Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adjie Fahrizal Sandi
"Peningkatan kadar CO2 pada setiap tahun dan terbatasnya sumber daya fosil untuk masa depan mendorong produsen mobil untuk mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik sebagai kendaraan masa depan. Pengembagan terus dilakukan di berbagai sektor, salah satunya pada sistem penyimpanan energi yaitu baterai. Peningkatan kapasitas baterai dan mempertahankan kapasitasnya menjadi tujuan utama dalam pengembangan sektor ini untuk mendorong mobil listrik menjadi mobil masa depan. Pada penelitian ini, pemanfaatan heat pipe dan PCM sebagai media pendingin pasif pada baterai membuat temperature baterai dapat dijaga, sehingga baterai tidak mengalami kelebihan temperatur yang menyebabkan degradasi kapasitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas heat pipe dalam menjaga temperatur baterai dan untuk mendapatkan jenis PCM terbaik beeswax dan RT 44 HC sebagai sistem pendingin baterai. Mengingat temperatur baterai harus dijaga pada rentang 25-55oC, pemanfaatan heat pipe berbentuk L pada baterai dapat mempengaruhi temperature baterai. Penurunan temperatur dapat mencapai 26.62oC pada 60 watt energi panas dari baterai bila dibandingkan jika tidak menggunakan apapun. Ketika PCM dikombinasikan dengan heat pipe menunjukan performa yang jauh lebih baik. Penurunan temperatur baterai dapat mencapai 31.93oC ketika beeswax digabungkan dengan heat pipe sebagai media pendigin baterai. Sedangkan ketika RT 44 HC digabungkan dengan heat pipe, penurunan temperatur dapat mencapai 33.42oC. Oleh karena itu PCM terbaik adalah RT 44 HC yang memiliki temperature leleh pada temperatur kerja baterai yang direkomendasikan, sehingga kalor latent dari PCM dapat dimanfaatkan. Kombinasi antara heat pipe dan PCM dapat menurunkan temperatur baterai lebih banyak karena heat pipe melepakan energi panas ke udara, dan PCM menyerapnya.

The Enhancement of CO2 level for each year and limited fossil energy resources for future lead to the car manufacturers starting to develop electric vehicle as the future vehicle. Developments are being done in many sectors, one of them in the energy supply. Increasing and maintaining battery capacity becomes one of the concern to create a sustainable electric vehicle. In this experiment, the utilization of heat pipe and PCM as passive cooling system on battery simulator have been conducted. The research objectives are to determine their effectiveness in maintaining battery temperature and to get the best PCM type beeswax and RT 44 HC for battery cooling system, considering the temperature should be maintained at 25 55 oC. The utilization of wick L shaped flat heat pipe as a passive battery cooling system influenced the temperature of battery, the battery temperature decreased until 26.62 oC on 60 watt of heat energy when it was compared with the battery did not use heat pipe and PCM. When PCM was combined with heat pipe also showed better performance. A maximum temperature decreased until 31.93oC when beeswax was added to the heat pipe. When RT 44 HC was combined to the heat pipe, the battery temperature decreased until 33.42oC. Therefore, the best PCM type which has melting temperature on recommended battery temperature. thus the PCM can use its latent heat to store more heat energy from the battery. Combination between heat pipe and PCM can reduced more battery temperature because heat pipe released heat energy and PCM absorbed it."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldy Putra Agatha
"Besarnya kenaikan angka emisi gas karbon saat ini tengah menjadi tantangan cukup besar bagi global. Saat ini kendaraan listrik sedang banyak digunakan karena dinilai dapat menjadi terobosan untuk mengurangi emisi gas karbon. Tujuan dari penelitian ini akan dibahas mengenai performa penggunaan sistem manajemen termal pasif pada baterai kendaraan listrik dengan menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan phase change material. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur pada dinding simulator baterai dengan menggunakan termokopel tipe K dengan modul NI DAQ 9214, c-DAQ 9174, dan tegangan listrik menggunakan digital power meter. Variasi pengujian dilakukan dengan memvariasikan besar daya pembangkitan panas pada heater yang terhubung pada simulator baterai sebagai representasi dari heat losses yang timbul saat baterai bekerja yaitu sebesar 9 W, 27 W, dan 45 W dan juga variasi komponen sistem pendingin yaitu pengujian baterai tanpa sistem pendingin, baterai dengan sistem pendingin heat sink, heat pipe, dan PCM serta baterai dengan sistem pendingin heat sink dan PCM. Dalam penelitian ini PCM yang digunakan adalah Rubitherm tipe RT 38. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan temperatur terbesar terjadi ketika dilakukan variasi daya pembangkitan panas 45 W dengan sistem pendingin menggunakan heat sink, heat pipe dan PCM dimana penurunan yang terjadi mencapai 22,95% dari 63,89 menjadi 49,23. Sedangkan pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,7% dari 49,4°C menjadi 46,09°C dan untuk daya pembangkitan panas 9 W temperatur baterai menurun sebesar 0,36% dari 41,20°C menjadi 41,05°C. Selain itu dilakukan juga variasi pengujian dengan menghilangkan heat pipe untuk melihat pengaruh penggunaannya. Didapatkan pada variasi 45 W temperatur baterai menurun sebesar 22,07% menjadi 49,79°C. Sementara pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,28% menjadi 46,3°C dan untuk daya 9 W terjadi penurunan temperatur sebesar 0,61% menjadi 40,95°C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendinginan baterai menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan PCM sebagai sistem pendingin pasif adalah metode pendinginan baterai yang efektif untuk mengurangi temperatur kerja pada baterai kendaraan listrik yang dapat dijadikan opsi penggunaannya untuk masa depan.

The current increase in carbon gas emissions poses a significant challenge globally. Electric vehicles are currently being widely used as they are considered a breakthrough in reducing carbon gas emissions. The objective of this research is to discuss the performance of using a passive thermal management system on electric vehicle batteries by utilizing a combination of heat sink, heat pipe, and phase change material (PCM). The testing was conducted by measuring the temperature on the battery simulator wall using a type K thermocouple with NI DAQ 9214 module, c-DAQ 9174, and electric voltage measured using a digital power meter. The testing variations were performed by varying the heat generation power on the heater connected to the battery simulator, representing the heat losses that occur during battery operation, namely 9 W, 27 W, and 45 W. Additionally, variations of cooling system components were tested, including battery testing without a cooling system, battery with a cooling system using heat sink, heat pipe, and PCM, as well as battery with a cooling system using heat sink and PCM. In this research, Rubitherm RT 38 type PCM was used. The results of this study indicate that the largest temperature reduction occurred when the heat generation power was varied at 45 W with a cooling system consisting of heat sink, heat pipe, and PCM, resulting in a reduction of 22.95% from 63.89°C to 49.23°C. For 27 W power, the battery temperature decreased by 6.7% from 49.4°C to 46.09°C, and for 9 W heat generation, the battery temperature decreased by 0.36% from 41.20°C to 41.05°C. Furthermore, testing variations were also performed by eliminating the use of heat pipe to observe its impact. It was found that at the 45 W variation, the battery temperature decreased by 22.07% to 49.79°C. Meanwhile, for 27 W power, the battery temperature decreased by 6.28% to 46.3°C, and for 9 W heat generation, there was a temperature reduction of 0.61% to 40.95°C. Based on the results of this research, it can be concluded that cooling the battery using a combination of heat sink, heat pipe, and PCM as a passive cooling system is an effective method to reduce operating temperature in electric vehicle batteries, which can be considered as an option for future use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Karenita
"Peningkatan jumlah emisi karbon menyebabkan pemerintah Indonesia memasang target bebas gas rumah kaca pada tahun 2060 dan membuat kebijakan penggunaan kendaraan listrik untuk mendukung tercapainya target tersebut. Pada kendaraan listrik, terdapat motor listrik yang berfungsi untuk mengonversikan energi listrik menjadi energi mekanik agar dapat bergerak, namun dalam proses konversi ini terjadi kerugian-kerugian yang menyebabkan temperatur motor meningkat. Temperatur motor yang terus meningkat hingga lebih dari 60℃ dapat menyebabkan penurunan performa dan kerusakan pada motor listrik, sehingga perlu adanya sistem pendinginan yang dapat mempertahankan temperatur motor listrik. Penelitian ini akan meneliti dan menguji Rotating Heat Pipe (RHP) sebagai sistem pendinginan pasif untuk motor listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pengukuran untuk pengujian RHP dan mengetahui kinerja dari RHP. Penelitian ini menggunakan RHP dengan termokopel yang sudah terpasang di permukaannya. Penelitian ini juga menggunakan slip ringyang akan diuji kemampuannya ketika digunakan sebagai perantara antara modul akuisisi data dan sensor termokopel. Dari penelitian, diketahui bahwa slip ring dapat digunakan untuk menguji RHP karena kemampuannya untuk mengukur temperatur dalam kondisi berputar. Selain itu, penggunaan RHP juga mampu menurunkan resistansi termal sebesar 30-66% dibandingkan pipa kalor diam. 

