Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aswin Tresna Nugraha
"ABSTRACT
Skripsi ini melaporkan percobaan eksperimental sistem Internet of Things untuk melacak dan memantau pasien dengan gangguan mental. Sistem ini dioperasikan pada pita frekuensi ISM yang memanfaatkan teknologi LoRa . Ini terdiri dari klien multinode LoRa , yang merupakan perangkat pelacakan yang terpasang di sisi pasien, mengumpulkan informasi GPS latitude dan longitude untuk ditampilkan di Google Maps di sisi server. Kami telah melakukan uji coba terhadap 3 skenario kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu Line of Sight LoS , Non-Line of Sight N-LoS , dan Crowded Area . Penilaian dilakukan dengan mengumpulkan 23 data iterasi pada 10 spot area. Dalam skenario kondisi Line of Sight dengan daya sinyal transmisi data maksimum adalah -73dB yang meliputi area maksimum 38,04 meter. Dalam skenario kondisi Non-Line of Sight, sistem ini mencapai kekuatan sinyal maksimal -74dB dan meliputi area seluas 114,76 meter. Dalam skenario kondisi Crowded Area , sistem dapat mencapai kekuatan sinyal maksimum -88 dB yang meliputi area 234,02 meter. Sistem ini mengindikasikan performa error rendah, meski koneksi yang hilang sering terjadi di beberapa titik. Sistem Internet of Things yang diusulkan masih perlu melakukan perbaikan besar dengan memodifikasi sistem antena.

ABSTRACT
This paper reports the experimental trials of IoT system for tracking and monitoring the patient with mental disorder. The system is operated on the ISM frequency band utilizing the LoRa technology. It consists multinode LoRa client, which is a tracking device installed on the patient side, collecting the GPS information latitude and longitude to be displayed on Google Maps at the server side. We have conducted trials on 3 different environment scenarios, i.e. Line of Sight LoS , Non Line of Sight N LoS , and The ldquo crowded area rdquo . The assessment is conducted by collecting 23 data iterations at 10 spots area. In The LoS scenario, the maximum data transmission signal power is 73dB covering the maximum area of 38.04 meters. In the NLoS scenario, the system achieve maximum signal strength of 74dB and covering the area of 114.76 meters. In the ldquo crowded area rdquo scenario, the system may achieve a maximum signal strength of 88 dB covering the area of 234.02 meters. The system has indicated a low error performance, despite the connections rsquo lost is frequently occurred at several spots. The proposed IoT system is still need to run a major improvement by modifying its antenna system."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ayyasy
"Teknologi Internet of Things (IoT) merupakan terobosan teknologi yang memungkinkan adanya pengumpulan dan pertukaran data antara objek objek yang saling terhubung dalam suatu jaringan tertentu sehingga, memudahkan akses terhadap data yang didapatkan untuk dikelola menjadi sebuah informasi yang bermanfaat. Implementasi teknologi IoT dapat dimanfaatkan di berbagai bidang sebagai solusi efisiensi, kemudahan, dan keamanan. Pada riset ini, teknologi IoT diimplementasikan sebagai sistem untuk solusi masalah keamanan dan kemudahan pada kendaraan bermotor. Sistem dirancang dengan menggunakan komponen GPS untuk melacak posisi bujur lintang kendaraan, relay untuk memutus rangkaian kelistrikan kendaraan, dan sensor MPU6050 sebagai pendeteksi getaran mencurigakan pada kendaraan. Semua informasi yang didapatkan pada setiap sensor diproses oleh ESP32 kemudian dikirimkan ke server dengan bantuan LoRa. Informasi yang tersimpan di database server dapat diakses melalui aplikasi hasil rancangan. Dari rancangan sistem yang telah ditetapkan, didapatkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melacak dan mengendalikan nyala mati mesin kendaraan melalui sebuah aplikasi hasil rancangan bernama MOTRAV. Kendaraan yang dipasangi alat dapat diubah statusnya ke dalam mode parkir yang akan mengirimkan notifikasi peringatan apabila terdapat suatu gerakan atau getaran yang terdeteksi mencurigakan.

