Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi kumpulan karangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam, seperti ajaran tentang hakekat hidup. Teks-teks yang termuat dalam naskah ini antara lain: pepali Ki Ageng Sela (h. 1-10) keterangan referensi dapat dilihat pada FSUI/PW.50 dan 122; teks ajaran Sultan Hamengkubuwana yang mengambil dasar ajarannya dari teks wulangreh (h. 16-47), lihat pratelan I: 72; wulang putri (h. 51-72); dongeng manusia dan lutung (h. 77-88); wulang estri (h. 90-107), lihat pratelan II: 309; kadis kur?an (h. 110-123); suluk wahyu (h. 128-139); suluk wanasara (h. 144-146); suluk dhalang (h. 147-152); suluk wahya (h. 152-153), lihat SMP/MN. 314.31 dan Rp.326.31; suluk besi (h. 153-156), lihat MSB/P.19, 21, 49-50, 149, 190, 210, SMP/KS.386.3; suluk markum (h. 156-158); suluk kaki tuwa (h. 158-160); suluk asmara (h.160), lihat MSB/P.21, 27, 120; suluk jebeng (h. 160-163), lihat MSB/P.21, 149, 167, 210, SMP/KS.496.2, 502.7, MN.313.9, 314.2, Rp.326.2, 327.7, 332.10; suluk nepi (h. 163-164); suluk bodo (h. 164-166), lihat SMP/KS.491.1, 510.2; suluk tokid (h. 166-167); suluk senggama (h. 167-170); suluk saeka kapti (h. 170-171); suluk purbajati (h. 171-172); suluk basar (h. 172-173); suluk duryat (h. 173-174), lihat MSB/P.21, 210; suluk lonthang (h. 174-178), lihat SMP/KS. 496.7, 502.13, Rp.332.12, 333.10; suluk mitra (h. 178-180); suluk beret (h. 180-182); dan suluk baka (h. 182-183). Teks tidak mencantumkan nama keterangan penulis maupun penyalinnya, namun pada h. 91 ditemukan keterangan mengenai saat penyalinan (?), yaitu: jumungah minangka witnya, pan tanggal ping tiga likur, pinareng wulan siyam, warsa sengkalane mangkin, nir pandhita girine bumi kawangwang (1770) atau tanggal 28 Oktober 1842. Dari keterangan mengenai saat penyalinan tersebut ternyata terdapat kekeliruan, karena menurut perhitungan penyunting, tanggal 23 Siyam 1770 J jatuh pada hari Kamis Pahing bukan pada hari Jumat. Melihat gaya tulisan dan jenis kertas yang digunakan, teks ini diperkirakan berasal dari Surakarta pada sekitar pertengahan abad ke-19. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 7 Juni 1932., di Yogyakarta. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933, namun ternyata di dalam koleksi naskah FSUI tidak ditemukan ringkasan teks ini. Selain itu, di luar teks juga terdapat semacam daftar isi naskah yang dibuat oleh Pigeaud, namun tanpa nomor halaman dimana teks itu berada. Berikut ini daftar pupuh naskah ini hanya dibuat sampai pupuh ke-41 (h. 147), karena pada halaman selanjutnya teks sangat sukar dibaca. (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) maskumambang; (7) megatruh; (8) pangkur; (9) gambuh; (10) durma; (11) wirangrong; (12) pucung; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) girisa; (17) mijil; (18) asmarandana; (19) dhandhanggula; (20) sinom; (21) asmarandana; (22) sinom; (23) pangkur; (24) dhandhanggula; (25) gambuh; (26) asmarandana; (27) sinom; (28) maskumambang; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) mijil; (32) dhandhanggula; (33) sinom; (34) asmarandana; (35) megatruh; (36) kinanthi; (37) pangkur; (38) pucung; (39) maskumambang; (40) pangkurl; (41) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.112-NR 194
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang diberi judul suluk warni-warni ini, berisi berbagai macam teks, sebagai berikut: 1. Sifat Allah (hlm.2 – 7); 2. Sifat Nabi (hlm.7 – 16); 3. Angsaring Salat (16 – 23); 4. Angsaring takbir (23 – 26); 5. Kitab Asya (26 – 36); 6. Kitab Larummut (36 – 71); 7. Kitab Bayan Nukat (41 – 47); 8. Kitab Sribunbun (47 – 54); 9. Kitab Nutpah (54 – 91); 10. Percakapan tentang ngelmu antara Ki Manurit dengan Ki LUl Wahdat (91 – 94); 11. Teks tanpa judul, berisi keinginan Iblis laknat pada Nabi Muhammad agar dapat mengganggu umatnya (94 – 120); 12. Teks tanpa judul, menceritakan tentang hukum Islam (102 – 105); 13. Teks tanpa judul, menceritakan saat-saat Nabi Muhammad menjelang meninggal dunia (106 – 124).
