Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tumanggor, Ladislaus Ryanniro
"Standar keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu unsur penting dalam industri minyak dan gas bumi migas, namun kenyataannya kecelakaan masih sering terjadi di bagian eksploitasi industri migas. PT Pelita Air Service melihat peluang untuk meningkatkan standar keselamatan kerja pada salah satu industri migas di Indonesia, PT Pertamina. HEMS Helicopter Emergency Medical Service merupakan layanan yang membantu meningkatkan standar keselamatan kerja, dalam bentuk pelayanan medis untuk mengobati dan mengevakuasi korban kecelakaan yang terjadi di kilang minyak. Helikopter yang digunakan dalam pelayanan HEMS harus memiliki kriteria-kriteria yang tepat untuk melakukan tindak medis, sehingga pemilihan helikopter untuk pelayanan HEMS membutuhkan cara pengambilan keputusan yang mempertimbangkan kriteria yang beragam, seperti Analytic Network Process ANP. ANP, sebagai salah satu metode Multi Criteria Decision Making MCDM, merupakan metode yang mempertimbangkan kriteria-kriteria terkait dengan alternatif yang ada dengan cara melihat hubungan perbandingan antar kriteria dan memberikan bobot pada setiap hubungan antar kriteria. Dengan begitu, ANP adalah metode yang cocok untuk pengambilan keputusan pemilihan helikopter pelayanan HEMS. Setelah diperoleh alternatif dari metode ANP, dilakukan penilaian apakah layak atau tidak untuk menjalankan pelayanan HEMS dengan menggunakan Cash Flow Analysis yang bertujuan untuk mengetahui payback period dari alternatef tersebut.

Occupational safety and health standards are an important element in the oil and gas industry, but in reality, accidents are still common in the oil and gas sector exploitation sections. PT Pelita Air Service sees an opportunity to improve safety standards in one of the oil and gas industry in Indonesia, PT Pertamina. HEMS Helicopter Emergency Medical Service is a service that helps improve safety standards, in the form of medical services to treat and evacuate victims of accidents that occur in oil refineries. Helicopters used in HEMS services must have appropriate criteria for medical follow up, so helicopter selection for HEMS services requires a decision making method that takes into consideration various criteria, such as Analytic Network Process ANP . ANP, as one of the Multi Criteria Decision Making MCDM methods, is a method that takes into consideration the criteria related to the existing alternatives by looking at the relation between the criteria and giving weight to each relationship between criteria. Thus, ANP is a suitable method for decision making of HEMS helicopter service selection. After obtaining an alternative from the ANP method, it is necessary to assess whether it is feasible or not to run HEMS services using Cash Flow Analysis which aims to determine the payback period of the alternative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dwiputri
"Bisnis sewa helikopter untuk industri minyak dan gas merupakan bisnis dengan kontribusi terbesear terhadap revenue PT Pelita Air Service, namun pemakaian helikopter menurun selama beberapa tahun ini. Karena itu, PT Pelita Air Service harus melakukan aircraft rejuvenation dengan membeli helikopter baru. PT Pelita Air Service ingin helikopter yang berfokus untuk operasi industri minyak dan gas di offshore dikarenakan rencana pengembangan minyak dan gas akan berfokus di offshore. Terdapat tiga jenis helikopter yang dipertimbangkan yaitu AW139, AW169, dan H145. Proses pengerjaan di mulai dengan mengidentifikasi kriteria paling sesuai yang di nilai oleh parah ahli dari
bidang yang berbeda. Lalu, karena beragamnya perspektif dari para ahli, Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), suatu metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) digunakan untuk memperoleh kepentingan / bobot kriteria. FAHP digunakan karena metode tersebut menangani vagueness yang melekat dalam proses pengambilan keputusan. Lalu bobot kriteria yang telah didapat digunakan dalam perhitungan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk menentukan peringkat helikopter tersebut. Dari perhitutngan, solusi terbaik dengan closeness coefficient (CCi) sebesar 0.989345459 adalah AW169. Setelah mendapatkan jenis helikopter yang terbaik dengan metode FAHP-TOPSIS, dilakukan financial feasibility analysis untuk mengetahui layak atau tidaknya pembelian helicopter tersebut dari segi finansial.
