Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibnu Fajariyadi Hantoro
"In up to 80% of dyspepsia patients who consult a physician in the hospital, dyspepsia is considered to be functional dyspepsia. Although not associated with increased mortality, functional dyspepsia is a burden at both the community and national levels because it can cause physical, mental, and social ditress that can affect a patients quality of life. Health-related quality of life (HRQOL) is a multidimensional construct comprising at least three broad domains-physical, psychological, and social functioning-which can all be affected by a disease and its treatment. It is important to assess HRQOL in patients with functional dyspepsia to identify the effects of the disease and its treatment on patients. Both disease-specific and generic instruments can be used to assess HRQOL in patients with functional dyspepsia. Each instrument has it own advantages and limitations. The selection of instrument to assess HRQOL is determined by the study population, research questions, disease entities, and researcher preferences. The purpose of this article is to explain the concept of HRQOL and the use of HRQOL assessment in patients with functional dyspepsia."
Jakarta: Interna Publishing, 2018
610 IJIM 50:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Rinaldi Devantara
"Penelitian ini membahas tentang gambaran kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Quality of Life) pada penderita autoimun jenis Sindrom Sjögren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian eksploratif. Penderita Sindrom Sjögren memiliki gangguan gejala fisik seperti kekeringan pada mulut, sakit pada persendian, dan kelelahan. Gejala fisik tersebut berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita dalam dimensi physical well-being, psychological well-being, dan social well-being. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita Sindrom Sjögren memiliki gangguan terhadap physical well-being dengan gejala fisik dan gejala kekeringan yang dimiliki dan berdampak terhadpa fungsi tubuh dan aktivitas serta partisipasi penderita. Dalam dimensi psychological well-being, penderita Sindrom Sjögren memiliki tingkat kecemasan dan stres yang tinggi, kepercayaan diri dan kurangnya pemahamanan terhadap penyakit berimplikasi terhadap depresi dan kemampuan kontrol diri yang kurang memadai. Selain itu, Sindrom Sjögren juga berdampak pada domain social well-being penderita yaitu pada gangguan kehidupan sosial, gangguan keberfungsian peran sosial dalam keluarga dan pekerjaan, beban finansial, dan permasalahan yang terjadi di rumah sakit yang menimbulkan stres bagi penderita. Penderita Sindrom Sjögren memiliki dukugan sosial melalui pasangan, sahabat, dan dokter jiwa yang berdampak positif terhadap social well-being.

This study discusses the description of Health Related Quality of Life in autoimmune patients with Sjögren's Syndrome. This study uses a qualitative approach with an exploratory research type. People with Sjögren's Syndrome have physical symptoms such as dryness of the mouth, joint pain, and fatigue. These physical symptoms affect the patient's quality of life in the dimensions of physical well-being, psychological well-being, and social well-being. The results showed that patients with Sjögren's Syndrome had disturbances in physical well-being with physical symptoms and dryness that had an impact on body functions, activities, and participation of patients. In the dimension of psychological well-being, patients with Sjögren's Syndrome have high levels of anxiety and stress, lack of self-confidence, and lack of understanding of the disease have implications for depression and inadequate self-control abilities. In addition, Sjögren's Syndrome also has an impact on the social well-being of the patients, social life disturbances, impaired functioning of social roles in family and work, financial burdens, and problems that occur in hospitals that cause stress for patients. Patients with Sjögren's Syndrome have social support through their partners, friends, and psychiatrists which have a positive impact on their social well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli Waznan
"ABSTRAK
Dewasa ini, jumlah populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat. Jumlah ini diiringi dengan semakin banyaknya masalah-masalah yang menyertai seseorang dengan usia lanjut, seperti menurunnya mobilitas fungsional. Penurunan mobilitas fungsional ini akan berpengaruh terhadap menurunnya pula kualitas hidup terkait kesehatan HRQoL . Belum ada penelitian yang mengetahui korelasi antara mobilitas fungsional dengan HRQoL, jika diukur menggunakan European Quality of Life-5 Dimension EQ-5D yang memiliki keunggulan. Sebanyak 70 pasien usia lanjut di Poliklinik Geriatri, RSCM dilakukan pengukuran TUGT mengukur mobilitas fungsional dan EQ-5D mengukur HRQoL . Didapatkan nilai median untuk TUGT adalah 12,335 7-30,9 detik, EQ-5D TTO 0,777 0,532-1 , dan EQ-5D VAS 70,0 30-100 . Dengan menggunakan analisis korelasi, didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi negative antara TUGT dengan EQ-5D TTO p= 0,006; r= -0,324 dan EQ-5D VAS p= 0,037; r= -0,254 . Dari penelitian ini didapatkan bahwa TUGT orang usia lanjut di Indonesia lebih rendah jika dibandingkan di negara lain. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian terkait mobilitas fungsional dan HRQoL. Penelitian lanjutan tentang hubungan kausalitas kedua variabel perlu dilakukan.

