Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfi Naufida Ulinnuha
"ABSTRACT
Rumusan masalah skripsi ini berupa mengapa terjadi peningkatan pemanfaatan skema pinjaman luar negeri Indonesia terhadap IDB pasca 2010 didasari oleh hubungan Indonesia dengan IDB yang mengalami kecondongan baru yaitu peningkatan pemanfaatan skema pinjaman yang tidak terjadi pada periode sebelumnya. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kongruen menggunakan kerangka teori Pendekatan Negara Resipien dalam Pemanfaatan Skema Pinjaman Luar Negeri. Skripsi ini mengidentifikasi dua sebab peningkatan kerja sama Indonesia dengan IDB pasca 2010 yaitu [1] peran IDB sebagai bank pembangunan regional dalam mengisi kesenjangan pendanaan Indonesia pasca 2010 karena karakteristik pinjamannya dan [2] adanya implementasi government leadership dalam mekanisme pemanfaatan pinjaman IDB. Dalam perannya mengisi kesenjangan pendanaan Indonesia, IDB secara jumlah bantuan tidak besar dibanding mitra pembangunan yang lain, yakni sebesar 8,7 dari APBN 2016. Akan tetapi, angka ini tetap signifikan karena pinjaman IDB memiliki karakteristik di antaranya [1] IDB mampu memenuhi kebutuhan dana pembangunan infrastruktur Indonesia sebagaimana menjadi sebab kesenjangan pendanaan terbesar menurut RPJMN yang berlaku dan [2] IDB memberikan perhatian pada sektor vital pembangunan Indonesia yang tidak menjadi prioritas mitra pembangunan lainnya yaitu sektor pendidikan tinggi. Dalam implementasi government leadership, Indonesia memiliki posisi yang sama dengan IDB sehingga hubungan yang tercipta adalah kerja. Government leadership terhadap IDB dalam level operasional dijalankan oleh Kementerian Keuangan dan Bappenas RI. Hal ini juga diperkuat oleh peran elite lokal Bambang Brodjonegoro yang memiliki peran strategis seperti membumikan ekonomi syariah di Indonesia, mengarahkan komunikasi informal dengan pejabat IDB menjadi kerja sama formal, menginisiasi dan meresmikan Country Gateway Office di Jakarta, menyelenggarakan pertemuan tahunan IDB ke-41, dll. Akan tetapi, perlu dikritisi bahwa peran strategis yang dilakukan masih sebatas seremonial dan melekat pada jabatan yang dimilikinya. Dengan demikian, skripsi ini diharapkan berkontribusi secara akademis dalam mengembangkan kajian pendekatan resipien dalam pinjaman luar negeri dan secara praktis dalam meneguhkan praktik Kerja sama Selatan Selatan KSS.

ABSTRACT
The research question of the thesis is Why is there an increasing utilization of Indonesias foreign loan scheme to IDB post 2010 proposed based on Indonesias relationship with IDB which experienced a new trend that did not happened in previous period. The collected data is analyzed by congruent method using the theoretical framework of Recipient Country Approach in Utilization of Foreign Loan. This thesis identifies two causes of enhancement of Indonesia 39 s foreign loan scheme utilization to IDB post 2010 which are, 1 the role of IDB mdash as a regional development bank mdash in filling the Indonesias financing gap and 2 the implementation of government leadership in IDB lending mechanism. In its role to fill the financing gap, found that the IDB doesn rsquo t give large amount of aid contributed only 8,7 from APBN . However, this figure remains significant because IDB loans have different characteristics which are 1 IDB is able to meet Indonesia 39 s infrastructure development funding needs as stated it is the biggest financing gap based on current RPJMN and 2 IDB puts high attention to the vital sector of Indonesias development which is not the priority of other development partners namely the higher education sector. In the implementation of government leadership, Indonesia has the same position with IDB so the relationship created is cooperation. Government leadership to IDB in operational level is run by Ministry of Finance and Bappenas RI. It is also strengthened by the role of local elite Bambang Brodjonegoro who plays strategic role such as familiarizing sharia economy in Indonesia, directing informal communication with IDB officials into formal cooperation, initiating and inaugurating Country Gateway Office in Jakarta, organizing the 41st annual meeting of IDB, etc. However, it should be criticized that the strategic role is still merely ceremonial and attached to the position he has. But it can not be denied that there is implementation of government leadership itself. Thus, this thesis is expected to contribute academically in developing the study of recipient approaches in foreign loans and practically in affirming South South Cooperation KSS practices."