Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifda Dhia Satrya
"ABSTRAK
Memori atau kenangan merupakan sesuatu yang didapatkan dan tersimpan dalam pikiran dan akan muncul jika kita berusaha mengingatnya. Suatu kenangan pada suatu arsitektur tertentu didapatkan ketika seseorang pernah mengalami dan melakukan aktivitas secara rutin. Durasi yang cukup lama dalam mengalami arsitektur tersebut membuat sebuah ruang space menjadi sebuah tempat place bagi seseorang yang mengalami ruang tersebut. Terdapat hubungan antara pengguna dan ruang serta objek yang berada di dalam ruang. Alat mnemonic, sebuah pemicu ingatan, banyak tersebar pada rumah ini. Baik itu merupakan furnitur atau ruang itu sendiri. Pada Kampung Laweyan terdapat beberapa rumah milik para saudagar batik yang masih berdiri hingga saat ini. Kini pemilik-pemilik rumah tersebut adalah generasi berikut dari para saudagar. Terdapat banyak cerita serta kenangan yang ada pada rumah tersebut melihat bagaimana rumah tersebut merupakan tempat bagi pemiliknya.

ABSTRACT
Memories are obtained and stored in minds they appear only when one tries to remember. A memory of an architecture site is obtained when one experiences it as a routine. Abundance of time spent in experiencing architecture turns space into place for the one who experiences it. There is a connection between human, space, and objects within. Mmenomic devices, as triggers of memories, are spread across the architecture the one that was experienced by the human be it the space itself or the furniture within. In Kampung Laweyan, there exist several houses once owned by saudagar batik in 1900s, now owned by their descendants. There are many memories stored, stories to be told, as in the owners 39 eyes, the houses are not mere space, but place. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrul Harun
"ABSTRAK
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik. Notaris wajib bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh, apa yang dinyatakan dalam akta otentik, termasuk akta hibah wasiat harus mengandung tiga kebenaran yaitu kebenaran lahiriah, kebenaran formal, dan kebenaran material. Khusus mengenai akta wasiat adalah berbeda dengan akta-akta yang lain, akta wasiat tidak dapat dirubah atau dicabut apabila si pewasiat telah meninggal dunia. Kesalahan dan kelalaian Notaris dalam pembuatan akta wasiat, dapat mengakibatkan akta kehilangan otentisitasnya dan batal demi hukum atau dapat dibatalkan melalui pemeriksaan pengadilan. Oleh karenanya, Notaris dapat dituntut karena perbuatan melawan hukum. Dengan demikian penting untuk dibahas mengenai tanggungjawab hukum Notaris dalam pembuatan Akta Wasiat apabila yang dilakukan tersebut ternyata melanggar hukum dan ada implikasi hukum, baik secara pidana maupun perdata atas Akta Wasiat yang dibuat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif. Alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi dokumen dan merupakan data sekunder. Penganalisaan data dengan metode kualitatif dan hasil penelitian yang diperoleh bersifat deskriptif analitis. Tanggungjawab notaris, berkaitan erat dengan tugas dan kewenangan serta moralitas baik sebagai pribadi maupun selaku pejabat umum. Notaris mungkin saja melakukan kesalahan atau kekhilafan dalam pembuatan akta wasiat. Apabila ini terbukti, akta wasiat kehilangan otentisitasnya dan batal demi hukum atau dapat dibatalkan. Dalam hal ini apabila menimbulkan kerugian bagi pihak yang berkepentingan dengan akta tersebut, notaris dapat dituntut secara pidana atau pun digugat secara perdata. Sanksi yang dikenakan secara pidana adalah menjatuhkan hukuman pidana dan sanksi secara perdata adalah memberikan ganti rugi kepada pihak yang berkepentingan tersebut."
2005
T16363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanović, Sabina
"This innovative study of memorial architecture investigates how design can translate memories of human loss into tangible structures, creating spaces for remembering. Using approaches from history, psychology, anthropology and sociology, Sabina Tanović explores purposes behind creating contemporary memorials in a given location, their translation into architectural concepts, their materialisation in the face of social and political challenges, and their influence on the transmission of memory. Covering the period from the First World War to the present, she looks at memorials such as the Holocaust museums in Mechelen and Drancy, as well as memorials for the victims of terrorist attacks, to unravel the private and public role of memorial architecture and the possibilities of architecture as a form of agency in remembering and dealing with a difficult past. The result is a distinctive contribution to the literature on history and memory, and on architecture as a link to the past."
Cambridge: Cambridge University Press, 2019
e20520687
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Nabila
"ABSTRACT
Pembahasan dalam skripsi ini adalah, bagaimana hubungan place branding yang dapat diidentifikasi dengan identitas tempat dan aspek. Hubungan antara place branding dan aspek pariwisata memengaruhi image keseluruhan dari kampung yang membawa dampak positif. Kampung ini memiliki aspek pembentuk image pariwisata dengan adanya potensi kampung yang bersinggungan dengan teori aspek pariwisata. Identitas tempat ditentukan dengan kondisi fisik dan kondisi non-fisik kampung. Studi kasus dilakukan di Kampung Krapu, Tongkol, dan Lodan yang berlokasi di Jakarta Utara. Kampung ini berdekatan dengan area wisata Kota Tua. Kampung Tongkol sudah mulai berkembang dari kampung lainnya, namun kampung ini kurang terekspos, kegiatan pariwisata yang jelas, dan kurangnya perawatan terhadap gudang bersejarah. Pembahasan ini dilakukan dengan mengelaborasikan dan menyimpulkan kajian teori, survei lapangan, dokumentasi, dan wawancara terhadap masyarakat kampung dan peserta Eco City 2018. Kesimpulan dari skripsi ini adalah, studi place branding menunjukkan bahwa pihak eksternal dan masyarakat harus bekerjasama dalam mengembangkan dan merencanakan kampung untuk meningkatkan Kampung Tongkol sebagai tujuan wisata.

