Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aloysius Brahmarsi Mahagnyana
"ABSTRACT
Perkembangan dunia industri telah menimbulkan konsekuensi pencemaran limbah cair. Salah satu logam yang mempengaruhi kondisi perairan saat ini adalah logam berat seperti timbal Pb. Timbal Pb dapat memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan makhluk hidup terutama di dalam air. Salah satu langkah untuk mencegah pencemaran lebih lanjut adalah menggunakan material mesopori silika yang memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal yang teratur dan dapat diaplikasikan sebagai adsorban logam berat. Pada penelitian ini, material mesopori silika SBA-15 telah berhasil disintesis dan telah berhasil difungsionalisasikan dengan CPTMS. Sintesis dari SBA-15 dilakukan dengan metode sol-gel menggunakan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor dan Pluronic-123 P123 sebagai surfaktan. Kemudian SBA-15 difungsionalisasikan dengan CPTMS dengan toluene sebagai pelarutnya. Karakterisasi dilakukan menggunakan TEM untuk mendapatkan gambar, BET untuk luas permukaan dan ukuran pori, Quantachrome N2 untuk morfologi pori, SAXRD untuk kristalinitas, FTIR untuk identifikasi ikatan kimia, dan AAS untuk uji adsorbsi. SBA-15 dan SBA-15 CPTMS tidak menunjukkan perbedaan signifikan kecuali pada nilai luas permukaan dan ukuran pori SBA-15-CPTMS yang lebih kecil. Meskipun SBA-15-CPTMS memiliki luas permukaan yang lebih kecil dibandingkan SBA-15 murni, kapasitas adsorbsi dari SBA-15-CPTMS memiliki nilai yang lebih tinggi terutama pada konsentrasi adsorban yang rendah. Maka dapat disimpulkan fungsionalisasi SBA-15 dengan CPTMS dapat meningkatkan kapasitas adsorbsi logam berat timbal Pb.

ABSTRACT
The advancement of industrial world has brought up contamination consequences throughout the water system. Lead Pb is one of the heavy metal that can inflict catastrophic cause especially for the water ecosystem. One of the countermeasure to prevent such thing is to use mesoporous silica nano material that has high surface area, diameters, and pore volume with ordered hexagonal structure to adsorb heavy metal contaminant such as Pb. In this research, mesoporous silica SBA 15 has been succesfully synthesized and its surface has been modified functionalized with CPTMS. The synthesis of pure SBA 15 was conducted by sol gel method using Tetraorthosilicate TEOS and Pluronic 123 P123 as precursor and template respectively. The functionalization process was conducted with the help of CPTMS and dissolved into toluene. The characterization methods used in this research are as follows TEM for imaging, BET for surface area and pore size calculation, Quanthacrome N2 adsorption for pore morphology, SAXRD for crystallinity, FTIR for chemical substance identification, and AAS for adsorption test. SBA 15 and SBA 15 CPTMS does not show significant differences except the lower value of surface area and pore size on SBA 15 CPTMS. Despite lower surface area and pore size of SBA 15 CPTMS in comparison with pure SBA 15, the effectivity of SBA 15 CPTMS in lead adsorption much higher than pure SBA 15 especially at lower concentration of adsorbents. It can be concluded that functionalization of SBA 15 using CPTMS has further increased the adsorption capacity of Lead Pb."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Delayori
"ABSTRACT
Perkembangan sains dan teknologi yang meningkat secara pesat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta proses industrialisasi. Proses industrialisasi menghasilkan limbah industri yang mengandung logam berat seperti tembaga Cu. Limbah industri dapat menyebabkan pencemaran lingkungan disekitar daerah industri yang ditinggali 15 juta atau 6 dari penduduk Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan material mesopori silika Santa Barbara Amorphous SBA-15 sebagai adsorban. SBA-15 disintesis menggunakan proses sol gel menggunakan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor dan Surfaktan Pluronik 123 Triblok Kopolimer sebagai template serta 3-Chloropropyl trimethoxysilane CPTMS sebagai fungsionalisasi agen untuk memodifikasi permukaan SBA-15 agar dapat menjadi adsorban yang baik. Material tersebut dikarakterisasi oleh SAXRD dan TEM untuk mempelajari kristalinitas dan struktur pori material tersebut, FTIR untuk menunjukan kehadiran gugus organik, Brunauer Emmet Teller BET N2 uji adsorpsi isoterm pada 77 K untuk mengetahui luas permukaan pori, serta AAS untuk mengetahui konsentrasi ion setelah proses adsorpsi. Struktur kristal SBA-15 dan SBA-15 CPTMS diketahui adalah 2D heksagonal dengan struktur pori SBA-15 lebih teratur dibanding SBA-15 CPTMS. Luas permukaan SBA-15 CPTMS diketahui lebih rendah dibanding SBA-15, dengan perbandingan 711.061 m2/g dan 831.996 m2/g. Meskipun begitu, pada uji adsorpsi Tembaga, SBA-15 CPTMS memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi.