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Wijiono Pambudi
"Pada pelaksanaan proyek dengan pinjaman luar negeri terdapat masalah terkait dengan penyerapan/pencairannya dan mengakibatkan keterlambatan proyek serta penyimpangan waktu perjanjian pinjaman. IDB Loan No.IND-01XX merupakan salah satu proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri yaitu oleh Islamic Development Bank. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek tersebut pada tahap pra-konstruksi (persiapan, lelang, dan perencanaan&desain). Digunakan metode survei terhadap Project Implementation Unit untuk mengetahui faktor yang berpengaruh yang selanjutnya akan dianalisa menggunakan metode RII. Diperoleh bahwa faktor regulasi IMB dan kinerja/kualitas konsultan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan proyek pada tahap pra-konstruksi.

The implementations of foreign loan project has issues related to the absorption / redeemed and result in project delays and time lapses of the loan agreement. IDB Loan No.IND-01XX is one of the projects funded by foreign loan which is by Islamic Development Bank. This study was conducted to determine the factors that influence the time performance on this project at pre-construction phase (preparation, tender, and Planning&design). Survei methods of Project Implementation Unit are used to determine the factors that influence which would then be analyzed using RII method. Provided that the IMB regulatory factor and consultants performance/quality is the major factor affecting the time performance of the project implementation at the pre-construction stage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaela Amin Awalimah
"Latar belakang penulisan tesis ini adalah tingginya tingkat hutang Iuar negeri Indonesia yang ternyata tidak dibarengi dengan pengelolaan yang efisien dan efektif. Salah satu penyebab pengelolaan yang kurang efisien tersebut adaiah terjadinya low disbursement yang berakibat pada besarnya dana APBN yang digunakan untuk pembayaran kembali rnelebihi perkiraan pembayaran semula.
Penelitian difokuskan pada kasus Loan IBRD 4290-IND dan Loan IDB IND-0063/64 yang bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor penyebab low disbursement sekaligus membandingkan kedua lender beserta cara penarikannya untuk mencari mama yang lebih menguntungkan;
2. Memberikan rekomendasi kebijakan terkait dengan masalah low disbursement.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dalam rangka memperoleh gambaran masalah penyerapan dana pinjaman Iuar negeri dari berbagai sudut pandang, balk dari karakteristik proyek maupun dari indikator lain. Penelusuran dokumen proyek yang dibiayai pinjaman Iuar negeri dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya low disbursement tersebut.
Indikator yang digunakan untuk mengukur low disbursement adalah : Progress Varian, yaitu selisih persentase waktu terpakai dan persentase penyerapan kumulatif; backlog, yaitu besarnya dana terpakai yang belum diisi kembali (replenished) oleh pihak lender; dan realisasi disbursement terhadap target disbursement pada tahun anggaran berjalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor rendahnya daya serap penarikan dana PLN adalah sebagai berikut:
1. Kekurangsiapan proyek dalam desain dan manajemen proyek;
2. Keterlambatan penyelesaian dokumen anggaran proyek akibat perubahan sistem maupun faktor manusia;
3. Perubahan kondisi/politik didaerah;
4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana proyek;