Internet of Things (IoT) technology is a technological breakthrough that allows the collection and exchange of data between objects that are connected to each other in a certain network, making it easier to access the data obtained to be managed into useful information. The implementation of IoT technology can be utilized in various fields as a solution for efficiency, convenience, and security. In this research, IoT technology is implemented as a system for solving security and convenience problems in vehicles. The system is designed using GPS components to track the longitude and latitude position of the vehicle, relays to disconnect the vehicle's electrical circuit, and MPU6050 sensors as suspicious vibration detectors on the vehicle. All information obtained on each sensor is processed by ESP32 and then sent to the server with the help of LoRa. Information stored in the server database can be accessed through the designed application. From the system design that has been determined, a device is obtained that can be used to track and control the turning off of a vehicle engine through a designed application called MOTRAV. The vehicle installed with the device can be changed into parking mode which will send a warning notification if there is a suspicious movement or vibration detected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
"ABSTRACT
Di Indonesia banyak terjadi kasus kebakaran terutama di daerah urban. Kerugian yang ditimbulkan oleh kasus-kasus kebakaran tersebut terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan pemadam kebakaran untuk mengakses lokasi kebakaran pada jalan-jalan yang sempit. Dalam penelitian ini dibuat sistem pengiriman data dan navigasi purwarupa kendaraan pemadam kebakaran pintar yang berbasis Internet of Things. Sistem pengiriman data menggunakan modul WiFi ESP-01 2.4 GHz yang dihubungkan oleh mobile AP Access Point . Sistem navigasi menggunakan modul GPS u-blox NEO-6M untuk mendapatkan data latitude dan longitude. Untuk mendeteksi halangan obstacle digunakan modul ultrasonic ranging HC-SR04 yang diatur dengan batas 1 meter dari benda di depannya. Untuk mengatur kondisi gas dan rem digunakan mini servo motor 180o masing-masing satu buah dan bekerja saling berkebalikan. Untuk mengatur arah belok digunakan stepper motor 5.625o/64 step. Seluruh data hasil pengjuian dikirimkan di server dan disimpan dalam database. Dari hasil pengujian diketahui bahwa sistem bekerja sesuai dengan algoritma yang diberikan. Dari hasil pengujian diketahui bahwa terdapat packet loss sebesar 11.33 dari 300 paket data yang dikirimkan ke server. Sensor jarak mendeteksi obstacle rata-rata pada jarak 822.39 milimeter dari jarak batas seharusnya 1000 milimeter. Waktu pengereman yang dibutuhkan dari mulai terdeteksinya obstacle adalah sekitar 1-2 ms. Algoritma pelacakan yang telah dibuat sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat terpantau melalui website secara real-time.

ABSTRACT
There are many fire disasters happen in Indonesia especially in urban area. The damage occured because of that cases is quite massive. It happened because the firefighter can not access the fire location in small alley. In this study, the author designed a prototype of smart firefighter vehicle data logging and navigation system based on Internet of Things. The data logging system use ESP 01 WiFi module at 2.4 GHz which connected to mobile AP Access Point . The navigation system use u blox NEO 6M GPS module to get latitude and longitude coordinate data. To detect obstacles, the author use HC SR04 ultrasonic ranging module which has been set with 1 meter threshold to the obstacle at the front. To controlling acceleration and braking system, the author use 180o mini servo motor, one is for acceleration and the other one is for braking which is work in the opposite way. To controlling turning direction, the author use 5.625o 64 stepper motor. From the test results can be seen that the system has been able to work in accordance with an algorithm that is designed. Test results show that system has packet loss about 11.33 from 300 data package that sent from microcontroller to the server.Distance sensor can detect obstacle in average 822.39 millimeter distance from obstacle where it should be 1000 millimeter from obstacle. The time to brake, from time when obstacle detected by distance sensor to time when brake servo motor moved is about 1 2 millisecond. The tracking algorithm that was made meets expected result where we can monitor end device real time in website."
