Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avadiana Rahmi Putri
"Beberapa kegiatan, di medan operasional, berlokasi pada tempat yang tidak memiliki sumber listrik yang memadai, meskipun begitu, kegiatan-kegiatan ini membutuhkan sumber daya untuk mengisi peralatan-perlatan krusial. Pada kegiatan operasional contoh nya radio dan radar, untuk itu dibutuhkan sebuah pengisi daya baterai yang dapat mengisi daya menggunakan sumber tenaga yang dapat didapatkan dimana saja, yaitu matahari, yang kita ketahui dapat ditemukan dimanapun. PANTER telah disesuaikan dengan spesifikasi tegangan dan arus yang dibutuhkan untuk mengisi alat komunikasi pada PANTER utamanya adalah handy talkie.
Dalam pembuatan PANTER digunakan metodologi penelitian berupa literatur dengan sumber jurnal, ataupun buku, konsultasi baik dengan pembimbing maupun sumber lain untuk mengetahui informasi mengenai penggunaan handy talkie pada kegiatan medan operasional utamanya, setelah itu dilakukan perancangan menurut spesifikasi yang telah dicocokkan dengan handy talkie. Setelah perancangan dilakukan lah eksperimen dan pengujian untuk menganalisis data yang di dapat. Hasil yang di dapat adalah charger mengisi daya baterai dengan tegangan 8.4 Volt dan arus 0.25 Ampere dengan lama pengisian 7 jam.

Some activities, such as military activities, are located in places where there is no adequate power source, but these activities require resources to replenish crucial equipment. In the case of military activities, examples of these important devices are radio and radar, it is necessary for a charger that can charge using a source of energy that can be obtained anywhere, the sun, which we know can be found anywhere. PANTER has been adjusted to the voltage and current specifications required to charge the communication tool, PANTER rsquo s main device to charge is a handy talkie.
In the making, PANTER used research methodology in the form of literature with journal source, or book, consultation with counselor and other sources to know information about the use of handy talkie on its main military activity, after that done by design according to specification which have been matched with handy talkie. After the design is done the experiment and testing to analyze the data in the can. The result is a charger that charges battery with voltage 8.4 Volt and current 0.25 Ampere with 7 hours charging time.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidni Zainalhaq
"Berwudu merupakan hal yang sangat penting bagi seorang muslim. Dalam pelaksanaannya, Rasul SAW. menganjurkan untuk senantiasa berhemat air dalam berwudu, baik pada kondisi sumber daya air sedang melimpah maupun tidak. Bahkan, Rasul mencontohkan wudu dengan takaran cukup 1 mud atau sama dengan 675 ml. Indonesia, dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam (87,2% atau lebih dari 207 juta orang), disayangkan masih mubazir dalam menggunakan air untuk berwudu. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa rata-rata konsumsi air orang Indonesia dalam sekali wudu mencapai angka sebesar 3-4 liter. Dalam mengatasi kemubaziran penggunaan air wudu di Indonesia, terdapat beberapa peneliti yang telah mengemukakan solusi berbasis teknologi tanpa memerlukan biaya yang besar ataupun harus membongkar instalasi keran yang telah ada. penelitian ini berupaya menyempurnakan alat penghemat air wudu yang telah ada, dengan menggunakan konfigurasi yang menunjukkan hasil terbaik dari penelitian yang sudah ada, serta menggunakan panel surya mini untuk mengetahui apakah dapat digunakan untuk alat penghemat air wudu. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan alat ini pada keran air wudu dapat menghemat volume air wudu sebesar 26% hingga 70% dengan rata-rata penghematan sebesar 53%. Perbedaan gerakan tidak memengaruhi responsivitas alat dengan nilai keterlambatan sebesar 0,18 detik. Alat memiliki daya tahan hingga 10.800 kali penggunaan dan berpotensi lebih. Waktu pengisian baterai oleh panel surya mini yang digunakan yaitu 3 minggu untuk kapasitas baterai alat 27,75 Watt dengan jam efektif panel surya selama 4 jam per harinya.