ABSTRACT
The high development of science and technology affects the economic growth and industrialization process. The industrialization process produces industrial waste which contain heavy metal such as copper Cu. This industrial waste can harm the environment surronding industrial areas where 15 million or 6 of the Indonesian population live. In order to overcome this problem, mesoporous silica material Santa Barbara Amorphous 15 SBA 15 is used as an adsorbent. SBA 15 was synthesized through sol gel process using tetraorthosilicate as precursor, Pluronic 123 triblock copolymer as template, and 3 chloropropyl trimethoxysilane CPTMS as functionalized agent. CPTMS was used to modify the SBA 15 surface in order to improve the materials as adsorbent. The materials were characterized using SAXRD and TEM to study material rsquo s cristallinity and pore structure, the presence of organic group was examined using FTIR, the surface area of SBA 15 and SBA 15 CPTMS were characterized using Brunauer Emmett Teller BET N2 adsorption isotherm test at 77 K, and the ions concentration in solution after adsorption process was determined using AAS. The crystal structure of SBA 15 and SBA 15 CPTMS was found 2D heksagonal with a more regular SBA 15 pore structure than SBA 15 CPTMS. The surface area of SBA 15 CPTMS was found to be lower than SBA 15, 711.061 m2 g in comparison to 831.996 m2 g. However, in copper adsorption test, it was found that SBA 15 CPTMS has higher adsorption ability."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewantoro Adhy Putranto
"ABSTRACT
Silika mesopori SBA-15 telah disintesis menggunakan tetraorthosilicate sebagai prekursor dan kopolimer triblok P123 sebagai template melalui proses sol-gel dan diteruskan melalui proses hidrotermal dan kalsinasi. Kemudian, SBA-15 di modifikasi menggunakan agen fungsionalisasi CPTMS 3-chloropropyl trimethoxysilane . Dalam penelitian ini, dibandingkan nilai penghilangan Zn menggunakan adsorban SBA-15 dan SBA-15-CPTMS. Keduanya digunakan sebagai adsorban untuk Zn dari air limbah industri menggunakan sampel air laboratorium. Adsorban tersebut juga di karakterisasi menggunakan SAXRD, FTIR untuk mengetahui gugus organik dan AAS untuk pengukuran konsentrasi ion dalam lautan setelah proses adsorpsi. Berdasarkan hasil katakterisasi BET, SBA-15 memiliki luas permukaan 831,996 m2/g, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan luas permukaan SBA-15-CPTMS sebesar 711,061 m2/g. Dari hasil AAS, SBA-15-CPTMS memiliki efektivitas dalam adsorpsi logam Zn lebih rendah daripada SBA-15 murni.