ABSTRACT
Recently, total population of eldery in Indonesia is growing in number. This number accompanied by problems among elderly, as decrese in functional mobility. The decrease of functional mobility will affect to health related quality of life HRQoL . There is still no study knowing correlation between functional mobility and HRQoL, if assessed using European Quality of Life 5 Dimension EQ 5D which has its own excellence. As many as 70 elderly patients in Geriatric Policlinic was tested for timed up and go test TUGT for assessing functional mobility and EQ 5D for assessing HRQoL . The median of TUGT was 12,335 7 30,9 second, EQ 5D TTO was 0,777 0,532 1 , and EQ 5D VAS was 70,0 30 100 . From bivariate analysis, there was a correlation between TUGT with EQ 5D TTO p 0,006 r 0,324 and TUGT with EQ 5D VAS p 0,037 r 0,254 . From this study, it is known that TUGT of elderly patient in Indonesia is lower if compared to another counties rsquo references value. This study is also suit with another studies about functional mobility and HRQoL. Advanced study to know causality association between variables needs to be done. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewinta
"Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada pasien penyakit jantung, health-related quality of life (HRQoL) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pencegahan dan penanganan penyakit jantung. HRQoL mengindikasikan persepsi pasien mengenai kesehatan fisik dan mentalnya. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi HRQoL pasien penyakit jantung ialah kecemasan. Prevalensi kecemasan pasien penyakit jantung ialah sebesar 70% - 80%. Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa pasien penyakit jantung dengan kecemasan yang tinggi dapat memiliki HRQoL yang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu strategi koping dan illness perception.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran strategi koping dan illness perception sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL pasien penyakit jantung. Sebanyak 160 partisipan diberikan pengukuran menggunakan SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (kecemasan), Brief Cope (strategi koping), dan B-IPQ (illness perception).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa illness perception dapat memoderasi strategi koping yang berperan sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL secara signifikan (p = 0,0318). Hasil ini mengindikasikan bahwa low threatening illness perception akan membantu menahan dampak kecemasan yang tinggi terhadap HRQoL pasien penyakit jantung, terlepas dari jenis strategi koping apa yang dimiliki individu. Sementara adanya dampak buruk medium dan high threatening illness perception terhadap HRQoL individu dapat terbantu dengan adanya strategi koping yang adaptif yang dimiliki oleh individu.

Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In patients with cardiovascular disease, health-related quality of life (HRQoL) is important to consider in the contested context and treatment. One of the factors that can affect the HRQoL of heart disease is anxiety. The anxiety prevalence of cardiovascular disease patients is 70% - 80%. However, it is possible that cardiovascular disease patients with high anxiety can have an adequate HRQoL. This can be influenced by other factors, namely coping strategies and illness perception.
This study aims to see how the role of coping strategies and illness perception as a moderator in the impact of anxiety on HRQoL of cardiovascular disease patients. All 160 participants who had cardiovascular disease were given measurements using SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (anxiety), Brief Cope (coping strategies), and B-IPQ (illness perception).
The results of this study shows that illness perceptions can moderate coping strategies that act as moderators in interactions of anxiety and HRQoL significantly (p = 0.0318). This results indicates that low threatening illness perception will help prevent the worsen of HRQoL on cardiovacular disease patients, regardless of what type of coping strategies. While the impact of moderate or high threatening illness perception to HRQoL can be helped by an individuals adaptive coping strategies.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhias Salsabila Putri
"Latar belakang: Populasi di Asia memiliki beberapa faktor risiko periodontitis terkait
anatomi dan mikroorganisme dalam rongga mulutnya. Periodontitis merupakan ancaman
besar terhadap kesehatan mulut dan dapat menimbulkan gejala perubahan klinis seperti
munculnya tanda-tanda inflamasi serta terjadinya peningkatan pocket probing depth
(PPD) dan clinical attachment loss (CAL) yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman
pada penderitanya baik dalam aspek fisik, psikologis, maupun sosial. Tujuan: Untuk
menganalisis pengaruh terapi periodontal terhadap nilai OHRQoL pada penderita
periodontitis di Asia dari studi yang menggunakan kuesioner OHIP-14. Metode: Uji
meta-analisis serta penyusunan systematic review (PROSPERO CRD42020203254)
dengan pencarian literatur pada online database yaitu PubMed, Scopus, dan EBSCO.
Studi yang diidentifikasi kemudian melalui tahapan skrining, penilaian eligibilitas, dan
inklusi menggunakan pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and
Meta-Analyses (PRISMA). Hasil: Sebanyak enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk
dilakukan systematic review dan empat studi dengan intervensi terapi periodontal nonbedah
diikutsertakan dalam meta-analisis. Analisis kuantitatif dilakukan pada tiga
rentang waktu follow-up yaitu minggu ke-1 dan 2 dengan mean difference [95% CI]: -
13,31 [-33,71 ; 7,10], minggu ke-4 dan 5 dengan mean difference [95% CI]: -16,12 [-
35,27 ; 3,03], serta minggu ke 9 hingga 12 dengan mean difference [95% CI]: -4,14 [-
6,85 ; -1,43]. Kesimpulan: Terapi periodontal dapat meningkatkan OHRQoL penderita
periodontitis di Asia. Peningkatan tersebut dapat terlihat paling signifikan pada minggu
ke-4 dan 5 pasca terapi.

Background: Asians have periodontitis risk factors regarding to the anatomy and
microorganisms found in their oral cavity. Periodontitis is one of the most prevalent
diseases that affects the oral cavity, causing several symptoms such as inflammation and
increase in pocket probing depth (PPD) and clinical attachment loss (CAL). Symptoms
caused by periodontitis may cause discomfort in some aspects of life such as physical,
psychological, and social aspect. Objective: To analyze the impacts of periodontal
therapy on OHRQoL in periodontitis patients in Asia from studies using OHIP-14
questionnaire. Methods: Meta-analysis and systematic review (PROSPERO
CRD42020203254) of the studies obtained from three databases (PubMed, Scopus, and
EBSCO). Identified studies were screened and assessed following the Preferred
Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) guidelines.
Results: From 641 studies retrieved, six met the criteria for qualitative analysis. Studies
using non-surgical periodontal treatment are also included for meta-analysis. Quantitative
analysis were conducted by categorizing the follow-up period into three groups: 1-2
weeks follow-up with mean difference [95% CI]: -13.31 [-33.71 ; 7.10], 4-5 weeks
follow-up with mean difference [95% CI]: -16.12 [-35.27 ; 3.03], and 9-12 weeks followup
with mean difference [95% CI]: -4.14 [-6.85 ; -1.43]. Conclusion: Periodontal therapy
can enhance the OHRQoL of periodontitis patients in Asia. The most significant impact
can be seen on the follow-up period of 4-5 weeks"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Citra Weny
"Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, jumlah kasus kanker baru di Indonesia diperkirakan 408.661 kasus dan jumlah kematian akibat kanker di Indonesia diperkirakan 242.988 kematian. Penatalaksanaan penyakit kanker tidak terbatas pada penanganan penyakit secara klinis, tetapi juga harus melibatkan rencana penatalaksanaan yang dapat memberikan kualitas hidup terbaik secara keseluruhan. Health-Related Quality of Life (HRQoL) pasien kanker merupakan persepsi pasien terhadap efek penyakit dan/atau pengobatan dan dianggap sebagai hasil terapi yang penting pada pasien kanker. Perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker agar pemangku kebijakan dapat menyusun kebijakan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 14 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang terbukti signifikan berhubungan, yaitu tingkat pendidikan (p = <0,001), pendapatan (p = 0,043), operasi (p = 0,022) dan komorbid (p = 0,007). Faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan HRQoL pasien kanker adalah tingkat pendidikan (p = 0,000 dan B -0,430). Faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker perlu menjadi target intervensi para pemangku kebijakan. Pendidikan mampu meningkatkan pemberdayaan pasien kanker. Edukasi untuk pasien kanker menjadi hal yang penting sehingga pemahaman yang baik dari pasien kanker terhadap penyakit yang diderita dapat memengaruhi HRQoL agar menjadi lebih baik.

