Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212731 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asifa Nabila
"Walini adalah wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan. Bedasarkan metode paired comparison, walini unggul dalam indikator pertumbuhan populasi dan pertumbahan ekonomi, sehingga dapat dikembangkan menjadi silicon valley. Luasan yang akan dikembangkan sebesar 1126 ha. Pengembangan secara silicon valley memerlukan biaya investasi awal sebesar Rp 151 trilliyun, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan investasi agar menarik minat swasta untuk berinvestasi. Salah satu faktor perhitungan analisis kelayakan investasi yang dilakukan adalah analisis life cycle cost. Menurut analisis life cycle cost yang dilakukan, kota walini memerlukan biaya investasi awal sebesar Rp 151 trilliyun, biaya operasional dan pemeleiharaan sebesar Rp 353 trilliyun. Akan tetapi pengembangan kota ini akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1.152 trilllyun. Dengan masa konsesi 30 tahun, pengembangan kota ini dapat direlasasikan menggunakan skema Kerjasama antar pemerintah dengan swasta KPBU. Terdapat 42 skenario yang dilakukan untuk memeperoleh nilai IRR optimal. Dalam pemilihan skema KPBU yang optimal, nilai IRR yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai WACC sebesar 11 . Dari keselurhan skenario didapatkan nilai IRR optimal sebesar 15.57 dengan pembagian terhadap swasta sebesar 49.89 dari biaya awal investasi, 60.08 biaya operasional dan pemeliharaan, 80.06 dari hasil pendapatan.

Walini is one of the areas that have potential to be developed. Based on paired comparison method, Walini excel in indicator of population growth and economic growth, so that can be developed into silicon valley. The area that will be developed is 1126 ha. Silicon Valley development requires initial investment cost of 151 trillion rupiahs. It is necessary to conduct investment feasibility analysis in order to attract private interest to invest. One of the calculation factor of investment feasibility analysis is life cycle cost analysis. According to life cycle cost analysis conducted, Walini city requires initial investment cost of 151 trillion rupiahs, operational cost and maintenance of 353 trillion rupiahs. However, the development of this city will generate revenue of 1,152 trillion rupiahs with a 30 year concession period. Due to the enormous cost required, the development of this city can be realized using the scheme of cooperation between government and private PPP. There are 42 scenarios performed to obtain scenarios with optimal IRR values. In the selection of optimal PPP schemes, the resulting IRR value is compared with the WACC value of 11 . From the overall scenario, the optimal IRR score is 15,57 with 49.89 private division of the initial cost of investment, 60.08 of operational and maintenance cost, 80.06 of revenue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neony Luthfi Taris
"Dengan dibangunnya kereta cepat Jakarta-Bandung, Walini sebagai salah satu stasiun pemberhentiannya memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini dilakukan untuk membuat desain konseptual dari konsep pengembangangan wilayah Kota Baru Walini sebagai Technology Park dan menghitung biaya investasi yang dibutuhkan. Konsep technology park berfokus pada industry-industri high tech dan kawasan-kawasan riset. Jenis industry yang akan dibangun adalah industry mobile phone, semokonduktor, dan komponen. Sedangkan untuk kawasan riset terdiri dari science park, bio techno park, geo park, art techno park, dan industrial park. Untuk mengetahui besar biaya investasi, dilakukan studi literature atau benchmarking pada industry dan kawasan yang telah ada. Wilayah yang akan dikembangkan seluas 1126 ha. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan kawasan Technology Park terdiri dari berbagai jenis industry, kawasan residensial, kawasan komersial, kawasan universitas, dan kawasan riset dan pengembangan, dan infrastruktur pendukung. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan wilayah adalah Rp 257,466,389,150,559.

