Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Masitha Iribaram
"Salah satu bahasa daerah di Provinsi Papua Barat dengan jumlah penutur yang sedikit, yaitu bahasa Onin. Bahasa Onin dituturkan oleh masyarakat yang tinggal di Semenanjung Bomberai sebelah utara dan barat laut, Kabupaten Fakfak. Seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, bahasa Onin terdiri atas beberapa kelas kata. Salah satu di antaranya adalah pronomina. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Penyediaan data tulisan ini menggunakan metode cakap dengan teknik pancing sebagai teknik dasar dan teknik cakap semuka serta teknik catat sebagai teknik lanjutan. Analisis data menggunakan metode distribusional. Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Onin, yaitu (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3) pronomina penanya.

One of local languages whose have small number of native speaker in West Papua Province is Onin. This language is spoken by people who live in western and northwest of Bomberai Peninsula, Fak-fak Regency. Onin language, as well other languages in the world as, consists of few word classes. One of these is pronoun. This paper used three stages of descriptive method. They were, collecting data stage, analyzing data stage and presenting the result of the data analysis. Data, in this paper, was collected using interview method (metode cakap) through stimulation technique (teknik pancing) as a basic technique while face-to-face interview (cakap semuka) and noting technique (teknik catat) as advanced techniques. Thus, data analyzing used distributional method. There are three types of pronoun in Ohin language, personal pronoun, demonstrative pronoun, and questioner pronoun."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marvellino Ibrahim Kiapmajaya
"Penelitian ini membahas variasi makna pronomina kimi dalam bahasa Jepang modern. Pembahasan tersebut meliputi latar belakang perubahan makna pronomina kimi sejak pertama kali tertera di Man’yoshu (759) hingga saat ini, serta perubahan dan variasi makna beberapa kata laiinya termasuk anata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penjelasan yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan hasil kuesioner valid dari 36 penutur jati bahasa Jepang. Kuesioner mencakup pertanyaan mengenai penggunaan oleh responden, penggunaan terhadap responden, dan penggunaan oleh Youtuber ‘Jukiya’. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teori perubahan makna dan teori sosiolingusitik. Hasil penelitian ini menampilkan beberapa variasi penggunaan baru. Pronomina kimi bisa digunakan kepada orang tidak dikenal. Selain itu, di kalangan anak muda, pronomina kimi bisa digunakan oleh dan kepada semua gender. Pronomina kimi bisa digunakan untuk menekankan jarak yang tidak terlalu dekat tetapi tidak terlalu jauh. Keadaan itu bisa untuk mendekatkan, bisa juga untuk menjauhkan. Terkait dengan itu, penggunaan pronomina kimi dapat mengindikasikan adanya penekanan oleh superordinat. Selain itu, pronomina kimi bisa digunakan sebagai panggilan akrab seorang perempuan kepada pasangan laki-laki.

This research discussed about semantic variation of pronoun kimi in modern Japanese. The discussion covers background about semantic drift of pronoun kimi since first attested in Man’yoshu (759) until present day, in addition semantic drift and variation of several oher words, including anata. This research is qualitative research with descriptive explanations. Data obtaining occured through a questionnaire with valid responses from 36 native Japanese speakers. The questionnaire encompasses questions about usage by responders, usage for responders, and usage by young Japanese Youtuber ‘Jukiya’. The collected data are analyzed using semantic variation and semantic sociolinguistics theories. The result of this research shows some usage variations. Pronoun kimi can be used to address unknown people. Furthermore, pronoun kimi recently can be used by and for all genders. Pronoun kimi can be used to point distance between speaker and speaking partner which is not so close but also not so far. It can be used to juxtapose, but also to distance. Still, usage of pronoun kimi can indicate a pressure from superordinate. Moreover, pronoun kimi can be used by females to address their male partner closely."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Jayanti Kristiantiwi