5. Faktor yang berasal dart lender;
6. Terjadinya backlog.
Karena tidak adanya metode yang compatible untuk membandingkan kedua lender yang berbeda karakteristik, penulis tidak dapat menentukan secara pasti lender mana yang lebih balk, namun dapat diambil beberapa kesimpulan perbedaan antara kedua lender tersebut sebagai berikut :
1. Lender IBRD menghitung cost of borrowing sejak effective date dan dikenakan pada dana yang sudah dan belum ditarik sehingga semakin lama low disbursement terjadi, makin besar kerugian yang harus dibayar. Pada lender IDB, cost of borrowing baru diperhitungkan jika sudah ada penarikan dan tidak dikenakan pada dana yang belum ditarik;
2. Jenis kegiatan proyek IDB lebih fieksibel karena borrower driven dan bukan lender driven seperti pada IBRD;
3. Porsi kegiatan 100% pada IDB lebih menguntungkan dibandingkan dengan sharing kegiatan seperti pada IBRD;
4. IDB memerlukan waktu pengusulan proyek yang rata-rata lebih lama dibanding IBRD;
5. Cara penarikan dengan pembayaran langsung yang umumnya digunakan IDB, cenderung lebih aman karena tidak ada backlog dibandingkan Reksus yang umum dikenakan IBRD.
Dan temuan-temuan di atas, penulis menyarankan beberapa kebijakan antara lain :
A. Kebijakan untuk mengatasi low disbursement :
1. Agar pemerintah lebih memperketat kriteria readiness filter dalam pengusulan proyek baru;
2. Agar Bappenas dan Depkeu dapat duduk bersama untuk mengatasi keterlambatan penerbitan dokumen anggaran;
3. Agar lebih meningkatkan koordinasi antar instansi terkait untuk menghindari kesalahpahaman;
4. Peningkatan kualitas SDM;
5. Perlunya diadakan kesepakatan dengan lender yang dapat mengikat untuk mengantisipasi kerugian sepihak;
6. Agar Depkeu dan proyek lebih intensif dalam melakukan replenishment.
B. Kiranya pemerintah perlu melakukan pemilihan lender termasuk Cara pembayaran yang lebih menguntungkan dan memiliki resiko yang lebih kecil atas keterlambatan proyek."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Manginar
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S25743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Naufaldo
"ABSTRAK
Bank Pembangunan Asia adalah lembaga keuangan internasional yang memainkan peran penting dalam pengembangan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan dari negara-negara berkembang, terutama di Asia. Dalam upaya bank untuk melakukan visi dan misinya, bank menyediakan beberapa alat bantu dan bantuan untuk Developing Member Country, antara lain, Bantuan Teknis, Jaminan, Investasi Ekuitas dan Pinjaman. Kredit Mikro atau keuangan mikro seringkali menjadi sektor yang paling terakhir dipentingkan dalam pembangunan untuk negara berkembang. Namun, kredit mikro justru merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat miskin pedesaan untuk pertumbuhan ekonomi mereka. Melalui penyediaan pinjaman di sektor ini, masyarakat miskin pedesaan diberi kesempatan untuk mengeksplorasi jasa keuangan baru dan peluang ekonomi, yang pada akhirnya dapat berkontribusi, dalam batasan apapun, untuk pembangunan nasional. Penelitian ini akan fokus pada pelaksanaan dan aspek hukum skema pinjaman Two-Step ADB dan sejauh mana melakukan bantuan pinjaman dapat berkontribusi untuk pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan di Indonesia melalui aplikasi di Microcredit Project LOAN 1327-INO. Skripsi ini merupakan Penelitian Yuridis Normatif yang menggunakan jenis data Sekunder yang berupa Anggaran Dasar ADB, UU No.23 / 1999 tentang Bank Sentral, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1/5 / PBI / 1999 serta Project Completion Report proyek Kredit Mikro ADB.

