Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77002 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hizba Ilmi Naf An
"Gas alam merupakan bahan bakar alternatif yang cadangannya masih terdapat banyak di bumi, khususnya di Indonesia. Penggunaan optimal dari gas alam mampu menggantikan peran bahan bakar minyak yang ketersediaannya mulai terbatas. Salah satu pemanfaatannya ialah dengan teknologi ANG yang berdasar pada prinsip adsorpsi menggunakan material berpori. Teknologi ANG mampu menampung gas alam dalam konsentrasi tinggi dengan tekanan yang rendah dalam temperatur kamar. Material berpori yang dapat digunakan untuk menampung gas alam salah satunya karbon aktif yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi karena memiliki porositas yang tinggi. Karbon aktif dapat dibuat dari bahan yang memiliki rantai hidrokarbon yang cukup tinggi, salah satunya dari limbah pertanian yang mengandung selulosa yang tinggi. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan aktivasi kimia dan fisika. Pembuatan karbon aktif menggunakan aktivator KOH dilakukan dengan variasi perbandingan berat 1:0,25 hingga 1:1. Pembuatan karbon aktif dengan konsentrasi KOH 1:1 menghasilkan karakteristik terbaik dengan bilangan iod 1337 mg/mg dan luas permukaan 1190,8 m2/g. Kapasitas penyimpanan tertinggi dari karbon aktif ini mencapai 0,0397 kg/kg pada tekanan 9 bar dan suhu 27 C dengan efisiensi pelepasan sebesar 43,82 . Karbon aktif yang disintesis dari limbah mahkota nanas dibandingkan dengan karbon aktif komersil dimana karbon aktif komersil memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 0,0429 kg/kg pada tekanan 9 bar dan suhu 27 C serta efisiensi pelepasam sebesar 43,82.

Natural gas is considered as alternative fuel that still has the sufficent availability in the earth, particularly in Indonesia. The optimal use of natural gas is able to replace the role of fuel oil that its capacity is started to decrease in the world. One of the utilization of natural gas is ANG technology which based on the adsorption principle of the porous material. ANG technology is capable to store the natural gas in high concentration with low pressure in room temperature. One of the porous material that can be use to store the natural gas is activated carbon which has a fairly high surface area due to its good porosity. Activated carbon can be made from the material that consist of hydrocarbon chains, referring agricultural waste with high cellullose as one of its example. Pineapple crown as a agricultural waste has an abundant source but has not been utilized maximally, is able to be used in this research. Activated carbon using KOH activator is done with variation of weight ratio 1 0,25 to 1 1. Activated carbon with KOH concentration of 1 1 produced the best characteristic with iod number 1337 mg mg and surface area 1190,8 m2 g. The highest storage capacity of this activated carbon reached 0.0397 kg kg at a pressure of 9 bar and a temperature of 27 C with desorption efficiency of 43.82 . Activated carbon synthesized from pineapple crown waste compared with commercial activated carbon in which commercial activated carbon has a storage capacity of 0.0429 kg kg at a pressure of 9 bar and a temperature of 27 C and a desorption efficiency of 43.82."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipangkar, Samson Patar
"Penggunaan gas alam dapat dimaksimalkan denga mengoptimasi metode penyimpanan yang efektif dan aman. Salah satu teknologi penyimpanan gas alam yang aman adalah Adsorbed Natural Gas (ANG). Teknologi ANG dapat dikembangkan melalui pengembangan adsorben berupa karbon aktif. Kapasitas lepas gas alam dari karbon aktif masih dapat ditingkatkan hingga 7,76 dengan penyisipan logam NiO. Karbon aktif dapat diproduksi dengan bahan baku biomassa, salah satunya limbah sabut kelapa karena mengandung selulosa sekitar 32,5 dan lignin sekitar 37. Karbon aktif berbahan baku limbah sabut kelapa akan diproses melalui karbonisasi pada temperatur 500 C, lalu diaktivasi dengan menggunakan agen aktivator berbeda berupa KOH dan NaOH, dan dimodifikasi menggunakan NiO dengan perbedaan konsentrasi 0,5, 1, dan 2. Karbon aktif dengan karakteristik terbaik adalah karbon aktif termodifikasi NiO 1 dengan bilangan iodin sebesar 791 mg g dan SBET 777m2 g. Kapasitas adsorpsi gas metana oleh karbon aktif termodifikasi NiO 1 pada temperatur 28 C dan tekanan 9 bar mampu mencapai 0,046kg kg.

