Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Alvin Alvaro
"ABSTRAK
Sistem HVAC pada ruangan operasi sangat penting untuk gedung pleayanan kesehatan dan diharuskan berjalan memenuhi standar yang ada, kenyataannya dewasa ini banyak rumah sakit yang belum memenuhi standar ruang OK sehingga dokter dan pasien belum dapat melakukan aktifitas dengan nyaman. Selain itu banyak usaha untuk mengembangkan model dari koil pendingin, telah banyak model yang tersedia untuk berbagai macam keperluan, namun, beberapa penelitian menjelaskan bahwa model koil pendingin banyak yang terlalu kompleks, sehingga dibutuhkan koil pendingin yang simpel dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang sistem tata udara khususnya dibagian sistem pendingin cooling coil unit untuk mencapai kondisi ruangan yang sesuai standar dirumahsakit.. Dengan kolaborasi heat pipe heat exchanger sebagai pre-cooler, sistem pendingin diharapkan mampu membuat kondisi ruangan eksperimen memenuhi standar ASHRAE dan ISO Sistem pendingin yang di rancang merupakan circulating thermostatic water bath dengan direct chilling. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen temperatur udara masuk 28o C dan 30 o C, kecepatan udara 2.0 m/s, dan kecepatan aliran air 4 LPM. Hasil dari sistem pendingin rancangan menghasilkan kondisi ruangan yang memenuhi standar saat variasi temperatur 28 o C dan cooling load sebesar 0.905kW. variasi 30o C belum memenuhi standar dengan beban pendingin 0.948 kW. Hasil pengujian menunjukan koil pendingin akan lebih optimal apa bila dipasang dengan konfigurasi yang tepat.

ABSTRACT
The HVAC system in the operating room is very important for health care buildings and is required to meet the existing standards, in fact today many hospitals have not met the OK room standards so doctors and patients have not been able to perform activities comfortably. In addition, there have been many attempts to develop models of cooling coils, many models are available for a variety of purposes, however, some studies have suggested that many cooling coil models are too complex, requiring a simple and accurate cooling coil. This study aims to redesign the air conditioning system especially in the cooling coil cooling unit system to achieve the standard room condition in hospital. With the collaboration of heat pipe heat exchanger as pre cooler, the cooling system is expected to make the experimental room condition meet the standard of ASHRAE and ISO The cooling system that is designed is a circulating thermostatic water bath with direct chilling. This research was conducted with experiments of air temperature of 28 o C and 30 o C, 2.0 m s air velocity, and water flow rate of 4 LPM. The results of the design cooling system has met the standard room conditions at 28 o C and cooling load at 0.905kW. the 30 o C variation has not met the standard with a cooling load of 0.948 kW. The test results show the cooling coil will be more optimal what when installed with the right configuration."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Prihananda Marda
"Sistem HVAC pada ruang bersih clean room rumah sakit diharuskan terus bekerja selama 24 jam untuk menyediakan kualitas udara yang ideal bagi aktivitas di dalamnya. Hal ini menyebabkan besarnya konsumsi energi di bangunan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan heat recovery dari Heat Pipe Heat Exchanger. HPHE yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 12 heat pipe per modul dengan susunan staggered.
Jumlah modul divariasikan sebanyak 3 kali, yaitu 1, 2, dan 3 modul. HPHE dilengkapi dengan fin untuk memperluas permukaan kontak dengan aliran udara. Setiap variasi jumlah modul ini diuji pada model sistem HVAC ruang bersih. Pada inlet evaporator dialiri udara dengan variasi temperatur: 28, 30, 35, dan 40°C, serta dengan kecepatan 1,5; 2,0; dan 2,5 m/s.
Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa nilai heat recovery terbesar yaitu 1654,72 kJ/h terjadi pada pengujian 3 modul dengan temperatur udara inlet evaporator 40°C dan kecepatan 2,5 m/s, sedangkan efektifitas HPHE terbesar didapatkan ketika pengujian 3 modul dengan temperatur udara inlet evaporator 35°C dan kecepatan 1,5 m/s dengan nilai 48,73. Hasil pengujian menunjukkan bahwa HPHE dapat digunakan sebagai precooler untuk menghemat konsumsi energi pada sistem HVAC.