Based on data from the Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, the number of new cancer cases in Indonesia is estimated at 408,661 cases and the number of cancer deaths in Indonesia is estimated at 242,988 deaths. Cancer management is not limited to clinical disease management, but must also involve a management plan that can provide the best overall quality of life. Health-Related Quality of Life (HRQoL) of cancer patients is the patient's perception of the effects of disease and/or treatment and is considered an important therapeutic outcome in cancer patients. It is necessary to know the factors associated with HRQoL of cancer patients so that policy makers can develop appropriate policies. The research method used was a cross-sectional method with a quantitative approach using the EQ-5D-5L questionnaire. The results of the analysis showed that of the 14 variables studied there were 4 variables that proved to be significantly related, namely education level (p = <0.001), income (p = 0.043), surgery (p = 0.022) and comorbidities (p = 0.007). The dominant factor significantly associated with HRQoL of cancer patients was education level (p = 0.000 and B -0.430). Factors associated with HRQoL of cancer patients need to be targeted for intervention by policy makers. Education can increase the empowerment of cancer patients. Education for cancer patients is important so that cancer patients' good understanding of their disease can affect their HRQoL for the better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Wulandari
"Meskipun kualitas hidup terkait kesehatan telah diteliti secara luas, namun faktor kontekstual pasien cenderung diabaikan. Tujuan dari disertasi ini adalah untuk menguji model kontekstual kualitas hidup terkait kesehatan (health related quality of life-HRQoL) yang diajukan oleh Ashing-Giwa (2005) pada pasien paska infark miokard (IM) dan meneliti peranan prediktor-prediktor yang memengaruhi HRQOL. Variabel yang masuk ke dalam level individual adalah kecemasan, left ventricular ejection fraction (LVEF) dan komorbiditas. Kepuasan pernikahan dan coping religius Islami termasuk dalam level sistemik. Penelitian ini menggunakan desain metode penelitian mixed method explanatory. Pada studi 1, penelitian cross sectional dilakukan terhadap 170 pasien paska IM. Pasien mengisi empat kuesioner (MacNew Health Related Quality of Life, Couple Satisfaction Index, Cardiac anxiety Questionnaire, coping religius Islami). Data LVEF dan komorbiditas pasien didapatkan dari catatan medis. Model teoritis diuji dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian menujukan bahwa kecemasan memiliki pengaruh langsung yang negatif terhadap HRQOL. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komorbiditas pasien, coping religius Islami dan LVEF terhadap HRQOL. Kepuasan pernikahan adalah moderator yang signifikan terhadap hubungan antara kecemasan dengan HRQOL. Pada studi 2 dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode multiple case study (studi kasus ganda). Hasil penelitian menujukkan bahwa responden mengalami kecemasan terhadap kecemasan terhadap kematian, kecemasan terhadap bertambah parahnya penyakit dan efek samping pengobatan. IM dihayati sebagai kesempatan kedua untuk menebus kesalahan masa lalu dan adanya dukungan dari pasangan membuat responden lebih mudah untuk menjalani kehidupan paska IM. Aspek lain yang muncul dalam penelitian kualitatif adalah komunikasi antara pasien - dokter dan adanya peran jender terhadap HRQOL responden.

