Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hafidz Nurhantoko
"Getaran suatu komponen mesin yang telah melewati standar yang ditentukan dapat menurunkan performa kerja mesin dan menyebabkan kerusakan sehingga dapat terjadi overhaul. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pemantauan kondisi getaran pada komponen mesin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu dimana komponen akan mengalami kerusakan berdasarkan data kondisi terdahulu dan mendiagnosa penyebab getaran yang terjadi sehingga dapat menghasilkan suatu penjadwalan pemeliharaan berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Metode yang digunakan ialah analisa kecenderungan yang disesuaikan dengan ISO 10816 dan analisa spectrum getaran. A Kondisi getaran yang terjadi pada unit High Pressure Boiler Feed Pump 2 yaitu DE Pompa = 7,19 mm/s pada bulan Maret tahun 2019, DE Motor = 4,60 mm/s pada bulan Agustus tahun 2019, NDE Pompa = 4,51 mm/s pada bulan September 2019, dan NDE Motor = 4,53 mm/s pada bulan Juli tahun 2020. Pada analisa spectrum ditemukan bahwa terjadi gejala kerusakan antara lain Blade Pass Frequency, Rotor Bar Pass Frequency, Journal Bearing Looseness, Resonansi, dan Unbalance.

Vibrations of a machine components that have passed the prescribed standards can decrease the performance of the work of the machine and cause damage that can happen to an overhaul. Therefore it takes a vibration condition monitoring system on the engine components. The purpose of this research is to determine the time in which the components will be damaged based on the previous conditions and diagnose the cause of the vibration that occurs so it can generate a maintenance scheduling based on the time period specified. The method used is the trending analysis that adapted to ISO 10816 and vibration spectrum analysis. Measurement of vibration conditions has been conducted on two units High Pressure Boiler Feed Pump, as measured at four points, namely the Drive End of the pump, the Motor Drive End, Non Drive End of the pump, the Non Drive End Motor on each point made on the axial axis, horizontal and vertical. The conditions of the vibration that occurs at the unit 39 s High Pressure Boiler Feed Pump 2 IE DE Pump 7.19 mm s in March 2019, DE Motors 4.60 mm s in August of 2019, NDE Pump 4.51 mm s in September 2019, and NDE Motor 4.53 mm s in July to know 2020 n. On the analysis of the spectrum found that symptoms of damage among other Blade Pass Frequency, Rotor Bar Pass Frequency, Journal Bearing Looseness, Resonance, and Unbalance. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammar Asof
"Baik negara-negara berkembang maupun negara-negara yang sudah maju, daya listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang penting bagi masyarakat dan Negara. Oleh karenanya daya listrik haruslah tersedia secara terus menerus dan ekanomis. Apatagi mengingat pemakaian daya listrik oleh masyarakat umum terus meningkat dari tahun ketahun; maka mutu dan keandalan wajib djaga sebaik-baiknya.
Salah satu syarat untuk dapat menyediakan daya listrik yang demikian; seyogyanya penguasaan pengetahuan mengenai operasi teknis dari suatu Power Plant terutama Boiler PLTU haruslah yang optimum.
Kebutuhan daya listrik di Jawa-Bali pada saat ini banyak dipasok oleh Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan menggunakan bahan bakar batu bara. Masalah yang sering muncul didalam pengoperasian Boiler PLTU dengan bahan bakar batu bara adalah timbulnya slagging dan deposit sehingga efektifitas perpindahan kalor dari flame ke pipa Boiler menurun, dan sewaktu-waktu slagging akan dapat menyumbat lubang laluan ash (abu) di daerah slag-bath.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian mengenai sifat pembentukan slagging batu bara dari Sumatera, dan batu bara dad Kalimantan. Penelitian ini akan dicapai melalui serangkaian kegiatan experimental yang bertujuan: (i) Mengetahui temperatur leleh abu (fusion point of ash) pada berbagai fase, (ii) Mempelajari laju pertumbuhan deposit batu bara di pipa Boiler, (iii) Mengetahui pengaruh/shat kerak terhadap sifat perpindahan kalorpada pipa Boiler.
Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan dipergunakan untuk mengetahui kualitas batu bara terhadap laju pertumbuhan deposit serta pengaruhnya pada efektifitas perpindahan kalor yang terjadi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ilmiah bagi pengoperasian Boiler secara efektif sehingga kinerja Boiler dapat dipertahankan tinggi dengan biaya pemeliharaan yang rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Campbell, Ashley S.
New York: John Wiley & Sons, 1979
621.4 CAM t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Hardian
"Heat engine thermoacoustic mengkonversi panas menjadi daya akustik tanpa adanya komponen yang bergerak. Alat ini mempunyai beberapa keunggulan daripada mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya seperti desain alat yang sederhana, fungsi yang stabil, dan fluida kerja yang ramah lingkungan. Untuk mengembangkan lebih jauh performa dari termoakustik jenis ini, maka diperlukan karakterisasi dari parameter-parameter yang bekerja. Pada pengujian kali ini dilakukan karakterisasi termoakustik berdasarkan posisi stack dan onset temperature dengan tujuan untuk mengetahui posisi stack dan besaran nilai onset temperature yang optimal. Variasi yang dilakukan pada pengujian ini untuk posisi stack yaitu pada posisi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100 mm dari ujung tabung tertutup, sedangkan untuk variasi onset temperature yang dilakukan yaitu pada suhu awal termoakustik mulai bekerja atau mengeluarkan bunyi (terendah 410ºC) sampai dengan 500ºC. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan stack yang terbuat dari bahan dasar keramik dan menggunakan pemanas berbentuk nozzle serta panjang resonator 200 mm. Hasil taraf intensitas suara dan daya akustik terbesar yang dapat dihasilkan yaitu pada saat posisi stack 50 mm dari ujung tabung tertutup dan besaran onset temperature 500ºC dengan nilai 118,92 dB dan 9,81x10-4 Watt.