The increase in carbon emissions has prompted the Indonesian government to set a target of carbon neutrality by 2060 and implement policies promoting the use of electric vehicles to support the achievement of this target. Electric vehicles are equipped with electric motors that convert electrical energy into mechanical energy to propel the vehicle. During this energy conversion process, the motor experiences an increase in temperature due to various losses that cause the motor temperature rise. If the heat continues to increase and the motor temperature exceeds 60°C, it will reduce the performance or even lead to damage. Therefore, there is a need for a cooling system that can maintain the electric motor's temperature within its working range. This study aims to investigate and test the Rotating Heat Pipe (RHP) as a passive cooling system for electric motors. The objectives of this research are to develop measurement methods for RHP testing and evaluate the performance of the RHP. The study employs an RHP with installed thermocouples on its surface. Additionally, a slip ring is utilized to test its capability as a connector of the data acquisition module and the thermocouple sensor. The research confirms that the slip ring can be used to test the RHP due to its ability to measure temperature under rotating conditions. Furthermore, the use of RHP can reduces thermal resistance by 30-66% compared to stationary heat pipes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaki
"Peningkatan jumlah emisi karbon mendorong pemerintah Indonesia untuk menetapkan target bebas gas rumah kaca pada tahun 2060 dan membuat kebijakan penggunaan kendaraan listrik guna mendukung tercapainya target tersebut. Pada kendaraan listrik, baterai lithium-ion (Li-ion) berfungsi sebagai sumber tenaga utama. Namun, dalam proses penyimpanan dan penggunaan energi, baterai ini menghasilkan panas yang dapat menyebabkan suhu operasi melebihi 60℃, yang berpotensi menurunkan performa dan menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen termal yang efektif untuk menjaga suhu baterai dalam batas aman. Penelitian ini meneliti dan menguji Flat Loop Heat Pipe (FLHP) dengan fluida kerja air sebagai sistem pendinginan pasif untuk baterai ganda pada kendaraan listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pengukuran kinerja FLHP dan mengetahui efisiensinya dalam manajemen termal baterai. Penelitian ini menggunakan FLHP dengan variasi rasio pengisian fluida, suhu pendingin, dan laju aliran pendingin pada kondensor. Dari penelitian ini, diketahui bahwa rasio pengisian optimal adalah 60%, yang memberikan performa termal terbaik dengan menjaga suhu operasi baterai pada kondisi ideal. Suhu pendingin optimal ditemukan pada 25°C dengan laju aliran pendingin optimal sebesar 1,5 liter per menit. Kombinasi ini memberikan efisiensi pendinginan terbaik, menjaga suhu baterai dalam batas aman, dan meningkatkan keselamatan serta kinerja baterai pada kendaraan listrik.