ABSTRACT
The Asian Development Bank is an international financial institution that plays a significant role in the development of welfare and poverty alleviation of developing countries, especially in Asia. Within the bank’s efforts to conduct its vision and mission, the bank provides several aids and assistances for the Developing Member Countries, among others, Technical Assistance, Guarantees, Equity Investments and Loans. Microcredit or microfinance is often the sector that is the least imperative in development to a developing country; yet, microcredit is needed for the rural poor for economic growth. Through providing a loan in this sector, the rural poor are given the chance to explore new financial services and economic opportunities and eventually may contribute, at any extent, to national development. This research will focus on the ADB’s Two-Step loan scheme’s implementation and legal aspects and to what extent does the loan contribute to the national development and poverty alleviation in Indonesia through the application in the Microcredit Project LOAN 1327-INO. This thesis is a Normative Legal Research analysing Secondary Data that consists of the ADB’s Articles of Association, Law No.23/1999, Bank of Indonesia Regulation No. 1/5/PBI/1999 as well as the ADB’s Microcredit Project Completion Report.
"
2015
S61948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Bumi Daya, 1982
332.1 BAN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Juari
"Penelitian yang berjudul Implikasi Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri Terhadap Commitment Fee dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Studi Kasus Proyek Pinjaman Luar Negeri dari Asian Development Bank dan World Bank bertujuan untuk melacak sejauh mana keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri menjadi penyebab besarnya jumlah commitment fee.
Metoda analisis yang digunakan adalah dengan analisis kualitatif dalam bentuk paparan untuk mengetahui implikasi keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri terhadap besarnya jumlah commitment fee. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah commitment fee, dalam bentuk data cross section.
Sebagai sample penelitian adalah berbagai pinjaman dari Asian Development Bank dan World Bank yang sudah selesai pelaksanaannya sekitar tahun 2002. Data commitment fee diperoleh dari Direktorat Urusan Luar Negeri Bank Indonesia sementara data lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pinjaman diperoleh dari Laporan Kinerja Pelaksanaan Proyek Pinjaman Luar Negeri-Bappenas yang juga dilakukan verivikasl dengan data dari Asian Development Bank dan World Bank.
Keterlambatan pelaksanaan proyek pinjaman luar negeri mempunyai lmplikasi terhadap meningkatnya jumlah commitment fee, balk pinjaman dari Asian Development Bank yang relatif bersifat liner maupun pinjaman dari World Bank yang ralatif cenderung bersifat ekponennsial. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan kebijakan masing-masing lender dalam penetuan dasar penghitungan commitment fee.
Fungsi commitment fee dipengaruhi oleh besarnya pinjaman (Pin), besarnya pencairan pinjaman saat perpanjangan (Disext), dan variabel dummy berupa lender (LD), dengan daya penjelas sebesar 62,5%. Sedangkan 37,5% sisanya yang tidal( dapat dijelaskan, kemungkinan disebabkan oleh penggunaan data statis sehingga tidak menampung dinamika data antar waktu, dan adanya variabel-variabel yang mempunyai hubungan positif dengan besarnya jumlah commitment fee, namun tidak siknifikan.
Berdasarkan hasil peneltian tersebut di atas, diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data cross section dan data time series atau data panel agar dapat menemukan model yang lebih bagus. Terkait dengan rekomendasi kebijakan, berdasarkan hasil analisa yang didasarkan oleh cara penghitungan beban commitment fee disarankan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pagu/kuota pinjaman dari ADB dibandingkan dengan WB. Atau dengan kata lain melakukan pengalihan pinjaman baru dari WB kepada ADB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alysha Athia
"[Dalam dunia penanaman modal, sumber pembiayaan untuk kegiatan usaha suatu perusahaan, khususnya perusahaan nonbank, dapat diperoleh melalui pendanaan dari dalam negeri maupun pendanaan dari luar negeri. Dengan digunakannya pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber pembiayaan suatu perusahaan, diperlukan pengelolaan terhadap pinjaman luar negeri dengan menerapkan prinsip kehati-hatian karena telah timbulnya peningkatan yang signifikan terhadap utang luar negeri swasta. Maka dari itu, penelitian ini merupakan penelitian hukum yang bersifat yuridis normatif dan bertujuan untuk mengetahui mengenai konsep, tujuan, pengaturan, dan permasalahan dalam kewajiban penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan pinjaman luar negeri korporasi nonbank. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri adalah suatu hal yang wajib dilakukan bagi setiap korporasi nonbank untuk memitigasi risiko-risiko seperti risiko nilai tukar, risiko likuiditas, dan risiko utang yang berlebihan agar kontinuitas kegiatan investasi tetap terjaga.