HVAC system in hospitals clean room are required to continue working for 24 hours to provide the ideal air quality for the activities therein. This causes huge amount of energy consumption in hospital buildings itself. This study aims to determine the effectiveness and heat recovery of HPHE. The HPHE used in this study consisted of 12 heat pipes per module, in which the line was arranged staggered.
The number of module is varied 3 times, which are 1, 2, and 3 modules. Heat pipe is made of copper and contains working fluid in the form of water with 50 filling ratio. HPHE equipped with fin to expand the contact surface with airflow. Each variation of the number of modules is tested on the HVAC system model of clean room. In the evaporator inlet, air flowing to the variation of temperature 28, 30, 35, and 40°C, and at speeds of 1.5, 2.0, 2.5 m s.
The use of HPHE can recover heat as much as 1654.72 kJ h. The highest effectiveness of this HPHE is 48.729 , was obtained when using three modules, air temperature inlet evaporator Te,i 35°C, and air speed of inlet 1.5 m s. The test results show that HPHE can be used as precooler to save energy consumption in HVAC system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Nurasa
"Yang dimaksud dengan Clean Room adalah suatu ruangan yang dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan keperluan dan tujuannya dengan batasan-batasan yang telah ditentukan untuk mengendalikan kotoran dan partikel-partikel yang ada di udara, disamping masalah tekanan, suhu dan kelembaban ruangan tersebut, juga penyaluran, bentuk serta kecepatan aliran udara dalam suatu ruangan yang dikondisikan. Pada industri semiconductor, clean room mempakan hal mutlak yang harus digunakan, ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dapat terjaga kualitasnya. Bila terdapat kotoran pada ruangan, maka kualitas produk akan menjadi tidak baik. Kotoran atau partikel udara yang dimaksud pada Clean Room adalah partikel debu dengan ukuran 0,5 _m. Partikel udara ini tidak dapat disaring dengan filter biasa yang dipasang pada sistem tata udara. Filter yang dapat dipakai pada sistem tata udara tersebut adalah HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter. HEPA filter ini memiliki effisiensi penyaringan yang sangat tinggi yaitu berkisar antara 99,91 % sampai dengan 99.99%. Dikarenakan effisiensi penyaringan yang sangat tinggi dari HEPA filter ini maka terjadi drop tekanan yang besar juga pada difuser sehingga untuk mengatasi hal tersebut kapasitas dari mesin pendingin menjadi lebih besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Wibhisono
"ABSTRAK
Ruang Operasi merupakan ruangan yang harus berada dalam kondisi steril, hal ini dikarenakan pada proses operasi pasien rentan untuk terinfeksi kuman-kuman yang berada di udara. Telah dilakukan pengambilan data pada ruang operasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Dari data yang diperoleh, masih terdapat beberapa parameter yang belum memenuhi standar, seperti kelembaban, dan jumlah partikel (ukuran 0.3, 0.5, dan 1µm) yang terdapat di dalam ruangan. Oleh karena itu dilakukan perancangan ulang sistem tata udara pada ruang operasi dengan memperhatikan standar ASHRAE dan Standar mentri kesehatan, mulai dari perhitungan beban pendingin, kebutuhan volume aliran udara, penentuan letak ducting dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem tata udara di ruang operasi. Hasil dari perancangan ini kemudian disimulasikan dengan program FloVENT versi 8.2, dan dibandingkan dengan simulasi pada keadaan aktual yang datanya disesuaikan dengan hasil pengukuran. Pada proses pembuatan model di simulasi, peletakan alat-alat operasi, jumlah orang pada proses operasi, dan beban pendingin yang berada di dalam ruangan disesuaikan dengan keadaan aktual. Dari hasil simulasi dapat terlihat perbedaan pola aliran udara antara ruang operasi dengan keadaan aktual dan ruang operasi hasil perancangan. Perbedaan pola aliran udara ini terletak pada aliran turbulensi pada ruang operasi dengan keadaan aktual yang hanya mempunyai dua bagian pembuangan. Hal ini dapat menyebabkan partikel-partikel yang berada di ruang operasi terus berputar mengikuti aliran turbulen dan meningkatkan kemungkinan partikel-partikel tersebut masuk ke dalam tubuh pasien yang dioperasi. Pada ruang operasi hasil perancangan baru terlihat bahwa aliran udara di sekitar meja operasi laminer, dan membuat partikel langsung terhisap ke bagian pembuangan udara.