The increase in carbon emissions has prompted the Indonesian government to set a target of zero greenhouse gas emissions by 2060 and implement policies to promote the use of electric vehicles (EVs) to support this goal. In EVs, lithium-ion (Li-ion) batteries serve as the primary power source. However, during energy storage and usage, these batteries generate heat that can cause the operating temperature to exceed 60°C, potentially decreasing performance and causing damage. Therefore, an effective thermal management system is required to keep the battery temperature within safe limits. This study examines and tests a Flat Loop Heat Pipe (FLHP) with water as the working fluid as a passive cooling system for dual batteries in electric vehicles. The objective of this research is to develop a performance measurement method for FLHP and evaluate its efficiency in thermal management of the batteries. The study uses FLHP with variations in filling ratio, coolant temperature, and coolant flow rate at the condenser. The results indicate that the optimal filling ratio is 60%, providing the best thermal performance by maintaining the battery's operating temperature within the ideal range. The optimal coolant temperature was found to be 25°C with an optimal coolant flow rate of 1.5 liters per minute. This combination offers the best cooling efficiency, keeping the battery temperature within safe limits and enhancing the safety and performance of the batteries in electric vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herka Manda Putra
"ABSTRAK
Manajemen termal sangatlah penting untuk memastikan kestabilan termal dan daya tahan jangka panjang pada baterai litium-ion. Pipa kalor pipih bersirip digunakan pada penelitian ini untuk membantu pelepasan kalor yang dibangkitkan oleh pemanas melalui baterai. Baterai litium-ion dimodelkan dengan menggunakan aluminium yang menyerupai modul baterai. Sistem saluran pendingin baterai yang dilengkapi dengan kipas diterapkan untuk meningkatkan laju perpindahan kalor yang di lepas oleh pipa kalor. Plat konduksi juga dipasang agar kalor yang diterima oleh pipa kalor dapat diperhitungkan. Pembangkitan kalor divariasikan agar pengaruh hambatan termal dapat terlihat. Dengan adanya pipa kalor, temperatur baterai berkurang secara signifikan. Permodelan baterai 3 dimensi disimulasikan dan dibandingkan dengan hasil data eksperimental. Dengan menggunakan pipa kalor, penurunan temperatur baterai dapat mencapai 55,58 °C pada pembangkitan daya 150 W. Hasil simulasi memperlihatkan persebaran temperatur pada dinding baterai dengan error rata-rata temperatur permukaan baterai terkecil yang menggunakan pipa kalor dan tanpa pipa kalor sebesar 10,70 % dan 5,33 %.

ABSTRACT
Thermal management is critical to ensure thermal stability and long term durability of the lithium-ion battery. Finned heat pipes are used in this study to help dissipating heat generated by heater through the batteries. Lithium-ion batteries modeled by using aluminum that resembles a battery module. The system contain of air duct which is streamed air by fan to increase heat transfer rate. Conduction plate is also fitted so that the heat received by the heat pipe can be calculated. The heat generation is variated so that the effect thermal resistance can be seen. With the heat pipe, the battery temperature is significantly reduced. Model is developed to describe the thermal distribution of the lithium-ion batteries, and compared through both simulation and experiment. By using two heat pipes, battery temperature can be reduce up to 55.58 °C at 150 W heat generation. The simulation shows the temperature distribution on battery surface using heat pipe and without heat pipe with the lowest average error temperature surfaces are 10.70 % and 5.33 %
"
2016
S64919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Ariantara
"ABSTRAK
