Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rohana Carolyne Putri
"Indonesia merupakan negara yang berkomitmen dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca GRK. Target penurunannya adalah 26 dengan usaha sendiri dan 41 dengan bantuan internasional. Segala rencana mitigasi dan perhitungan terdapat pada dokumen Rencana Aksi Nasional-Gas Rumah Kaca atau RAN-GRK. Namun, metode perhitungan yang dilakukan pada dokumen ini menggunakan skenario Business as usual BAU baseline. Penggunaan skenario BAU baseline ini menandakan bahwa perencanaan pengelolaan limbah padat cenderung statis dan akan menimbulkan dampak yang tidak besar dalam upaya penurunan GRK. Sehingga menjadi penting untuk membuat skenario untuk kota di Indonesia, sesuai dengan kondisinya, agar dapat diketahui potensi emisi dari setiap kota. Untuk perhitungan emisi GRK, digunakan metode perhitungan faktor emisi dengan memperhitungan kredit atau pengurangan emisi dari pengelolaan limbah padat yang bermanfaat.
Beberapa faktor emisi yang digunakan merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada negara-negara yang memiliki keserupaan komposisi limbah padat dengan Indonesia. Skenario yang dibuat dalam penelitian ini berfokus pada pengelolaan secara 3R Reuse, Reduce, Recycle dan WTE Waste to Energy . Dari fokusan ini, didapatkan besaran emisi GRK pada tahun 2018 pada Kota Surabaya adalah -0,444-0,102 CO2 eq/kapita/tahun, Kota Balikpapan -0,187-0,017 CO2 eq/kapita/tahun, dan Kota Pangkal Pinang -0,181-0,120 CO2 eq/kapita/tahun. Dari keseluruhan skenario yang dibuat, pengelolaan limbah padat secara 3R menghasilkan total emisi GRK terendah, sedangkan total emisi GRK terbesar terdapat pada pengelolaan eksisting di mana presentase limbah padat yang dibuang ke landfill masih cukup besar.

Indonesia is a country committed to reduce greenhouse gas GHG emissions. The target of the decline is 26 by own ventures and 41 with international assistance. All mitigation and calculation plans are contained in the National Action Plan Greenhouse Gas or RAN GRK document. However, the calculation methods performed in this document use the Business as usual BAU baseline scenario. The use of this BAU baseline scenario suggests that solid waste management planning tends to be static and will have less impact in the effort to reduce GHGs. So it becomes important to create scenarios for cities in Indonesia, in accordance with the conditions, in order to note the potential emissions from each city. For GHG emission calculations, an emission factor calculation method is used to calculate credit or emission reductions from useful solid waste management.
Several emission factors used are the result of research conducted on countries having similar solid waste composition with Indonesia. The scenarios made in this study focus on 3R management Reuse, Reduce, Recycle and WTE Waste to Energy. From this focal, the amount of GHG emission in 2018 in Surabaya is 0,444-0,102 CO2 eq capita year, Balikpapan 0,187-0,017 CO2 eq capita year, and Pangkal Pinang City 0,181-0,120 CO2 eq capita year. From the overall scenario created, solid waste management by 3R results in the lowest total GHG emissions, while the largest total GHG emissions are in existing management where the percentage of solid waste dumped into landfills is still substantial.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Bima Ariateja
"Kota Pangkal Pinang di Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi daerah hinterland berupa industri ekstraktif, pertanian, dan agroindustri dengan komoditas utamanya berupa timah. Namun performa infrastruktur transportasi yang ada masih kurang mampu mendukung kegiatan distribusi sehingga menempatkan Kota Pangkal Pinang berada pada Kuadran III yang termasuk ke dalam kota - kota yang skor performa infrastruktur transportasinya berada pada kelas menengah kebawah di Indonesia. Sehingga Pengembangan Pelabuhan mampu memberikan dampak social dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuisoner dalam 4 tahapan dan dianalisa menggunakan SPSS dan teknik Relative Importance Index untuk