busana yang digunakannya.
"
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3 : 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>