With the development of Jakarta Bandung high speed train, Walini as one of the stop station has a great opportunity to be developed. This research intend to develop the conseptual desain of Kota Baru Walini regional development as Technology Park and calculating the initial cost to build the area. Technology park focused on high tech industries and research area. Hight tech industry that will be develop is mobile phone industry, semiconductor industry, dan component manufacture. For the research area, will be developed science park, bio techno park, geo park, art techno park, and industrial park. The method to determine the initial cost is by literature study and benchmarking from the industry or the area that already exist. The area that will be developed has 1126 ha. The result from this research is, the development of Technology Park will consist of high tech industries, residential area, commercial area, university, research and development area, and supportive infrastructure. The initial cost to develop the area is Rp 257,466,389,150,559.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Indra Budi
"Walini merupakan wilayah yang akan mendapatkan manfaat langsung dari Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pengembangan Walini dapat mengacu Silicon Valley, dimana tingkat pertumbuhan lapangan kerja naik 11,5 dan tingkat pengangguran turun menjadi 3.6 sejak 2007-2015. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pemetaan kawasan dan menganalisa rencana biaya investasi berbasis risiko di Walini sebagai technopark berbasis silicon valley dengan menggunakan metode deskriptif. Hasilnya, Walini mempunyai kesesuaian terhadap karakteristik technopark mengacu Visi, Peraturan dan Pemerintahan, Infrastruktur, Stakeholder dan Target Pasar. Selain itu, hasil dari analisa finansial berbasis risiko, nilai NPV Total turun Rp.32.162.318.205,13 dalam 1000 atau sebesar 35,21 dari NPV Total before risk Rp.123.501.671.470,13 dalam 1000. Lalu, masing-masing IRR per kawasan juga turun dengan nilai yang bervariasi, walaupun begitu, nilainya masih diatas suku bunga BI Rate 4,25. Investasi masih dinilai layak karena PI > 1, walaupun revenue-nya menurun dan jangka waktu pengembalian modal menjadi lebih lama. Walini Technopark yang diintegrasikan sebagai nilai tambah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, menghasilkan PI > 1, terjadi di tahun ke-33 dengan NPV Total Rp.135,498,626,555,68 dalam 1000 dan IRR sebesar 8,48. Sehingga, Walini Technopark dapat memberikan manfaat berupa revenue yang lebih cepat 9 tahun terhadap proyeksi yang semula 42 tahun.

Walini is an area that will get benefit from the Jakarta Bandung High Speed Railway project. Its development could comply of Silicon Valley, where the employment growth rate rose 11.5 and unemployment rate down to 3.6 from 2007 2015. The aim of this study are to plan mapping area and analyze investment funds plan nasedon risk of Walini as a technopark based on Silicon Valley using descriptive methods. The results, Walini has a compatibility from general technopark characteristic Vision, Regulation and Government, Infrastructure, Stakeholder and Market Target. Furthermore, investment based on risk made the Total NPV value decreased by Rp.32.162.318.205,13 in 1000 or by 35.21 before risk, which is Rp.123.501.671.470,13 in 1000. Then, the value of IRR from each area had variative result despite of still greater than BI Rate 4.25. The investment remains acceptable caused of the PI 1, even the revenue had a decreasement with a long term of payback period. In case Walini Technopark as a value added to Jakarta Bandung High Speed Railway, its has produced PI 1, happened in years 33 with Total NPV Rp.135,498,626,555,68 in 1000 and IRR 8,48. So that, Walini Technopark could give a benefit 9 years earlier than a formerly projection, which was a 42 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldo Agdhitya Pradipta
"Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki jalur sepanjang 142 km melewati 4 stasiun yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Dalam rangka meningkatkan revenue dan nilai kelayakan investasi, dilakukan penambahan fungsi berupa pengembangan wilayah Kota Baru Walini dengan luas area pengembangan sebesar 1126 ha. Pada penelitian ini pengembangan wilayah Kota Baru Walini dilakukan dengan mengkaji melalui 4 alternatif pengembangan kota sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat pertanian modern, dan pusat inovasi teknologi yang selanjutnya akan dipilih menggunakan metode paired comparison.
Di dalam rancangan pengembangan Walini sebagai pusat inovasi teknologi, akan dilakukan pembangunan kawasan residensial, komersial, perkantoran, industri berteknologi tinggi, pembangunan research universities, dan ruang terbuka dengan kelengkapan pembangunan infrastruktur publik seperti jalan, rel kereta, dan stasiun kereta api baru dengan biaya investasi diperkirakan mencapai Rp. 64,224,151.71.

High-Speed Train Jakarta Bandun Project has a path along 142 km through four stations; Halim, Karawang, Walini, and Tegalluar. In order to increase revenue and the feasibility of investement, the addition of function such as the regional development of Walini with an area of 1126 ha. In this research, the development of Walini done by examining four development alternatives, as a goverment centre, business centre, modern farming centre, and innovation of technology centre.
In the Walini develoment planning as a centre of technological innovation, there will be the construction of residential area, commercial area, office area, high-technological industries, research universities, open space, and the construction of public infrastructure sucs as roads, railways, train station and new train stations with the estimated of investment cost reach Rp. 64.224.151,71.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan infrastruktur jembatan selat sunda diproyeksikan menghabiskan dana hingga + 250 trilyun, sedangkan sedikit sekali investor yang terjaring dalam proyek ini, sehingga dibuatlah beberapa inovasi yang mampu menarik minat investor, salah satunya adalah pengembangan kawasan pariwisata dikawasan selat sunda. Pengembangan kawasan pariwisata selat sunda yang terintegrasi dengan JSS akan dipusatkan pada Pulau Sangiang dengan konsep resort yang didalamnya terdapat theme park sebagai wahana utama. Analisis kelayakan dilakukan dengan menggunakan skema Life Cycle Costing dengan parameter berupa nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 10,30% serta Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 20.100.940.090.529.