In the world of investments, financing resources for business activities of a company, particularly non-banking companies, can be obtained through domestic loans and foreign loans. With the use of foreign loans as a financing resource for those companies, it is very obliged to manage foreign loans by using the prudence principle because of a significant increase in private foreign debt. Therefore, this research is a normative legal research with the aim to determine the concept, purposes, regulation, and implementations of obligation in applying the prudence principle of managing foreign loans for non-banking companies in relation to investment. In this research, the conclusion is that this obligation is a must for all non-banking companies in order to mitigate risks such as foreign exchange risk, liquidity risk, and excessive debt risk so that the continuity of investment activities can be maintained., In the world of investments, financing resources for business activities of a company, particularly non-banking companies, can be obtained through domestic loans and foreign loans. With the use of foreign loans as a financing resource for those companies, it is very obliged to manage foreign loans by using the prudence principle because of a significant increase in private foreign debt. Therefore, this research is a normative legal research with the aim to determine the concept, purposes, regulation, and implementations of obligation in applying the prudence principle of managing foreign loans for non-banking companies in relation to investment. In this research, the conclusion is that this obligation is a must for all non-banking companies in order to mitigate risks such as foreign exchange risk, liquidity risk, and excessive debt risk so that the continuity of investment activities can be maintained.
]
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S60990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Novita Devi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penetapan capital requirement
terhadap perilaku pinjaman dan deposito bank konvensional dan bank syariah di
Indonesia periode 2005-2013. Teknik yang digunakan pada estimasi penelitian
menggunakan fixed effect model dan random effect model. Penulis menemukan bahwa
penetapan capital requirement memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
pinjaman baik pada bank konvensional maupun bank syariah di Indonesia. Sedangkan
penetapan capital requirement hanya memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
deposito bank konvensional. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa secara umum
peningkatan modal bank dapat meningkatkan pertumbuhan pinjaman dan deposito
bank konvensional dan bank syariah.
ABSTRACT
This research is aimed to analyze the effect of capital requirement policy on loan and
deposit behaviors of Indonesian conventional and Islamic bank in 2005-2013. Fixed
effect model and random effect model are used in the estimation. Researcher found that
capital requirement has a positive effect on loans growth in both conventional and
Islamic banks in Indonesia. However, it is found that capital requirement only has a
positive effect on deposits growth in conventional banks. These findings suggest that
changes in bank capital generally influenced an increase in loans and deposits growth
of both conventional and Islamic banks."
2014
S60538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Ardiansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggunaan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang digunakan para manajer bank untuk melakukan perataan laba pada bank syariah di Indonesia pada periode 2008-2014. Hal ini dilakukan karena literatur-literatur mengenai perilaku penggunaan PPAP sebagai perataan laba pada bank syariah di berbagai negara hasilnya masih memiliki kecenderungan yang berbeda-beda.
Dengan menggunakan model regresi panel fixed effects, peneliti berhasil menemukan terdapat hubungan positif yang signifikan diantara PPAP dengan laba sebelum pajak dan cadangan yang merupakan proksi dari perataan laba (income smoothing) meskipun bank juga terbukti telah melakukan proses pencadangan yang baik melalui PPAP.

This research aims to see whether Islamic Bank use loan loss provision (LLP) for income smoothing in Indonesia using data from 2008 to 2014. The research is inspired by the mixed results about the utilization of LLP on Islamic Bank in many countries around the world.
Using random effects model, researcher finds that there is a significant positive relationship between LLP and earnings before tax and provision (EBTP) which used for the proxy of managerial income smoothing. Additional finding is that the non-performing loan (NPL) is significant affecting the LLP. Showing that one of the main function of LLP to mitigate credit risk is proven.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>