2017
S69486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fitzgerald Senewe
"Refraksi, gradien refraksi, dan k-factor adalah parameter yang berguna untuk memprediksi kondisi propagasi gelombang radio di lapisan troposfer. Ketiga parameter tersebut diperoleh dari pengukuran suhu udara, kelembaban relatif dan tekanan atmosfer. Skripsi ini telah melakukan percobaan eksperimental sistem Internet of Things berbasis LoRa untuk menentukan refraksi radio secara real-time. Pengukuran secara real-time akan membantu seorang network engineer yang ingin merancang sistem komunikasi di suatu lokasi karena data yang diperoleh adalah data yang spesifik untuk lokasi tersebut, bukan data wilayah secara keseluruhan. Sistem terdiri dari sensor suhu dan humiditas untuk memperoleh data cuaca. Data tersebut akan diteruskan ke server ThingSpeak melalui Gateway LoRa, yang dimana data tersebut akan diolah dengan MATLAB secara real-time dan hasilnya akan ditampilkan di channel ThingSpeak. Skripsi ini telah melakukan uji coba sistem dan berhasil diperoleh hasil refraksi radio. Pengujian dilakukan pada satu titik di area Sawangan, Depok, Indonesia pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2020 dan Sabtu tanggal 30 Mei 2020 pada pukul 07:00 WIB hingga 21:00 WIB. Pengujian dilakukan dalam kondisi outdoor. Tanggal 21 Mei 2020, rata-rata nilai k-factor adalah 0.973 dan gradien refraksi adalah 4.304 Unit/Km. Tanggal 30 Mei 2020, rata-rata nilai k-factor adalah 0.972 dan gradien refraksi adalah 4.491 Unit/Km. Kondisi refraksi di Sawangan, Depok pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2020 dan Sabtu tanggal 30 Mei 2020 adalah sub-refraksi.

Refractivity, refractivity gradient, and k-factor are useful parameters for predicting the propagation conditions of radio waves in the troposphere. Those three parameters are obtained from the measurements of air temperature, relative humidity, and atmospheric pressure. This thesis has conducted an experiment in creating a LoRa-based Internet of Things system that can determine the radio refractivity in real-time. Real-time radio refractivity measurements will help network engineers when designing communication systems because the data obtained by this system are data specifically for that location, not the overall area. This system consists of temperature and humidity sensors to obtain weather data. The data will then be forwarded to the ThingSpeak server via the LoRa Gateway, which will be processed in MATLAB in real time and the results will be displayed on the ThingSpeak channel. This thesis has tested the system and successfully obtained the results of radio refractivity. These tests were conducted at one point in the Sawangan area of Depok, Indonesia on May 21, 2020 and May 30, 2020 at 07:00 WIB until 21:00 WIB. The testing is done in outdoor conditions. On May 21, 2020, the average k-factor value was 0.973 and the refraction gradient was 4.304 Units/Km. On May 30, 2020, the average k-factor value was 0.972 and the refraction gradient was 4.491 Units/Km. The refractive condition in Sawangan, Depok on May 21, 2020 and May 30, 2020 is sub-refraction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ridho
"Seiring berjalannya waktu penggunaan listrik semakin meningkat tidak dapat di pungkiri lagi bahwa penggunaan listrik sudah menjadi kebutuhan bagi semua manusia, namun orang yang tinggal di pedalaman sulit untuk mendapatkan akses listrik, maka dari itu di kembangkannya DC house agar penduduk yang tinggal jauh dari kota dapat menikmati listrik dengan mudah. dengan memanfaatkan momentum teknologi yang semakin berkembang, kini juga telah dikembangkan sebuah pengaplikasian rumah pintar yang memanfaatkan teknologi. Salah satu pengembangannya adalah Internet of Things (IoT), IoT tersebut memudahkan kita untuk memantau beban listrik secara nirkabel dengan terhhubung pada koneksi internet. Jadi para pengguna DC House ini bisa memantau kondisi listrik yang terjadi melalui handphone mereka. Dengan menggunakan sensor PZEM-017 kita dapat melihat informasi mengenai tegangan, arus, dan daya yang sedang digunakkan di rumah kita melalui handphone dengan bantuan mikrokontroller Node MCU (ESP-12E) semua itu dapat terkirim ke handphone melalui jaringan internet.