Although health related quality of life (HRQOL) has been studied extensively, the role of patient’s contextual factors tended to be neglected. The purpose of this dissertation is to test contextual model of health related quality of life proposed by Ashing-Giwa (2005)in post myocardial infarction (MI)  patients and to examine roles of health related quality of life predictors. Variables include in the individual level are anxiety, left ventricular ejection farction and comorbidity. Marital satisfaction and Islamic religious coping are included in the systemic level. An explanatory mixed method study was conducted for this dissertation. For study 1, a cross sectional study included 170 post myocardial infarction (MI) patients was conducted. The patients filled out four questionnaires (MacNew Health Related Quality of Life, Couple Satisfaction Index, Cardiac Anxiety Questionnaire, Islamic Religious Coping. Data regarding patients left ventricular ejection fraction (LVEF) and comorbidity were gathered from patient’s medical status. The theoretical model was tested using structural equation modelling. Structural equation modelling revealed that anxiety had a negative direct relationship to HRQOL. There were no significant relationships among patient’s comorbidity, Islamic religius coping, LVEF and HRQOL Marital satisfaction was a significant moderator of the relationship between anxiety and HRQOL. In study 2, a multiple case study revealed that respondents had anxiety toward death, severity of their disease and medication’s side effects. MI was experienced as a second chance given by God to redeem their misdeed in the past. Supports from spouse made respondents feel at ease to live their daily life after MI. Other aspects emerged in the qualitative study were patients-doctor communication and role of jender in respondents HRQOL."
Universitas Indonesia, 2019
D2757
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Nurayu Kusumawardani
"

Health-related quality of life (HRQoL) memiliki peranan yang penting bagi pasien jantung. HRQoL pada pasien jantung bisa ditingkatkan dengan melihat faktor-faktor yang menjadi prediktornya, seperti spiritual well-being, illness perception, dan kecenderungan depresi. Penelitian ini melihat lebih jauh apakah spiritual well-being (SWB) dan illness perception (IP) memengaruhi HRQoL secara signifikan dan kecenderungan depresi memediasi hubungan antara SWB dengan HRQoL dan hubungan IP dengan HRQoL secara signifikan. Sebanyak 161 partisipan yang memiliki penyakit jantung terlibat dalam penelitian ini. Setiap partisipan mendapatkan tiga alat ukur yang berbeda, yaitu FACIT-Sp (spiritual well-being), Brief IPQ (illness perception), dan PHQ-2 (kecenderungan depresi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa spiritual well-being (B=14,415, p=0,000) dan illness perception (B=-7,8838, p=0,000) menjadi prediktor yang signifikan terhadap HRQoL. Sementara itu, kecenderungan depresi tidak memediasi hubungan spiritual well-being dengan HRQoL (effect= 1,0934), namun menjadi mediator yang signifikan dalam hubungan illness perception dengan HRQoL (effect= -2,0332). Hasil penelitian ini bermanfaat untuk penyusunan intervensi bagi pasien jantung agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan keberfungsiannya.  

Kata kunci:

spiritual well-being, illness perception, kecenderungan depresi, HRQoL


Health-Related Quality of Life (HRQoL) is the most important thing to be considered as a treatment for heart disease patients. There are some variables to be considered as significant predictors of HRQoL such as spiritual well-being, illness perception, and depressive symptoms. Based on previous research, spiritual well-being (SWB) and illness perception (IP) significantly predicted heart disease patients HRQoL. Depressive symptoms variable can be a mediator for explaining the relationship between SWB and HRQoL and IP and HRQoL`s relationship.  The main aim of this research is to investigate whether SWB and IP are significant for predicting heart disease patients HRQoL and depressive symptoms is a significant mediator for explaining those relationships. This research involves n=161 heart disease patients with minimum of age 18. Every partient is measured using three measurements. The measurements include FACIT-Sp (spiritual well-being), Brief IPQ (illness perception), and PHQ-2 (depressive symptoms). The result shows that spiritual well-being (B=14,415, p=0,000) and illness perception (B=-7,8838, p=0,000) predict HRQoL`s patients. Depressive symptoms does not mediate significantly the relationship between SWB and HRQoL (effect= 1,0934), but it mediates the relationship between IP and HRQoL significantly (effect= -2,0332). This research can be used for medical worker in designing intervention for heart disease patients.