Naskah ini memiliki keistimewaan, yaitu ragam hias rubrikasi dalam pergantian pupuhnya, missal ragam hias yang menyerupai kupu-kupu (hlm.7, 14), dan yang menyerupai gajah (hlm.23, 26). Tidak ditemukan keterangan tentang penyalinan. Melihat jenis kertas yang digunakan, diduga naskah ini disalin sekitar akhir abad ke-19.
Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud di Surakarta pada 2 Juni 1930. Pada hlm.i, Pigeaud mencatat judul-judul teks yang terdapat di dalam naskah ini, seperti yang disebutkan di atas. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Oktober 1930. "
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.129-NR 85
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah ini berisi berbagai macam teks, yaitu: 1. Kitab Johar Mungkin (h.1-6); 2. Suluk Acih atau Kitab Akya Ngulumudin (6-21); 3. Teks tanpa judul, menceritakan wejangan ngelmu yang diterima oleh Sunan Kalijaga (21-56); 4. Samsu Tabarit atau Wali Kutub (56-72); 5. Martabat Sanga (72-86); 6. Suluk Bayan Mani (86-89); 7. Mani Arki dab Pambekaning Para Guru (89-112); 8. Nukat Gaib (112-124); 9. Teks tanpa judul, menerangkan tentang roh (124-129); 10. Teks tanpa judul, menerangkan tentang rasa, wujud Tuhan dan isi kitab Bayan Mani, Johar Mungkin, Bayan Maot, dan Sirul Ustat. Teks diakhiri dengan Musyawarah para wali tentang ilmu makrifat (129-149); 11. Teks tanpa judul, menerangkan tentang sebutan Allah (149-154); 12. Rasa Sejati (154-161); 13. Suluk Sangkan Paran (161-164); 14. Teks tanpa judul, menerangkan tenatng konsep kawula gusti dan martabat pitu (164-169); 15. Suluk Peksi (169-176); 16. Serat Kidungan (176-204); 17. Piwulang Sae (204-230); 18. Buk Donga Basmah, berisi berbagai macam doa-doa seperti doa memandikan bayi, memendam ari-ari/placenta dan doa basmah.
Keterangan penyalinan hanya ditemukan dalam salah satu teks yang berjudul Akya Ngulumudin, yaitu disalin pada hari Jumat, tanggal 7 Rabingulawal, Je 1742, atau 18 Februari 1815.
Naskah ini dibeli Pigeaud dari Van der Gracht pada tanggal 1 Juli 1930, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir)"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.130-NR 97
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah majemuk yang berisi berbagai macam teks. Sesuai keterangan yang disebutkan di h.iv, naskah ini terdiri dari 17 teks. Judul dan isi/keterangan ringkas teks-teks tersebut adalah: 1) teks panitisastra (h.1-22), naskah satu versi yang dikelompokkan oleh Sudewa 1991, menggunakan dua tembang dhandhanggula dan sinom. Keterangan bibliografi mengenai teks panitisastra selengkapnya lihat FSUI/PW.46. berikut ini adalah uraian pupuh pertama dan kedua: (1) dhandhanggula; (2) sinom; 2) suluk luwang (h.22-31), berisi ajaran moral didaktik berdasarkan mistik Islam. Cuplikan pupuh: asmarandana; 3) teks serat surti (h.32-40), berisi ajaran pembentukan watak atas dasar moralitas Jawa. Berikut cuplikan pupuh: kinanthi; 4) teks serat papali Ki Ageng Sela (h.40-47), menceritakan ajaran dan larangan Ki Ageng Sela kepada anak cucunya. Teks ini hanya menggunakan metrum dhandhanggula dalam 29 pada; 5) teks serat Bratasunu (h.48-60), terdiri dari empat pupuh, berisi ajaran moral didaktik untuk membina watak yang baik. Berikut cuplikan pupuhnya: (1) pucung; (2) kinanthi; (3) gambuh; (4) sinom; 6) alap-alap (h.60-76), menguraikan tentang tatacara mengabdi yang baik pada atasa. Berikut cuplikan pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; 7) jalu estri (h.76-79), berisi uraian mengenai watak dan sifat laki-laki maupun wanita serta hubungan antara keduanya. Teks ini bermatra tunggal dengan pupuh asmarandana; 8) teks serat wulangreh (h.79-135), karangan PB IV, berisi uraian mengenai pembentukan watak yang baik dari seorang raja kepada rakyatnya. Di dalam teks ini terdapat kolofon selesainya penulisan sebagai berikut: titi tamat layang wuruk, marang putraningsung estri, Kemis Pon ping pitu Sura, kuningan Be kang gumanti, obah guna swareng jagad tahun Jawa 1736 (1809 M). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/P.20; 9) teks serat anyatakaken tingkah awas ing donya, berisi anjuran agar orang berhati-hati ketika hidup di dunia (h.135-140). Berikut cuplikan pupuh: (1) pangkur; (2) kinanthi; (3) sinom; 10) teks serat sanasunu (h.140-226), karangan Yasadipura II. Berisi ajaran agar manusia selalu berbuat baik dan mengingat kehidupan di dunia, ingat dalam berteman, dan ketika mencari nafkah harus dengan cara baik. Uraian pupuh selengkapnya lihat pratelan I: 403; 11) teks serat panitibaya (h.226-246), berisi ajaran Panembahan Agung, anak Batara Katong tentang bagaimana menghindari bahaya. Teks ini hanya menggunakan pupuh pangkur dalam 103 pada; 12) teks serat wicara keras (h.246-291), berisi kritik sosial Yasadipura II terhadap kebijaksanaan pemerintah kraton Surakarta (Poerbatjaraka, 1957: 174). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/L.353; 13) teks serat panitisruti (291-313), berisi ajaran moral didaktik mengenai cara bagaimana menjadi manusia utama. Keterangan selengkapnya mengenai teks ini, lihat MSB/L.67; 14) teks serat wedharaga (h.314-318), berisi ajaran tenatng hidup di dunia dan bertingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan metrum gambuh dalam 38 pada; 15) teks serat nitipraja (h.319-336), menguraikan tugas-tugas utama aparat pemerintahan, seperti tugas seorang raja, patih dan jaksa. Teks ini hanya terdiri dari satu metrum dhandhanggula dalam 60 pada; 16) teks serat sewaka (h.336-346), berisi ajaran mengenai tatacara mengabdi pada seorang raja. Teks ditulis dengan sengkala ?naga sukci buwanane?, ialah tahun Jawa 1748 (1820 M). Bandingkan dengan MSB/S.124. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) mijil; (2) pangkur; 17) teks serat wulang dalem PB IV (h.347-356), berisi ajaran kepada anak cucu mengenai tingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan satu metrum dhandhanggula dengan 31 pada. Tarikh penulisan teks ini tertera melalui candrasengkala yang berbunyi ?sonya tata pandhita nata? (1750) atau tahun 1822 M. Keterangan di dalm teks menyebutkan tahun selesainya penulisan, yaitu ditulis pada awal hingga pertengahan abad ke-19. Namun berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan, tampaknya teks ini berasal dari akhir anad ke-19. Nama penyalin naskah ini tidak disebutkan dengan jelas. Tempat penyalinannya kemungkinan di Surakarta, hal ini sesuai dengan keterangan yang tertera di h.226. Namun bila melihat corak tulisannya, tampaknya naskah ini berasal dari Pesisiran, terlihat dari corak pada mandrawa yang kaya dengan hiasan, dan tampaknya disalin oleh dua orang, terlihat dari corak tulisanya yang berbeda. Naskah ini dibeli dari kantor lelang Yogyakarta, pada tanggal 2 Oktober 2606 atau 2 Oktober 1942. Naskah juga disertai juga dengan daftar isi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.48-NR 529
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang bagian depan dan belakangnya telah hilang ini, merupakan kumpulan berbagai teks, kebanyakan teks suluk dan piwulang. Teks-teks yang ada di dalamnya, sebagian besar juga ada dalam naskah yang berisi kumpulan teks. Naskah kumpulan teks tersebut sering menggunakan judul suluk?s, suluk warni-warni atau piwulang warni-warni. Naskah-naskah yang berisi berbagai suluk dengan judul suluk warni-warni adalah: FSUI/PW.128-134; MSB/P.21, 26-31, 35-36, 39, 49, 52, 98, 98a, 119, 149, 167-168, 172, 172a, 179, 191. Judul-judul teks yang dapat dikenali dalam naskah ini adalah sebagai berikut: 1) (h.41-55); 2) suluk pawestri (55-66); 3) suluk bathik (66-73); 4) suluk sujinah (73-97); 5) kitab durat (97-107); 6) sifat nabi (107-131); 7) kitab asya (131-142); 8) wirayat kadadosaning (142-205); 9) suluk ngelmi warni-warni (205-222); 10) suluk manyurid, berisi wejangan Seh Siti Jenar (223-227); 11) cariyos pakaremanipun eblis laknat (227-242); 12) kabar kiyamat (242-296); 13) jangka jayabaya (296-328); 14) nitisruti (328-347); 15) serat sewaka (348-389); 16) wirasating pawestri (389-405). Berikut daftar pupuh: 1) pucung; 2) asmarandana; 3) sinom; 4) dhandhanggula; 5) asmarandana; 6) dhandhanggula; 7) sinom; 8) dhandhanggula; 9) maskumambang; 