As time goes by, the use of electricity has increased, it cannot be denied that the use of electricity has become a necessity for all humans, but people living in rural areas find it difficult to get access to electricity, therefore DC houses are developed so that residents who live far from the city can enjoy electricity easily. By taking advantage of the growing momentum of technology, now a smart home application that utilizes technology has also been developed. One of its developments is the Internet of Things (IoT), the IoT makes it easier for us to monitor electrical loads wirelessly by connecting to an internet connection. So DC House users can monitor the condition of the electricity through their cellphones. By using the PZEM-017 sensor we can see information about the voltage, current, and power that is being used in our homes via cellphones with the help of a MCU Node microcontroller (ESP-12E), all of which can be sent to cellphones via "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Christian
"Pencemaran udara sebagai dampak dari pertumbuhan industri dan aktivitas manusia telah menjadi perhatian global. Salah satu kategori polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia adalah particulate matter (PM) 2.5. Laporan IQAir mencatat rata-rata konsentrasi PM2.5 di Indonesia per tahun 2022 sekitar 30,4 mikrogram per meter kubik, atau enam kali lipat lebih besar dari standar aman WHO. Dalam menanggapi kompleksitas masalah ini, penelitian ini merancang sistem deteksi dini dan monitoring polutan PM2.5 berbasis komunikasi LoRa 920 MHz dan Internet-of-Things (IoT) dengan sensor low-cost DSM501A. Penggunaan komunikasi LoRa, dengan menggunakan modul LoRa RFM95 pada frekuensi 920 MHz, menawarkan jangkauan transmisi atau coverage yang luas. Hasil deteksi partikel particulate matter divisualisasikan dalam bentuk laman web berbasis React Vite, Tailwind CSS, dan Node.js. Pengujian QoS komunikasi LoRa dilakukan dengan memprediksi path loss dan RSSI dengan pendekatan Okumura-Hata, serta mengukur nilai aktual SNR, RSSI, dan PDR, pada 10 titik pengujian di kawasan Universitas Indonesia. Hasil pengujian menunjukkan transmisi sinyal LoRa berhasil terkirim pada 8 dari 10 titik pengujian, dengan rentang jarak dari 8 m hingga 362.43 m, dengan nilai RSSI yang variatif pada rentang -85.87 dBm hingga -111.27 dBm, nilai SNR pada rentang 8.30 dB hingga -8.83 dB, serta PDR% pada rentang 100 % hingga 12.5 %, yang menunjukkan bahwa variabel LoRa seperti spreading factor, bandwidth, dan frekuensi, maupun variabel lingkungan, seperti jarak, area lintasan propagasi, dan vegetasi sangat mempengaruhi QoS transmisi sinyal LoRa di kawasan urban. Sementara itu, pada periode 14 hari pengumpulan data, total rata-rata polutan PM2.5 berdasarkan kategori waktu adalah pada tanggal 4 Juni 2024, yakni 149.42 mikrogram per meter kubik. Berdasarkan total rata-rata PM2.5 harian, indeks tertinggi terdapat pada hari Rabu, 5 Juni 2024, yakni 113.35 mikrogram per meter kubik. Rata-rata tertinggi indeks PM2.5 berdasarkan kategori waktu selama 14 hari pengumpulan data adalah pada siang hari.