ABSTRACT
This thesis aims to discuss the relation between place branding and tourism aspects. The relation between place branding and tourism, affect the whole image of kampung which has giving the positive impact. This kampung has some potentials that create tourism image of the kampung which intersect with tourism theory. Place identity determined by physical and non physical condition. A case study was taken in Kampung Krapu, Tongkol, and Lodan or it can be shortened to Kampung Tongkol in North Jakarta, Indonesia. This kampung located near the tourism area called Jakarta Old City Kota Tua which known as a historical tourism area. Kampung Tongkol is already developing compared to others but does not have much exposure, clean tourism activities, and lack of care of the historical site. Data were collected by using field surveys, documentation, and interviews with kampung rsquo s communities. This study finds out that Kampung Tongkol has the distinctive and authentic identity that make it suitable to do place branding as a tourism destination. Based on findings, this study suggests that authorities should develop appropriate kampung tourism products as a planning threshold to boost Kampung Tongkol as a tourism destination."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Asya
"Memori dan sejarah merupakan dua kata yang sering dianggap sama. Tetapi, dalam hubungannya dengan aspek sosial-budaya di suatu kota, keduanya memberikan pengertian yang berbeda khususnya dalam menelusuri kembali asal usul kota. Skrispi ini bertujuan untuk mempelajari proses rumah menjadi locus memori sebagai media dalam menyampaikan nilai historis. Data tangible dan intangible dikumpulkan melalui studi literatur, pengamatan, dan wawancara yang kemudian dipisah berdasarkan teori dan studi kasus. Penelitian ini mengilustrasikan bagaimana memori terhubung dalam kontek spasial dan temporal dengan memadukan konsep rumah sebagai ​locus memory​, dengan hubungan memori apa dan memori siapa yang berada di dalam rumah tersebut. Dalam studi kasus ini, analogi bangunan tempat tinggal sebagai objek terkait dan keterkaitannya dengan memori dengan aktivitas yang terjadi di dalam bangunan, khususnya rumah tinggal di Cirebon yang berdiri sejak era kolonial dapat membantu kita memahami kebudayaan masyarakat dan tradisi yang terjadi dalam perkembangan kota.

Memory and history are two words that are often thought to be similar. However, in relation to a city’s socio-cultural aspect, both actually offers different meaning specially to retrace the origins of the city. This paper aims to study the process of a house become a locus of memory as the media to deliver historical value. Tangible and intangible data are collected through literature review, observation, and interview which later are separated according to the assigned theory and object of study. The research illustrates how memory is linked in spatial and temporal by pairing the concept of a house as ​locus of memory​, with a connection to what memory the house does have and whose memory belongs to the house. In this case, the analogy of residential building as related object and its interconnected memories with the activities done inside the building, such as the house in Cirebon during the colonial period, can help us to understand the community’s culture and traditions involved in the development of the city."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Rachma
"ABSTRAK
Ketatnya persaingan dalam pasar pariwisata menuntut pengelola untuk memiliki keuntungan kompetitifnya . Pada heritage tourism, memahami dan menjaga atribut authenthicity merupakan hal yang penting. Karena hal ini berhubungan dengan motivasi dan engagement pada destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi authenticity ,dan engagement, terhadap konsekuensi perilaku dimasa depan yaitu loyalitas. Untuk memprediksi loyalitas digunakan authenticity dan engagement sebagai variabel prediksi. Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square, dengan menggunakan model variabel formatif dan reflektif. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah cultural motivation, serious leisure, self-connection, object-based authenticity, existential authenticity, engagement, dan loyalty.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh signifikan motivasi yaitu cultural motivation dan self-connection terhadap sense of authenticity. Temuan lain adalah, terdapt pengaruh signifikan sense of authenticity terhadap loyalitas. Namun tidak ada pengaruh signifikan antara engagement dan loyalitas.