mengurutkan dampak dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Pangkal Pinang in Bangka Belitung province is one of the provinces in Indonesia which has the potential of hinterland areas such as extractive industries, agriculture and agro-industry with primary commodities such as tin. However, the performance of the existing transport infrastructure is still less able to support distribution activities thus putting Pangkal Pinang located in Quadrant III belonging to the city - the city transport infrastructure performance scores are in the middle class in Indonesia. Port Development thus able to provide social and economic impact. This study uses the instrument in the form of questionnaires in four stages and analyzed using SPSS and techniques Relative Importance Index to sort the impact from the largest to the smallest."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjenileila Boer
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang ,sekitar 4 juta kematian disebabkan penyakit tersebut Di Indonesia ISPA bawah terutama pneumonia mengakibatkan kematian sekitar 150.000 balita per tahun. Di Pangkal Pinang, Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, cakupan Pneumonia sejak tahun 1998 terus meningkat Pada tahun 1999 berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pangkal Pinang didapatkan 15,37 % balita mengalami gizi buruk. Gizi buruk dapat menyebabkan penyakit infeksi termasuk pneumonia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia balita di kota Pangkalpinang tahun 2000. Jenis desain yang digunakan adalah kasus kontrol, dengan 120 sampel, dimana kasus adalah balita yang datang ke puskesmas dan menderita pneumonia sedangkan kontrol adalah balita yang datang ke puskesmas dan tidak menderita pneumonia. Unit analisis adalah balita usia 9 - 59 bulan. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap ibu balita yang terpilih sebagai sampel kasus maupun kontrol. Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi dengan kejadian pneumonia balita (OR= 3,194. 95 % CI :1,585 - 6,433 ). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pengambil keputusan agar lebih memberikan perhatian terhadap status gizi balita dengan meningkatkan kegiatan yang sudah ada."
Universitas Indonesia, 2001
T1085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ayu Kusumaningtyas
"Pengelolaan sampah yang tidak terintegrasi dan krisis energi listrik menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Kota Tangerang Selatan baik saat ini maupun di masa yang akan datang, sehingga alternatif waste to energy merupakan salah satu alternatif yang perlu dikembangkan sebagai salah satu solusi. Salah satu bentuk waste to energy yang dikembangkan yaitu Refuse Derived Fuel (RDF). Penelitian ini dikhususkan untuk mengevaluasi dan menganalisis potensi RDF di Kota Tangerang Selatan dalam jangka waktu 20 tahun ke depan. Analisis potensi RDF dilakukan dalam beberapa skenario sistem pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di Kota Tangerang Selatan.
Skenario sistem pengelolaan sampah dibedakan berdasarkan tingkat pengumpulan dan reduksi sampah yang dilakukan. Potensi terbesar dihasilkan oleh skenario 1 dengan tingkat pengumpulan sebesar 90% dengan menggunakan seluruh material residu sampah sebagai bahan baku RDF, yaitu sebesar 5,77 x 106 MJ/hari atau mampu memenuhi 0,89% kebutuhan listrik di Area Distribusi Tangerang pada tahun 2031. Produksi RDF pada skenario 1 juga mampu mengurangi kebutuhan lahan TPA hingga 76,8%. Beberapa rekomendasi untuk penerapan produksi RDF dalam sistem pengelolaan sampah juga dibahas dalam penelitian ini.

Unintegrated solid waste management and energy crisis are currently two vital issues faced by Tangerang Selatan City both now and in the future. Because of the reasons, waste to energy is one of alternative solution that could be implemented to solve those problems. Refuse Derived Fuel is one of waste to energy concept that should be developed. The purposes of this study are to evaluate and analys the production and energy potential of RDF in Tangerang Selatan City until 20 years later.