Pembangkitan kalor pada baterai dan motor listrik akan meningkatkan temperatur kerjanya. Temperatur kerja yang terlalu tinggi dapat menurunkan kinerja dan memperpendek umur pakai baterai dan motor listrik. Kemajuan teknologi baterai telah menghasilkan baterai-baterai Li-Ion berdensitas energi sangat tinggi. Namun demikian, kemajuan ini disertai dengan resiko terjadinya thermal runaway yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan serius seperti yang dialami oleh pesawat Boeing 787 Dreamliner di Jepang pada 16 Januari 2017. Untuk operasi kendaraan listrik yang aman, dengan kinerja yang tinggi serta umur pakai yang panjang diperlukan sistem manajemen termal SMT yang handal dengan bobot ringan, ukuran yang ringkas dan hemat energi. Pipa kalor merupakan perangkat termal yang memiliki kapasitas perpindahan kalor per satuan luas yang tinggi, berbobot ringan, berukuran ringkas dan tidak memerlukan pasokan daya eksternal. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan prototipe SMT baterai dan motor kendaraan listrik berbasis pipa kalor serta pengembangan fabrikasi lotus-type porous copper LTP Copper untuk diterapkan sebagai sumbu kapiler pipa kalor. Prototipe SMT baterai dibuat mengunakan simulator baterai dengan menerapkan pipa kalor pipih berbentuk L yang bagian evaporatornya disisipkan di antara permukaan simulator baterai dan bagian kondensernya didinginkan dengan udara sekeliling. Prototipe SMT motor listrik menerapkan pipa kalor pipih berbentuk L yang bagian evaporatornya ditempatkan di bagian luar rumah motor dan bagian evaporatornya di depan kipas. Pada kedua prototip tersebut, pembangkitan kalor disimulasikan dengan pemanas listrik yang dayanya diatur melalui regulator tegangan. Kinerja prototip sistem manajemen termal baterai dan motor kendaraan listrik tersebut ditentukan secara eksperimental. LTP Copper difabrikasi menggunakan teknik slip casting dan sintering menggantikan proses Gasar. Struktur pori memanjang diperoleh dengan menggunakan pore former benang nilon. Parameter proses dioptimasi untuk mendapatkan permeabilitas dan laju pemompaan kapiler terbaik. SMT baterai berhasil menurunkan temperatur simulator baterai dari 71 C menjadi 50 C pada beban kalor 60 W. SMT motor listrik berhasil menurunkan temperatur permukaan motor dari 102.2 C menjadi 68.4 C pada beban kalor 150 W. LTP Copper berhasil dibuat dengan teknik slip casting dan sintering dan diterapkan sebagai sumbu kapiler pipa kalor melingkar. Pipa kalor melingkar tersebut dapat beroperasi pada rentang beban kalor yang lebar, yaitu 16 W hingga 160 W dan tahanan termal minimum 0,126 C/W pada beban kalor 148.6 W.

ABSTRACT
Heat generation in batteries and electric motors will increase the working temperature. Excessive working temperatures will degrade performance and shorten the life span. Advances in battery technology have resulted in a very high energy density Li Ion batteries. However, these advances are accompanied by the risk of thermal runaway that could lead to a serious accidents such as those experienced by a Boeing 787 Dreamliner aircraft in Japan on January 16, 2013. A safe operation with high performance and long service life requires a reliable thermal management system TMS with light weight, compact size, and low energy consumption. Heat pipes are thermal devices with a high heat transfer capacity per unit area, lightweight, compact size and requires no external power supply. This research develops the prototype of heat pipe based TMS of electric vehicle battery and motor and the fabrication of lotus type porous copper LTP Copper to be applied as heat pipe capillary wick. The prototype of the battery TMS was made using a battery simulator by applying L shaped flat heat pipes whose evaporator portion is inserted between the battery s simulator surfaces and the condenser portion cooled with ambient air. The prototype of the electric motor TMS also applied L shaped flat heat pipes whose evaporator section is placed on the outer surface and the condenser portion in front of the fan. In both prototypes, the heat generation is simulated with electric heaters whose power is regulated through a voltage regulator. The performance of the battery and motor TMS are determined experimentally. LTP Copper was fabricated using the slip casting and sintering techniques to replace a very complicated and costly Gasar process. Unidirectional pore structure is obtained by using nylon thread pore former. Process parameters consisting of copper powder diameter, pore former diameter, sintering temperature and holding time are optimized to obtain the best permeability and capillary pump rate. The battery TMS has successfully reduced the battery simulator temperature from 71 C to 50 C at 60 W heat load. The motor TMS has successfully reduced the surface temperature of the motor from 102.2 C to 68.4 C at 150 W heat load. LTP Copper with high permeability and capillary pumping rate was successfully made by slip casting and sintering technique and applied as a loop heat pipe capillary wick. The loop heat pipe could operate in a wide heat load range, which is 16 W to 160 W and a minimum thermal resistance of 0.126 C W at a 148.6 W heat load."