Sunda strait bridge construction is projected to cost up to + 250 trillion, while the few investors in the running for this project, which was made several innovations that can attract investors, one of which is the development of the tourist area of the Sunda Strait region. Sunda strait tourism area development integrated with the JSS will be centered on the concept Sangiang island resort in which there are theme park as the main vehicle. Feasibility analysis is done by using Life Cycle Costing scheme with a parameter value of the Internal Rate of Return (IRR) of 10.30% and the Net Present Value (NPV) of Rp. 20.100.940.090.529."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Rizqi Fitriansyah
"Jembatan Selat Sunda (JSS) merupakan mega proyek dengan dana terbesar di Indonesia. Peran jembatan ini sangat penting sebagai fungsi transportasi penghubung Jawa dan Sumatra. Permasalahan baru timbul akibat rendahnya tingkat pengembalian investasi jembatan jika hanya mengandalkan dari pendapatan lalu-lintas. Sebuah gagasan untuk meningkatkan fungsi dari jembatan ini telah diteliti pada penelitian sebelumnya melalui penambahan fungsi energi dan pariwisata. Dari penelitian ini didapat desain konseptual struktur JSS dengan penambahan fungsi energi dan pariwisata serta estimasi Life Cycle Cost sebesar Rp 201,07 Trilyun di tahun 2017.

Sunda Strait Bridge (SSB) is a mega project with the largest funds in Indonesia. This has an important role as a bridge connecting Java and Sumatra. A new problems appears due to the low rate of return on investment if only rely on bridge traffic revenue. An idea to improve the function of the bridge has been investigated in previous research through the addition of energy and tourism functions. This research shows conceptual design SSB structure with the addition of energy and tourism functions and Life Cycle Cost estimated of Rp 201.07 trillion in 2017.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid
"Penerapan value engineering pada design konseptual jembatan selat sunda telah menghasilkan beberapa inovasi. Inovasi-inovasi ini dibuat untuk menarik pihak investor untuk menananamkan modalnya di projek jembatan selat sunda. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur energy yang meliputi tidal energy, wind energy, serta pipa minyak & gas. Pembangunan infrastruktur energy ini adalah untuk memanfaatkan berbagai macam potensi sumber daya yang berada di sekitar daerah jembatan selat sunda. Semua jenis projek tersebut kemudian di analisis menggunakan skema Life Cycle Cost dengan menggunakan parameter kelayakan nilai Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value ( NPV ) serta B/C ratio. Hasil analisis menunjukan bahwa projek-projek yang akan dibangun memenuhi semua parameter kelayakan tersebut, kecuali untuk wind energy pada scenario 1 dengan harga listrik Rp.410 / kwh.

Application of Value Engineering to the sunda strait bridge (SSB) conceptual design have generated some innovations in term of function. These are created to attract the private sector to invest their money on this project. Including the development of tidal energy, wind energy, and oil & gas pipeline along the bridge which is aim to utilize the potential resources around it. Furthermore, its project will be analyzed using Life Cycle Cost scheme with the following parameters; Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), and B/C ratio. Analysises show that all project comply with the parameters that have been defined, except to wind energy in scheme 1 with cost of electricity is Rp.410 / kwh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Dwi Wicaksana
"ABSTRAK
Konseptual Desain Kereta Cepat Jakarta Surabaya dengan pendekatan studi rekayasa nilai menghasilkan Fungsi tambah berupa Fungsi Area Komersial dan Periklanan, Fungsi Pariwisata, Fungsi Fiber Optic, Solar Cell serta Fungsi Transit Oriented Development. Proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya direncanakan dibangun sepanjang 868 km dan menghabiskan biaya investasi sebesar Rp 142 Triliun dengan IRR 10.87%. Penelitian ini bertujuan mendefinisikan jenis skema pembiayaan dan skema kelembagaan Kerjasama Pemerintah Swasta pada Kereta Cepat Jakarta Surabaya. Skema Pembiayaan dilakukan dengan melalui pengembangan berbagai scenario terhadap komponen biaya kontruksi (Initial Cost), Biaya Pemeliharaan (Operational & Maintenance Cost) serta pemasukan dana dari pengguna (Revenue). Jumlah scenario yang dibuat adalah sebanyak 252 skenario yang terdiri dari skenario masing masing fungsi berjumlah 36 skenario. Skema Kelembagaan dibuat dengan melakukan Benchmarking dan Depth Interview. Dari hasil penelitian dihasilkan skema pembiayaan dengan Initial Cost Sharing Pemerintah 40% dan Swasta 60%, Operational & Maintenance Sharing Pemerintah 50% dan Swasta 50%, Revenue Sharing Pemerintah 23.2% dan Swasta 76.8% dan mengalami kenaikan nilai IRR menjadi 16.10% serta menghasilkan Skema Kelembagaan yang terdiri dari sebuah perusahaan baru berbentuk Joint Venture.