The use of natural gas can be maximized by optimizing effective and safe storage methods. One of the safest natural gas storage technology is Adsorbed Natural Gas (ANG). ANG technology can be developed through the development of the adsorbent in the form of activated carbon. The release capacity of natural gas from activated carbon can still be increased up to 7.76 with NiO metal impregnation. Activated carbon can be produced from biomass such as coconut husk waste because it contains about 32.5 cellulose and 37 lignin. Activated carbon made from coconut husk waste will be processed through carbonization at 500 C, activation using different activator agents in the form of KOH and NaOH, and modification using NiO with differences concentration of 0.5, 1 and 2. Activated carbon that modified with 1 NiO has the best characteristic with iodin number of 791 mg g and SBET of 777 m2 g. The modified activated carbon methane adsorption capacity at 28 C dan 9 bar is 0,046kg kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itamar Pascana Ningrum
"Adsorbed Natural Gas ANG adalah sebuah metode penyimpanan gas dengan memanfaatkan material berpori sebagai adsorben untuk menyerap gas metana sebagai adsorbatnya dan menciptakan kondisi penyimpanan dengan tekanan yang lebih rendah 7-40 bar dengan kapasitas yang besar. Adsorben yang digunakan memegang peran vital dalam teknologi ANG. Karbon aktif adalah jenis adsorben yang paling banyak digunakan pada sistem adsorpsi gas alam, hal tersebut dikarenakan karbon aktif memiliki volume mikropori dan mesopori yang relatif besar. Karbon aktif dapat terbuat dari berbagai bahan dasar seperti tempurung kelapa, eceng gondok, sekam padi, kulit pisang, bonggol jagung dan lain ndash; lain. Salah satu bahan dasar yang cukup potensial dan seringkali keberadaannya tidak dimanfaatkan secara optimal karena jumlahnya yang tergolong banyak adalah kulit durian. Berdasarkan literatur pengujian kulit durian menunjukan bahwa kulit durian berpotensi digunakan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Hal ini dikarenakan kulit durian memiliki kandungan selulosa terbanyak sekitar 50-60 dan lignin 5 . Setelah proses karbonisasi kandungan karbon pada kulit durian dapat mencapai 78 . Pembuatan karbon aktif dari kulit durian dilakukan dengan menggunakan aktivator kimia KOH dan melakukan aktivasi secara fisika dengan menggunakan panas pada suhu 600 C selama 1 jam. Luas permukaan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu sebesar 2.005,381 m2/g. Proses pengujian kapasitas penyimpanan gas metana, dilakukan pada suhu 270C, 350C, dan 450C, dengan variasi tekanan sebesar 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar, dan 35 bar. Karbon aktif komersial juga digunakan sebagai pembanding. Hasil kapasitas penyimpanan gas metana terbaik pada temperatur 270C dan tekanan 35 bar dengan menggunakan karbon aktif dari kulit durian diperoleh sebesar 0,04287 kg/kg, dan menggunakan karbon aktif komersial diperoleh sebesar 0.04386 kg/kg. Berdasarkan kedua hasil yang diperoleh, dapat terlihat dengan jelas bahwa karbon aktif dari kulit durian memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu signifikan dengan karbon aktif komersial. Hal ini berarti karbon aktif kulit durian memiliki kemampuan kapasitas penyimpanan yang baik seperti karbon aktif komersial yang telah banyak dijual dipasaran.