Ablution is very important for a Muslim. In its implementation, Rasul SAW. teach to always save water in ablution, both in conditions where water resources are abundant or not. In fact, Rasul gave an example of ablution with a measurement of 1 mud or equal to 675 ml. Indonesia, with the majority of the population are Muslim (87.2% or more than 207 million people), unfortunately it is still inefficient in using water for ablution. Some studies show that the average Indonesian water consumption in ablution reaches 3-4 liters. In addressing the inefficient use of ablution water in Indonesia, there are some researchers who have proposed technology-based solutions without the need for large costs or have to dismantle existing tap installations. This research seeks to perfect the ablution water saver that already exists, using configuration that shows the best results from existing research, and using a mini solar panel to find out whether it can be used for a ablution water saving device. The results show that the use of this device in the ablution water tap can save the volume of ablution water by 26% to 70% with an average savings of 53%. The difference in motion does not affect the responsiveness of the device with a delay value of 0.18 seconds. The device has a durability of up to 10,800 times of use and potentially more. The battery charging time by used mini solar panel is 3 weeks for 27.75 Watt battery capacity of the device with an effective solar panel clock for 4 hours a day."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Utomo Putra
"Atap rumah menjadi salah satu tempat terbaik untuk meletakan panel surya, tetapi energi matahari yang didapatkan akan sangat bergantung pada sudut azimuth panel Azs dan sudut kemiringan panel terhadap matahari. Sehingga perlunya perhitungan secara matematis untuk mendapatkan energi maksimal pada sudut azimut dan sudut kemiringan yang diinginkan. Metode explanatory digunakan untuk mengetahui hubungan antara sudut matahari pada koordinat 6,2o lintang selatan dengan energi matahari yang diterima panel. Penelitian dilakukan dengan menghitung energi yang diterima pada masing ndash; masing desain atap rumah. Hasil dari perhitungan menampilkan bahwa, pada luas atap 38,31 m2, desain atap rumah berbentuk pelana dengan Azh = 90o,270o dan = 20o mendapatkan rata-rata energi matahari sebesar 4.411 W.jam/m2/hari. Sehingga desain atap rumah pelana akan mendapatkan energi listrik 20.548 W.jam/hari.

Roof becomes one of the best places to install solar panels, but the solar energy obtained will depend on the angle of the azimuth panel Azs and the tilt angle of the panel against the sun. Mathematical calculation is needed to obtain the maksimum energy with spesific azimuth angle and tilt angle. The explanatory method is used to determine the relationship between the sun angle at latitude angle of 6.2o with solar energy received by the panel. Research is done by calculating the energy received at each roof design. The results of the calculations show that, on the roof area of 38,31 m2, the design of a saddle roof with Azh 90o, 270o and 20o obtains an average solar energy of 4.411 Wh m2 day. So, the saddle roof design will get electrical energy of 20.548 Wh day. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Duli Asih
"Teknologi semakin berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, demikian pula dengan semakin tingginya kebutuhan akan energi. Namun, kebutuhan tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan energi yang ada. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian yang mendalam dan meluas mengenai kemungkinan penggunaan sumber energi baru dan terbarukan. Teknologi panel surya diprediksi akan dapat mengatasi masalah energi khususnya energi listrik. Dalam tulisan ini, sebuah penelitian dilakukan untk menganalisis kinerja panel surya PV-A 255W yang dioperasikan pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperatur udara dan radiasi yang relatif tinggi akan mempengaruhi temperatur panel dan karakteristik secara signifkan. Pengaruh temperatur dan radiasi akan direpresentasikan dalam kurva karakteristik I-V dan P-V. Karakteristik PV tersebut akan dianalisis menggunakan pemodelan pada MATLAB Simulink berdasarkan persamaan matematis yang membentuk kurva karakteristik PV.