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
Mesoporous silica SBA 15 has been synthesized using Tetraorthosilicate as precursor and Pluronic 123 triblock copolymers as template through the sol gel method then continue with hydrothermal and calcination process. The surface of SBA 15 was modified using functionalization agent CPTMS 3 chloropropyl trimethoxy silane . In this study, we compared the percentage of Zn removal using CPTMS SBA 15 and SBA 15 systems. These SBA 15 CPTMS and SBA 15 were used as adsorbent of Zn from industrial waste water using laboratory water samples. The materials were characterized by SAXRD, the presence of organic group was demonstrated by FTIR, and the ions concentration in solution after adsorption process was determined by AAS. SBA 15 was found to have surface area of 831.996 m2 g higher than SBA 15 CPTMS which has surface area at 711.061 m2 g. CPTMS SBA 15 showed lower effectiveness in adsorption of those metals than pure SBA 15. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami Agustina Adriyani Anwar
"ABSTRACT
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan populasi penduduk di Indonesia, maka aktivitas ekonomi juga turut meningkat. Salah satunya adalah proses industrialisasi yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Proses industrialisasi ini menghasilkan efek samping yaitu menurunnya kualitas lingkungan akibat limbah industri. Limbah industri yang berbentuk cair mengandung logam berat kadmium yang dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Material mesopori SBA-15 disintesis, dikarakterisasi, dan digunakan sebagai material adsorben untuk remediasi limbah cair dari logam berat kadmium Cd . Material mesopori SBA-15 memiliki area permukaan yang luas, ukuran dan diameter pori yang besar, dan memiliki struktur mesopori yang seragam sehingga cocok untuk digunakan dalam media cair. Material mesopori SBA-15 disintesis menggunakan kopolimer triblok Pluronik 123 sebagai surfaktan dan Tetraorthosilicate TEOS sebagai prekursor silika. Selanjutnya material ini difungsionalisasi menggunakan 3-Chloropropyl Trimethoxysilane CPTMS untuk memodifikasi permukaannya. Penelitian ini menghasilkan dua material adsorben yaitu SBA-15 yang didapat dari proses sintesis dan SBA-15 CPTMS hasil fungsionalisasi material awal SBA-15 sebelumnya. Material-material tersebut dikarakterisasi menggunakan XRD untuk mengetahui struktur kristalnya, gugus organik diamati menggunakan FTIR, adsorpsi-desorpsi nitrogen dilakukan dengan metode BET dan pengamatan morfologi permukaan diamati dengan TEM serta konsentrasi ion dalam larutan setelah proses adsorpsi dihitung menggunakan AAS. Material mesopori SBA-15 yang berhasil disintesis ini memiliki karakteristik material mesopori terbukti dengan hasil pengujian yang telah dilakukan seperti SAXRD menunjukkan bahwa material mesopori memiliki struktur kristal dengan adanya puncak-puncak difraksi yang terdeteksi. Sedangkan, hasil pengamatan TEM menunjukkan morfologi permukaan material, SBA-15 CPTMS memiliki permukaan yang lebih terang dibandingkan SBA-15 akibat proses fungsionalisasi oleh klor. Selanjutnya, hasil pengujian FTIR menunjukkan bahwa terdapat perbedaan gugus fungsi yang terbentuk antara material SBA-15 dan SBA-15 CPTMS. Hasil pengujian BET menunjukkan proses sintesis material mesopori SBA-15 menghasilkan luas permukaan sebesar 831.996 m2/g, sedangkan produk fungsionalisasi yaitu SBA-15 CPTMS menghasilkan luas permukaan sebesar 711.061 m2/g. Material SBA-15 CPTMS menunjukkan luas permukaan dan ukuran pori yang lebih kecil dibandingkan SBA-15 tetapi hal ini tidak mengganggu keefektifan adsorpsinya terhadap logam berat kadmium Cd karena menunjukkan penyerapan yang lebih tinggi dari SBA-15. Adapun konsentrasi optimum material adsorben untuk menyerap logam berat kadmium dengan presentase paling tinggi pada penelitian ini adalah sebesar 120 mg/l.

ABSTRACT
Along with the increasing population growth in Indonesia, the economic activity also increases. One of them is a growing industrialization process to meet the needs of the community. This industrialization process produces side effects that is the decrease of environmental quality due to industrial waste. Industrial waste in the form of liquid contains heavy metals cadmium that can be harmful to humans and the surrounding environment. The SBA 15 mesoporous material was synthesized, characterized, and used as an adsorbent material for remediation of liquid waste from cadmium Cd heavy metals. The SBA 15 mesoporous material has large surface area, large pore size and diameter, and has a uniform mesoporous structure making it suitable for use in liquid media. The SBA 15 mesoporous material was synthesized using triblock copolymers Pluronic 123 as surfactants and Tetraorthosilicate TEOS as precursors of silica. Furthermore this material is functionalized using 3 Chloropropyl Trimethoxysilane CPTMS to modify its surface. This study yielded two adsorbent