2017
D2296
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghany Heryana
"Riset kendaraan listrik terus berkembang seiring dengan menurunnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya sumber energi yang bebas dari polusi atau green energy. Menurunnya cadangan sumber daya fosil di Indonesia menjadi salah satu alasan utama. Saat ini Indonesia bukan lagi menjadi anggota OPEC karena kecilnya cadangan dan produksi minyak serta gas bumi. Jika hal ini tidak diantisipasi maka ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar akan semakin besar. Kendaraan bermotor merupakan salah satu pengguna energi fosil terbesar dan penyumbang polusi. Kebutuhan penggunaan kendaraan tidak dapat dihindari, oleh sebab itu diperlukan solusi kendaraan yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Kendaraan listrik merupakan solusi yang sangat tepat terkait hal tersebut. Tujuan untuk menurunkan emisi dengan menggunakan kendaraan listrik dapat tercapai, namun untuk mendapatkan efisiensi energi yang baik diperlukan perancangan dan perencanaan daya yang tepat. Jika tidak, alih-alih mendapatkan efisiensi yang baik, yang didapatkan justru penggunaan listrik yang boros. Penentuan kapasitas motor listrik dan baterai umumnya didasarkan pada pengalaman empiris periset lain atau produsen kendaraan listrik yang telah terlebih dahulu memulai. Resiko dari cara ini adalah adanya kelebihan daya, kekurangan daya, atau tidak sinkronnya kapasitas daya motor dengan baterai. Hal ini diketahui setelah kendaraan diuji coba. Riset dimulai dengan kajian secara teoritis untuk mendapatkan model matematis penggunaan daya. Sedangkan eksperimen kendaraan listrik ini dimulai dengan konversi kendaraan ICE menjadi kendaraan listrik murni. Kendaraan yang dimaksud adalah bis listrik. Penggerak utama kendaraan diganti dengan motor listrik. Konsekuensinya, penggerak lain seperti power steering, compressed air, dan air conditioner harus diberi motor tersendiri (multi motor). Sumber daya didapat dari baterai dengan tegangan dan kapasitas arus jam tertentu. Baterai dan beban-beban diintegrasi hingga kebutuhan minimum agar bis dapat berfungsi terpenuhi. Dari hasil pengujian dan pengambilan data, dengan kapasitas motor utama 115 kW dan tegangan 384 VDC, bis mengkonsumsi 1.02 kWh untuk jarak 1 km. Kebutuhan daya motor utama tergantung kepada jarak tempuh, beban, dan kecepatan. Sedangkan power steering, compressed air, dan air conditioner tegantung kepada waktu. Algoritma perancangan dan perencanaan daya kendaraan listrik berhasil mengurangi fase trial and error dan eksperimen serta dapat digunakan untuk perencanaan kendaraan listrik selanjutnya.

Electric vehicle research continues to grow along with the decline in fossil fuel reserves and increasing awareness about the importance of energy sources that are free from pollution or green energy. Indonesia's decline in fossil resource reserves is one of the main reasons. Currently, Indonesia is no longer a member of OPEC because of the small reserves and production of oil and gas. Indonesia's dependence on imported fuel will be even greater if this is not anticipated. Motor vehicles are one of the most significant users of fossil energy and a contributor to pollution. The need for vehicle use cannot be avoided. Therefore, vehicle solutions that are more energy-efficient and environmentally friendly are needed. Electric vehicles are the perfect solution for this. The goal of reducing emissions by using electric vehicles can be achieved, but getting good energy efficiency requires proper power design and planning. If not, what you get is wasteful use of electricity instead of getting good efficiency. The determination of the capacity of electric motors and batteries is generally based on the practical experience of other researchers or electric vehicle manufacturers who have already started. The risk of this method is the presence of excess power, lack of power, or not synchronizing the motor power capacity with the battery. It is known after the vehicle is tested. The research begins with a theoretical study to obtain a mathematical power usage model. Meanwhile, the electric vehicle experiment started with converting ICE vehicles into pure electric ones. The vehicle in question is an electric bus. An electric motor replaces the main drive of the vehicle. Consequently, other drivers, such as power steering, compressed air, and air conditioner, must be given their motor (multi-motor). The power source is obtained from a battery with a