Berdasarkan hasil simulasi, diketahui nilai koefisien arus I­SC­, tegangan VOC dan daya Pmax secara berturut-turut sebesar 0,56%/oC, -0,31 %/oC dan -0,4%/oC. Koefisien tersebut dapat digunakan untuk mengkalkulasi rentang perubahan arus, tegangan, daya dan energi keluaran panel surya pada temperatur dan radiasi tertentu pada suatu titik di permukaan bumi. Diketahui bahwa sebuah PV-A 255W dapat menghasilkan energi listrik maksimum sebesar 308,2 kWh.. Selain itu, penggunaan karakteristik panel dapat mebantu dalam menentukan dan membandingkan konsep konfigurasi sistem PV-Inverter seperti Central Inverter, String Inverter dan AC-Module yang dihubungkan untuk menyuplai sistem beban 5 kWac khususnya pada daerah beriklim tropis.

The technology has been extremely developed over the years and for that reason, the demand of energy availability is also increasing. In contrast, it is not comparable to the availability of energy. This problem has led to the needs of further yet comprehensive researches in the possibility of usage of new and renewable energy source. Solar panel technology (Photovoltaic) has been predicted to be able to resolve future's energy problem and supply in electricity. A research has been conducted in order to analyze solar panel performance of PV-A 255W which is operated in tropical areas like Indonesia in which relatively high ambience temperature and average radiation significantly affect PV's temperature and characteristics, those will be represented on I-V and P-V characteristics curve. PV's characteristics on high temperature would be analyzed using PV modeling through MATLAB Simulink based on mathematical equations that form PV's characteristic curve.
Based on PV simulation, it is known then that temperature-dependence coefficients of short circuit current, open circuit voltage (VOC), and maximum output power (Pmax ) consecutively as high as 0,56%/oC, -0,31 %/oC and -0,4%/oC. Those coefficients can be used to calculate the ranges of change in PV current, voltage, output power and average output energy of certain data temperature and radiance at earth's surface's certain point. It is acquired that a single PV-A 255W module could generate up to 308,2 kWh of electricity on average. Besides that, using PV's characteristics could enable in configurating and comparing suitable PV-Inverter system concept like Central Inverter, String Inverter and AC-Module to be connected to supply 5 kWac system or load in tropical areas.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairiah Dewi
"Setiap pengguna panel surya ingin panel surya yang dimilikinya mampu memroduksi daya listrik sebesar mungkin. Daya listrik yang besar menunjukkan bahwa kinerja dari panel surya tersebut optimal. Untuk mengoptimalkan kinerja panel surya, pada umumnya ada tiga cara yang digunakan yaitu solar tracker, konsentrator, dan reflektor. Skripsi ini membahas tentang kinerja sebuah panel surya dengan reflektor datar. Semakin besar radiasi cahaya matahari yang terpapar pada sebuah panel surya maka daya listrik yang dihasilkan panel surya tersebut akan semakin besar. Cahaya pantul dari reflektor membuat peningkatan radiasi cahaya matahari yang terpapar pada permukaan panel surya.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pengaturan sudut reflektor dan pemilihan jenis material reflektor yang tepat membuat kinerja panel surya semakin optimal. Pada skripsi ini digunakan dua macam material reflektor, yaitu stainless steel mirror dan aluminium foil dengan variasi sudut kemiringan reflektor dari setiap material adalah 15, 30, 45, 60, dan 75 derajat. Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa material reflektor yang berbahan aluminium foil lebih baik daripada stainless steel mirror.
Untuk reflektor stainless steel mirror sudut kemiringan reflektor yang menghasilkan kinerja panel surya optimum pada pagi, siang, dan sore berturut-turut adalah 75, 30, dan 60 derajat dengan kenaikan daya listrik yang dihasilkan panel surya berturut-turut adalah 21,503%, 15,481%, dan 4,564% dari kondisi panel surya tanpa reflektor sedangkan untuk reflektor aluminium foil sudut kemiringan reflektor yang menghasilkan kinerja panel surya optimum pada pada pagi, siang, dan sore berturut-turut adalah 75, 45, dan 75 derajat dengan kenaikan daya listrik yang dihasilkan panel surya berturut-turut adalah 31,581%, 12,138%, dan 22,973% dari kondisi panel surya tanpa reflektor. Penggunaan reflektor menyebabkan karakteristik dari panel surya berubah.