Air pollution, as a consequence of industrial growth and human activities, has become a global concern. One of the categories of air pollutants that poses a significant threat to human health is particulate matter (PM) 2.5. The IQAir report recorded an average PM2.5 concentration in Indonesia in 2022 of approximately 30.4 micrograms per cubic meter, which is six times higher than the WHO's safe standard. In response to this complex issue, this study designs an early detection and monitoring system for PM2.5 pollutants based on 920 MHz LoRa communication and the Internet of Things (IoT) using the low-cost DSM501A sensor. The use of LoRa communication, utilizing the LoRa RFM95 module at a 920 MHz frequency, offers a wide transmission range or coverage. The detected particulate matter data is visualized in the form of a web page based on React Vite, Tailwind CSS, and Node.js. The QoS testing of LoRa communication is conducted by predicting path loss and RSSI using the Okumura-Hata model and measuring actual values of SNR, RSSI, and PDR at 10 test points within the University of Indonesia area. The test results indicate that LoRa signal transmission successfully reached 8 out of 10 test points, with distances ranging from 8 m to 362.43 m, with varying RSSI values between -85.87 dBm and -111.27 dBm, SNR values between 8.30 dB and -8.83 dB, and PDR% ranging from 100% to 12.5%, showing that LoRa variables such as spreading factor, bandwidth, and frequency, as well as environmental variables like distance, propagation path area, and vegetation, significantly affect the QoS of LoRa signal transmission in urban areas. Meanwhile, during the 14-day data collection period, the total average PM2.5 pollutants by time category was on June 4, 2024, at 149.42 micrograms per cubic meter. Based on the total daily average PM2.5, the highest index was on Wednesday, June 5, 2024, at 113.35 micrograms per cubic meter. The highest average PM2.5 index by time category during the 14-day data collection period was during the daytime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Setiawan
"Pada penelitian ini membahas sistem pemantauan pada stairlift menggunakan internet of things (IoT), di mana sistem tertanam dalam fisik stairlift menggunakan sensor yang dipasang pada komponen stairlift dan kemudian diintegrasikan ke dalam platform IoT cloud (thingspeak) melalui jaringan internet. Akuisisi data fisis multi-sensor dapat berjalan, banyak informasi yang dapat diakses seperti: temperature motor, kecepatan, beban penumpang, konsumsi daya, getaran bearing dan getaran motor. Sistem pemantauan dapat berjalan secara real time, sehingga membuat pemantauan terpusat dan kegagalan operasi stairlift dapat dicegah sedini mungkin melalui early warning system (EWS) via Telegram. Selain itu, sistem ini dapat memberikan dukungan analisis teknis dalam mengembangkan prototype stairlift di masa mendatang. Berdasarkan analisis hasil pemantauan yang diperoleh, prototype stairlift layak dikembangkan untuk skala industri, secara operasional memenuhi ASME A18.1, ISO 10816 dan ISO 2372. Hal ini ditunjukkan dalam ujicoba variasi beban penumpang hingga maksimum 115 kg diperoleh kecepatan maksimum rata-rata <0,2 m/s, temperature motor <74,6 ˚C, konsumsi daya <600 watt, acceleration getaran bearing <0,5 g'peak dan kecepatan getaran motor (RMS) <4,5 m/s. Namun masih dibutuhkan improvement pada sistem teknis operasional prototype stairlift diantaranya temperature motor, konsumsi daya dan kecepatan agar dapat berjalan stabil.