materials which is SBA 15 obtained from the synthesis process and SBA 15 CPTMS resulted from functionalization of the initial material. The materials were characterized using XRD to determine the crystal structure, the organic groups were observed using FTIR, nitrogen adsorption desorption was performed by BET method and observation of surface morphology was observed with TEM and ion concentration in solution after adsorption process was calculated using AAS. The synthesized SBA 15 mesoporous material has proven mesoporous material characteristics with assay results that have been performed such as SAXRD showing that the mesoporous material has a crystal structure in the presence of detectable diffraction peaks. Whereas, the TEM observations show the surface morphology of the material, SBA 15 CPTMS has a lighter surface than the SBA 15 due to the process of functionalization by chlorine. Furthermore, FTIR test results show that there are differences in functional groups formed between SBA 15 and SBA 15 CPTMS materials. Last, BET test results show that the synthesis process of the SBA 15 mesoporous material yielded a surface area of 831,996 m2 g, while the functionalization product SBA 15 CPTMS yielded a surface area of 711.061 m2 g. The SBA 15 CPTMS material shows a smaller surface area and pore size than the SBA 15 but this does not interfere with the effectiveness of its adsorption to heavy metal cadmium Cd because it exhibits higher adsorption of SBA 15. The optimum concentration of adsorbent material to adsorb cadmium heavy metals with the highest percentage in this study amounted to 120 mg l. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfina Nurul Haqoh
"Perkembangan teknologi membuat proses industrialisasi di wilayah DKI Jakarta dan seluruh Indonesia semakin cepat. Proses industrialisasi yang pesat memiliki dampak yang negatif yaitu terjadinya pencemaran terhadap air, laut, udara dan tanah. Pencemaran lingkungan salah satunya berupa pencemaran oleh logam berat seng (Zn). Selain limbah logam berat, Indonesia dengan produksi jagung sebanyak 19,6 juta ton berpotensi menghasilkan limbah tongkol jagung yang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan kedua masalah tersebut, limbah berupa tongkol jagung dimanfaatkan sebagai bahan baku ekstraksi silika. Silika diekstraksi menggunakan larutan alkali dan larutan asam untuk membentuk xerogel. Karakterisasi yang digunakan yaitu X-ray Diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR), Braun Emmet Teller (BET), Energy Dispersive X-Ray (EDX) dan X-ray Fluorosence (XRF). Silika yang telah diekstraksi menghasilkan luas permukaan optimum sebesar 360,5 m2/g. Selanjutnya silika difungsionalisasi menggunakan CPTMS agar lebih aktif dan dapat digunakan sebagai material remediasi logam cair Zn. Proses fungsionalisasi menurunkan luas permukaan silika menjadi 301,8 m2/g. Meskipun demikian, berdasarkan uji serapan tembaga dengan AAS, silika CPTMS memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi.

Technological developments make the industrialization process in the DKI Jakarta region and throughout Indonesia even faster. The rapid industrialization process has a negative impact, namely the occurrence of pollution to water, sea, air and land. One of the environmental pollution is pollution by heavy metal zinc (Zn). On the other hand, Indonesia with corn production of 19,6 million tons has the potential to produce corn hump waste that has no economic value. Based on these two problems, corn cobs are used as raw material for silica synthesis. Silica is synthesized using an alkaline solution and an acid solution to form xerogel. Characterization used was X-ray Diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR), Braun Emmet Teller (BET), Energy Dispersive X-Ray (EDX) and X-ray Fluorence (XRF). The synthesized silica produces an optimum surface area of 360,5 m2/g. Furthermore, silica functionalized using CPTMS to be more active and can be used as Zn liquid metal remediation material. The functionalization process reduced the silica surface area to 301,8 m2/g. However, based on copper absorption tests with AAS, silica CPTMS has a higher adsorption ability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Muhammad Basyir