Helicopter charter business for the oil and gas industry is a business with the most significant contribution to PT Pelita Air Service's revenue. Still, helicopter use has declined over the past few years. Therefore, PT Pelita Air Service must conduct aircraft revitalization by buying a new helicopter. PT Pelita Air Service wants a helicopter that focuses on offshore oil and gas industry operations because oil and gas development plans will focus offshore. There are three types of helicopters considered, namely AW139, AW169, and H145. The work process begins by identifying the most suitable criteria that are assessed by severe experts from different fields. Then, because of the diverse perspectives of experts, the Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), a Multi-Criteria Decision Making (MCDM) method is used to obtain importance/weight criteria. FAHP is used because the method handles vagueness inherent in the decision-making process.
Then the weight criteria that have been obtained are used in the calculation of the Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) to determine the helicopter's rank. From the calculation the best Alternative with the highest closeness coefficient (CCi) of 0.989345459 is AW169. After getting the best type of helicopter with the FAHP-TOPSIS method, a financial feasibility analysis is carried out to determine whether the helicopter is financially feasible or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tehupuring, Dan
"Pertamina adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 81 1971, bergerak dibidang usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usaha disektor hilir yang berupa kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi dari minyak dan gas bumi pada suatu wilayah kerja pertambangan tertentu, Pertamina mengadakan kerjasama dengan mitra usaha baik asing maupun nasional (Kontraktor Production Sharing 1 KPS) dalam bentuk Production Sharing Contract (PSC). Semua biaya pengembangan lapangan migas (investasi maupun operasi) oleh KPS yang telah mendapat persetujuan Pertamina, selalu dibebankan sebagai cost recovery sesuai ketentuan PSC yang telah disepakati bersama.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, pengadaan dan pengelolaan material memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan operasi perusahaan. Kondisi saat ini memberikan indikasi adanya material surplus yang cukup signifikan baik dalam jumlah item maupun dalam jumlah nilai US $, sehingga diperlukan terobosan-terobosan baru untuk penghematan dan pemanfaatannya.
Penelitian dilakukan untuk 5 KPS yang mewakili 27 KPS yang kini beroperasi di Indonesia dengan dasar Surplus Ratio yang tinggi dan kelengkapan data material surplus yang dimiliki. Data-data dikumpulkan berdasarkan data historis selama 5 tahun terakhir dibantu dengan kuesioner yang dirancang untuk keperluan ini. Analisa diadakan atas data-data yang ada dengan mempergunakan diagram sebab-akibat dikaitkan dengan teori pengendalian persediaan (inventory control). Peninjauan dilakukan atas aspek Metode, Material, Peralatan, Sumber Daya Manusia, Finansial, dan Lingkungan.
Hasil kajian, menghasilkan usulan strategi dalam pengelolaan material surplus yang secara garis besarnya meliputi perbaikan dari sistem pengadaan dengan memperkenalkan beberapa metode pemesanan baru dalam menghadapi era persaingan global, menggalakkan pemanfaatan material surplus dengan menggunakan transfer material antar KPS, pembuatan data base material surplus, dan substitusi. Disamping itu mengusulkan percepatan serta penyederhanaan prosedur dari proses penghapusan dan penyisihan material surplus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pariangan, Oksen
"Bahaya psikososial berpengaruh terhadap kesehatan kerja melalui persepsi dan pengalaman yang dialami pekerja. Bahaya psikososial tak hanya berkaitan dari individu pekerja, melainkan konteks pekerjaan, sosial dan perusahaan atau organisasinya. Peneliti melihat bagaimana tingkat risiko psikososial yang dihadapi oleh para pekerja di sektor migas dengan menggunakan HSE Management Standard Indicator Tool dari HSE UK yan bertujuan untuk menghasilkan gambaran sesuai dengan tingkatan dan kategori, yaitu demand, control, manager support, peer support, relationship, role, dan change. Penelitian berhasil mendapatkan 63 responden pengisi kuesioner dengan sebelumnya menggunakan pendekatan rumus besar sampel jenuh dari data sekunder dan secara umum, gambaran kondisi psikososial di PT X berada pada level 4.