"Penelitian mengenai ungkapan penolakan ini dilakukan dengan metode kualitatif di dalam penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden orang Jepang yang belajar di BIPA UI yang berjumlah 19 orang sebagai sumber data. Data yang dianalisis adalah data penolakan terhadap ajakan dan permohonan. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menerapkan teori Chiemi Fujiwara mengenai klasifikasi strategi penolakan. Chiemi Fujiwara mengelompokkan 21 strategi penolakan berdasarkan jawaban penolakan yang diperoleh dalam penelitiannya, yaitu: pernyataan penolakan dengan tegas, ungkapan ketidaksanggupan, penjelasan dan alasan: secara lugas dan secara ambigu, perasaan menyesal, permintaan maaf keinginan, pertemuan nanti, ungkapan terima kasih, ungkapan kebaikan, pengisi, pengulangan, ungkapan persyaratan, panggilan hormat terhadap lawan bicara, ungkapan kekaguman, saran, perasaan empati, berusaha meyakinkan lawan bicara: kritik, persuasi, penundaan, sugesti, dan meringankan beban di pundak. Permasalahan dalam skripsi ini adalah penggunaan ungkapan penolakan orang Jepang yang belajar di BIPA UI khususnya terhadap situasi ajakan dan permohonan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan ungkapan penolakan pada orang Jepang yang belajar di BIPA UI semester genap tahun ajaran 2005-2006.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan ungkapan penolakan orang Jepang di BIPA UI pertama-tama diklasifikasi dengan metode morfologi, yaitu berdasarkan morfem yang membentuknya. Dari situasi ajakan paling banyak digunakan kata sumimasen atau gomennasai dan kata zannen. Sedangkan dari situasi permohonan paling banyak digunakan kata gomen, muri, dame, dan muzukashii. Apabila dianalisis dengan metode sintaksis/ semantik, paling banyak digunakan srtategi shazai -iiwake riyuu baik terhadap ajakan maupun permohonan. Setelah itu dianalisis berdasarkan strategi terbanyak yang dipakai, yaitu iiwake riyuu (dalih dan alasan). Pada situasi ajakan diperoleh paling banyak dalih dan alasan yang digunakan yaitu karena sudah mempunyai acara lain dan tidak menyebutkan kegiatan acara tersebut secara spesifik yang menunjukkan ketertutupan terhadap lawan bicara. Sedangkan pada situasi permohonan diperoleh data dalih dan alasan paling banyak adalah responden hanya membawa satu batang pulpen atau tidak membawa pulpen cadangan lain yang menunjukkan responden berkeberatan, dan responden sudah mempunyai acara lain tanpa menyebutkan kegiatan acara tersebut secara spesifik yang menunjukkan ketertutupan terhadap lawan bicara. Pada jawaban angket terdapat ungkapan penolakan yang tidak terrnasuk dalam strategi penolakan yang dikelompokkan oleh Fujiwara, yaitu hairyo untuk ungkapan penolakan sekkaku sasotte itadaita noni dan negirai no kimochi untuk ungkapan penolakan otsukaresama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharatrie Teges Ken
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis sosiolinguistik pada tataran sintaksis. Penelitian ini
menganalisis penggunaan hen pronomina persona nonbiner di samping penggunaan
pronomina persona ketiga tunggal lainnya secara sintaktis dan keberterimaan
penggunaannya di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor
sosial, dalam hal ini gender, terhadap perubahan bahasa sebagai akibat pembentukan
identitas sosial sebuah kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi literasi, literasi yang diuji adalah artikel digital dengan bahasa pengantar bahasa
Belanda yang menggunakan kata hen sebagai pronomina persona ketiga tunggal dalam
rentang waktu 2016-2018. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberterimaan
penggunaan hen sebagai pronomina persona nonbiner di ranah publik masih terbatas
kepada kelompok LGBTQ+ itu sendiri. Upaya normalisasi penggunaan hen sebagai
pronomina persona nonbiner terlihat dari penggunaan di laman pribadi dan penggunaan
hen dalam artikel yang bertopik umum seperti sastra.