Adsorbed Natural Gas ANG is a method of gas storage by utilizing porous material as an adsorbent for absorbing methane gas as adsorbat and create the conditions of storage at a lower pressure 7 40 bar with a large capacity. The adsorbent used holds a vital role in ANG technology. Activated carbon is a type adsorbents most widely used in the natural gas adsorption system, it is because activated carbon has microporous and mesoporous volume is relatively large. Activated carbon can be made from different materials such as coconut shell, water hyacinth, rice husks and banana peels, corn stalks and etc. One of the basic ingredients of considerable potential and its presence is often not used optimally because there are quite a lot of durian peel. Based on the literature shows that the durian peel could potentially be used as materials for activated carbon. This is because the durian peel contains most about 50 60 cellulose and lignin 5 . After the carbonization process the carbon content of durian peel can reach 78 . Manufacture of activated carbon from durian peel is done by using a chemical activator KOH and activate physics by applying heat at 600 C for 1 hour. The surface area obtained in this study is 2.005,381 m2 g. In testing storage capacity of methane gas, carried out at a temperature of 270C, 350C and 450C, with variations in pressure of 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar and 35 bar. Commercial activated carbon is also used as a comparison. The best result storage capacity of methane gas at a temperature 270C with a pressure 35 bar, by using activated carbon from durian peel obtained by 0,04287 kg kg and by using commersial activated carbon obtained by 0.04386 kg kg. Based on the two results obtained, it can be seen clearly that activated carbon from durian peel has a difference of value that is not too significant with commercial activated carbon. This means that durian peel activated carbon has good storage capacity capabilities such as commercial activated carbon that has been sold in the market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufiid Fatkhurrahman
"Ketahanan energi Indonesia didominasi oleh Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemanfaan gas alam yang belum optimal menjadi kendala untuk mensubstitusi sebagian dari penggunaan BBM konvensional tersebut. Salah satu pemanfaatan gas alam yaitu menggunakan teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG). Material berpori tersebut menjadi adsorben yang dikenal dengan karbon aktif. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah kulit singkong untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Kulit singkong menghasilkan sebesar 59,31 % karbon adan abu 0,3 % sehingga cocok digunakan untuk pembuatan karbon aktif. Kulit singkong mengandung selulosa 37,9% dan lignin 7,5%. Pembuatan karbon aktif dengan cara karbonisasi pada suhu 500°C dengan kondisi vakum. Setelah itu diaktivasi kimia menggunakan aktivator yang berbeda yaitu KOH serta NaOH. Rasio massa yang digunakan dalam penelitian ini (aktivator:karbon aktif) yaitu (3:1). Kemudian diaktivasi secara fisika dengan aliran gas N2 dan CO2 dengan laju alir 150 cm3/menit selama 1,5 jam. Modifikasi karbon aktif dilakukan dengan menggunakan NiO dengan perbedaan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%. Bilangan iodin dan BET yang dihasilkan yaitu sebesar 662 mg/g dan 657,98 m2/g untuk karbon aktif termodifikasi NiO 1%. Uji desorpsi dilakukan dengan variasi tekanan 3-9 bar dan dengan variasi suhu 28°C, 31°C, dan 35°C. Karbon aktif termodifikasi mampu menyimpan gas alam sebesar 0,02928 kg/kg pada tekanan 9 bar dan suhu 28°.