Psychososial hazards affect occupational health through perceptions and experiences experienced by workers. Psychososial hazards are not only related to individual workers, but also to the work, sosial and corporate context or organization. Researchers see how the level of psychososial risk faced by workers in the oil and gas sector by using the HSE Management Standard Indicator Tool from HSE UK which aims to produce a picture according to levels and categories, namely demand, control, manager support, peer support, relationship, role, and change. The study succeeded in getting 63 respondents to fill out the questionnaire by previously using a saturated sample size formula approach from secondary data and in general, the description of psychososial conditions at PT X was at level 4."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ekananda
"Industri pengolahan minyak bumi merupakan industri yang sangat kompetitif dimana margin produksi yang sangat ketat memaksanya untuk selalu berupaya meminimalkan produksi produk yang bernilai rendah. Petroleum coke atau sering pula disebut sebagai green coke merupakan produk yang dihasilkan oleh unit delayed coker di dalam suatu kompleks pengolahan minyak bumi. Isu lingkungan yang terkait dengan pemanfaatannya menjadikan produk ini memiliki nilai jual yang relatif rendah. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai jualnya, salah satunya adalah dengan memanfaatkan proses gasifikasi. Di dalam penelitian ini, dilakukan analisa keekonomian pemanfaatan petroleum coke melalui proses gasifikasi autotermis dan alotermis untuk menghasilkan metanol.
Dari hasil studi yang telah dilakukan, diperoleh perbandingan indikator keekonomian dari kedua konfigurasi tersebut yakni untuk autotermis dan alotermis secara berurutan, NPV 239,93 juta US$, 220,59 juta US$; IRR 19,11%, 20,07%; PBP 8,74, 8,21 tahun. Disamping itu, dari hasil analisa sensitifitas diperoleh kesimpulan bahwa nilai keekonomian proyek akan sangat bergantung pada variasi harga jual produk metanol.

Petroleum processing industry is a highly competitive industry where margins are very tight production forced him to always seek to minimize the production of low-value products. Petroleum coke or sometimes referred to as green coke is a product produced by a delayed coker unit in petroleum refinery complex. Environmental issues associated with their use has a direct impact on the low economic value of this product. Several ways can be done to increase the economic value, one of which is to utilize the gasification process. In this study, an economic analysis is conducted for the use of petroleum coke autothermic and allothermic gasification process to produce methanol.
From the study, the economic indicator is concluded for the autohtermic and allothermic configuration subsequently, NPV 239.93 million US$, 220.59 million US$, IRR 19.11%, 20.07%, PBP 8.74, 8.21 years. From the sensitivity anlaysis, it is also conluded that both project are sensitive to the price of the methanol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini
"Keberadaan industri pengilangan minyak bumi berperan penting dalam penyediaan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Aktivitas yang berlangsung dalam proses pengolahan minyak bumi menjadi BBM membutuhkan bahan bakar fosil yang pada akhirnya akan mengemisikan pencemar udara ke udara ambien, salah satunya yaitu SO2. Saat ini semua kegiatan kilang migas telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan guna menjaga keberlangsungan fungsi lingkungan, termasuk lingkungan udara, namun pada kenyataannya masyarakat masih merasakan dampak dari keberadaan polutan di udara ambien. Mengingat konsentrasi SO2 ambien di suatu tempat tergantung dari penyebaran emisi SO2 dari sumbernya, maka perlu diketahui korelasi penyebaran emisi SO2 dari industri pengilangan migas dengan kualitas lingkungan udara di sekitarnya.Tujuan studi ini adalah mengetahui korelasi penyebaran emisi SO2 dari industri pengilangan migas dengan kualitas lingkungan udara di sekitarnya, khususnya konsentrasi SO2 udara ambien. Lokasi studi ini adalah wilayah sekitar RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan adalah metode potong lintang (cross sectional study). Interpretasi hasil perhitungan korelasi memberikan nilai ”r” sebesar satu. Hal ini bermakna adanya korelasi yang sangat kuat. Pernyataan ini konsisten dengan nilai p sebesar 0,021 yang berarti korelasi di antara dua variabel tersebut bermakna dengan arah korelasi positif yang menunjukkan nilainya searah.

