Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9846 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan naskah campuran yang diberi judul Serat Wulang Warni-warni, berisi berbagai macam teks wulang yang mengajarkan berbagai hal berkaitan dengan mistik Islam. Berikut ini adalah teks-teks yang terdapat di dalam naskah: 1. Wulang Dalem PB IX (h.1-3); 2. Wedhatama (3-12); 3. Musawaratan Para Wali (12-34); 4. Kadis Saresmi (34-37); 5. Walidarma (38-40); 6. Paramayoga (46.131)
Di dalam teks (h.131) disebutkan kolofon yang berbunyi Rampunging panyerat wanci jam 1/2 6 sonten ing dinten Septu Kliwon kaping ... Jumadilawal tahun Jimakir 1850: Utawa kaping : ... Pebruwari 1920. Di dalam kolofon ini tidak disebutkan tentang nama penyalin dan tempat penyalinan. Namun demikian, melihat corak tulisan yang dipergunakan, tampaknya naskah ini berasal dari Surakarta.
Menurut keterangan di luar teks, naskah ini diperoleh Pigeaud dari Van der Gracht di Yogyakarta pada tanggal 16 Desember 1929, dan disalin oleh stafnya pada bulan Juli 1930. Pigeaud juga menyertakan daftar isi dari teks-teks yang ada seperti yang disebutkan di atas. Selain naskah yang disebutkan di atas, juga terdapat ringkasannya (terlampir, berupa petikan pada pertama dan pada terakhir), yang dibuat oleh Staf Pigeaud di Surakarta pada bulan Juli 1930.
Untuk keterangan tentang naskah-naskah yang berisi berbagai suluk atau piwulang, lihat deskripsi naskah FSUI/PW.99"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.179-NR 68
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berupa ringkasan atau ikhtisar yang dibuat oleh Mandrasastra pada tahun 1933, di Surakarta, tentang sebuah naskah, yang dipinjamnya dari R. Wiknyatanaya, Madiun, dengan perantaraan anaknya Muhammad Ali (dari H.I. Kweekschool). Naskah yang diringkas adalah sebuah primbon, yang oleh Pigeaud atau Mandrasastra dinamakan Bezweringen en Geneesmiddelen. Bandingkan dengan FSUI/PR.103 yang berjudul mirip, yaitu primbon (Bezweringen no.2). Hanya sebagian dari naskah asli diringkas, yaitu h.42-87, berisi tentang papali Ki Ageng Sela, mantra, petangan, aksara budha, kidungan, candra sangkala. Teks-teks ini, ada yang berupa puisi maupun prosa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.128-L 10.15
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi beberapa karangan yang umumnya ditemukan dalam kumpulan primbon, antara lain: rupacandra, jampi, papali Ki Ageng Sela. Namun isi pokok adalah teks partadewa, karangan Kusumadilaga. Dalam naskah ini juga disisipkan ringkasan berupa cuplikan mengenai pupuh-pupuh tembang yang diambilnya, susunan R. Mandrasastra. Naskah ini diterima dari Van der Gracht pada tanggal 17 Desember 1929. Teks serat partadewa, dalam naskah ini tersusun dalam 34 pupuh. Daftar pupuhnya sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) pucung; 3) pangkur; 4) sinom; 5) kinanthi; 6) ganbuh; 7) asmarandana; 8) mijil; 9) durma; 10) asmarandana; 11) asmarandana; 12) sinom; 13) kinanthi; 14) pangkur; 15) mijil; 16) sinom; 17) durma; 18) dhandhanggula; 19) asmarandana; 20) kinanthi; 21) pucung; 22) sinom; 23) gambuh; 24) durma; 25) pangkur; 26) pucung; 27) maskumambang; 28) dhandhanggula; 29) durma; 30) asmarandana; 31) kinanthi; 32) girisa; 33) sinom; 34) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.129-NR 70
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi teks berupa kumpulan tiga teks primbon dan pawukon. Keterangan mengenai neptu kelahiran berdasarkan hari pasaran. Selain itu juga terdapat petikan teks serat Jangka Jayabaya yang menceritakan kisah Prabu Jayabaya dari Kediri, sewaktu kedatangan tamu seorang Brahmana dari negara Ngerum. Asal koleksi R. Tanojo"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WW.10-KT 51