ABSTRACT
Intense competition in the tourism market requires managers to have a competitive advantage. On heritage tourism, understand and maintain authenthicity attributes are important, because it is related to motivation and engagement in tourist destinations. The purpose of this study was to determine the effect of motivation, perception of authenticity and engagement, towards the consequences of future behavior which is loyalty. In this study to predict loyalty used authenticity and engagement as predictive variables. This study uses Partial Least Square method, using the model variables formative and reflektif. Variable used in this study are cultural motivation, leisure serious, self-connection, object-based authenticity, existential authenticity, engagement, and loyalty. Result from this study showed that there are significant effect both from cultural motivation and self-connection to the sense of authenticity. Another finding is, there is significant effects sense of authenticity to loyalty. But there is no significant effect between engagement and loyalty
;;"
2016
S65778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Calistasela Aulia
"Bangunan Cagar Budaya merupakan peninggalan bersejarah yang memiliki peran yang sangat penting, yakni untuk mentrasfer identitas budaya pada generasi selanjutnya. Namun, adanya penurunan kondisi Bangunan Cagar Budaya terkait usia serta kurangnya perawatan berdampak akan kondisi Bangunan Cagar Budaya yang memprihatinkan. Maka dari itu, melakukan pelestarian Bangunan Cagar Budaya merupakan hal yang krusial untuk dilakukan untuk menjaga keberlanjutan akan keberadaannya. Selain menjaga keberlanjutannya, menjaga keaslian bangunan juga tidak kalah penting, mengingat tanpa keasliannya, Bangunan Cagar Budaya kehilangan hal mendasar yang menjadi tujuan keberadaanya. Oleh karenanya, melakukan pelestarian sesuai dengan tahapan yang benar serta sesuai etika dan kaidah konservasi merupakan hal yang harus dipahami dan diperhatikan demi terjaganya keaslian Bangunan cagar Budaya. Dengan demikian, maka nilai-nilai sejarah dapat tetap terjaga.

The Cultural Heritage Building is a historical heritage that has a very important role, namely to transfer cultural identity in the next generation. However, the decreasing condition of age-related Cultural Heritage Buildings and the lack of maintenance have an impact on the poor condition of Cultural Heritage Buildings. Therefore, preserving the Cultural Heritage Building is a crucial thing to do to maintain the sustainability of its existence. In addition to maintaining its sustainability, maintaining the authenticity of buildings is no less important, bearing in mind that without its authenticity, the Cultural Heritage Building loses its fundamental purpose for being. Therefore, conducting conservation in accordance with the correct stages and according to the ethics and rules of conservation is something that must be understood and considered for the preservation of the authenticity of the Cultural Heritage Building. Thus, historical values ​​can be maintained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Amalia
"ABSTRAK
Memori kolektif mengandalkan penceritaan dalam proses pelestariannya. Arsitektur sebagai tempat memori tersebut direkam lalu menjadi hal yang penting dalam proses pengingatannya. Lalu bagaimana arsitektur kemudian menjadi salah satu media yang penting dalam proses ini? Dalam skripsi ini, dibahas dua buah arsitektur yang mengandung memori kolektif dimana salah satu diantara mereka gagal melestarikan memori kolektif, sementara satunya lagi berhasil. Kesimpulan dari skripsi ini adalah pelestarian memori kolektif melalui media arsitektur harus melalui arsitektur yang juga dapat merekam memori kolektif baru. Proses pengingatannya lalu dapat berupa penggunaan kesan kesamaan yang kemudian ditangkap oleh society dan kemudian diceritakan dan melestarikan memori kolektif.