"Pada pemerosesan industri tekstil banyak menggunakan air, zat pewarna juga bahan kimia campuran yang berdampak pada timbulnya limbah cair tekstil [1]. Salah satu komponen limbah berbahaya yang terkandung dalam limbah cair tekstil adalah logam-logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) [1]. Contoh langkah untuk mencegah pencemaran logam berat cair adalah menggunakan material mesopori silika seperti SBA-15 karena memiliki luas permukaan, diameter, serta volume pori yang besar serta struktur heksagonal teratur sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini, dilakukan analisis studi kepustakaan sintesis mesopori SBA-15 dengan metode sol-gel serta fungsionalisasi CPTMS yang telah berhasil dilakukan dan dilanjutkan menganalisis kemampuan serapannya pada logam berat kadmium (Cd), tembaga (Cu), seng (Zn), dan timbal (Pb). Tipikalnya, menyintesis SBA-15 dilakukan menggunakan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) sebagai prekursor dan Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) sebagai surfaktan. Kemudian, hasil produk SBA-15 dilakukan fungsionalisasi CPTMS dengan metode post grafting. Hasil karakterisasi memperlihatkan, pada perhitungan BET dibanding sampel SBA-15 murni, sampel SBA-15 CPTMS mengalami penurunan parameter diameter pori dari 29,203 menjadi 28,521 Å, volume pori dari 265,161 menjadi 199,694 cm3/gr dan luas permukaan spesifik dari 831,996 menjadi 711,061 m2/gr, pada pengujian SAXS, sampel SBA-15 CPTMS tidak terdapat perbedaan signifikan dengan SBA-15 dengan tetap memperlihatkan puncak bidang (100), bidang (110) dan bidang 200, pada pengamatan TEM, sampel SBA-15 CPTMS tetap mempertahankan bentuk heksagonalnya, dan pada pengujian FTIR, terlihat adanya gugus klorida (-Cl) pada gelombang 500 cm 1 yang menunjukkan proses fungsionalisasi CPTMS berhasil dilakukan. Sementara, hasil pengujian serapan logam berat dengan AAS memperlihatkan fungsionalisasi CPTMS tidak memiliki selektivitas yang baik pada logam berat kadmium (Cd) dan seng (Zn) karena penurunan nilai persentase penyerapan. Namun, perhitungan kapasitas adsorpsi memperlihatkan bahwa diseluruh sampel pengujian logam berat terjadi peningkatan kapasitas adsoprsi sampel SBA-15 CPTMS bila dibandingkan dengan SBA-15 murni.

In the textile industry, production process is widely used water, dyes and chemicals that have an impact on the emergence of textile liquid waste [1]. Examples of hazardous waste components contained in textile liquid waste are heavy metals mainly derived from colouring agents such as cadmium (Cd), lead (Pb), copper (Cu), and zinc (Zn) [1]. Efforts that can be made to prevent the water pollution containing liquid heavy metals is to use silica mesoporous materials such as SBA-15 because it has a large surface area, pore diameter, pore volume and ordered hexagonal structure so that it can be applied as heavy metals adsorbents. In this research, an analysis of the literature review of SBA-15 mesoporous materials synthesis using sol-gel method and CPTMS functionalization has been successfully carried out and continued by analysing its adsorption ability in heavy metals such as cadmium (Cd), copper (Cu), zinc (Zn), and lead (Pb). Typically, synthesizing SBA-15 is carried out using Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) as a precursor and Triblock Copolymer Pluronic 123 (P-123) as a surfactant. Then, the results of the SBA-15 product were carried out CPTMS functionalization with the post grafting method. The characterization results show, in the BET calculation compared to pure SBA-15 samples, SBA-15 CPTMS samples decreased pore diameter parameters from 29,203 to 28,521 Å, pore volume from 265,161 to 199,694 cm3/gr and specific surface area from 831,996 to 711,061 m2/gr, in the SAXS test, the SBA-15 CPTMS sample was not significantly different from the SBA-15 while still showing peak plane (100), plane (110) and plane (200), on TEM observations, SBA-15 CPTMS samples remained maintaining its hexagon shape, and in the FTIR test, a chloride group (-Cl) in the 500 cm-1 wave showed a successful CPTMS functionalization. Meanwhile, the results of heavy metal adsorption testing with AAS showed that CPTMS functionalization did not have good selectivity on cadmium (Cd) and zinc (Zn) heavy metals due to a decrease in the percentage of adsorption. However, the adsorption capacity calculation shows that throughout the heavy metal test sample there is an increase in the adsorption capacity of the SBA-15 CPTMS sample when compared to the pure SBA-15."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Srihayu Harsanti
"ABSTRAK
Endosulfan adalah salah satu senyawa POPs organoklorin pada era revolusi hijau yang disukai petani karena kemanjurannya. Namun saat ini masih ditemukan di lapang. Endosulfan bersifat persisten, bioakumulatif, dan sangat toksik terhadap makrobiota. Keberadaan endosulfan harus dipantau dan dilakukan upaya reduksinya agar tidak mencemari lingkungan, dan untuk keamanan pangan, serta memenuhi ketentuan Konvensi Stockholm. Sekitar 18,12 dari total tanah sawah di Kabupaten Jombang telah terkontaminasi endosulfan dengan kategori telah melebihi Batas Maksimum Residu BMR dan 22,5 di bawah BMR. Upaya remediasi harus dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal di Kabupaten Jombang seperti limbah tongkol jagung dan pupuk kandang. Limbah tongkol jagung belum optimal dimanfaatkan. Biochar dari limbah tongkol jagung berpotensi untuk memperbaiki tanah sawah terkontaminasi endosulfan. Penelitian ini bertujuan 1 mengetahui kemampuan teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal dalam memperbaiki kualitas tanah sawah dan produk