Indonesias energy security is dominated by fuel oil. Utilization of natural gas that has not been optimal is an obstacle to substituting part of the use of conventional fuel. One of the uses of natural gas is using the technology of Adsorbed Natural Gas (ANG). The porous material becomes an adsorbent known as activated carbon. Therefore, the use of cassava peel waste is used as raw material for the production of activated carbon. Cassava peel produces 59.79% carbon and 0.3% ash so it is suitable for making activated carbon. Cassava peel contains cellulose 37.9% and lignin 7.5%. Making activated carbon by carbonization at a temperature of 500°C under vacuum. After that chemically activated using different activators namely KOH and NaOH. The mass ratio used in this study (activator: activated carbon) is (3: 1). Then it is activated physically by N2 and CO2 gas flow with a flow rate of 150 cm3 / minute for 1.5 hours. Modification of activated carbon was carried out using NiO with a difference concentration of 0.5%, 1%, and 2%. The resulting iodine and BET numbers are equal to 662 mg/g dan 657,98 m2/g sfor modified activated carbon by NiO 1%. Desorption test is carried out with a pressure variation of 3-9 bar and with temperature variations of 28°C, 31°C, and 35°C. Modified activated carbon can store natural gas of 0,02928 kg / kg at a pressure of 9 bar and a temperature of 28°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alristo Sanal
"Limbah plastik PET merupakan bahan baku yang baik untuk membuat karbon aktif dimana memiliki ketersediaan yang besar dan kadar karbon yang tinggi. Karbon aktif tersebut dibuat untuk mengembangkan teknologi ANG yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan penyimpanan gas metana. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif berbahan baku limbah plastik PET untuk diaplikasikan pada teknologi ANG. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karbon aktif dengan luas permukaan yang tinggi dengan melakukan variasi pada proses aktivasi yaitu variasi laju alir karbon dioksida dan waktu aktivasi serta dilakukan pengujian terhadap penyerapan gas metana.
Hasil terbaik dari pembuatan karbon aktif adalah dengan laju alir 200 ml/min dan waktu aktivasi 240 menit yang menghasilkan luas permukaan sebesar (bilangan iod) 1591,72 m2/g dengan kadar karbon 83,2 %. Pada uji penyerapan gas metana menggunakan karbon aktif dengan kondisi optimal menghasilkan kapasitas penyimpanan 0,529 kg/kg pada tekanan 25 bar dan sebagai pembanding digunakan karbon aktif komersial yang menghasilkan kapasitas penyimpanan 0,1 kg/kg dengan luas permukaan 1201 m2/g.

PET plastic waste is a good raw material for making activated carbon which has a great availability and high carbon content. PET based activated carbon is made to develop ANG technology used to solve the problems of methane gas storage. Because of that in this research researcher make an activated carbon with PET plastic as raw material to be used at ANG technology. The propose of this research is to made an activated carbon with high surface area with variation at activation process which are carbon dioxide gas flow and activated time also we test the adsorption of methane gas.
Activated carbon with the highest surface area is activated carbon with gas flow at 200 ml/min and activated time at 240 muinute with surface area at (Iod Number) 1591,72 m2/g and carbon composision at 83,2 %. At methane gas adsorption test use activated carbon with optimal condition that give storage capacity at 0,529 kg/kg with 25 bar pressure and as comparison we used commercial activated carbon that give storage capacity at 0,1 kg/kg with surface area 1201 m2/g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yugo Widhi Nugroho
"Teknologi gas alam terjerap dapat dikembangkan melalui pengembangan adsorben berupa karbon aktif. Karbon aktif dapat diproduksi dengan bahan baku biomassa, salah satunya jerami kedelai yang memiliki kandungan lignin pada rentang 5-14 dan selulosa pada rentang 44-83 . Karbon aktif berbahan baku jerami kedelai diproses melalui mekanisme preparasi, aktivasi dengan menggunakan agen aktivator berbeda berupa ZnCl2 dan KOH, karbonisasi pada temperatur 500 C dengan aliran gas N2 dengan laju 200 mL/menit selama 1 jam, dan modifikasi menggunakan NiO dengan perbedaan konsentrasi 0,5 , 1 , dan 2 . Uji kapasitas jerap karbon aktif disintesis dilakukan pada rentang tekanan 5-10 bar dengan variasi temperatur 27 C, 31 C, dan 35 C. Karbon aktif terbaik non-modifikasi diperoleh dengan aktivator ZnCl2 dengan SBET 741 m2/g dan bilangan iodin 578 mg/g. Karbon aktif terbaik termodifikasi diperoleh dengan sisipan NiO 2 teraktivasi ZnCl2 dengan SBET 632 m2/g dan bilangan iodin 535 mg/g. Kapasitas jerap terbaik pada karbon aktif disintesis mencapai 31,9 mg/g pada karbon aktif termodifikasi pada titik 10 bar dan 27 C, dan efisiensi desorpsi/adsorpsinya mencapai 41,87 pada temperatur 35 C, menunjukkan pengaruh tekanan dan temperatur isotermal operasi pada penerapan teknologi gas alam terjerap. Dapat disimpulkan bahwa karbon aktif termodifikasi NiO dari jerami kedelai memiliki potensi untuk digunakan sebagai adsorben pada teknologi gas alam terjerap.