ABSTRACT
Collective Memory relies on storytelling as its preservation. Architecture as a place where the memory takes place then becomes important in remembering process. Then how architecture becomes one of many forms that important in this process? In this thesis, there are studies in two architectures which contain collective memory where one of them failed on preserving collective memory. On the other hand, the other one is successful. Conclusion from this thesis is collective memory preservation that uses architecture as its media, must through architecture that can facilitate new collective memory. The remembering process can through similarity which is society can caught and then will retell the story and preserve collective memory."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S873
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maulida Shifa
"Penelitian ini membahas mengenai perkembangan Bangunan Pendopo dari bangunan Villa Maria menjadi Kantor Pusat PT KAI. Pada Bangunan Pendopo hingga saat ini masih dipergunakan sebagai kantor administrasi perkeretaapian dan telah mengalami adaptasi setelah ditetapkan menjadi cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam adaptasi Bangunan Pendopo Kantor Pusat PT KAI serta menganalisis kesesuaian penerapan adaptasi yang sudah dilakukan dengan prinsip dan regulasi hukum yang berlaku. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, interpretasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis didapatkan bahwa adaptasi mempengaruhi adanya perubahan fungsi ruang pada Bangunan Pendopo dan terdapat 3 bentuk adaptasi yang dilakukan, yaitu adaptasi dalam perubahan material, adaptasi dalam penambahan, dan adaptasi dalam pengurangan. Adaptasi dalam bentuk perubahan material dan penambahan pada Bangunan Pendopo telah sesuai dengan prinsip-prinsip adaptasi. Sedangkan bentuk pengurangan mengakibatkan merosotnya nilai penting yang terkandung dalam bangunan.

This paper discusses about the transformations of the Pendopo Building from Villa Maria building into the Central Office of PT KAI. The Pendopo building is still used as a railway administration office and has undergone adaptations after being a cultural heritage. This study aims to determine the changes that have occurred in the adaptation of the Pendopo building and to analyze whether the implementation of the adaptation that has been carried out in the cultural heritage building is in accordance with the adaptation principles and legal regulations. The method used is descriptive analysis starting from data collection, data analysis, interpretations, and conclusions. The results of the analysis found that adaptation affects changes in the function of space in the Pendopo Building and there were 3 forms of adaptation carried out in the Pendopo buildings, that is adaptation in material changes, adaptation in additions, and adaptation in reductions. Adaptation in the form of material changes and additions to the Pendopo building is in accordance with the adaptation principles. While the form of reduction results in a decline in the important value contained in the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmawan Sujoni Putra
"Pantjoran Tea House merupakan bekas dari bangunan Apotek Chung Hwa yang berdiri pada tahun 1928. Sempat terbengkalai, pada 2015 bangunan ini mengalami konservasi restorasi oleh proyek dari Jakarta Old Town Revitalization (JOTRC) dan arsitek Djuhara. Sejak dahulu, gedung yang merupakan landmark kawasan Pecinan ini belum mendapatkan status sebagai bangunan cagar budaya meskipun telah mengalami restorasi dan berperan dalam melestarikan nilai-nilai budaya di Pecinan Glodok dan letaknya di Kawasan Cagar Budaya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui nilai-nilai penting apa saja yang melekat pada bangunan Pantjoran Tea House. Penelitian ini menggunakan metode kajian nilai penting berdasarkan metode Pearson dan Sullivan dengan delapan tahapan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pantjoran Tea House memiliki gaya Arsitektur Transisi (1890-1915) yang ditunjukkan unsur Gaveltoppen, Boucenlicht dan coloumn non-yunani dengan interior oriental Tionghoa lewat banyaknya penggunaan kayu pada bangunan. Hasil akhir penelitian ini memperlihatkan kriteria nilai penting pada bangunan yang terdapat pada UU Cagar Budaya, yaitu nilai ilmu pengetahuan, nilai sejarah, nilai kebudayaan, dan nilai pendidikan. Temuan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk mengusulkan penetapan Pantjoran Tea House sebagai cagar budaya.

Pantjoran Tea House is the former building of Apotek Chung Hwa, which was established in 1928. After being neglected for a period, the building underwent a conservation and restoration project in 2015 by the Jakarta Old Town Revitalization (JOTRC) and architect Djuhara. Throughout its history, this building, which serves as a landmark in the Pecinan area, has not yet received the official status as a cultural heritage despite having undergone restoration and played a role in preserving cultural values in Pecinan Glodok, located in the Cultural Heritage Area. The purpose of this research is to identify the significant values associated with the Pantjoran Tea House. This study adopts the method of assessing the significant values based on the Pearson and Sullivan method, involving eight stages. The findings reveal that Pantjoran Tea House exhibits the Transitional Architecture style (1890-1915) characterized by Gaveltoppen, Boucenlicht, and non-Greek columns, with a Chinese Oriental interior featuring extensive use of wood in the building. The results of this research demonstrate the criteria of significant values in a building according to the Cultural Heritage Law, encompassing scientific value, historical value, cultural value, and educational value. These research findings could be considered for proposing the recognition of Pantjoran Tea House as a cultural heritage site."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>