ABSTRACT
Conceptual Design of High Speed Train Jakarta - Surabaya with value engineering study approach generates added in the form Function Area Function Commercial and Advertising, Tourism Function, Function Fiber Optic, Solar Cell and Functions of Transit Oriented Development. High Speed Train Surabaya Jakarta project planned to be built along the 868 km and cost an investment of Rp 142 trillion, with an IRR of 10.87%. This study aims to define the type of financing scheme and institutional schemes Public Private Partnership on High Speed Train Jakarta Surabaya. Financing Scheme is to do with the development of various scenarios of the components of Initial Cost, Operational & Maintenance Cost and funds from the user (Revenue). The number of scenarios that are created are 252 scenarios consist of scenarios each function of the 36 scenarios. Institutional scheme created by Benchmarking and Depth Interview. From the research results generated a financing scheme with the Initial Cost Sharing Government 40% Private 60%, Operational and Maintenance Sharing Government 50% Private 50%, Revenue Sharing Government 23.2% Private 76.8% and increased the value of IRR be 16.10% and generate Scheme Institutional consisting of a new company form of Joint Venture"
2016
S64867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Muslim Irwanto
"ABSTRAK
Desain Konseptual Jalan Tol Trans Sumatera terdiri dari fungsi fiber optic, dry port,
pariwisata, rest area, jalan tol sepeda motor, dan jalan tol utama yang membentang
dari Bakaheuni ke Banda Aceh dengan biaya investasi sebesar Rp 333 T. penelitia n
ini bertujuan menaikkan nilai IRR Proyek. Analisis kelayakan dilakukan dengan
skema pembiayaan pemerintah swasta yang dilanjutkan dengan analisis skema
kelembagaan aliansi strategis kerjasama pemerintah swasta Penelitian ini
menghasilkan kenaikan nilai IRR menajdi 12.76%. sehingga dapat disimpulka n
bahwa aliansi strategis kerjasama pemerintah swasta dapat meningkatkan nilai
kelayakan ekonomi dari Desain Konseptual Jalan Tol Trans Sumatera

ABSTRACT
Conceptual desaign of Trans Sumatera Toll Road consists of multiple additional
function such as fiber optic, dry port, recreation area, rest area, motorcycle highwa y,
and main toll road that cost Rp 333 Trillion. The research goal is to increase IRR
of this project. Feasibility analysis done by financial scheme between public and
private entities continued by strategic alliance public private partnership
organizational scheme. This research result increasing IRR to 12.76%. the
conclusion is strategic alliance public private partnership increase economic
feasibility of Conceptual Design of Trans Sumatera Toll Road"
2016
S64584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Johantri
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk menganalisis manajemen pemeliharaan pada Politeknik Keuangan Negara ndash; STAN PKN STAN dengan Maintenance Management Framework, dan mengaplikasikan life cycle cost aset untuk mendapatkan perkiraan anggaran biaya pemeliharaan. Penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi kondisi. Analisis dilakukan dengan membandingkan kesesuaian antara manajemen pemeliharaan yang ada dengan kriteria dalam maintenance management framework. Perhitungan anggaran pemeliharaan dilakukan aset berdasarkan kondisi aset dan life cycle cost. Hasil penelitian menunjukkan belum ada kesesuaian manajemen pemeliharaan yang dilakukan dengan maintenance management framework. Perhitungan kebutuhan anggaran pemeliharaan menunjukkan bahwa anggaran yang ada saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan.

ABSTRACT
This research is a case study aimed at analyzing the maintenance management of Financial Polytechnic State STAN PKN STAN with maintenance management framework, and application of asset life cycle cost to get the maintenance budget estimations. The study was conducted by interviewing and observing the condition. The analysis is done by comparing the fit between the existing maintenance management with the criteria in maintenance management framework. The calculation of the maintenance budget is based on the life cycle cost of assets according to the existing conditions. The results showed that the maintenance management done is not in accordance with the maintenance management framework. Calculation of the maintenance budget shows that the current budget is not sufficient to meet the maintenance requirements."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>