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan naskah majemuk yang berisi berbagai macam teks. Sesuai keterangan yang disebutkan di h.iv, naskah ini terdiri dari 17 teks. Judul dan isi/keterangan ringkas teks-teks tersebut adalah: 1) teks panitisastra (h.1-22), naskah satu versi yang dikelompokkan oleh Sudewa 1991, menggunakan dua tembang dhandhanggula dan sinom. Keterangan bibliografi mengenai teks panitisastra selengkapnya lihat FSUI/PW.46. berikut ini adalah uraian pupuh pertama dan kedua: (1) dhandhanggula; (2) sinom; 2) suluk luwang (h.22-31), berisi ajaran moral didaktik berdasarkan mistik Islam. Cuplikan pupuh: asmarandana; 3) teks serat surti (h.32-40), berisi ajaran pembentukan watak atas dasar moralitas Jawa. Berikut cuplikan pupuh: kinanthi; 4) teks serat papali Ki Ageng Sela (h.40-47), menceritakan ajaran dan larangan Ki Ageng Sela kepada anak cucunya. Teks ini hanya menggunakan metrum dhandhanggula dalam 29 pada; 5) teks serat Bratasunu (h.48-60), terdiri dari empat pupuh, berisi ajaran moral didaktik untuk membina watak yang baik. Berikut cuplikan pupuhnya: (1) pucung; (2) kinanthi; (3) gambuh; (4) sinom; 6) alap-alap (h.60-76), menguraikan tentang tatacara mengabdi yang baik pada atasa. Berikut cuplikan pupuh: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) pangkur; 7) jalu estri (h.76-79), berisi uraian mengenai watak dan sifat laki-laki maupun wanita serta hubungan antara keduanya. Teks ini bermatra tunggal dengan pupuh asmarandana; 8) teks serat wulangreh (h.79-135), karangan PB IV, berisi uraian mengenai pembentukan watak yang baik dari seorang raja kepada rakyatnya. Di dalam teks ini terdapat kolofon selesainya penulisan sebagai berikut: titi tamat layang wuruk, marang putraningsung estri, Kemis Pon ping pitu Sura, kuningan Be kang gumanti, obah guna swareng jagad tahun Jawa 1736 (1809 M). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/P.20; 9) teks serat anyatakaken tingkah awas ing donya, berisi anjuran agar orang berhati-hati ketika hidup di dunia (h.135-140). Berikut cuplikan pupuh: (1) pangkur; (2) kinanthi; (3) sinom; 10) teks serat sanasunu (h.140-226), karangan Yasadipura II. Berisi ajaran agar manusia selalu berbuat baik dan mengingat kehidupan di dunia, ingat dalam berteman, dan ketika mencari nafkah harus dengan cara baik. Uraian pupuh selengkapnya lihat pratelan I: 403; 11) teks serat panitibaya (h.226-246), berisi ajaran Panembahan Agung, anak Batara Katong tentang bagaimana menghindari bahaya. Teks ini hanya menggunakan pupuh pangkur dalam 103 pada; 12) teks serat wicara keras (h.246-291), berisi kritik sosial Yasadipura II terhadap kebijaksanaan pemerintah kraton Surakarta (Poerbatjaraka, 1957: 174). Keterangan bibliografi selengkapnya mengenai teks ini lihat MSB/L.353; 13) teks serat panitisruti (291-313), berisi ajaran moral didaktik mengenai cara bagaimana menjadi manusia utama. Keterangan selengkapnya mengenai teks ini, lihat MSB/L.67; 14) teks serat wedharaga (h.314-318), berisi ajaran tenatng hidup di dunia dan bertingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan metrum gambuh dalam 38 pada; 15) teks serat nitipraja (h.319-336), menguraikan tugas-tugas utama aparat pemerintahan, seperti tugas seorang raja, patih dan jaksa. Teks ini hanya terdiri dari satu metrum dhandhanggula dalam 60 pada; 16) teks serat sewaka (h.336-346), berisi ajaran mengenai tatacara mengabdi pada seorang raja. Teks ditulis dengan sengkala ?naga sukci buwanane?, ialah tahun Jawa 1748 (1820 M). Bandingkan dengan MSB/S.124. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) mijil; (2) pangkur; 17) teks serat wulang dalem PB IV (h.347-356), berisi ajaran kepada anak cucu mengenai tingkah laku yang utama. Teks ini hanya menggunakan satu metrum dhandhanggula dengan 31 pada. Tarikh penulisan teks ini tertera melalui candrasengkala yang berbunyi ?sonya tata pandhita nata? (1750) atau tahun 1822 M. Keterangan di dalm teks menyebutkan tahun selesainya penulisan, yaitu ditulis pada awal hingga pertengahan abad ke-19. Namun berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan, tampaknya teks ini berasal dari akhir anad ke-19. Nama penyalin naskah ini tidak disebutkan dengan jelas. Tempat penyalinannya kemungkinan di Surakarta, hal ini sesuai dengan keterangan yang tertera di h.226. Namun bila melihat corak tulisannya, tampaknya naskah ini berasal dari Pesisiran, terlihat dari corak pada mandrawa yang kaya dengan hiasan, dan tampaknya disalin oleh dua orang, terlihat dari corak tulisanya yang berbeda. Naskah ini dibeli dari kantor lelang Yogyakarta, pada tanggal 2 Oktober 2606 atau 2 Oktober 1942. Naskah juga disertai juga dengan daftar isi."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.48-NR 529
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai macam teks ajaran yang berkaitan dengan mistik Islam, seperti ajaran tentang makna sarekat, hakekat, tarekat, dan makrifat. Ajaran sifat 20 hingga ajaran mengenai asal usul roh. Naskah yang merupakan kumpulan dari berbagai teks seperti naskah ini biasanya diberi judul suluk warna-warni, piwulang warna-warni, atau hanya dengan judul suluk saja. Keterangan tentang naskah yang berisi berbagai teks piwulang atau suluk, dapat dilihat pada deskripsi naskah FSUI/PW.99. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) kadis Nabi (h.1-7); 2) suluk Seh Abdul Salam (h.7-53); 3) suluk Sukma Raga (h.53-61); 4) Dongen Juru Misaya Lutung (h.61-66); 5) Dongeng Santri (h.66-71); 6) serat Seh Samud (h.71-134). Keterangan saat penulisan disebutkan di dalam teks pertama, yakni Senin, 13 Ramelan, Je 1830 (4 Januari 1901). Tidak ditemukan keterangan nama penyalin dan tempat penyalinannya. Namun melihat corak tulisan di dalam teks, tampaknya berasal dari Surakarta. Naskah ini diperoleh Pigeaud dari Jayakusuma pada tanggal 24 Juni 1930, dan telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan April 1032, di Surakarta. Pigeaud juga menyertakan daftar isi naskah. Di luar teks juga sering ditemukan keterangan mengenai nama pemilik naskah ini, dimulai dari: Pawirasoedarma (h.1), Slamet Kamjakan Solo (h.17), Kyai Wongsa Wijaya dari kampung Kambyahan Surakarta (h.134), Slamet K.M. (h.138-139), Slamet dari Kambyahan (h.144). Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) dhandhanggula; 4) asmarandana; 5) dhandhanggula; 6) sinom; 7) kinanthi; 8) dhandhanggula; 9) mijil; 10) pucung; 11) asmarandana; 12) mijil; 13) megatruh; 14) kinanthi; 15) gambuh; 16) dhandhanggula; 17) sinom; 18) kinanthi; 19) dhandhanggula; 20) mijil; 21) sinom; 22) pucung; 23) dhandhanggula; 24) kinanthi; 25) pucung; 26) sinom; 27) asmarandana; 28) gambuh; 29) pangkur; 30) mijil; 31) asmarandana; 32) dhandhanggula; 33) gambuh; 34) asmarandana; 35) pucung; 36) kinanthi; 37) gambuh; 38) asmarandana; 39) pangkur; 40) durma; 41) sinom; 42) durma; 43) sinom; 44) dhandhanggula; 45) sinom; 46) durma; 47) pangkur; 48) asmarandana; 49) durma; 50) asmarandana; 51) sinom; 52) asmarandana; 53) dhandhanggula; 54) kinanthi; 55) durma; 56) pangkur; 57) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.56-NR 95