Solar panel user wants its solar panel is able to producing electric power as much as possible. Producing large electrical power shows that solar panel has optimal performance. To optimizing the performance of solar panel, there are generally three ways i.e. by using solar tracker, concentrator, and reflector. The focus of this study is discussing the performance of a solar panel with a flat reflektor. A larger amount of sunlight radiation exposures on a solar panel make the electric power generated by that solar panel will be greater. Reflected light from the reflector makes increasing the amount of sunlight radiation exposures on the surface of solar panel.
The measurement results show that to obtain an optimal solar panel performance, reflector tilt angle adjustment and a good reflector material sclection are required. In this study used two kinds of reflector materials, there are stainless steel mirror and aluminium foil and for each material, the reflector tilt angle will be varied at 15, 30, 45, 60, and 75 degrees. The measurement results show that aluminium foil reflector is better than stainless steel mirror reflector.
For stainless steel mirror reflector, reflector tilt angle at 75, 30, and 60 degrees respectively for morning, afternoon, and evening, produces optimum solar panel performance with increasing power output of solar panel respectively are 21,503%, 15,481%, and 4,564% from solar panel without reflector conditions. For aluminium foil reflector, reflector tilt angle at 75, 45, and 75 degrees respectively for morning, afternoon, and evening, produces optimum solar panel performance with increasing power output of solar panel respectively are 31,581%, 12,138%, and 22,973% from solar panel without reflector conditions. By using reflector, the characteristics of solar panel are changed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusro Fahmi
"Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Dari paling ujung barat yaitu Sabang sampai ujung timur yaitu Marauke. Perkembangan transportasi laut sangat penting untuk Indonesia. Akan tetapi, transportasi laut menjadi salah satu kontribusi terbesar dalam efek gas rumah kaca terutama penggunaan bahan bakar fossil pada kapal. Perancangan kapal bertenaga matahari bisa menjadi solusi hal tersebut. Energi matahari tidak menghasilkan emisi, hal tersebut menjadikan energi matahari sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan. Secara geografis, Indonesia berada di garis khatulistiwa dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi. Dengan kondisi geografis Indonesia yang mendukung dan intensitas matahari yang cukup tinggi, pemanfaatan energi surya ini sangatlah potensial. Salah satu cara pemanfaatan energi surya adalah pengaplikasiannya kepada kapal. Kapal tenaga surya dapat menjadi daya tarik tersendiri bila di desain secara baik. Dengan kapal ini kita juga dapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang penggunaan tenaga surya. Kapal ini juga dapat menjadi kapal percontohan untuk terbentuknya proyek-proyek besar kapal tenaga surya lainnya. Dengan memanfaatkan Danau Salam yang berada di komplek Kampus Universitas Indonesia Depok, dan dekat dengan Restoran Gubuk Mang Engking, tim penulis bertujuan untuk menciptakan konsep desain dari kapal restoran bertenaga. Penelitian kali ini difokuskan pada desain kapal, stabilitas, kekuatan bangunan atas dan estimasi biaya lambung kapal.

