Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eskens, Allen
Jakarta: Noura Books, 2017
813 ESK l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hayden, Torey L.
Bandung: Qanita, 2004
813 HAY k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theroux, Paul
New York: Penguin Books, 1996
813.54 THE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tandjung, Elizabeth C.
"ABSTRAK
Ambivalensi dalam memeluk agama Kristen diantara kelompok-kelompok masyarakat minoritas di Amerika seperti yang tergambar di dalam novel-novel The Color Purple, The Mixquiahuala Letters dan Love Medicine. (Di bawah bimbingan Dr. Melani Budianta). Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1995.
Skripsi ini berusaha menunjukkan sikap ambivalensi kelompok-kelompok masyarakat minoritas di Amerika (Negro, Hispanik dan Indian) dalam memeluk agama Kristen yang ditunjukkan di dalam masing-masing korpus serta penyebab ambivalensi yang tergambar dalam masing-masing novel tersebut. Di dalam The Color Purple, para tokoh digambarkan sangat `akrab' dengan agama Kristen. Sikap dan tindakan mereka sehari-hari menunjukkan bagaimana nilai-nilai ke-Kristen-an sudah tertanam dalam diri mereka. Tokoh Celie misalnya menjadikan Tuhan sebagai tempat curahan hati yang terpercaya, menjadikan nilai-nilai ke-Kristen-an sebagai standar moral kehidupan sehari-hari, menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pelindung, dll. Hal ini merupakan perwujudan dari teori James Stuart Olson yang mengatakan bahwa kaum minoritas mengadaptasi kebudayaan kaum mayoritas -- karena agama Kristen adalah salah satu unsur kebudayaan masyarakat mayoritas, agama Kristen tersebut juga diadaptasi oleh kaum minoritas kulit hitam.
Di sisi lain, ternyata para tokoh tersebut merasa anti terhadap agama Kristen. Hal ini diakibatkan oleh adanya pandangan bahwa agama Kristen tersebut identik dengan kaum kulit putih. Masyarakat kulit hitam dalam novel ini menganggap kaum kulit putih sebagai penyebab kesengsaraan hidup mereka. Mereka kemudian berusaha membentuk persepsi sendiri terhadap identitas Tuhan untuk menjauhkan Tuhan dan citraNya yang seolah-olah adalah `milik' kaum kulit putih.
Di dalam The Mixquiahuala Letters, ambivalensi tampak dalam sikap tokoh Teresa yang di satu sisi sudah sangat tidak peduli terhadap nilai-nilai ke-Kristen-an, namun di sisi lain juga tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari agama Kristen yang dalam sejarah memang memegang peranan panting sebagai identitas masyarakat Hispanik. Teresa misalnya digambarkan tidak peduli akan kesucian perkawinan yang diluhurkan oleh agama Kristen -- Teresa menikah sesuai adat Hare Krishna dari India dan hidup bersama di luar perkawinan dengan banyak pria. Sikap Teresa ini menunjukkan bagaimana ia sudah mengadaptasi kebudayaan kaum flower children yang sedang melanda Amerika saat itu. Hal ini, seperti juga di dalam The Color Purple, merupakan perwujudan teori lames Stuart Olson mengenai adaptasi kebudayaan' Di sisi lain, Teresa sebenarnya masih `dekat' dengan ke-Kristen-an tersebut -- ia tetap menginginkan putranya dibaptis dan masih membutuhkan `bantuan' Tuhan untuk mengusir setan_ Ke-ambivalensi-an sikap Teresa disebabkan akibat tidak tertanamnya nilai-nilai agama Kristen dalam diri Teresa sehingga ia mudah terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh lain seperti gerakan flower children dan juga masalah superstitious.
Di dalam Love Medicine, ambivaiensi tampak dalam hal di satu sisi masyarakat Indian sudah memeluk agama Kristen, akan tetapi di sisi lain masih memegang kepercayaan aslinya. Hal ini berhubungan dengan kekecewaan para tokoh tersebut akan nasib mereka sebagai bangsa Indian. Kemiskinan, standar hidup yang buruk, kehidupan yang sulit membuat mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak memperhatikan bangsa Indian. Hal ini membuat mereka beralih ke dewa-dewa mereka. Tapi untuk kembali sepenuhnya ke kepercayaan aslinya juga merupakan suatu hal yang mustahil karena telah hilangnya `cara-cara berdoa' yang banar- secara Indian.