Heat engine thermoacoustic converts heat into acoustic power with no moving parts. It exhibits several advantages over traditional engines, such as simple design, stable functionality, and environment-friendly working gas. In order to improve the performance of the heat engine termoacoustic, working parameters should be optimized. In this examination, the thermoacoustic is characterized based on stack position and onset temperature in order to acknowledge the optimal value from both parameters. Stack position varieties chosen for this examination are 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 and 100 mm from close-end tube, and onset temperature varieties chosen for this examination start from the lowest temperature that the engine regarded to be working (lowest 410ºC) to 500ºC. This examination uses nozzle shaped heater, ceramic stack, and 200 mm glass resonator. The largest value of sound intensity and acoustic power that be produced where the stack is placed 50 mm from close-end tube and the onset temperature regulated for 500ºC comes with value of 118,92 dB and 9,81x10-4 Watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langley, Billy C.
Reston, Virginia: Reston Publishing Co., 1983
621.402 5 LAN h (1);621.4025 LAN h (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Mustajab
"Spray dryer adalah salah satu alat yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan bahan, baik produk makanan atau produk farmasi yang sebagian besar materi penyusunnya sensitive terhadap panas. Pada penelitian awal untuk belimbing, spray dryer tanpa sistem refrigerasi evaporator dan kondensor membutuhkan suhu udara pengering 110 o C, temperature tersebut dapat merusak vitamin C pada bahan sampai 50%, sehingga nilai gizi produk menurun.
Tingginya temperature udara pengering yang mencapai 110°C , karena kondisi udara depok memiliki kelembaban yang tinggi sekitar 85 %. Untuk mengatasinya maka didesain spray dryer dengan memanfaatkan evaporator dan kondensor suatu sistem refrigerasi, dengan harapan bisa menurunkan kelembaban tersebut dengan mengalirkan udara lingkungan ke sistem refrigerasi evaporator dan kondensor, sehingga udara yang memasuki spray dryer relative sudah kering.
Evaporator berfungsi sebagai dehumidifier sedangkan kondensor berfungsi sebagai heater, sehingga panas yang diberikan oleh udara di evaporator akan diambil kembali oleh udara tersebut. Berdasarkan riset terdahulu (simulasi), maka penambahan komponen evaporator dan kondensor pada spray dryer akan menghasilkan udara pengering dengan kelembaban spesifik 0.0066 (berasal dari udara dengan kelembaban spesifik 0,0182). Dengan demikian pengeringan bisa bekerja dengan lebih cepat dan pada temperature yang rendah sehingga produk yang dihasilkan akan berbentuk serbuk kering atau caramel dengan vitamin C dan gizi yang lainnya tidak terlalu rusak karena pemanasan.