Potential of RDF performs in several scenarios of waste management system that can be implemented in the Tangerang Selatan City which are depend on collection and reduction rate. The biggest potential produces from scenario 1 with using all of reject material as raw of RDF’s material which is about 5,77x 106 MJ/hari and could account for approximately 0,89% of the total electricity amount in Tangerang Distribution at 2031. RDF production in scenario 1 also reduce landfill area for approximately 76,8%. Few potential suggestions were also discussed for implementing Refuse Derived Fuel in solid waste management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Chandra Adinugraha
"Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian utama telah diberikan pada masalah lingkungan global yang semakin meruncing, khususnya perubahan iklim. Permasalahan ini juga menjadi isu di Indonesia khususnya di Kota Semarang yang menghasilkan sekitar 1.276 ton sampah per hari pada tahun 2019. Emisi GRK dari sektor pengelolaan limbah di Kota Semarang menyumbang 16,67% dari total emisi GRK yang dihasilkan kota Semarang di tahun 2018. Emisi GRK dari pengelolaan sampah dapat berasal dari beberapa tahapan, seperti pengumpulan, transportasi, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK dan tahapan pengelolaan sampah yang bersifat hotspot dari keseluruhan sistem pengelolaan sampah Kota Semarang di tahun 2023, sehingga dapat diberikan rekomendasi untuk mengurangi emisi GRK. Perhitungan emisi GRK dilakukan dengan menggunakan Metode IPCC 2006 Tier 1 dan software Emission Quantification Tool (EQT) versi 2018 yang dikembangkan Institute for Global Environmental Strategies (IGES). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, emisi GRK masing-masing dari tahapan transportasi sampah, komposting, daur ulang sampah, black soldier fly (BSF), sampah tidak terkelola, kebakaran landfill, dan landfilling adalah 13.836,729 ton CO2-eq, 3.650,054 ton CO2-eq, -74.080,228 ton CO2-eq, 31,473 ton CO2-eq, 18,123 ton CO2-eq, 8.482,856 ton CO2-eq dan 357.939,942 ton CO2-eq. Keseluruhan emisi GRK dari sistem pengelolaan sampah Kota Semarang di tahun 2023 adalah 309.878,948 ton CO2-eq, dengan hotspot emisi adalah tahap landfilling. Rekomendasi yang diberikan adalah mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPA Jatibarang dan mengaktifkan kembali fasilitas komposting yang tengah berhenti beroperasi di TPA Jatibarang.

In the last few decades, major attention has been given to increasingly increasing global environmental problems, especially climate change. This problem is also a concern in Indonesia, especially in the city of Semarang, which produces around 1,276 tons of waste per day in 2019. GHG emissions from the waste management sector in Semarang City contributed 16.67% of the total GHG emissions produced by Semarang City in 2018. GHG emissions from waste management can come from several stages, such as collection, transportation, processing, and final disposal of waste. This research aims to analyse GHG emissions and hotspot waste management stages of the entire Semarang City waste management system in 2023, so that recommendations can be provided to reduce GHG emissions. GHG emissions calculations were carried out using the IPCC 2006 Tier 1 Method and the 2018 version of the Emission Quantification Tool (EQT) software developed by the Institute for Global Environmental Strategies (IGES). Based on research that has been carried out, the respective GHG emissions from waste transportation, composting, waste recycling, black Soldier fly (BSF), unmanaged waste, landfill fire, and landfilling are 13,836.729 tons CO2-eq, 3,650.054 tons CO2-eq, -74,080.228 tons CO2-eq, 31.473 tons CO2-eq, 18.123 tons CO2-eq, 8,482.856 tons CO2-eq and 309.878,948 tons CO2-eq. Overall GHG emissions from the Semarang City waste management system in 2023 are 309,878.948tons CO2-eq, with the emission hotspot being the landfill stage. The recommendation given is to reduce the amount of waste entering the Jatibarang landfill and reactivate the composting facility which is currently no longer operating at the Jatibarang landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janindri Wiranti
"Semakin meningkatnya kebutuhan akan pasokan listrik serta semakin terbatasnya minyak bumi sebagai bahan baku pembangkit listrik menjadi salah satu alasan mengapa Sumber Daya Energi terbarukan (Renewable Energy) perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satu Sumber Daya Energi Terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik adalah Angin. Studi dan Analisis potensi Angin diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data kecepatan angin yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sehingga didapatkan Nilai Statistik Potensi Angin. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menentukan Turbin Angin yang digunakan berdasarkan nilai Capacity Factor (CF). Parameter yang mempengaruhi nilai Capacity Factor antara lain power yang dihasilkan turbin sesuai spesifikasi turbin selama satu tahun serta power yang dihasilkan oleh kecepatan angin pada ketinggian turbin tertentu. Dari Analisis yang dilakukan pada Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang dengan kecepatan angin rata-rata tahun 2011 sebesar 3.3 m/s pada ketinggian 33 meter maka Turbin yang tepat untuk digunakan di lokasi tersebut adalah turbin 2g dan 3f dengan kapasitas masing-masing 600kW dan 750 kW.