The existence of petroleum refining industry plays an important role in the supply of fuel oil nationwide. The activities of processing petroleum into fuel require fossil fuels that will eventually emit air pollutants into the ambient air, one of which is SO2. The existence of SO2 in the ambient air has an impact on the environment and public health. Currently all of the activities of oil and gas refineries have been making efforts in environmental management in order to safeguard environmental function, but in reality people are still feeling the effects of the presence of pollutants in ambient air. The purpose of this study was to determine the correlation spread of SO2 emissions from oil refining industry with the quality of the environment and the health of the surrounding community, especially the ambient air quality, the content of SO2 in plants, and the incidence of respiratory disorders.The method used in this study is cross-sectional method. The study area is the area around RU VI Balongan, Indramayu district. The results of correlation between the spread of SO2 emissions with the SO2 concentration in ambient air gives value of r one and the value of p 0.021. This means there is a very strong correlation. The correlation between the spread of SO2 emissions with SO2 concentrations in plants is very strong correlation. This is indicated by the value of r 0.866 and p 0.000. The correlation between the spread of SO2 emissions with incidence of respiratory disorders is very strong correlation. This is indicated by the value of r 0.866 and p 0.000."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"Penggunaan gas bumi pada pasar domestik menunjukkan bahwa gas bumi belum digunakan secara optimal dan merata pada setiap sektor pengguna (industri rumah tangga usaha kecil dan transportasi). Perbandingan penggunaan gas bumi pada sektor industri mencapai lebih dan 98% sedangkan penggunaan gas bumi pada sektor rumah tangga kurang dan 2%. Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala pemanfaatan gas bumi. Di sisi Iain penggunaan BBM khususnya minyak tanah untuk rumah tangga yang sampai saat ini masih disubsidi menempati peringkat BBM dengan subsidi tertinggi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan thesis ini direncanakan pengembangan pipa distribusi gas bumi dengan pola investasi yang berbasis analisa resiko dalam rangka penggunaan gas bumi sebagai energi pengganti BBM pada sektor rumah tangga dengan harapan dapat menurunkan subsidi pemerintah.
Langkah Iangkah yang dilakukan meliputi pengumpulan data, pengembangan model keekonomian, pembuatan disain jalur pipa distribusi dan pengolahan data itu sendiri serta hasil kajian Sebagai lokasi kapan dipilih beberapa perumahan yang terdapat di Kota Tangerang yaitu perumahan Batuceper Permai dan Polri di Poris, Poris Indah, Tarnan Poris, Taman Poris Gaga dan Cipondoh Makmur.
Dengan menggunakan perangkat lunak Oil and Gas Economic Model (OGEM) dilakukan perhitungan keekonomian pada lokasi terpilih diperoleh besaran biaya distribusi gas dan harga gas. Berdasarkan perkiraan penggunaan 1 liter minyak tanah Setara dengan penggunaan 0,6 m gas bumi maka diasumsikan harga Jual gas sebesar 0,6 kalinya. Dengan pendekatan harga beli minyak tanah oleh masyarakat sebesar Rp 2.700 per liter yang dianggap sebagai kemampuan daya beli gas menunjukkan bahwa masih diperlukan bantuan pendanaan dari Pemerintah untuk pembangunan pipa distribusi gas bumi masing masing lokasi terpilih yang berkisar antara 25% sampai dengan 60%.
Suatu proyek akan menarik bagi investor apabila mempunyai tingkat kepastian dalam penanaman modalnya sekurang kurangnya sebesar 80%. Dalam pembangunan pipa distribusi gas bumi untuk keperluan rumah tangga pada lokasi terpilih dengan menggunakan simulasi Crystall Ball dengan tingkat kepastian sekitar 80% menghasilkan IRR yang cukup tinggi yaitu sekitar 19% yang menunjukkan bahwa penanaman investasi menarik apabila harga sesuai keekonomian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bret-Rouzaut, Nadine
Paris, France: Editions Technip, 2011
338 BRE o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Sundari
"ABSTRACT
Industri minyak dan gas bumi termasuk dalam indsutri pertambangan yang regulasinya diatur secara khusus karena karakteristik industrinya berbeda dengan industri pada umumnya. Demi menjaga amanat UUD 1945, pemerintah perlu mengatur secara khusus indikator pelaksanaan operasi pada sektor migas terutama regulasi perpajakannya. Pada akhir tahun 2010, pemerintah membentuk Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 yang mengatur terkait biaya operasi pada indsutri migas dan perlakuan pajak penghasilannya. Selanjutnya, pada tanggal 21 Juni 2017, pemerintah melakukan perubahan pada PP 79 Tahun 2010. Diantara perubahan tersebut terdapat perubahan biaya operasi yang tidak dapat dikembalikan menjadi biaya operasi yang dapat dikembalikan dalam penghitungan bagi hasil dan pajak penghasilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan dilakukannya perubahan ketentuan tersebut dilihat dari azas perpajakan dan meneliti bagaimana implikasi perpajakan pada yang terjadi pada industri migas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilakukannya perubahan biaya operasi yang tidak dapat dikembalikan menjadi biaya operasi yang dapat dikembalikan didasarkan atas pertimbangan azas keadilan (equity) dan azas kemudahan administrasi (easy of administration) yaitu azas kepastian (certainty) dan azas kenyamanan (convenience). Implikasi perpajakan yang terjadi pada penghitungan bagi hasil antara pemerintah dengan kontraktor yaitu cost recovery menjadi semakin besar yang menyebabkan Equity To Be Split menjadi semakin kecil. Sehingga, pajak yang dikenakan atas bagi hasil yang diterima kontraktor semakin kecil pula.