10) dhandhanggula; 11) maskumambang; 12) asmarandana; 13) dhandhanggula; 14) pucung; 15) dhandhanggula; 16) pangkur; 17) durma; 18) dhandhanggula; 19) mijil; 20) sinom; 21) asmarandana; 22) pangkur; 23) maskumambang; 24) asmarandana; 25) dhandhanggula; 26) sinom; 27) dhandhanggula; 28) asmarandana; 29) dhandhanggula; 30) pucung; 31) sinom; 32) pangkur; 33) mijil; 34) dhandhanggula; 35) sinom; 36) dhandhanggula; 37) kinanthi; 38) asmarandana; 39) sinom; 40) asmarandana. Penyalinan naskah oleh R.M. Parmapasa; tempat dan tarikh tidak disebutkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.99-NR 350
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi kumpulan teks sejarah, mistik, dan keagamaan, yaitu: Mustaka Rancang; teks kentrungan (singir); Serat Jaka Sengkana lan Randha Rubiyah; Babad Demak-Pajang-Mataram; Suluk Seh Tikawerdi; Serat Ajisaka; Serat Seh Kures. Teks berawal dengan ajaran tentang sholat lima waktu, kemudian kisah naik tahtanya R. Patah sebagai Sultan Demak, kisah Jaka Tingkir, dan berakhir dengan dongeng Ki Kures yang mendapat anugerah dari Hyang Antaboga. Naskah disalin oleh beberapa orang. Pada h.l28r terdapat tanda dari salah satu penyalinnya, berupa tulisan WNA dengan aksara Jawa, digarisbawahi, dan di bawahnya angka 52. Rupanya tanda ini merupakan singkatan nama penyalin, dan tahun penyalinan, ialah 1852 Jawa, atau 1921 Masehi. Naskah dibeli Pigeaud di Surakarta pada 30 Juli 1930. Mandrasastra membuat ringkasannya pada bulan Oktober 1931, sekarang tersisip dalam naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.51-NR 128
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan tembusan karbon ini sama dengan ringkasan yang terlampir dalam naskah FSUI/PW.101. Naskah PW.101 tersebut merupakan salinan dari naskah KBG 712. Penyalinan dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1930, di Surakarta. Dalam ringkasannya terdapat keterangan bahwa teks ini memiliki dua buah salinan. Selain itu juga terdapat keterangan mengenai perjalanan PB IV dari Surakarta pada tahun 1842 [sic?], juga terdapat perbantahan para sunan dan para wali semua (h.i). Suluk aspiya yang dimaksud ini lain dengan PW.101 di bawah. Untuk keterangan lebih lanjut tentang naskah ini, lihat deskripsi naskah tersebut. Naskah ini tidak dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.100-L 8.53
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983
899.231 IND w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan berisi beberapa primbon yang berbeda-beda, yaitu: 1) serat primbon sarat warni-warni (h.1-42); 2) serat primbon sarat (42a-86); 3) serat primbon pratelaning rakam (86a-90); dan 4) serat racikan boreh saha parem (90a-103), karangan PB IX. Naskah ini persisi sama (tembusan satu kali ketik) dengan MSB/PR.81, LOr 6794, dan PNRI/G 117. Babon asli adalah SMP/Rp.236, dan lain-lain. Lihat deskripsi naskah tersebut untuk informasi selanjutnya. Naskah ini tidak dimikrofilmkan di FSUI. Untuk salinan mikrofilm, lihat mikrofilm MSB rol 95.06."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.110-G 117
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan hadiah dari PT. Caltex Pacific Indonesia, di Jakarta pada tanggal 21 Januari 1977. Menurut keterangan pada sampul, berisi: kekidungan, wangsalan brangta, sahdat jati, sejarah aluraning para nata, Dewaruci, wahananipun aksara 20, primbon pasupenan, donga, kalatidha jinarwan, wyanjana sandi, papali Ki Ageng Sela, dan nitisastra. Kebanyakan teks ini digubah dalam bentuk tembang macapat, tetapi sebagian (Nitisastra) berbentuk kawi miring. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) kinanthi; 3) sinom; 4) balabak; 5) maskumambang; 6) ; 7) sinom; 8) dhandhanggula; 9) pangkur; 10) sinom; 11) gambuh; 12) dhandhanggula; 13) kinanthi; 14) dhandhanggula; 15) pucung; 16) sardula; 17) bongsa; 18) wega; 19) wisal; 20) kus; 21) lebda; 22) dhandhanggula; 23) durma; 24) pangkur; 25) asmarandana; 26) mijil; 27) dhandhanggula; 28) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.126-CT 13
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>