pertanian tercemar insektisida endosulfan, 2 mengkaji dampak teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan dengan menggunakan perangkat valuasi ekonomi, sosial, dan lingkungan dan 3 membangun model statistik remediasi berkelanjutan dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015-Mei 2016 dengan metode survey dan eksperimen di rumah kaca. Eksperimen di rumah kaca menggunakan rancangan percobaan acak lengkap dengan tujuh perlakuan kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak yang diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan 1 Teknologi remediasi tanah sawah tercemar insektisida endosulfan dengan limbah pertanian dapat memperbaiki kualitas tanah dan produk pertanian padi . Kombinasi biochar tongkol jagung dan kompos kotoran sapi atau ayam 1:4 efektif sebagai bahan pembenah tanah untuk remediasi tanah sawah tercemar residu insektisida endosulfan dengan kemampuan mempercepat penurunan ?-endosulfan hingga lebih rendah dari konsentrasi BMR < 0,0085 ppm berkisar 66,5 - 70,9 dengan waktu remediasi selama 74 hari 21 hari lebih cepat daripada tanpa remediasi ; Kombinasi biochar tongkol jagung dengan pupuk kandang sapi atau ayam pada nisbah 1:4 dapat menurunkan residu metabolit endosulfan sulfat hingga di bawah BMR < 0,0085 ppm masing-masing sebesar 1,8 -67,3 pada MT I, dan 49,7 -67,7 pada MT II dan terjadi pada kondisi anaerob; Kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak mampu meningkatkan kesuburan tanah antara lain pH, P tersedia, C organik tanah, N total, dan populasi bakteri dalam tanah; serta meningkatkan hasil padi 10-13 2 Teknologi remediasi dengan memanfaatkan biochar tongkol jagung yang dikombinasi dengan kompos kotoran ayam atau sapi dapat memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga inovasi tersebut dapat diterima oleh petani; dan 3 Model statistik remediasi tanah sawah Inceptisol tercemar residu endosulfan dengan memanfaatkan limbah pertanian dapat dibangun dengan mempertimbangkan karakteristik tanah terutama kandungan C-organik tanah dan populasi bakteri total dalam tanah.Kata kunci: limbah tongkol jagung, kompos kotoran sapi, kompos kotoran ayam biochar, remediasi, endosulfan, keberlanjutan

ABSTRACT
Endosulfan is one of POPs organochlorine compounds on green revolution era that was mostly preferred by farmers because of its efficacy. However, it still found in the field. Endosulfan is persistent, bio accumulative, and most toxic on macrobiota. Its existence in soil must be monitored and its reduction must be controlled so that it do not contaminate the environment and food safety and comply Stockholm Convention. About 18.12 of total rice fields in Jombang districts has contaminated by endosulfan that has been over Maximum Residue Limits MRLs and 22,5 less of MRLs. Remediation should be done by using local sources such as corn cob waste and compost of cattle manure. In fact, the waste of corn cob has not used optimally yet. Biochar from corn cob waste has the potency to remediate rice fields contaminated endosulfan. The research objectives were 1 to determine ability of remediation technology using agricultural wastes based local resources in improving quality of paddy soil and agricultural products that polluted by endosulfan insecticide, 2 to study the impacts of remediation technology using agricultural wastes based local resources in rice fields contaminated by endosulfan through economic, social, and environment valuation instruments, and 3 to arrange statistical model of sustainable remediation using agricultural waste based local resources in rice field contaminated by endosulfan. The research was conducted from June 2015 till May 2016 using survey and screen house experiment methods. The screen house experiment was arranged using completely randomized design with seven treatment of combination of corn cob biochar and farmyard manure with three replicates. The research result showed that 1 remediation technology of rice fields contaminated by endosulfan using agricultural waste as a soil amendment could improve the quality of paddy soil and rice products. The combination of corn cob biochar and compost of cattle manure or chicken manure 1 4 could effectively remediate rice field contaminated by endosulfan insecticide till less than MRLs 0.0085 ppm as much as 66.5 ndash 70.9 . The time of remediation to reduce the residue up to less than MRLs was 74 days 21 days faster than without remediation . The combination of corn cob biochar and cattle manure or chicken manure with 1 4 ratio could decrease endosulfan sulfate metabolite less MRLs 0,0085 ppm 1.8 67.3 in 1st cropping season and 49.7 67.7 2nd cropping season , respectively, that a decrease is in anaerobe condition Soil amendment could increase soil fertility, i.e. pH, available P, soil organic C, total N, and bacteria population and increased 10 13 of rice yield 2 remediation technology using corn cob biochar combined manure from either cattle or chicken could impact positively on aspects of economy, social, and environment so that innovation could be acceptable by farmers and 3 statistical model of remediation of Inceptisol rice field that contaminated by endosulfan using agricultural waste could be built with considering soil characteristic especially organic C and soil bacteria total factors. Its usage was suitable with level of endosulfan contamination and has some similarities ecological characteristics.Keywords corn cob waste, cattle manure compost, chicken manure compost, biochar, remediation, endosulfan, sustainability. "