This research discusses monitoring systems on stairlift using internet of things (IoT), where the system embedded in the physical stairlift uses sensors that are mounted on the stairlift component and then integrated into the IoT cloud platform (thingspeak) via the internet network. Multi-sensor physical data acquisition can run, a lot of information that can be accessed such as: motor temperature, speed, passenger load, power consumption, bearing vibration and motor vibration. The monitoring system can run in real time, thus making centralized monitoring and failure of stairlift operations preventable as early as possible through the early warning system (EWS) via Telegram. In addition, this system can provide technical analysis support in developing stairlift prototypes in the future. Based on the analysis of the monitoring results obtained, the prototype stairlift is suitable for industrial scale development, operationally compliant with ASME A18.1, ISO 10816 and ISO 2372. This is shown in the trial of passenger load variations up to a maximum of 115 kg obtained an average maximum speed <0, 2 m/s, motor temperature <74.6˚C, power consumption <600 watts, bearing vibration acceleration <0.5 g'peak and motor vibration speed (RMS) <4.5 m/s. However, improvements are still needed in the operational technical system of the prototype stairlift including motor temperature, power consumption and speed so that it can run stably."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrief Rahman
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan rancang bangun dan evaluasi dari prototipe Internet of Things IoT menggunakan teknologi LoRa pada frekuensi 868 MHz dan 915 MHz yang merupakan frekuensi ISM Band. Saat ini, penggunaan teknologi LoRa di Indonesia belum marak dilakukan. Namun, untuk masa yang akan datang teknologi LoRa akan marak digunakan di Indonesia untuk mendukung kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, khususnya dalam hal smart city. Permasalahan yang ada pada saat ini adalah belum adanya data yang menunjukkan performa teknologi LoRa dari segi kekuatan sinyal RSSI dan delay transmisi data pada ruang terbuka. Penulis melakukan evaluasi kinerja teknologi LoRa pada dua kondisi, yaitu Line of Sight LoS yang dilakukan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan Non-Line of Sight Non-LoS di Proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi. Perangkat prototipe ini disusun oleh sensor suhu, perangkat LoRa sebagai transmitter dan receiver data yang dikirimkan, mikrokontroller Arduino sebagai pengontrol rangkaian elektronik, dan visualisasi data menggunakan Thingspeak yang merupakan cloud server di web browser. Hasilnya menunjukkan bahwa prototipe bekerja dengan baik pada kedua kondisi tersebut, sementara hasil RSSI bervariasi antara -50 dB hingga -105 dB. Pada LoRa frekuensi 915 MHz kondisi LoS, hasil RSSI berada pada rentang -55 dB hingga -90 dB untuk jarak 100 meter sampai 700 meter. Sedangkan LoRa frekuensi 868 MHz kondisi LoS, hasil RSSI berada pada rentang -69 hingga -99 dB untuk jarak 100 meter sampai 1500 meter. Pada LoRa frekuensi 915 MHz kondisi Non-LoS, hasil RSSI berada pada rentang -61 dB hingga -101 dB untuk jarak 100 meter sampai 400 meter. Sedangkan LoRa frekuensi 868 MHz kondisi Non-LoS, hasil RSSI berada pada rentang -56 dB hingga -101 dB untuk jarak 100 meter sampai 500 meter. Dengan demikian, LoRa dengan frekuensi 868 MHz memiliki performa yang lebih baik dalam segi jarak yang dicapai, delay transmisi data, dan kekuatan sinyal atau RSSI yang terdeteksi dibandingkan LoRa dengan frekuensi 915 MHz. Selain itu, teknologi LoRa terbukti dapat digunakan secara efisien untuk aplikasi IoT dari kedua kondisi LoS dan Non-LoS dengan desain yang harus disesuaikan.