Indonesia is the largest archipelagic country in the world consisting of 17,504 islands. From the most western tip of Sabang to the eastern tip of Marauke. The development of sea transportation is very important for Indonesia. However, sea transportation is one of the biggest contributions to the greenhouse gas effect, especially the use of fossil fuels on ships. The design of solar powered vessels can be a solution to that. Solar energy does not produce emissions, it makes solar energy as an environmentally friendly alternative energy. Geographically, Indonesia is on the equator with high light intensity. Given Indonesia 39 s favorable geographical conditions and high solar intensity, the utilization of solar energy is very potential. One way of utilizing solar energy is its application to ships. Solar ship can be a special attraction when designed properly. With this ship we can also provide learning to the community about the use of solar power. This ship can also be a pilot vessel for the formation of large projects of other solar powered vessels. By leveraging Lake Salam located in the campus complex of Universitas Indonesia Depok, the writer team aims to create a solar powered restaurant design concept that emphasizes the environmental, functional, safety, and convenience aspects of the tour ship. The current study focused on ship design, stability, superstructure building strength and estimated hull costs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Danastri
"Energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak potensinya di muka bumi. Sel surya mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik yang kemudian dikenal sebagai fotovoltaik (PV). Saat ini, bifacial pv menjadi sesuatu yang menjanjikan untuk digunakan karena memiliki konversi yang lebih tinggi dari monofacial PV. adanya 2 sisi pada bifacial PV (atas-bawah) akan menghasilkan daya energi yang lebih tinggi, namun permasalahan saat ini konversi energi dari bifacial PV belum maksimal, bagaimanapun penelitian ini tetap penting untuk diteliti lebih jauh.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bifacial PV membutuhkan desain reflektor yang tepat dengan mengukur sudut kemiringan dari panel surya, jarak antara panel dan reflektor serta warna dari reflektor. Alat ukur seaward PV 200 yang merupakan alat ukur parameter kelistrikan sistem panel surya yang memenuhi standar IEC 62446 dan IEC 61829 juga digunakan agar dapat mengukur daya yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan mendesain modul reflektor untuk panel surya jenis bifacial supaya dapat meningkatkan dan mengoptimalkan performa yang diakibatkan dari pantulan reflektor yang ada di bagian bawah solar panel bifacial.
Dari hasil dan analisis pengukuran didapatkan desain modul reflektor dengan sudut kemiringan 5° , jarak antar panel surya dan reflektor 10 cm (panel surya-reflektor tidak sejajar), dengan warna menggunakan warna putih menghasilkan daya terbaik dari pantulan iradiasi matahari, sehingga bisa didapatkan desain yang dapat meningkatkan dan mengoptimalkan panel surya jenis bifacial."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Adnan Sriyadi
"Energi sinar matahari sebagai sumber daya alam yang banyak terdapat di negara yang dilewati garis khatulistiwa contohnya seperti di Indonesia. Penggunaan energi matahari di Indonesia masih sangat sedikit sekali sehingga harus lebih banyak lagi pengunaanya mengingat makin menipisnya bahan bakar fossil. Nelayan adalah salah satu kelompok yang dapat memanfaatkan energi sinar matahari sebagai sumber listrik penggerak kapal. Saat ini pengunaan bahan bakar fossil masih jadi yang terbesar yang digunakan oleh para nelayan. Penelitian ini dilakukan untuk mendesain pengunaan panel surya sebagai sumber listrik pada kapal nelayan ukuran 5 GT. Energi matahari yang diserap oleh panel surya diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan dalam baterai. Energi listrik yang disimpan dalam baterai akan diambil oleh motor listrik yang berfungsi menggerakan kapal

Solar energy as a source of natural resources are many in a country which passed by the equator such as Indonesia. Consumption this energy is still very few in Indonesia once so as to be more consumption remember the lack of fossil fuel. Fishers are one of a group which can use solar energy of a ship as a source electricity. Now, using of fuel fossil still so the largest used by the fishermen. This report is written to design using solar panel converted into electrical energy then stored in a battery. Kept in baterry of electricity to be taken by electric motor that serves moving ship."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Januardi
"Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber pembangkitan energi listrik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, di Indonesia sendiri belum banyak pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan ini sebagai sumbernya. Padahal kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi energy terbarukan yang sangat besar. Salah satu potensi energi terbarukan yang sangat besar di Indonesia adalah cahaya matahari. Dengan photovoltaics sebagai alat yang menyerap dan mengubah energi matahari menjadi energi listrik maka energi listrik yang dihasilkan dari sumber energi matahari tersebut diperkirakan sangat besar hasilnya. Namun, modul photovoltaics ini sangatlah rentan terhadap kondisi lingkungan sekitarnya sehingga dapat memengaruhi energi listrik yang dihasilkan. Maka dari itu, diperlukannya perhitungan performa modul PV untuk memprediksikan besar energi yang akan dihasilkan suatu modul PV pada kondisi lingkungan tertentu sehingga kita dapat menentukan tipe modul PV yang akan digunakan.