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Andriani
"Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu pusat pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung. Timbal (Pb) adalah salah satu logam berat yang terkandung dalam limbah pertambangan dan ditemukan sebagai logam berat yang paling dominan, dengan jumlah yang terus meningkat dan melebihi ambang batas di beberapa perairan Bangka Belitung. Mikroalga yang hidup pada lokasi pertambangan harus dapat beradaptasi dengan konsentrasi timbal yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas remediasi dan menganalisis profil metabolit isolat mikroalga yang diisolasi dari sekitar wilayah pertambangan timah Kota Muntok akibat berbagai konsentrasi timbal. Sampel dikumpulkan dari perairan tawar di sekitar wilayah pertambangan timah Kota Muntok. Isolat diisolasi dan dikultur menggunakan Bold Basal Medium (BBM). Konsentrasi pengujian timbal yaitu, 0, 10, 100, dan 200 ppm. Pengujian efektivitas remediasi timbal dihitung berdasarkan perbedaan konsentrasi timbal awal dan akhir pada medium uji menggunakan Inductively Coupled Mass Spectrometry (ICP-MS). Metabolit diidentifikasi menggunakan Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC- MS). Data metabolit dianalisis menggunakan analisis multivariat. Hasil penelitian efektivitas remediasi timbal menunjukkan isolat mikroalga mampu menyerap timbal mencapai 83%. Analisis profil metabolomik menunjukkan pemberian timbal berpengaruh terhadap komposisi seskuiterpenoid, lipid, dan karbohidrat.

Muntok Subdistrict, West Bangka Regency, is one of tin mining center in Bangka Belitung Province. Lead was discovered to be the most common heavy metal in the water around tin mining sites, with concentrations increasing year after year and eventually exceeding the threshold. Microalgae found in tin mining sites should be able to adapt to high concentrations of lead. The objectives of this research were to measure remediation effectivity and analyses the metabolite profile of microalgae isolated from tin mining sites in Muntok Subdistrict due to various lead concentrations. Samples were collected from freshwater around tin mining sites in Muntok Subdistrict. The isolate was isolated and cultured using Bold Basal Medium (BBM). Lead test concentrations were 0, 10, 100, and 200 ppm. The remediation effectivity was measured by the difference in lead concentrations between the initial and final in growth medium counted using Inductively Coupled Mass Spectrometry (ICP-MS). The metabolites were identified using Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS). The metabolites data were analyzed using multivariate analysis. The result showed microalgae isolate can remove 83% of lead, and the metabolomic profile revealed that different lead concentrations affected the composition of sesquiterpenoid, lipid, and carbohydrate content."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Murti Wulandari
"Penggunaan koagulan tawas [Al2(SO4)3] dalam pengolahan air minum menghasilkan produk sampingan atau limbah berupa lumpur (lumpur alum). Lumpur alum yang tergolong limbah ini masih memiliki kemampuan untuk menghilangkan parameter pencemar seperti timbal (Pb) yang banyak terdapat di dalam air limbah misalnya air limbah industri aki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pemanfaatan lumpur alum sebagai solusi alternatif dalam menurunkan konsentrasi Pb. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan penurunan konsentrasi timbal (Pb) antara penggunaan koagulan komersil tawas [Al2(SO4)3] dan lumpur alum dengan mempertimbangkan parameter warna, turbiditas, elektrokonduktivitas, TDS dan biaya. Pada percobaan ini, lumpur alum dipanaskan dalam oven pada 105°C selama 24 jam. Kemudian lumpur kering disaring dengan menggunakan saringan 100 ASTM untuk selanjutnya diujikan dengan metode jartest. Percobaan dilakukan dengan variasi pH, dosis koagulan, dan dosis lumpur berturut-turut pada rentang pH 2-10, 70-110 mg/l dan 5-25gr/l. Dari hasil analisis, antara percobaan lumpur alum dan koagulan komersil diperoleh persentase removal timbal (Pb) sebesar 99,37% dan 99,23% serta perbandingan biaya per liter air limbah sebesar Rp.1.381 dan Rp.1.578 dengan selisih biaya 14,42%. Sehingga disimpulkan bahwa penggunaan lumpur alum dapat menurunkan konsentrasi timbal secara efektif dan terjangkau secara biaya.