specific voltage and current capacity. Batteries and loads are integrated until the minimum requirements for the bus to function are met. From the results of testing and data collection, with the main motor capacity of 115 kW and a voltage of 384 VDC, the bus consumes 1.02 kWh for a distance of 1 km. Main motor power requirements depend on the distance traveled, load, and speed. Meanwhile, power steering, compressed air, and air conditioner depending on time. The design and power planning algorithm of electric vehicles has succeeded in reducing the trial and error and experimental phases and can be used for further planning of electric vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Angga Dexora
"Meningkatnya kebutuhan hidup menuntut kita untuk melakukan pekerjaan dengan lebih cepat, praktis dan dengan tenaga yang besar. Motor listrik adalah alat yang berperan penting dalam dunia industri. Penggunaan motor listrik dalam waktu yang lama akan mengakibatkan temperatur motor listrik melebihi temperatur kerja yang disarankan. Temperatur yang berlebih dapat mengakibatkan umur pakai dan efisiensi dari motor listrik menjadi berkurang. Salah satu solusi aplikatifnya adalah menggunakan heat pipe berbentuk - L sebagai pendingin pada motor listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa heat pipe berbentuk - L dalam mendinginkan motor listrik. Variasi yang dilakukan dalam pengujian ini adalah daya, waktu dan jumlah heat pipe.
Dari hasil penelitian ini penggunaan 8 buah heat pipe berbentuk - L dapat membuat temperatur dinding motor pada kisaran 68,21oC. Jumlah kalor paling tinggi yang dapat dilepas heat pipe ke lingkungan yaitu 25,515 J/s dan laju perpindahan kalor pada motor paling rendah ketika beban maksimal 150 W adalah 108,504 J dengan penggunaan 8 buah heat pipe.

The increasing of people?s needs require us to work faster, do more practical and need a high power. Electric motor is the important tool in industry. However, the use of an electric motor for a long time may cause the electric motor exceed the recommended working temperature. The exceed temperature may reduce teh lifespan and the efficiency of the electric motor. One of the applicative solution is using L - shaped heat pipe as a cooler on electric motor. This research aims to determine the performance of the L - shaped heat pipe effectiveness in cooling the electric motor. The variants of this research are power, time, and the number of the heat pipes.
The result of this research by using 8 L - shaped heat pipes is these pipes can raise the motor wall temperature until around 68.21oC. The highest heat that heat pipe can release to surroundings is 25.525 J/s and the lowest heat transfer in motor when using 150 W load is 108.504 J by using 8 heat pipes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welhelmina Vince
"Transportasi bermanfaat untuk mendukung aktivitas manusia menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Seiring dengan berjalannya waktu, sistem transportasi terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu perkembangan sistem transportasi di dunia adalah dengan penggunaan listrik sebagai pengganti bahan bakar transportasi. Indonesia, Motor merupakan transportasi yang paling banyak digunakan oleh penduduknya. Saat ini, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap penggunaan motor listrik, salah satunya dengan memperbanyak Stasiun Penggantian Baterai Kendaran Listrik Umum (SPBKLU). dengan demikian, penelitian ini membahas model optimasi untuk memilih lokasi terbaik untuk Stasiun Penggantian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Penelitian dilakukan pada salah satu wilayah padat penduduk Indonesia, DKI Jakarta. Penelitian dilakukan berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari artikel, jurnal, dan laporan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penggabungan antara Capacited Facility Location Problem (CFLP) dan Uncapacited Facility Location Problem (UFLP) untuk menentukan lokasi SPBKLU terpilih. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah kabinet pada setiap lokasi terpilih digunakan K-Means Clustering. GIS-Based digunakan untuk pemetaan awal calon fasilitas serta pemetaan lokasi terpilih. Terdapat 43 titik lokasi dan 1.164 kabinet untuk wilayah Jakarta Barat, 31 titik dan 884 kabinet untuk wilayah Jakarta Utara, 18 titik dan 624 kabinet untuk wilayah Jakarta Pusat, 19 titik dan 584 kabinet untuk wilayah Jakarta Selatan, serta 41 titik dan 1,138 kabinet untuk wilayah Jakarta Timur.