 

 

"
2019
T53224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Menganalisis kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut pada perempuan usia paruh baya dan lansia. Perempuan paruh baya berusia antara 45-59 tahun dimasukkan sebagai subjek penelitian karena masa ini sangat penting untuk persiapan menyongsong masa lansia. Tindakan pencegahan perlu dilakukan secara dini untuk mencapai kualitas hidup lansia yang optimal. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan landasan bagi pengembangan kebijakan bidang kesehatan gigi dan mulut.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan di Kecamatan Bekasi Timur, Jawa Barat dengan subyek perempuan usia 45-82 tahun. Pengukuran kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut dilakukan menggunakan kuesioner yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan telah divalidasi.
Hasil: 86.4% subjek memiliki kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut dengan kategori baik. Jumlah gigi hilang berkorelasi lemah dengan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut (koefi sien korelasi= -0,133, P= 0,041).
Kesimpulan: Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut tidak tergantung pada jumlah gigi hilang. Temuan ini membuka wawasan terhadap pentingnya edukasi dan penyuluhan pada perempuan paruh baya dan perempuan lansia mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pengembangan kebijakan bidang kesehatan gigi dan mulut agar lebih difokuskan pada tindakan promotif, dan dilaksanakan di pusat pelayanan kesehatan, klinik, rumah sakit dan panti werdha.

Abstract
Background: To assess oral health-related quality of life in Indonesian middle-aged and elderly women. Middle? aged women between 45-59 years old were included in this study, because this stage of life is important to prepare them entering the old age. Prevention could be done earlier in order to achieve optimum quality of life for the elderly. The purpose of writing this paper is to inform the policy maker to develop a framework in oral health prevention.
Method: Cross-sectional study was done at East Bekasi district, West Java on 236 women 45-82 years of age. Measurement of health related quality of life was performed using the Oral Health-Related Quality of Life (OHRQoL) questionnaire. This questionnaire has already been translated to Indonesian language and has already been validated.
Result: About 86.4% of subjects had a good oral health-related quality of life. Number of missing teeth and oral health-related quality of life have a weak correlation (correlation coeffi cient= -0.133, P= 0.041) .
Conclusion: Oral health-related quality of life did not depend on the number of missing teeth. These fi ndings may have implication for promoting education to middle-aged and elderly women in Indonesia about the importance of oral health.This policy frame work will be recommended to be implemented in hospitals, clinics, community care and institutional care."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Ratih Utari Mayun
"Kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan lepasan dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan perawatan gigi tiruan lepasan dapat diukur berdasarkan nilai persepsi pasien terhadap perawatan yang diterimanya dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut OHRQoL.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia, dan menganalisis hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL pemakai gigi tiruan lepasan. Sebanyak 140 pemakai gigi tiruan lepasan GTL atau GTLT atau GTSL berpartisipasi dalam penelitian potong lintang ini. Dilakukan validasi kuesioner Turker's Pasient's Perceptions. Kemudian wawancara untuk pengisian kuesioner Turker's Pasient's Perceptions bahasa Indonesia yang telah divalidasi dan kuesioner Kualitas Hidup Lansia serta pemeriksaan rongga mulut.
Hasil penelitian didapatkan uji validasi dan reliabilitas menunjukan nilai Cronbach's Alpha 0,743. Terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia dengan OHRQoL p=0,000. Analisis multivariat menunjukan variabel lama pemakaian gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi OHRQoL.
Kesimpulan penelitian ini diperoleh alat ukur kepuasan pasien yang valid dan reliabel berupa kuesioner Turker's Patient's Perceptions-ID. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL. Lama pemakaian gigi tiruan mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan mempengaruhi OHRQoL.

Patient's satisfaction with prosthodontic treatment is affected by many factors. Success of removable denture treatment can be measured using an index to evaluate patients'perceptions of their treatment and their oral health related quality of life OHRQoL.
The objectives of this research are to analyze the relationship between patient satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire and the OHRQoL of removable denture wearers. One hundred and forty removable denture wearers complete dentures, single complete dentures and removable partial dentures participated in this cross sectional study. Participants were interviewed using a validated Turker's Patient's Perceptions questionnaire in Indonesia and an OHRQoL questionnaire.
The results are there was a significant relationship between patient's satisfaction and OHRQoL p 0.000. Multivariate analysis showed that the duration of using removable dentures had a significant effect on patient's satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire. The experience of using removable dentures showed a significant effect on OHRQoL.
Conclusion are Turker's Patient's Perceptions ID questionnaire are valid and reliable. There was a relationship between patient's satisfaction and their OHRQoL. The duration of using removable dentures affected patient's satisfaction and the experience of using removable dentures affected OHRQoL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>