ABSTRACT
Operating room is a room that must be in clean conditions, this is due to in the process of surgery patients are very vulnerable to bacterial infection in the air. Data collection has been done in the operating room in a hospital in Jakarta. From the data that obtained, there are some parameters that do not meet the standards, such as humidity, and the number of particles in the air (size 0.3, 0.5 and 1μm) contained in the room. So the writer does the redesign of the ventilation systems in the operating room that follows the ASHRAE standards and Health Minister standards. The steps of redesign the operating room are calculating the cooling load, airflow requirements, determination the location of the ducting, and equipment needed in the ventilation systems operating rooms. Then the result of the design is simulated with software FloVENT 8.2, and compared with the simulation that uses the existing data in the operating room. In the modeling simulation process, the equipment for operation, number of occupants, and the cooling load in the room are adapted to actual circumstances. From simulation results can be seen different patterns of air flow between the operating room with existing state and operating room with the new design. This air flows pattern difference lies in the turbulence flow in the operating room existing that only have two return air grill, so the airflow in the side that do not have return air grill become turbulent flows. This can cause the aerosol particles follow the turbulent flow and keep rotating in the operating room, and increase the likelihood of these particles enter the body of the patient. In the operating room design results, it can be seen that the airflow around the operating room is laminar, it make the particles inhaled directly to the return air grill. "
2016
S64111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adrianto
"Penggunaan sistem ruang bersih pada industri pembuatan obat menjadi faktor yang sangat penting, tujuannya untuk menghindari tercampurnya bahan-bahan pembuat obat dengan debu atau pun mikroorganisme lainnya seperti jamur dan bakteri pada saat proses produksi dilakukan. Hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan obat-obatan yang sehat serta bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, dan bukan membuat masyarakat tersebut semakin sakit karena obat yang dikonsumsinya ternyata tidak diproduksi di tempat yang bersih.
Pada pengerjaan skripsi kali ini analisa yang dilakukan adalah simulasi numeric dengan menggunakan program CFD (Computational Fluid Dynamics) yaitu program EFD dan Flovent. Program tersebut akan digunakan untuk mensimulasikan kondisi ruangan tempat penimbangan obat dan nantinya hasil dari program tersebut akan dibandingkan untuk dijadikan validasi apakah hasil pengukuran pada kondisi aktual telah dilakukan benar atau tidak, dan selanjutnya ruang bersih tersebut akan dibandingkan dengan standar sistem ruang bersih yang berlaku secara internasional.
Dari analisa yang dilakukan dengan menggunakan program CFD dan pengukuran data dilapangan, disimpulkan sistem ruang bersih tersebut telah memenuhi standar internasional.

Cleanroom system in pharmaceutical industry becomes a significant factor, due to the needs of cleanroom system to get rid of the dust or micro bacteria when drug?s material mixture is in process.
This experiment analysis is using numeric simulation with Computational Fluid Dynamics program which is EFD and Flovent program. This program wil be used to simulate cleanroom and the result wil be compared with the actual experiment for validation, before being compared with the international clean-room system standard.
As the result, this experiment of clean-room system wil be concluded by the international standard as a qualified system.