Transportation is useful to support human activities to be faster and easier. By the time, the transportation system continues to evolve following technological developments. One of the developments in the world's transportation system is the use of electricity as a substitute for transportation fuel. In Indonesia, motorbikes are the transportation that is most widely used by the population. Currently, the government has made efforts to increase public interest in the use of electric motorbikes, one of which is by increasing the number of Public Electric Vehicle Battery Replacement Stations. thus, this study discusses the optimization model to choose the best location for the Public Electric Vehicle Battery Replacement Station. The research was conducted in one of the densely populated areas of Indonesia, DKI Jakarta. The research was conducted based on secondary data obtained from articles, journals and research reports. The method used in this research is a combination of the Capacited Facility Location Problem (CFLP) and the Uncapacited Facility Location Problem (UFLP) to determine the location of the selected Public Electric Vehicle Battery Replacement Station. Furthermore, to find out the number of cabinets at each selected location, K-Means Clustering is used. GIS-Based is used for initial mapping of candidate facilities as well as mapping of selected locations. There are 43 location points and 1,164 cabinets for the West Jakarta area, 31 points and 884 cabinets for the North Jakarta area, 18 points and 624 cabinets for the Central Jakarta area, 19 points and 584 cabinets for the South Jakarta area, and 41 points and 1,138 cabinets for the regions East Jakarta."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verrell Benedicto Gianbelva
"Baterai adalah sebuah perangkat yang bisa mengubah energi kimia di dalamnya menjadi energi listrik yang bisa digunakan oleh perangkat elektronik. Salah satu jenis dari baterai adalah baterai Ni-MH. Baterai Ni-MH merupakan fokus dari penelitian penulis yang dilakukan dengan melakukan analisis dari karakteristik maupun aplikasi dari baterai Ni-MH. Salah satu fungsi penggunaan baterai Ni-MH adalah sebagai media penyimpanan energi listrik pada mobil hybrid. Selain itu, baterai Ni-MH memiliki suhu operasi ideal pada 25°C. Suhu ruangan yang lebih tinggi dari temperatur tersebut akan mengurangi usia pemakaian baterai. Hal tersebut terjadi pada daerah dengan iklim tropis yang memiliki kelembapan dan temperatur yang lebih tinggi, yaitu dengan temperatur di atas 30°C. Kondisi ini akan menyebabkan usia pakai baterai berkurang hingga menjadi lima tahun saja, berlainan dengan usia pakai baterai pada iklim subtropis yang bisa mencapai sepuluh tahun. Diduga, penyebab dari degradasi tersebut adalah sistem pendingin ruangan yang tidak efektif dalam menyediakan sirkulasi udara dan suhu pada ruangan peletakan baterai. Pada penelitian ini, suhu ruangan yang terukur berada di atas 30°C , tegangan dan kapasitas baterai mengalami degradasi dan terbukti bahwa temperatur mempengaruhi tegangan dan kapasitas baterai.

Battery is a device that can convert the chemical energy it stores into electrical energy that can be used by another electronic device. One of the battery types is Ni-MH battery. This research aims to study what Ni-MH batteries are, their characteristics, and their uses. One example of the use of Ni-MH is the Ni-MH battery as a storage place for electrical energy for a hybrid car. However, this battery ideally operates at 25° C. Room condition of temperature higher than the ideal operation temperature will shorten the battery life. This occurs in tropical area which have high humidity and temperature characteristics above 30°C. This condition causes the electric car battery to only last for five years, in contrast to the subtropical regions that can last for ten years. Allegedly, the cause is the ineffectiveness of the cooling system in providing a suitable operating temperature for the battery. On this research, the measured room temperature is above 30°C and the battery voltage and capacity experience the degradation. It is proven that the temperature affects the voltage and capacity of the battery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>