The utilization of aluminium sulfate Al2(SO4)3 as coagulant in water treatment plant generates by-product in the form of sludge. The sludge contains coagulant residual (alum sludge) which are toxic if disposed without proper treatment. Meanwhile, alum sludge which are classified as waste still has the capacity in removing pollutant in industrial waste water such as lead (Pb). Therefore, this study becomes important in order to analyse the potential use of alum sludge as an alternative solution to decrease the lead concentration in waste water. A comparative study between commercial coagulant aluminium sulfate [Al2(SO4)3] and alum sludge are used to compare the decrease of concentration lead (Pb) while considering the parameters of color, turbidity, electroconductivity, TDS and cost. In the experiment, the alum sludges were dried at 105°C for 24 hours. Then the dried alum sludge was ground and filtered using a 100 ASTM sieve to further tested by jartest method. The experiments were conducted by variating pH, coagulant dosage, and alum sludge dosage in the range of 2-10, 70-110 mg/l and 5-25 gr/l. Then the analysis shows a comparative result between alum sludge and commercial coagulant in lead metal removal rate as 99,37% and 99,23%, the cost for both comparation Rp.1.381 dan Rp.1.578 with capital margin 14,42%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahmi Harianti
"ABSTRAK
Limbah fenol dan logam Cr VI merupakan dua jenis limbah yang sering ditemukan sebagai kontaminan limbah cair yang berbahaya dan sulit untuk didegradasi. Melalui penelitian ini, limbah cair fenol dan logam Cr VI didegradasi secara simultan menggunakan teknologi elektrolisis plasma oleh spesi reaktif bull;OH dan H bull;. Variasi konsentrasi limbah Cr VI , kedalaman anoda dan posisi pembentukan plasma sebagai variabel bebas dikorelasikan dengan hasil produksi radikal hidroksil bull;OH , persentase degradasi limbah cair fenol dan Cr VI , serta konsumsi energi spesifiknya. Dalam waktu 30 menit, fenol dapat terdegradasi hingga 99,39 dan Cr VI dapat terdegradasi hingga 89,7 dengan energi spesifik 162,8 kJ/mmol. Kondisi optimum yang didapatkan adalah pada plasma anodik, tegangan 600 V, kedalaman anoda 1,5 cm, di dalam larutan elektrolit Na2SO40,02 M dengan nilai energi spesifik 122,704 kJ/mmol H2O2. Persentase degradasi limbah fenol dan Cr VI tertinggi pada kondisi optimum masing masing sebesar 99,79 dan 97,33 yang dicapai selama 180 menit proses elektrolisis plasma.

ABSTRACT
Phenol and Cr VI are two types of waste water contaminant that are often found dangerous and difficult to remove. Through this research, phenol and Cr VI wastewater were removed simultaneously using plasma electrolysis method by reactive species bull OH and H bull . The variation of Cr VI concentration, anode depth and position of plasma formation as independent variables correlated with yield of hydroxyl radical bull OH , percentage of phenol and Cr VI wastewater degradation, and specific energy consumption. Within 30 minutes, phenol can be removed to 99.39 and Cr VI can be removed to 89.7 with a specific energy of 162.8 kJ mmol. The optimum condition was obtained in anodic plasma, 600 V 1,5 cm anode depth, in electrolyte solution Na2SO4 0.02 M with specific energy value 122.704 kJ mmol H2O2.. The highest percentage of phenol and Cr VI degradation at optimum condition are 99.79 and 97.33 for 180 minutes plasma electrolysis. "
2017
S67213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>