Pada skripsi ini digunakan dua metode perhitungan performa PV, yaitu Sandia PV Array Performance Model dan Five Parameters Model, dimana kedua metode ini akan dibandingkan satu sama lain. Sehingga didapat bahwa metode Five Parameters merupakan metode perhitungan performa PV yang paling optimal dan efisien yang dapat digunakan pada daerah tropis karena hanya membutuhkan input data yang sedikit namun memberikan hasil prediksi keluaran energy listrik yang cukup presisi, yaitu 56,58 Wdc untuk mono-crystalline PV, 52,7 Wdc untuk poly-crystalline PV, dan 43,29 Wdc untuk thin film PV, dengan input data yang sedikit. Metode five parameters juga dapat menghasilkan kurva karakteristik (I-V) pada kondisi operasi modul PV yang lebih presisi.

The use of renewable energy as a source of electric energy generation continues to increase every year. However, in Indonesia itself has not many power plants that utilize renewable energy source. And we all know that Indonesia has the potential of renewable energy is very large. One of the renewable energy potential that very large in Indonesia is sunlight. With photovoltaics as a tool that absorb and convert solar energy into electrical energy, the electrical energy generated from solar energy sources are expected very big results. However, photovoltaics module is particularly vulnerable to environmental conditions that can affect the electrical energy produced. Therefore, the need for PV module performance calculations to predict the amount of energy that will be produced by a PV module in a certain environment so that we can determine the type of PV modules that will be used.
In this study used two methods of calculating the performance of PV, those are Sandia PV Array Performance Model and Five Parameters Model, where both methods will be compared with each other. In order to get that Five Parameters method is the most optimal and efficient method in calculating PV performance that can be used in tropical region as it only requires less input data but may predicted electrical energy output with sufficient precision, those are 56,58 Wdc for mono-crystalline PV, 52,7 Wdc for poly-crystalline PV, and 43,29 Wdc for thin film PV, with less data input. Five parameters method can also produce the characteristic curve (I-V) on a PV module operating conditions more precise.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Shabila Dinniyah
"Saat ini, banyak aplikasi teknologi berbasis sumber energi alam dan ramah lingkungan. Bagaimanapun, kekurangan yang sering ditemukan pada sumber energi alam adalah intensitasnya yang tidak menentu. Hal ini juga berlaku pada tenaga matahari pada panel surya, dimana intensitas cahaya yang masuk tidak selalu sama di setiap waktu. Intensitas cahaya dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti cuaca yang mendung. Perubahan intensitas cahaya ini berujung pada perubahan besar tegangan yang dihasilkan panel surya. Dengan buck-boost converter, nilai tegangan keluaran dapat diatur menjadi lebih besar atau lebih kecil, menjadi nilai tegangan yang diinginkan. Nilai tegangan yang dihasilkan diatur oleh pemrograman mikrokontroler, yang mengatur lebar pulsa pada PWM. Laporan skripsi ini membahas perancangan buck-boost converter untuk panel surya, dengan mengambil studi kasus di Gedung Pusat Inovasi LIPI di Cibinong, Bogor. Regulasi tegangan keluaran yang dihasilkan merupakan faktor utama dari analisa keberhasilan perancangan buck-boost converter, dengan persentase efisiensi berkisar dari 90 hingga 99%.

Currently, there are plenty of technological applications that utilizes a natural, environmental-friendly source of energy. However, a disadvantage often found in natural energy sources is that the intensity produced is uncertain. This occurance is also found in solar panels, wherein the light intensity that enters is not always equal. Light intensity may be affected by various factors such as ones on gloomy or sunny weathers. This irregularity on light intensity leads to deviation of voltage output produced by the solar panel. With the use of buck-boost converters, the amount of output voltage may be set to higher or lower than the input voltage, enabling us to maintain the desired output voltage. The amount of output voltage produced is controlled by a microcontroller program which regulates pulse widths produced by PWM signals. This final project report discusses about the designing of a buck-boost converter for solar panels, with a case study in Gedung Pusat Inovasi LIPI, Cibinong, Bogor. The regulation of output voltage is the main aim in analizing the success of the design created, with an efficiency of 90 to 99%.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>