Increasing demand for electricity and limited supply of petroleum as a raw material power are some reasons why the renewable energy resources is very advantageous. One of which can be used as power plant is wind (power). The study and analysis of wind potential begins with collection and processing of wind speed data derived from the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agencies (BMKG), thus obtained wind potential statistic value. Further analysis was done to determine the wind turbines used on capacity factor (CF) value basis. Parameters that affect the capacity factor value are the energy resulted by turbines suitable to its specification within a year and produced by the wind speed at certain height of turbine. The analysis has been carried out at Depati Amir Airport, Pinang Kuala, in 2011. With an average wind speed by 3.3 m/s at a height of 33 meters, the appropriate turbines to be used in the location are 2g and 3f turbines, each with a capacity of 600 kW and 750 kW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Cinthiawati
"Salah satu konsekuensi yang harus dihadapi Kota Tangerang yang mengalami perkembangan pesat dan semakin dipadati oleh penduduk adalah masalah pengelolaan sampah serta emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat emisi gas rumah kaca dari pengelolaan eksisting, memproyeksikan peningkatannya selama 20 tahun ke depan dan merekomendasikan langkah intervensi untuk mengurangi tingkat emisi. Estimasi dan proyeksi didasarkan pada data pengelolaan sampah eksisting serta rencana pengelolaan sampah di masa mendatang, untuk memperoleh tingkat emisi gas rumah kaca (terutama CH4 dan CO2) yang dihasilkan dari 3 skenario pengelolaan sampah. Skenario pertama adalah pengelolaan sampah dengan kapasitas pengolahan eksisting, skenario kedua adalah pengelolaan sampah dengan pengolahan sampah terpusat dan tidak ada peningkatan partisipasi masyarakat, sedangkan skenario ketiga adalah pengelolaan sampah dengan pengolahan sampah terpusat di TPA dan partisipasi masyarakat yang terus meningkat melalui kegiatan 3R di wilayahnya masing-masing. Tingkat emisi dihitung dari konsumsi bahan bakar untuk pengangkutan sampah, dan jumlah serta komposisi sampah yang ditimbun untuk kemudian dihitung emisinya dengan IPCC Waste Model. Hasil analisis menunjukkan total emisi gas rumah kaca pada tahun 2033 dari skenario pertama adalah 190.828,35 MTCO2e, skenario kedua 124.672,55 MTCO2e dan skenario ketiga 80.121,39 MTCO2e. Kajian ini menunjukkan bahwa skenario ketiga dengan intervensi berupa peningkatan pengelolaan sebesar 10% setiap 5 tahun yang dicapai melalui pengolahan di ITF dan partisipasi masyarakat adalah skenario paling efektif dalam mereduksi timbunan sampah di TPA dan dapat mengurangi rata-rata tingkat emisi GRK hingga 45,28%.