ABSTRACT
This research is a syntax and sociolinguistic analysis over the use of hen as non-binary
personal pronoun in the Dutch language. This research analyses the use of hen side to
side with the use of other third singular pronoun syntactic and semantically and the
acceptance of the usage of hen in the society. The aims of this research are to see the
effect of social factors, in this case gender, to language change and the shaping of a
groups social identity. The method used is literature study. The literature examined are
digital articles in Dutch that uses the word hen as third singular personal pronoun
within 2016-2018. The result of this research shows that the acceptance of hen as nonbinary
personal pronoun is limited to the LGBTQ+ community. The effort to normalize
the use of hen in public can be seen by the usage of it in personal websites and articles
with a more common topic such as literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK- pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kelasworo
"Analisis mengenai pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda ini, membuat suatu penjelasan atas pertanyaan, bagaimana pronomina relatif mengacu pada antesedennya serta analisis sintaksis mengenai ekstraposisi klausa relatif pada kelompok kata benda.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari buku-buku tata bahasa Belanda. Seringkali data tersebut berupa contoh kalimat yang kemudian dianalisis dari segi permasalahan lain. Untuk dapat menganalisis data tersebut, maka diterapkan teori gramatika generatif (Bennis & Hoekstra, 1989) yang didukung pula oleh pelajaran-pelajaran yang didapat selama perkuliahan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda yang selama ini diketahui belum mencakup pengertian yang sesungguhnya. Pronomina relatif tidak selalu mengacu kepada kata yang sudah disebut sebelumnya akan tetapi pada kata benda yang merupakan saudra kandung (zuster) dengan S' dari NP sama pada struktur-D. Analisis yang terakhir menunjukkan bahwa ekstraposisi tidak selalu bisa diterapkan dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurmansjah Taufik Masjhur
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penjabaran penerjemahan pronomina persona bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Data dikumpulkan dari kumpulan surat-surat Martini dalam bahasa Belanda beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Penelitian dilakukan dengan cara mencatat semua pronomina yang terdapat dalam teks berbahasa Belanda, mencatat semua padanan pronomina tersebut dalam teks berbahasa Indonesia, lalu mengelompokkan penerjemahan pronomina tersebut.
Dari penelitian tersebut, penulis mendapat kesimpulan: 1. Pronomina bahasa Indonesia tidak bisa menampung semua pronomina bahasa Belanda. Dengan demikian pronomina bahasa Belanda tidak berpadanan satu-satu dengan pronomina bahasa Indonesia. 2. Penerjemah sudah berusaha untuk menyampaikan amanat bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran sebaik-baiknya, walaupun masih ada kecenderungan untuk memakai unsur-unsur bahasa etnis mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Juniarty
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang penerjemahan pronomina relativa bahasa Prancis dont ke dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korpus. Penelitian dilakukan pada 200 buah data yang berupa kalimat bahasa Prancis yang mengandung pronomina relativa dont yang terdapat dalam beberapa karya bahasa Prancis dan terjemahannya. Teori yang digunakan terdiri dari teori sintaksis dan teori terjemahan. Klasifikasi dilakukan atas dont berdasarkan fungsi-fungsi yang didudukinya dalam kalimat. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan setelah menganalisis penerjemahan dont adalah sebagai ber_ikut : pronomina relativa dont sebagian besar (78,50%) mendapat padanan pronomina relativa juga yaitu yang; 9,00% mendapat padanan 0 dan 12,50% berpadanan selain yang dan 0, makna yang paling mudah ditangkap adalah makna dont yang berfungsi sebagai pelengkap nomina dan pelengkap verba dan pergeseran yang terjadi adalah pergeseran unit dan pergeseran kelas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Geni Ria
"Dalam penerjemahan pronomina demonstratif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, jarang dijumpai keejajaran bentuk. Karena itu ingin diselidiki apa saja padanan pronomina demonstratif tersebut dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ialah untuk membuat deskripsi urnum terjemahan pronomina Indonesia .Metode yang dipakai ialah metode penelitian korpus, Korpus terdiri dari 5 buah karya Prancis heserta terjemahannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuningsih Ferita Damayanti
"Bahasa Prancis memiliki lebih banyak jenis pronomina personalia dengan berbagai bentuk dan fungsinya dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, maka diasumsikan bahwa pronomina personalia bahasa Prancis tidak selalu diterjemahkan menjadi pronomina personalia bahasa Indonesia, yang disebut depronominalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan bentuk-bentuk padanan depronominalisasi dalam penerjemahan pronomina personalia bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dan penyebab gejala tersebut. Masalah yang diteliti adalah bentuk-bentuk padanan depronominalisasi apa saja yang diberikan dalam penerjemahan pronomina personalia bahasa Prancis ke bahasa Indonesia, penyebab dari depronominalisasi tersebut, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya.
Sumber data berupa dua buah karya sastra berbahasa Prancis dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, yang meliputi konsep parpadanan dalam penerjemahan, pergeseran, serta probabilitas perpadanan; teori pronomina personalia bahasa Prancis; teori mengenai kata acuan dan kata sapaan dalam bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>