ABSTRACT
The oil and gas industry is included in the mining industry whose regulations are specifically regulated because the characteristics of the industry are different from the industry in general. In order to maintain the mandate of the 1945 Constitution, the government needs to specifically regulate the indicators of the implementation of operations in the oil and gas sector, especially its tax regulations. At the end of 2010, the government established Government Regulation Number 79 of 2010 which regulates the operational costs of the oil and gas industry and income tax treatment. Furthermore, on June 21, 2017, the government made changes to Government Regulation Number 79 of 2010. Among these changes there were changes in non recoverable costs to recoverable costs in the calculation of profit sharing and income tax. This study aims to find out the basis for considering the changes in the provisions according to the taxation principle and examines how the taxation implications occur in the oil and gas industry. This study uses descriptive qualitative methods. The results of this study indicate that the change of non recoverable costs to recoverable costs is based on the consideration of the principle of equity and the ease of administration principle, between certainty and convenience. The taxation implications that occur in calculating revenue sharing between the government and contractors are that the cost recovery becomes increasingly large which causes the Equity To Be Split become smaller. So, the tax imposed on the profit received by the contractor is also smaller."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Aman Mulyadi
"ABSTRAK
Tujuan dari thesis ini adalah untuk menginvestigasi efek dari harga minyak
terhadap PDB dan variable makroekonomi lainnya seperti inflasi dan nilai tukar.
Data kuartalan diantara 1999Q1 dan 2011 Q4 digunakan pada thesis ini. Data
yang digunakan adalah data PDB Indonesia, harga minyak dunia, inflasi Indonesia
dan nilai tukar Indonesia. Thesis ini juga menekankan pada efek harga minyak
terhadap PDB dan variable makroekonomi lainnya ketika Indonesia menjadi
Negara eksportir minyak dan importer minyak. Kebanyakan dari penelitian
terdahulu memperlihatkan hubungan positif antara harga minyak dan variable
makroekonomi pada Negara eksportir minyak dan hubungan negative pada
Negara importer minyak.
Dengan menggunakan metode VECM, hasil memperlihatkan bahwa ketika
harga minyak semakin tinggi menyebabkan PDB yang semakin tinggi juga pada
jangka pendek tetapi tidak signifikan. Hasil pada pengaruh harga minyak pada
inflasi dan nilai tukar juga tidak signifikan pada jangka pendek. Pada jangka
panjang harga minyak yang semakin tinggi akan berkontribusi terhadap PDB yang
semakin tinggi. Disisi lain, ketika Indonesia menjadi negara importer minyak efek
dari semakin tingginya harga minyak akan berkontribusi menjadikan PDB lebih
rendah dibandingkan pada periode Indonesia sebgai Negara eksportir minyak.
Selain itu, selama periode sebagai negara pengimpor minyak, kenaikan harga
minyak memicu kenaikan inflasi dan nilai tukar namun tidak signifikan

ABSTRACT
The aims of this paper is to investigate the effect of oil price to the GDP and
other macroeconomics variable such as inflation and exchange rate. Quarterly
time series data between 1999 Q1 and 2011 Q4 are employed in this paper. The
data used are Indonesia’s gross domestic product, world’s oil price, Indonesia’s
inflation, and Indonesia’s real exchange rate. In addition, this paper also
emphasizes to examine the effect of oil price to GDP and macoreconomic variable
when Indonesia experiences as a net oil exporter country and as a net oil importer
country. Most of previous studies show the positive relationship between oil price
and macroeconomic variables in the oil exporter countries and negative
relationship in the oil importer countries.
Using VECM methodology, the findings reveal that higher oil price leads to
higher GDP in the short run but insignificant.The result for the influence of oil
price in inflation and exchange rate also insignificant in the short run. In the long
run, higher oil price will contribute to higher GDP. On the other when indonesia
experience as a net oil importer country, the the effect of higher oil price will
contribute to lower GDP than that during period net oil exporter. In addition,
during period as a net oil importer country, the increase of oil price triggers the
increase of inflation and exchange rate but insignificant."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>