One of the consequences that has to be faced by Tangerang Municipality which is fast-developing and densely populated is the problem of municipal solid waste management (MSWM) and the greenhouse gases emitted. This study done in order to estimate the magnitude of greenhouse gases from the existing MSWM, then projecting the increment for the next 20 years and recommend some interventions to reduce the emission level. Estimation and projection are based on data collected from the existing MSWM and the plans for future management, to obtain the magnitude of greenhouse gases (mainly CO2 and CH4) emitted from 3 MSWM scenarios. From those, the best scenario will be taken as a base for recommending intervention in the solid waste management. The first scenario is the existing MSWM, the second is MSWM with centralized waste treatment and no increase in community’s participation, the third is MSWM with centralized waste treatment and increasing community’s participation by 3R program in their own region. The waste-transporting emission level calculated from fuel consumption, and the landfilling emission calculated from the amount and composition of landfilled waste by using IPCC Waste Model. These calculation resulting in total emission about 190828.35 MTCO2e, 124672.55 MTCO2e, and 80121.39 MTCO2e from the first, second, and third scenario, respectively. This study showed that the third scenario’s intervention, i.e. 10% increment of MSWM coverage every 5 years achieved by waste treatment in ITF and community's participation, is the most effective for reducing the amount of solid waste landfilled and could reduce the greenhouse gases emission up to 45.28%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koesnoto Soepranianondo
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk di kota-kota besar di Indonesia pada akhir dasawarsa ini mengalami peningkatan, tidak terkecuali di Kota Surabaya. Laju pertumbuhan penduduk ini mempunyai dampak dalam turut meningkatkan permintaan untuk pemenuhan kebutuhan pokok antara lain di bidang penyediaan pangan, di mana daging termasuk salah satu di dalamnya.
Meningkatnya kebutuhan akan daging mengakibatkan angka pemotongan ternak bertambah. Setiap ada peningkatan produksi berarti ada peningkatan limbah yang dihasilkan (Hk. Entropi). Meningkatnya limbah berati meningkatnya ketidakberesan dan makin merosotnya kualitas hidup, untuk mengatasi hal ini perlu adanya pengelolaan atau subsidi energi baik dari dalam maupun dari luar (Soerjani 1985).
Pengelolaan limbah rumah potong hewan, merupakan suatu unit yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik, oleh karena salah satu sumber utama pencemaran terhadap karkas adalah limbah rumah potong hewan. Atas dasar itu, pelayanan pengelolaan limbah dapat menjadi tolok ukur baik buruknya baik buruknya pengelolaan suatu rumah potong hewan.
Sebagai bagian dari suatu sistem di rumah potong hewan maka unit pengelolaan limbah merupakan salah satu sub sistem yang sangat banyak berkait dan berinteraksi dengan seluruh sub sistem yang ada di rumah potong hewan. Maka pelaksanaan pengelolaan limbah di rumah potong hewan, merupakan suatu pekerjaan yang konpleks dan membutuhkan penanganan yang tepat. Atas dasar itu, para petugas yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan limbah dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap petugas berpengaruh terhadap pelaksanaan pengelolaan limbah, serta meneliti seberapa besar pengaruh peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap pengelolaan limbah rumah potong hewan.
Beberapa konsepsi di dalam penelitian ini mendasari tahap-tahap operasional sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan petugas tentang pengelolaan limbah rumah potong hewan.
2. Mengetahui sikap petugas terhadap pelaksanaan pengelolaan limbah rumah potong hewan.
3. Mengukur pengetahuan petugas tentang peraturan perundang-undangan yang menunjang pelaksanaan pengelolaan limbah.
Setelah studi kepustakaan, penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1) Pemilihan lokasi
Penelitian ini dilakukan di dua rumah potong hewan.