ABSTRACT
This research is a design and evaluation of the prototype Internet of Things IoT using at frequencies 868 MHz and 915 MHz which is the ISM frequency band. Currently, the use of LoRa technology in Indonesia has not been rife. However, for the future, LoRa technology will be used in Indonesia to support the progress of information and communication technology, especially in the case of smart city. The current problem is the lack of data showing the performance of LoRa technology in terms of signal strength RSSI and data transmission delay in open space. The authors evaluate the performance of LoRa technology in two conditions, namely Line of Sight LoS at Faculty of Engineering Universitas Indonesia and Non Line of Sight Non LoS at Cinere Jagorawi Toll Road Project. This prototype device is composed by a temperature sensor, LoRa device as a transmitter and receiver of transmitted data, Arduino microcontroller that acts as an electronic circuit controller, and data visualization using Thingspeak which is a cloud server in web browser. The results have indicated that prorotype is working well on both condition, while RSSI may vary from 50 dB to 105 dB. LoRa with frequency of 915 MHz in LoS condition, RSSI results are at intervals of 55 dB to 90 dB for a distance of 100 meters to 700 meters. Whereas, LoRa with frequency 868 MHz in LoS condition, RSSI results are at intervals of 69 dB to 99 dB for a distance of 100 meters to 1500 meters. At LoRa with frequency 915 MHz in Non LoS condition, the RSSI results are at intervals of 61 dB to 101 dB for a distance of 100 meters to 400 meters. Whereas, on LoRa with a frequency 868 MHz in Non LoS condition, the RSSI results are at intervals 56 dB to 101 dB for distance 100 meters to 500 meters. Accordingly, LoRa with a frequency 868 MHz has better performance in terms of distance achieved, data transmission delay, and signal strength or RSSI detected than LoRa with frequency 915 MHz. In addition, the LoRa technology is proven to be efficiently used for the IoT applications of both LoS and Non LoS conditions, while a specific design should be adjusted."
2017
S67269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Achmad Renaldi
"Penelitian ini merupakan evaluasi performa LoRa dengan menggunakan arsitektur Simple Lora Protocol dengan frekuensi 433 MHz dan 915 MHz yang merupakan frekuensi ISM Band. Saat ini belum terlalu banyak yang mengadopsi teknologi LoRa di Indonesia. Namun dimasa depan nantinya akan banyak yang menggunakan teknologi LoRa dalam Internet of Things, seperti halnya smart city. Transmisi termodulasi LoRa kuat terhadap gangguan dan dapat diterima melintasi jarak yang jauh. LoRa sangat ideal untuk aplikasi yang mengirimkan ukuran data yang kecil, seperti data sensor yang memiliki bit rate rendah. Dalam hal ini, penulis melakukan evaluasi kinerja teknologi LoRa pada frekuensi 433 MHz dan 915 MHz dengan kondisi Line of Sight (LoS) dan Non-Line of Sight (Non-LoS) di lingkungan Universitas Indonesia. Parameter yang dievalusi, yaitu kekuatan sinyal (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), dan Delay. Perangkat prototipe ini disusun oleh sensor suhu dan kelembaban, modul LoRa sebagai transmitter dan receiver data yang dikirimkan, Arduino sebagai pengontrol rangkaian elektronika, dan Thingsboard yang merupakan cloud server untuk visualisasi data. Hasilnya menunjukan bahwa prototipe dapat berjalan dengan baik pada kedua kondisi. Pada frekuensi LoRa 433 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 350 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Sedangkan pada LoRa frekuensi 915 MHz memiliki jangkauan sinyal hingga 200 meter pada kondisi LoS dan 150 meter pada kondisi Non-LoS. Dengan demikian LoRa dengan frekuensi 433 MHz memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas dibandingkan frekuensi 915 MHz. Selain itu terbukti Arsitektur Simple LoRa protocol dapat digunakan secara efisien untuk aplikasi IoT.