Dari pengkajian atas ketiga novel tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa tokoh-tokoh utama dalam ketiga korpus tersebut: Celle, Shug, Nettie, Teresa, Lipsha, Marie dan Gordie adalah para marginal man -- mereka hidup di antara dua kebudayaan: kebudayaan kaum mayoritas kulit putih dan kebudayaan mereka masing-masing sebagai kaum minoritas. Konflik akibat pertemuan kebudayaan itu terealisasi dalam sikap dan tindakan mereka yang ambivalen tersebut dalam memeluk agama Kristen sebagai salah satu unsur dari kebudayaan masyarakat mayoritas kulit putih. Faktor sejarah masa lalu dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat minoritas tersebut di tengah masyarakat mayoritas berperan besar dalam mempengaruhi sikap mereka dalam mengadaptasi kebudayaan masyarakat mayoritas.

"
1995
S14157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thoreau, Henry David, 1817-1862
London: Random House, 1992
813.3 THO W
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hayden, Torey L.
Bandung: Mizan, 2004
813 HAY s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McGowan, Kathleen
"Kembaran Da Vinci Code.
Itu komentar pertama saya ketika selesai membaca novel setebal 605 halaman ini.
Isinya mirip sekali dengan apa yang pernah ditulis Dan Brown di ‘Da Vinci Code’, namun novel ini fokus kepada Maria Magdalena, yang di banyak literatur diklaim sebagai istri sah Yesus Kristus.
Kathleen McGowan, penulis ‘The Expected One’ menulis novel ini setelah melakukan riset ke berbagai negara di Timur Tengah dan mempelajari banyak dokumen serta mewawancarai banyak informan dan nara sumber terkait kehidupan Maria Magdalena.
Wanita Irlandia ini juga konon memiliki garis darah dari Yohannes Pembaptis, sepupu Yesus. Sejak kecil, Kathleen sering mengalami visi ilahiah, di mana dia seakan-akan bisa melihat sesuatu yang sudah dan akan terjadi berkaitan dengan kehidupan religiusnya. Pengalaman inilah yang memacu Kathleen mengadakan perjalanan panjang dan melakukan riset untuk menulis novel ini. Di novel ini, penulis mengisahkannya sebagai perjalanan menemukan Injil Maria Magdalena.
Seperti terang-terangan disampaikannya, Kathleen memang memiliki misi memperbaiki citra Maria Magdalena yang selama ini dikenal sebagai seorang pelacur. Lewat novel ini, semuanya menjadi jelas kenapa para penulis Injil memutuskan menggunakan persepsi itu bagi Maria Magdalena.
Bagi saya, novel ini sangat menyentuh. Kita seperti membaca perjalanan hidup Yesus Kristus sebagai seorang laki-laki, seorang suami, dan ayah yang luar biasa. Kisah ini terasa sangat intim dan manusiawi karena penulis menguraikannya dari sudut pandang Maria sebagai istri Yesus.
Sebagai seorang perempuan cerdas dan mendapat anugerah ilahi, Maria memiliki sudut pandang berbeda dengan apa yang tertulis selama ini di beberapa literatur, termasuk di Alkitab. Penulis membawa sudut pandang baru (dan rasanya benar) tentang Yohannes Pembaptis, Pontius Pilatus, dan…tentu saja tentang Maria Magdalena.
Permusuhan politis, cinta segitiga yang rumit, dan misteri Injil Maria Magdalena dalam sebuah fiksi…dijamin Anda akan hanyut di dalamnya. Baca yak..:)
--------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
"
Jakarta : Ufuk Press, 2006
813 McG e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Miranda
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
813 LEE ft
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alan, Theresa
Batam: Karisma Publishing Group, 2005
813 ALA o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Faizal
Jakarta: PT Grafika Mardi Yuana, 2023
899.221 HAF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>