Penentuan lokasi penelitian ini berdasarkan :
a. Angka pemotongan ternak setiap hari di kedua rumah potong hewan tersebut cukup tinggi, jika dibandingkan dengan rumah potong hewan yang lain.
b. RPH Pegirian mempunyai unit pengolahan limbah sedangkan RPH Kedurus tidak mempunyai unit pengolahan limbah.
c. Kedua rumah potong hewan mempunyai cara pemotongan yang berbeda, RPH Pegirian dengan Semi line system sedangkan RPH Redurus dengan Open System.
2) Jenis sampel
Pada penelitian ini sebagai responden diambil seluruh petugas mulai dari pimpinan sampai dengan pelaksana yang ada kaitan tugasnya dengan pengelolaan limbah.
Dari kedua jumah potong hewan tersebut, diperoleh 71 responden yang terdiri dari 45 responden dari rumah potong hewan Pegirian dan 26 responden dari rumah potong hewan Kedurus.
3) Pengumpulan data
Data diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara berstruktur dengan kuestioner dan wawancara mendalam.
4) Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah dengan uji statistik, yaitu menggunakan teknik korelasi kontingensi.
5) Di samping hal tersebut di atas, juga dilakukan uji laboratorium terhadap sampel limbah cair rumah potong hewan, yang dilakukan di Laboratorium Teknik Penyehatan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, I.T.S. Surabaya.
Penelitian yang memilih lokasi di rumah potong hewan Pegirian dan rumah potong hewan Kedurus, Kota Madya Surabaya ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Adanya hubungan positif antara tingkat pengetahuan petugas, sikap petugas dan pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan dengan pelaksanaan pengelolaan limbah rumah potong hewan.
2. Keadaan rumah potong hewan di Kota Madya Surabaya pada saat ini kurang memuaskan jika ditinjau dari segi kesehatan dan sanitasi lingkungan, hal ini disebabkan karena tidak adanya program pengelolaan limbah yang jelas.
3. Derdasarkan uji laboratorium, limbah rumah potong hewan mempunyai kadar DOD dan COD yang cukup tinggi. Hal ini sangat memungkinkan limbah rumah potong hewan menjadi salah satu sumber pencemaran di Kali Surabaya.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengusulkan bagi perbaikan dan pengembangan fungsi-fungsi rumah potong hewan, dalam upaya penyediaan daging sehat serta penanggulangan pencemaran lingkunganyang saat ini sedang di galakkan oleh Pemerintah Daerah Kota Madya Surabaya.
1) Usulan teknologi
Teknologi yang dipergunakan adalah teknologi tepat guna mengatasi limbah, yaitu teknologi miskin limbah dan disertai kemampuan untuk mendaur ulangkan limbah.
2) Usulan tindakan
Menentukan prioritas tindakan, yaitu :
a. Mengutamakan peningkatan pengetahuan petugas tentang pengelolaan limbah.
b. Menyediakan unit pengelolaan limbah rumah potong hewan dengan rancang bangun yang sederhana, mudah dan mudah dioperasikan namun efektif dalam pengelolaan limbah.
DAFTAR BACAAN 97 .[1975 - 1988)

ABSTRACT
The population growth in the big cities in Indonesia at the end of this decennial is increasing, not excepting the Surabaya City. This population growth has an impact in improving the demand for the main needs among others in the field of food supply, where meat is one of them.
The increase of the meat requirement has caused an increase in the animal slaughtering. Every production increase means an increase of the waste produced (Entropy Law). The increase of the waste means more troubles and a decline in the life quality. To overcome the subject mentioned above, a waste processing or subsidized energy fromoutside is required (Soerjani 1985).
The management of the slaughter House's waste, is a unit which needs to be given special attention and well managed, because one of the pollution source on the carcass is the waste of the slaughter house. Based on this, the services in processing the waste .can become a yardstick for managing a slaughter house.
As part of the system in the slaughter house the waste processing unit-become one of the subsystem which is very much integrated and interacted with the whole sub systems, which are available in the slaughter house. Thus the implementation of the waste processing in the slaughter house, is a complex job which needs a right handling. Based on the above, the officials who are connected with the implementation of the waste processing should have the right knowledge and skill.