"
2008
S37381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Eka Putra
"Dalani suatu industri scmikonduktor, Clean Room memiliki pcranan yang sangat penting. Tingkat kebersihan udara yang dihasilkan dill am ruangan produksitersebut mempengaruhi terlmdap keberhasilan produk scmikonduktor tersebut. Udara yang tcrkontmninasi oleh pmtikel-partikcl dan deb1.1 mengbasilkan produk yang gagal, sebaliknya 1.1dara yang bersih ukan menjadi salah satu faktor yang menjamin tingkat kcberhasitan produk tersebut.
Ada beberapa hal yang haru!: dlkontrol di dalam sumu Clean Room Class 10.000, di antaranya :
1. Jumlah partikel di dalam Clean Room yang diperbolehkan tidak lebih dari t 0.000 partikel per fr'.
2. Temperatur udam di dahm1 ruangan dikondisikan pada suhu (23 ± 2)uC.
3. Kelcmbabanl'datif(Rf-l) rmmgan dikondisikan pad:.. (55± 5){)/o.
Untuk dapat mcn,iaga agar jmnlah partikel udara yang disuplai ke dalam ruangan yang digunakan untuk proses produksi. maku pcnggunaan HEPA (High Efliu.:iency Particulate 11ir) filtcl' sung_at dibutuhkan. Sedangkan untuk dapat menjaga kondisi udara di dalam ruangan produksi terseblll pada kondisi temperamr (23 ± 1)"C dan kclcmbabnn (55 ± 5)'Ye, maka..."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdani
"ABSTRAK
Kualitas udara pada ruang isolasi pasien imunitas menurun menjadi pertimbangan dalam perancangan sistem tata udara ruang isolasi dalam mencegah dan melindungi pasien dari kontaminasi udara luar. Dalam perancangan sistem tata udara ruang isolasi, diperlukan sistem ventilasi yang baik untuk mencegah masuknya kontaminan bakteri atau patogen ke dalam ruangan. Kebutuhan suplai udara ruang berdasarkan ACH harus terpenuhi untuk menjaga tekanan ruang tetap terjaga positif. Sistem filter menjadi bagian yang penting dalam menciptakan kualitas udara yang bersih. Filter yang dipilih menggunakan Pre, medium dan HEPA filter serta menggunakan duct dalam sistem distribusi udaranya. Pola udara dari suplai ke ruangan juga harus laminar. Studi ini menggunakan pemodelan aliran udara dengan FloVent 8.2. Hasil menunjukkan perbandingan ruangan existing dengan disain usulan yang sesuai dengan standar ruang isolasi tekanan positif. Ruangan existing menunjukan hasil laju aliran yang terlalu besar mengakibatkan kecepatan udara juga tinggi. jumlah partikel yang masuk juga tidak sesuai dengan standar. Disain usulan menunjukan kecepatan aliran keluar dari HEPA filter adalah 0.42 m/s, temperatur sebesar 21.6 oC, tekanan 3.6 Pa. Parameter ini telah sesuai standar yang berlaku. Pola aliran udara yang keluar dari HEPA filter juga laminar. Jumlah partikel kontaminasi yang ada di ruangan masih dalam toleransi standar ISO.

ABSTRACT
The quality of air in the isolation of the patient?s immune to consideration in designing the system of the air, the isolation in preventing and protecting patients from contaminating outside air. In the design of the system of air in the isolation room, it takes the ventilation system to prevent the entry of contaminants to bacteria and pathogens into the room. The need for supply based on ACH must be met to keep the pressure space will be positive. System filters to be an important part in creating the quality of clean air. Filter are selected using pre, medium and a HEPA filter and also using ducting in the distribution of air. The pattern of air supply to the room should also be laminar. This study used modeling the flow of air with the FloVent 8.2. The result shows a comparison of the existing design with the design of the proposals in accordance with standards the isolation room as the positive pressure. The Existing design showed the result of the air flow too big, cause the air velocity is also high. Amount of particles that are also incompatible standards. The new design shows the air velocity out of HEPA filter is 0.42 m/s, the temperature of 21.6 oC, the pressure of 3.6. The parameters have been in accordance with applicable standard. Air flow out of a HEPA filter also laminar. Amount of particle contamination still in line to ISO standard."
2016
S64110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>