Adsorbed natural gas technology can be developed through the development of its adsorbent, especially activated carbon AC . Biomass based AC is possible to synthesize, especially by soybean straw which has lignin content of 5 14 and cellulose content of 5 14 . Soybean straw based AC was processed through preparation, activation with different activating agent which are ZnCl2 and KOH, carbonization in 500 C with N2 gas flow of 200 mL minute for 1 hour, and NiO modification with concentration variation of 0.5 , 1 , and 2 . Natural gas adsorption by synthesized AC was executed in pressure range of 5 10 bars with temperature variation of 27 C, 31 C, and 35 C. Best non modified AC was obtained with ZnCl2 as activator with SBET of 741 m2 g and iodine number of 578 mg g. Best modified AC was obtained with 2 NiO modification with ZnCl2 as activator with SBET of 632 m2 g and iodine number of 535 mg g. Best adsorption capacity of synthesized AC reached 31.9 mg g by modified AC on 10 bars and 27 C, and desorption adsorption efficiency reaches 41.87 on 35 C, showing the effects of pressure and temperature on adsorbed natural gas. It can be concluded that NiO modified soybean straw based AC is potential to be utilized as adsorbent in adsorbed natural gas technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Khanza Kamilia
"
Penyimpanan dan transportasi gas alam merupakan tantangan utama dalam mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. Adsorbed Natural Gas (ANG) adalah suatu metode potensial untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan gas alam. Pada penelitian ini, digunakan adsorben dari limbah botol polietilena tereftalat (PET) sebagai potensi pemanfaatan limbah plastik dalam sumber energi terbarukan. Pembuatan karbon aktif dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pre-treatment bahan baku, karbonisasi, aktivasi kimia dengan KOH 4 M, dan aktivasi fisika dengan aliran gas N2. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dimodifikasi melalui proses impregnasi logam NiO dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2% untuk mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Berdasarkan karakterisasi melalui metode uji bilangan iodin, SEM, dan EDS, diketahui bahwa sampel karbon aktif yang terimpregnasi NiO 2% menunjukan hasil terbaik dengan luas permukaan 997,65 m2/g. Kemudian, dilakukan uji kapasitas adsorpsi dan desorpsi gas alam pada sampel nonimpregnasi dan sampel terimpregnasi untuk mengetahui peningkatan kapasitas penyimpanan gas alam. Kapasitas adsorpsi gas alam terbesar didapatkan oleh karbon aktif terimpregnasi NiO 2% pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 138,9 g/kg.