This research is aimed to know the degree of relationship between science and Decisive official's attitude on the implementation of waste processing and to study the influence of the laws and regulations which apply on the waste processing of the slaughter house.
Several concepts in this research is based on the operational stages as follows :
1) To know the degree of knowledge of the officials on the waste processing of the slaughter house.
2) To know the official's attitude on the implementation of the processing of the slaughter house waste.
3) To measure the officials knowledge on the laws and regulation, which support the implementation of the waste processing.
After a library study, this research was done in stages as follows .
1) Location determination
This research was done in two slaughter houses.
The determination of the research locations is based on the followings :
a. The number of animals slaughtered daily in both slaughter houses mentioned above are very high compared with the other slaughter houses in Surabaya city.
b. Pegirian slaughter house has a waste processing unit, while Kedurus slaughter house does not have a waste processing unit.
c. Both these slaughter houses have different method of slaughtering, Pegirian slaughter house uses a Semi line system while the Kedurus slaughter house uses an open system.
2) Type of Sample
In this research, all employees are used as respondents starting from the manager until the working crew, whose job is related to the waste processing. From both these slaughter houses mentioned above, 71 respondents were obtained, consisting of 45 respondents from the Pegirian slaughter house and 26 respondents from the Kedurus slaughter house.
3) Data collection
Data obtained through direct observation, structural interview with questionnaire and indept interview.
4) Data processing
Data obtained is processed with statistical test, that is using contingency correlation techniques.
5) Besides the matter mentioned above, laboratory test is also, done on the liquid waste sample of the slaughter house, which is done in the laboratory of Health Techniques, Civil Engineering and planning faculty, Institute of Technology Surabaya.
This research which chose, the locations of Pegirian and Kedurus slaughter houses, in the city of Surabaya has come to the following conclusions :
1) The existence of the positive relation between the level of the official's knowledge on the law and regulations with the implementation of the slaughter house waste.
2) The condition of the slaughter house in Surabaya city at present is not satisfying looking from the health and sanitation point of view of the environment, this is caused by the non existence of a clear program for waste processing.
3) Based on the laboratory test, the slaughter house waste has a high content of BDD and COD. This makes a greater possibility of the slaughter house waste to become one of the pollution source in the Surabaya city.
This research result can be utilized to propose the improvement and development of the slaughter house functions, in the effort to supply healthy meat and to solve the environmental pollution problems which is at present implemented by the Surabaya city local Government.
1) Proposed Technology
The technology used is the efficient techniques to overcome the waste, which is low waste technology followed by the ability to of recycling with technology.
2) Proposed Action
To determine the priority action, that is :
a) Giving priority on the development of the officials knowledge on the waste processing.
b) To supply a slaughter house waste processing unit with a simple plan, cheap and easy to operate but effective in the waste processing.
List of Reference Books : 47 (1975-1988)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Eka Pratiwi
"Penelitian ini mengenai model simulasi pelabuhan antar kota Tanjung Pinang dan kota Batam. Model simulasi merupakan sebuah metode untuk mencari kondisi optimum dari skenario yang ada dengan menggunakan simulasi dari sistem riil yang ada. Model simulasi yang dibuat menggunakan software Promodel pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh skenario penjadwalan dari keberangkatan kapal antara pelabuhan Sri bintan Pura di kota Tanjung Pinang dan Telaga Punggur di kota Batam. Faktor-faktor yang menjadi penyusun skenario pada model simulasi ini adalah total kedatangan penumpang, hari dimana model ini dijalankan, dan jumlah kapal yang beroperasi.