This research is an evaluation of LoRa performance using the Simple Lora Protocol architecture with frequencies of 433 MHz and 915 MHz which are the ISM Band frequencies. Currently, not many people have adopted LoRa technology in Indonesia. However, in the future, many will use LoRa technology in the Internet of Things, such as smart cities. LoRa modulated transmission is strong against interference and can be received over long distances. LoRa is ideal for applications that transmit small data sizes, such as sensor data at low bit rates. In this case, the authors evaluate the performance of LoRa technology at 433 MHz and 915 MHz frequencies with Line of Sight (LoS) and Non-Line of Sight (Non-LoS) conditions at the University of Indonesia. Parameters evaluated are signal strength (RSSI), Signal Noise Ratio (SNR), and delay. This prototype device consists of a temperature and humidity sensor, a LoRa module as a transmitter and receiver of transmitted data, Arduino as an electronic circuit controller, and Thingsboard which is a cloud server for visualizing data. The results show that the prototype can run well in the second condition. At 433 MHz LoRa frequency has a range of up to 350 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. While the LoRa frequency of 915 MHz has a range of up to 200 meters in LoS conditions and 150 meters in Non-LoS conditions. Thus LoRa with a frequency of 433 MHz has a wider range than the frequency of 915 MHz. In addition, it is proven that the Simple LoRa protocol architecture can be used efficiently for IoT applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Addyanto
"Salah satu masalah yang paling krusial dihadapi oleh rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 adalah keterbatasan untuk memantau kondisi pasien secara real-time. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah dan kapabilitas petugas COVID-19 untuk menangani tingginya jumlah pasien yang terpapar virus ini. Terlebih lagi, ketidakadaan dari antivirus COVID-19 dan tingginya derajat infectivitypathogenicity, dan virulency dari virus ini juga meningkatkan risiko buruknya dampak negatif kesehatan pada periode waktu yang sulit diprediksikan. Di sisi lain, metode pemantauan kondisi pasien yang masih paper-based dan manual memiliki kekurangan antara lain: rawan hilang, tidak real-time, tidak scalable untuk memantau pasien saat terjadi lonjakan maupun dalam jumlah banyak, tidak contactless sehingga menyebabkan risiko petugas COVID-19 terinfeksi virus dan tidak efisien dari segi penyimpanan dan kebermanfaatan data. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi untuk memantau kondisi kesehatan pasien COVID-19 secara real-time untuk memitigasi risiko dampak buruk pada waktu yang tidak menentu.
Pada penelitian ini, sebuah prototipe jam tangan pintar berbasis Internet of Things telah dibuat untuk meminimalisir risiko dari akar masalah tersebut. Prototipe jam tangan ini bersifat portable dan memiliki fungsi untuk mendeteksi suhu, SpO2, detak jantung, lokasi. Penelitian ini berfokus untuk merancang integrasi sistem Pantau yang bisa mendeteksi seluruh parameter tersebut, mengukur akurasi data suhu dari sensor MAX30102 dengan melakukan uji coba pada 6 responden. Alat ini sudah teruji dari segi akurasi dalam mendeteksi perubahan suhu pasien dan diperoleh memiliki rata-rata error rate 0,43 %, rata-rata selisih 0,16oC, dan rata-rata standard deviasi 0,11oC dan mengikuti perubahan suhu pasien secara real-time berdasarkan uji coba pada 6 responden. Data sensor dapat disimpan pada ThingSpeak IoT Web Server melalui Wi-Fi.

One of the most crucial problems that are still faced by COVID-19 designated hospitals is the lack of real-time monitoring towards the health conditions of isolated patients. This problem is caused by the inadequacy and incapability of limited number of COVID-19 medical staff to handle increasing number of patients. Furthermore, the unavailability of COVID-19 antivirus and a high degree of infectivity, pathogenicity and virulency of this coronavirus disease increases the risk of worsening health impacts in an unpredictable period of time. Having said that, utilization of technology is needed to monitor the health conditions of COVID-19 patients in real-time mode to mitigate the risk of negative impacts in an unpredictable moment.
In this research, an IoT-based smart wearable prototype has been developed to minimize the risk of the aforementioned root causes. This portable wearable prototype is able to detect the temperature of a patient. Results show that the error rate of the sensor is 0,43%, average absolute difference of 0,16oC, and average absolute standard deviation of 0,11oC. The sensor readings can be stored in ThingSpeak IoT Web Server in real-time mode via Wi-Fi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>