Storage and transportation of natural gas has become a major challenge in optimizing the use of renewable energy. Adsorbed Natural Gas (ANG) is a potential method to increase natural gas storage capacity. In this research, adsorbents from waste polyethylene terephthalate (PET) bottles were used as a potential of plastic waste as a renewable energy source. The preparation of activated carbon is carried out through several stages, namely pre-treatment of raw materials, carbonization, chemical activation with KOH 4 M, and physical activation with N2 gas flow. The activated carbon obtained was then modified through a NiO metal impregnation process with varying concentrations of 0.5%, 1% and 2% to determine its ability as an adsorbent. Based on characterization using the iodine number test method, SEM, and EDS, it is known that the activated carbon sample impregnated with 2% NiO showed the best results with a surface area of 997,65 m2/g. Then, natural gas adsorption and desorption capacity tests were carried out on non- impregnated samples and impregnated samples to determine the increase in natural gas storage capacity. The largest natural gas adsorption capacity was obtained by 2% NiO impregnated activated carbon at a temperature of 28 oC and a pressure of 9 bar which was able to reach 138,9 g/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursya`bani
"Gas alam merupakan bahan bakar bersih yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batubara dan minyak bumi. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan gas alam adalah adsorbed natural gas (ANG). ANG memanfaatkan kemampuan adsorpsi material adsorben seperti karbon aktif untuk menyimpan gas alam. Karbon aktif dibuat dengan menggunakan cangkang kelapa sawit melalui tahapan karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400 oC dan dilanjutkan dengan tahapan aktivasi untuk membuka pori. Aktivasi kimia dilakukan dengan larutan H3PO4, sementara aktivasi fisika dilakukan dengan menggunakan gas N2. Yield yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebesar 27,56%. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi, dilakukan juga impregnasi menggunakan MgO yang divariasikan pada konsentrasi 0,5% b/b, 1% b/b, dan 2% b/b. Karbon aktif dengan hasil terbaik adalah karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b dengan luas permukaan sebesar 1604,00 m2/g. Karbon aktif yang dihasilkan diuji kapasitasnya dalam menyimpan gas alam. Kapasitas adsorpsi gas alam terbesar didapatkan oleh karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 0,027 kg/kg.

Natural gas is a cleaner fuel that is more environmentally friendly than coal and oil. One of the technologies that can be used to store natural gas is adsorbed natural gas (ANG). ANG utilizes the adsorption ability of adsorbent materials such as activated carbon to store natural gas. Activated carbon is made using palm shells through the stages of carbonization and activation. The carbonization was carried out at 400 oC and followed by an activation step to open the pores. Chemical activation was carried out with H3PO4 solution, while physical activation was carried out using N2 gas. Yield obtained from this experiment is 27.56%. To increase adsorption ability, impregnation was also carried out using MgO with variation of concentration of 0.5% w/w, 1% w/w, and 2% w/w. Activated carbon with the best results was activated carbon with 1% w/w MgO modification with a surface area of 1604.00 m2/g. The activated carbon produced then tested for its capacity to store natural gas. The largest natural gas adsorption capacity was obtained by activated carbon modified with 1% MgO w/w at temperature 28 oC and pressure 9 bar which was able to reach 0.027 kg/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osvaldo Sahat Parulian Samuel
"ABSTRAK
Teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) merupakan teknologi penyimpanan gas yang berdasarkan pada prinsip adsorpsi dengan memanfaatkan material dengan porositas tinggi sebagai adsorben. Teknologi ini menyediakan metode penyimpanan gas alam dengan kandungan metana tinggi pada konsentrasi yang tinggi dan dapat dilakukan dengan kompresi yang sederhana. Salah satu material berpori untuk menyerap gas metana pada tangki ANG adalah karbon aktif yang merupakan bahan yang memiliki luas permukaan yang sangat besar karena memiliki porositas tinggi. Karbon aktif dapat diproduksi dari sampah kulit pisang karena kandungan karbon dari material ini yang cukup tinggi. Variasi pembuatan karbon aktif dari sampah kulit pisang dilakukan menggunakan dua konsentrasi aktivasi kimia ZnCl2 yang berbeda (0.25 N dan 1 N) dan variasi proses karbonisasi dengan dua metode yang berbeda (karbonisasi basah dan karbonisasi kering). Karbon aktif dari tiap jenis variasi dengan karakteristik terbaik digunakan sebagai adsorben pada uji penyimpanan gas pada tangki ANG sehingga diketahui kapasitas penyimpanan dan kapasitas pelepasan gas metana dari karbon aktif yang diproduksi. Pembuatan karbon aktif dengan metode karbonisasi basah dan aktivator kimia ZnCl2 konsentrasi 1 N menghasilkan karbon aktif dengan karakteristik terbaik dengan bilangan iod 681.824 mg/g dan luas permukaan 797.037 m2/g. Pada tekanan 40 bar, karbon aktif ini memiliki kapasitas penyimpanan gas metana sebesar 0.263 kg/kg dan kapasitas pelepasan gas metana 0.151 kg/kg. Efesiensi desorpsi/adsorpsi dari karbon aktif ini adalah sebesar 57.43%. Perbandingan dengan karbon aktif komersial juga dilakukan dimana kapasitas penyimpanan dan kapasitas pelepasannya adalah 0.454 kg/kg dan 0.328 kg/kg, dimana efesiensi desorpsi/adsorpsi nya sebesar 72.46%.