Spray dryer is one of the devices can be processed to make material organic more longer for kept, both the food product or pharmacy product which is most of the component sensitive with heating process. From the research previously for fruit product "belimbing", Spray dryer without refrigeration system need temperature for drying 110 o C, with that high temperature can be damage vitamin content around 50%, so the gizi product decreased.
The reason high temperature for drying 110°C, because of the humidity indepok so high around 85%, to handle that need to design Spray dryer with using evaporator & condenser of refrigeration system, with goal can be decreased the humidity with flow the environment air to that refrigeration system, so the air which entering the Spray dryer has been dried.
The evaporator working as dehumidifier and condenser as heater, so the heat given by air in evaporator will be used again. Based on the research previously from simulation, the effect of adding component evaporator &condenser on Spray dryer will produce dry air with the specific humidity 0,0066 (come from air specific humidity 0,0182). So then the spray dryer can work more fast & low temperature make the product as dry dust or caramel with the vitamin C & other organic material In good condition, not damage because of drying process with low temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29972
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reay, D.A.
New York : Pergamon Press, 1979.
621.402 5 REA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranto Arismunandar
Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1983
621.4 WIR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
"Cool-Hot box adalah alat yang digunakan untuk penyimpanan makanan ataupun minuman dengan menggunakan kondisi panas dan dingin. Carrier box merupakan salah satu alat pelengkap sebagai benda penyimpanan yang berguna pada transportasi motor. Sebagai fungsi tambahan carrier box bisa berguna sebagai penyimpanan barang yang membutuhkan sistem pendingin atau pemanas. Penelitian sebelumnya telah dikembangkan carrier box motor untuk sistem pendingin saja dengan pompa kalor menggunakan termoelektrik dan heatpipe.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat carrier box menjadi sistem pendingin sekaligus pemanas yang menggunakan pompa kalor termoelektrik berupa heat-pipe fan dan heatsink fan dengan double peltier. Hasil dari cool-hot box dapat ditargetkan sebagai sistem pendingin mencapai suhu 0 - 5ºC dan pemanas diatas 60ºC.

Cool Hot Box is a device that usually for saving goods that required cold or hot conditions such as food, drink, vaccine blood etc. Cool Hot box is accessory of motorcycle used as a storage of property so it is useful in transportation field using motorcycle. For adding functional value of box carrier, it is needed to make a system refrigerant that can save the goods on cold condition and heating system to warm those goods too. Research before had been developed a box carrier motorcycle using thermoelectric module using heat-pipe as appear on cold side only.
The objective of this research is to know the cooling and heating performance and characteristic ob carrier box that using heat-pipe fan and heat-sink fan on the other side of double peltier. The results of the research are carrier box implied with double peltier on heatpipe that can produce the cabin temperature 5 - 10ºC and heating over 60ºC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Burhanuddin Fauzi
"Karakteristik pengeringan sangat ditentukan oleh nilai konstanta laju pengeringan dan energi aktivasi bahan. Pemahaman terkait proses pada pengering pompa kalor penting diketahui untuk optimalisasi proses pengeringan kopi. Biji kopi robusta berkulit tanduk dikeringkan pada laju aliran udara, temperatur, dan kelembaban spesifik yang berbeda. Pengeringan dilakukan pada variasi temperatur heater 60, 65, 70, 75, dan 80 °C selama 5 jam, dengan laju aliran udara sebesar 400, 550, dan 700 lpm. Kelembaban spesifik divariasikan berdasarkan temperatur keluaran evaporator sebesar 10, 15, dan 20 °C. Pengeringan juga dilakukan tanpa sistem refrigerasi. Sehingga terdapat 4 variasi kelembaban spesifik. Variasi nilai kelembaban spesifik diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata temperatur keluaran evaporator dan kelembaban relatif selama periode pengeringan. Nilai  paling besar diperoleh pada variasi temperatur 80 °C dengan kelembaban spesifik 6,16 g H2O/kg dry air pada laju aliran udara 700 lpm dengan nilai 10,69x10-3 s-1. Nilai energi aktivasi paling besar adalah 45,93 kJ/mol yang diperoleh pada variasi kelembaban spesifik 17,24 g H2O/kg dry air dan laju aliran udara 400 lpm. Penurunan kadar air akan semakin cepat dengan meningkatnya laju aliran udara, meningkatnya temperatur pengeringan, dan kelembaban spesifik yang semakin kecil.

The drying characteristics are largely determined by the value of the drying rate constant and the activation energy of the material. It is important to understand the process related to heat pump dryers to optimize the coffee drying process. The wet parchment robusta coffee beans are dried at different air flow rates, temperatures, and specific humidity. Drying was carried out at heater temperature variations of 60, 65, 70, 75 and 80 °C for 5 hours, with air flow rates of 400, 550 and 700 lpm. Specific humidity is varied based on the evaporator output temperature of 10, 15, and 20 °C. Drying is also carried out without a refrigeration system. So, there are 4 variations of specific humidity. Variations in specific humidity values are obtained from the results of calculating the average evaporator outlet temperature and relative humidity during the drying period. The highest  value was obtained at a temperature variation of 80 °C with a specific humidity of 6.16 g H2O/kg dry air at an air flow rate of 700 lpm with a value of 10.69x10-3 s-1. The highest activation energy value is 45.93 kJ/mol obtained at a specific humidity variation of 17.24 g H2O/kg dry air and an air flow rate of 400 lpm. The decrease in water content will be faster with increasing air flow rate, increasing drying temperature, and decreasing specific humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>