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan karangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam, seperti ajaran tentang hakekat hidup. Teks-teks yang termuat dalam naskah ini antara lain: pepali Ki Ageng Sela (h. 1-10) keterangan referensi dapat dilihat pada FSUI/PW.50 dan 122; teks ajaran Sultan Hamengkubuwana yang mengambil dasar ajarannya dari teks wulangreh (h. 16-47), lihat pratelan I: 72; wulang putri (h. 51-72); dongeng manusia dan lutung (h. 77-88); wulang estri (h. 90-107), lihat pratelan II: 309; kadis kur?an (h. 110-123); suluk wahyu (h. 128-139); suluk wanasara (h. 144-146); suluk dhalang (h. 147-152); suluk wahya (h. 152-153), lihat SMP/MN. 314.31 dan Rp.326.31; suluk besi (h. 153-156), lihat MSB/P.19, 21, 49-50, 149, 190, 210, SMP/KS.386.3; suluk markum (h. 156-158); suluk kaki tuwa (h. 158-160); suluk asmara (h.160), lihat MSB/P.21, 27, 120; suluk jebeng (h. 160-163), lihat MSB/P.21, 149, 167, 210, SMP/KS.496.2, 502.7, MN.313.9, 314.2, Rp.326.2, 327.7, 332.10; suluk nepi (h. 163-164); suluk bodo (h. 164-166), lihat SMP/KS.491.1, 510.2; suluk tokid (h. 166-167); suluk senggama (h. 167-170); suluk saeka kapti (h. 170-171); suluk purbajati (h. 171-172); suluk basar (h. 172-173); suluk duryat (h. 173-174), lihat MSB/P.21, 210; suluk lonthang (h. 174-178), lihat SMP/KS. 496.7, 502.13, Rp.332.12, 333.10; suluk mitra (h. 178-180); suluk beret (h. 180-182); dan suluk baka (h. 182-183). Teks tidak mencantumkan nama keterangan penulis maupun penyalinnya, namun pada h. 91 ditemukan keterangan mengenai saat penyalinan (?), yaitu: jumungah minangka witnya, pan tanggal ping tiga likur, pinareng wulan siyam, warsa sengkalane mangkin, nir pandhita girine bumi kawangwang (1770) atau tanggal 28 Oktober 1842. Dari keterangan mengenai saat penyalinan tersebut ternyata terdapat kekeliruan, karena menurut perhitungan penyunting, tanggal 23 Siyam 1770 J jatuh pada hari Kamis Pahing bukan pada hari Jumat. Melihat gaya tulisan dan jenis kertas yang digunakan, teks ini diperkirakan berasal dari Surakarta pada sekitar pertengahan abad ke-19. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tanggal 7 Juni 1932., di Yogyakarta. Ringkasannya dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933, namun ternyata di dalam koleksi naskah FSUI tidak ditemukan ringkasan teks ini. Selain itu, di luar teks juga terdapat semacam daftar isi naskah yang dibuat oleh Pigeaud, namun tanpa nomor halaman dimana teks itu berada. Berikut ini daftar pupuh naskah ini hanya dibuat sampai pupuh ke-41 (h. 147), karena pada halaman selanjutnya teks sangat sukar dibaca. (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) kinanthi; (6) maskumambang; (7) megatruh; (8) pangkur; (9) gambuh; (10) durma; (11) wirangrong; (12) pucung; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) girisa; (17) mijil; (18) asmarandana; (19) dhandhanggula; (20) sinom; (21) asmarandana; (22) sinom; (23) pangkur; (24) dhandhanggula; (25) gambuh; (26) asmarandana; (27) sinom; (28) maskumambang; (29) durma; (30) dhandhanggula; (31) mijil; (32) dhandhanggula; (33) sinom; (34) asmarandana; (35) megatruh; (36) kinanthi; (37) pangkur; (38) pucung; (39) maskumambang; (40) pangkurl; (41) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.112-NR 194
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai macam teks ajaran didaktik Jawa, seperti ajaran untuk para abdi, punggawa, mantri dan anak-anak. Sebagian teks-teks yang ada dalam naskah ini terdapat pula dalam FSUI/PW.68. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) Dewaruci (h.i-51); 2) slokatama (h.52-58); 3) wirawiyata (h.58-74); 4) tripama (h.74-76a); 5) nayakawara (h.76a-82a); 6) yogatama (h.82a-83a); 7) paliatma (h.83a-85b); 8) paliwara (h.85b-86b); 9) darmalaksita (h.86b-89a); 10) wulangestri (h.89a-90b); 11) wedatama (h.90b-97b); 12) ambya (h.98b-100). Dalam naskah ini banyak disebutkan kolofon penulisan masing-masing teks, berkisar antara tahun 1784-1878, namun tidak disebutkan saat penyalinannya. Melihat jenis kertas yang dipergunakan, diperkirakan teks ini beasal dari awal abad ke-20; di dalam sampul juga terdapar keterangan mengenai pembuatan sampul berangka tahun 1917. Tidak ditemukan keterangan tentang nama penyalin dan tempat penyalinannya. Melihat corak tulisan di dalam teks tampaknya berasal dari Surakarta. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa teks ini diperoleh Pigeaud dari Van der Gracht pada tanggal 16 Desember 1929, dan telah dibuat ringkasannya oleh staf Pigeaud pada bulan Juli 1930, di Surakarta. Ringkasan ini terlampir dalam naskah. Pigeaud juga menyertakan daftar ini naskah, seperti yang telah disebutkan diatas. Dalam naskah terselip pula teks cetakan yang berisi tata tertib atau peraturan sebuah organisasi sosial, bernama suka legawa (h.i-ix)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.54-NR 67
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1983
899.231 IND w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini semula berisi berbagai macam teks, namun kini hanya tinggal tiga teks saja, kemungkinan teks-teks lainnya dijilid dalam naskah tersendiri. Hal ini terlihat dari penomoran halaman asli dari naskah ini dan sebagian teks yang dianggap tidak ada, dengan memberi coretan silang. Ketiga teks tersebut berisi uraian berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran moral. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini terdiri dari tiga teks, yaitu: panitisastra, wulang PB II dan wirid bujangga Surakarta PB III. Pigeuad memperoleh naskah ini dari Jayasaputra pada tanggal 19 Mei 1930, lalu dibuat ringkasannya berupa cuplikan pada pertama dan pada terakhir, oleh staf Pigeaud sebanyak dua eksemplar pada bulan Juli 1930 (satu eksemplar terlampir). Di dalam naskah juga terdapat sebuah kertas kecil berisi catatan mengenai isi naskah yang terbagi dalam tiga teks seperti yang disebutkan di atas. Pada h.58 terdapat catatan dengan pensil mengenai ajaran manusia dapat bersikap baik dan menerima takdir Tuhan. Teks pertama adalah panitisastra, sebuah teks yang sangat populer dan mengalami berbagai macam proses transmisi dan komposisi ulang. Antara lain, terdapat redaksi sebagai berikut: kakawin panitisastra berbahasa Jawa Kuna; saduran kawi miring gubahan Yasadipura I (1798); versi jarwa Yasadipura II (1808); dan versi prosa oleh R. Panji Puspawilaga (1819). Selain itu Poerbatjaraka (1964) juga menyebutkan bahwa ada serat panitisastra yang hanya terdiri satu tembang dhandhanggula dengan 97 pada, yang memiliki candrasengkala ?nem catur gora ratu? atau 1746 J (1819 M). Panitisastra dalam naskah ini satu versi dengan versi terakhir yang disebutkan di atas. Keterangan selengkapnya tentang korpus panitisastra lihat Sudewa 1991: 20-23, 83. Teks kedua, wulang dalem Pakubuwana II, merupakan ajaran moral berpedoman pada dalil dan kadis, dengan menggunakan perlambang sastra Jawa dan Arab. Teks ini tersusun dalam enam pupuh, sebagai berikut: 1) sinom; 2) dhandhanggula; 3) pangkur; 4) durma; 5) gambuh. Terdapat kolofon yang menyebutkan saat penyalinan teks pertama dan kedua,yaitu Jumat Pahing, 15 Sura, Jimawal 1773 (24 januari 1845). Sedangkan nama penulisannya (kang nganggit) adalah Sunan Nglangkungan (PB II). Teks ketiga, wirid bujangga Surakarta Pakubuwana III, merupakan wulang atau ajaran mengenai tatacara mengabdi pada raja atau kalangan besar lainnya. Dilanjutkan dengan uraian uraian mengenai pengalaman penulis ketika belajar mempelajari tatacara sembahyang pada kalangan alim ulama. Teks ini terdiri dari dua pupuh, sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom. Naskah ini disalin pada hari Saptu, 5 Sawal, Je 1790 (5 April 1862), oleh R. Panji Mangkusubrata. Disebutkan penyalin berasal dari Kusumanagaran, Surakarta (h.63)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.46-NR 80
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>