ABSTRACT
Adsorbed Natural Gas Technology (ANG) is a natural gas storage method based on the principle of adsorption which utilizes a highly porous material as adsorbents. This technology facilitates a natural gas with high methane contents storage method which may be done with simple compression. One of the porous materials that is commonly applied to adsorp methane in ANG tank is activated carbon which is a material that has large surface area because of its high porosity. Activated carbon can be produced from banana peel waste because of its high carbon contents. The production of activated carbon from banana peel waste is carried out by variation of two different chemical activator ZnCl2 concentrations (0.25 N and 1 N) and variation of two carbonization methods (wet carbonization and dry carbonization). Activated carbon with the best characterization will be adopted as adsorbents on ANG tank to discover its storage capacity and delivery capacity. Activated carbon prepared by wet carbonization process and using 1 N ZnCl2 as the chemical activator has the best characterization with iod number of 681.824 mg/g and surface area of 797.037 m2/g. At 40 bar condition, this activated carbon has methane storage capacity of 0.263 kg/kg and methane delivery capacity of 0.151 kg/kg. The desorption/adsorption of this activated carbon is 57.43%. A comparison with commercial activated carbon is also performed where its methane storage capacity and delivery capacity is 0.454 kg/kg and 0.328 kg/kg. The desorption/adsorption of this commercial activated carbon is 72.46%"
2016
S64693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andra Bernama Priatma Adji
"Pengunaan metana merupakan salah satu alternatif yang mernarik utnuk dipetimbangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat karena sumbernya yang besar, harganya yang tidak mahal dan emisi gas buang beracun yang rendah. Permasalahan yang ada saat ini untuk gas metana adalah wadah, transportasi dan teknologi penyimpanan. Teknologi penyimpanan gas metana saat ini masih dalam pengembangan salah satunya dengan menggunakan teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) dengan tekanan yang lebih rendah yaitu 35,000 kPa sampai 50,000 kPa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karbon aktif dari sumber yang dapat dperbarui serta dapat mengatasi masalah lingkungan. Karena itu digunakan ampas kopi yang dalam setahun dapat terproduksi sebesar 247.5 ribu ton. Preparasi ampas kopi menjadi karbon aktif didapatkan dengan proses karbonisasi, aktivasi kimia dengan menggunakan KOH yang dilakukan dengan berbagai macam variasi molaritas, dan Aktivasi Kimia Fisika. Hasil yang pengujian kapasitas gas metana yang didapatkan adalah 0.221 kg/kg pada temperatur 27.6 C0 dan tekanan 32,7300 kPa. Luas permukaan karbon aktif diuji dengan metode BET sebesar 399.1 m2/g.

The usage of methane is one of the alternative consideration to fullfil ythe increasing demands of fuel because it has large source, their prices not as expensive as liquid hydrocarbon and lower toxic gas emissions.The current problems for methane gas are the transportation and storage technology. Methane gas storage technology that currently still in the development is adsorbed natural gas (ANG) which has lower pressure than compressed natural gas at 35 to 50 bar. This research is conducted to gain activated carbon made from renewable resources and to find solution from coffee?s waste. Coffee's waste is a common problem in Indonesia whch produce 247.5 thousand tonne per year. The process to make activated carbon from coffee?s waste are carbonization, chemical activation and physio-chemical activation. This reseach obtain activated ccarbon that can adsorp methane by 0.221 kg/kg at 27.60C and 32.73 bar. The surface area itself is tested with BET method that has 399.1 m2/g of the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>