This Research is about the simulation model of fleet serving the port in the city of Tanjung Pinang and Batam. Model simulation is a method to find the optimum results from the experiments conducted using a simulation of the system on the real world. Simulation model created using software of Promodel. This study aims to obtain the schedule scenarios departure of the ship between the city of Tanjung Pinang and Batam. The factor which was used to create the model simulation scenario is the total passenger arrivals, day where the model is run, and the number of ships in operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52340
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Octavianthy
"Indonesia yang memiliki jumlah kota sebanyak 93 kota yang tersebar di banyak provinsi merupakan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara yaitu sebesar 36% dari kebutuhan energi kawasan. Selain tingginya permintaan energi, isu lain yang krusial adalah tingginya produksi limbah di Indonesia, terutama pada daerah perkotaan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh skema teknologi Waste to Energy (WtE) yang dapat diaplikasikan dan paling optimum dalam menghasilkan LCOE dan emisi GHG yang minimum melalui optimisasi multi objektif.
Teknologi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah insinerasi, gasifikasi, anaerobic digestion, dan pirolisis dengan teknologi pembangkitan listrik menggunakan gas engine, gas turbin, serta teknologi fuel cell, yakni Solid Oxide Fuel cell (SOFC) dan Molten Carbonate Fuel cell (MCFC). Produksi bahan bakar hidrogen untuk fuel cell menggunakan proses Reforming. Penelitian dilakukan dengan meninjau aspek teknis melalui simulasi produksi listrik dari limbah padat perkotaan di kota Depok dengan menggunakan software ASPEN PLUS.
Dari aspek lingkungan, dilakukan analisis faktor emisi yang dihasilkan dari berbagai teknologi proses WtE melalui metode Life Cycle Assessment (LCA). Dari segi ekonomi, dilakukan perhitungan Levelized Cost of Electricity (LCOE) WtE. Emisi total dan LCOE merupakan fungsi objektif pada optimisasi multi objektif yang dilakukan dengan menggunakan software General Algebraic Modelling System (GAMS).
Hasil penelitan menunjukkan bahwa teknologi digesti anaerob dengan turbin gas sebagai teknologi pembangkitan merupakan teknologi WtE yang optimum pada tahun 2020-2035. Pada tahun 2035 hingga tahun 2050, teknologi gasifikasi dengan SOFC merupakan teknologi yang optimum dari segi teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi inspirasi dan membawa pengaruh terhadap perbaikan sistem konversi limbah menjadi energi yang ada di kota Depok.

Indonesia, which has a total of 93 cities in many provinces, is the largest energy consumer in Southeast Asia, around 36% of the region`s energy needs. Besides the high demand for energy, another crucial issue is the high production of waste in Indonesia, especially in urban areas. This research was carried out to obtain the Waste to Energy (WtE) technology scheme that can be applied and optimum in producing minimum LCOE and GHG emissions through multi-objective optimization.
The technologies used in this study are incineration, gasification, anaerobic digestion, and pyrolysis with power generation technology which using gas engines, gas turbines, and fuel cell technology, namely Solid Oxide Fuel cell (SOFC) and Molten Carbonate Fuel cell (MCFC). The production of hydrogen fuel for fuel cells uses the Reforming process. The study was conducted by reviewing the technical aspects through simulating electricity production from municipal solid waste in Depok using the ASPEN PLUS software.
From the environmental aspect, emission factor analysis was produced from various WtE process technologies through the Life Cycle Assessment (LCA) method. From an economic standpoint, Levelized Cost of Electricity (LCOE) of WtE is calculated. Total emissions and LCOE are objective functions in multi-objective optimization that carried out using General Algebraic Modeling System (GAMS) software.
The research results show that anaerobic digestion technology with gas turbines as generation technology is the optimum WtE technology in 2020-2035. In 2035 until 2050, gasification technology with SOFC is the optimum technology from the technical, economic and environmental aspects. This research is expected to be able to inspire and influence the improvement of waste conversion into energy systems in the city of Depok.This research is expected to be able to inspire and influence the improvement of the waste conversion into energy systems in Depok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>