Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathir Fauzi
"ABSTRAK
Kapal ikan merupakan alat apung yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. Sistem propulsi merupakan salah satu komponen utama dalam perancangan sebuah kapal. Saat ini sistem propulsi yang mayoritas digunakan pada kapal ikan yaitu, sistem propulsi konvensional BBM . Penelitian ini dilakukan untuk merancang kapal ikan dengan sistem propulsi hybrid dan menganalisis perbandingan penggunaan antara sistem propulsi bahan bakar dengan sistem propulsi hybrid. Setelah dari perancangan awal dan analisis di dapatkan bahwa sistem propulsi elektrik secara efisiensi dan ramah lingkungan lebih baik dari sistem propulsi bahan bakar. Namun dari segi berat maka sistem propulsi bahan bakar lebih baik disbanding sistem propulsi elektrik.

ABSTRACT
Fishing vessel is a floating tool used for fishing, fish transportation, fish processing, fisheries training, and fisheries research exploration. The propulsion system is one of the main components in the design of a ship. Currently the propulsion system that is mostly used in fishing vessels is conventional propulsion system BBM . This research was conducted to design fish vessels with hybrid propulsion system and analyze the comparison of use between conventional propulsion system with hybrid propulsion system. After the initial design and analysis it was found that the electric propulsion system is better in an efficient and environmentally than the conventional propulsion system. But in terms of weight, the conventional propulsion system is better than the electric propulsion system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aqshal Danoor Rahman
"Kapal ikan merupakan kapal yang umum digunakan masyrakat pesisir pantai di mana beberapa aktivitas dapat dilakukan di atasnya. Seperti misalnya sebagai alat transportasi saat membawa nelayan menuju ke dan kembali dari daerah penangkapan, sebagai alat pengangkut saat membawa nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapan dan sebagai wahana saat kegiatan pengoperasian kapal. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan di laut, para nelayan menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda baik ditinjau dari ukuran maupun dari bahan baku pembuatan kapal. Kapal-kapal tersebut kondisinya juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi maju yang terus disesuaikan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Demikian pula dengan alat tangkap yang digunakan kapal ikan itu terdiri dari yang sangat sederhana sampai dengan alat tangkap modern. Stabilitas kapal merupakan hal terpenting bagi pelayaran kapal sewaktu digunakan operasi penangkapan ikan pada berbagai kondisi cuaca dalam batas-batas kemampuannya. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menjadi miring akibat moment temporal, moment temporal dapat disebabkan oleh angin, gelombang, distribusi muatan, berat muatan di dek, di kapal, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ekonomi di bidang perikanan, kapal sebagai sarana produksi harus memenuhi berbagai kondisi kelayakan yang diatur oleh perundang-undangan serta kode etik kegiatan perikanan. Dari segi pelayaran kapal harus layak melaut sehingga menjamin keamanan dari para awak kapal dan juga keselamatan kapal dalam pelayaran itu sendiri.

Fishing boats are ships that are commonly used by coastal communities where several activities can be carried out on them. For example, as a means of transportation when carrying fishermen to and from the fishing area, as a means of transport when carrying fishermen, fishing gear and catch and as a vehicle for ship operations. In the context of exploiting fish resources in the sea, fishermen use various types of fishing vessels that are different both in terms of size and raw materials for shipbuilding. The conditions of these ships are also very diverse, from those that are traditional to those that utilize advanced technology which are continuously adjusted in line with the progress and development of the technology itself. Likewise with the fishing gear used by the fishing boat, which ranges from very simple to modern fishing gear. Ship stability is the most important thing for ship sailing when fishing operations are used in various weather conditions within the limits of its capabilities. Ship stability can be interpreted as the ability of the ship to return to its original position after being tilted due to a temporal moment, the temporal moment can be caused by wind, waves, cargo distribution, cargo weight on deck, on the ship, and others. In carrying out economic activities in the field of fisheries, ships as production facilities must meet various eligibility conditions regulated by legislation and the code of ethics for fishing activities. In terms of shipping, the ship must be seaworthy so as to guarantee the safety of the crew and also the safety of the ship during the voyage itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Zulkarnaen
"Motor controller pada kapal listrik memiliki peran penting dalam mengatur kerja motor, namun sangat rentan terhadap kenaikan suhu akibat beban kerja yang tinggi. Dalam kondisi tertentu, suhu motor controller dapat mencapai titik kritis yang memicu sistem proteksi suhu otomatis, seperti yang terjadi pada Golden Motor HPC 700 yang akan membatasi performa saat suhu menyentuh 71°C. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem pendingin berbasis waterblock yang memanfaatkan air danau dalam konfigurasi open-loop sebagai media penyerap panas.
Pengujian dilakukan pada dua kondisi utama, yaitu tanpa beban dan dengan beban penuh, dengan variasi kecepatan kapal dari 1 hingga 4 knot selama 10 menit. Data suhu inlet dan outlet air pendingin diukur untuk menghitung selisih suhu (ΔT) dan laju perpindahan panas (Q). Dari hasil eksperimen, sistem pendingin terbukti mampu menjaga suhu motor controller tetap di bawah batas cut off 71°C dalam semua skenario pengujian. Pada kecepatan tertinggi dan beban penuh, laju perpindahan panas mencapai nilai maksimum ±1115 watt, menandakan sistem bekerja lebih intensif seiring bertambahnya beban termal.
Dari grafik dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pendingin ini cukup efektif, sederhana, dan cocok diterapkan untuk kapal listrik skala kecil yang beroperasi di danau atau perairan tenang. Meskipun tidak dilengkapi dengan radiator atau sistem tertutup, penggunaan air danau secara langsung dalam sistem open-loop ini tetap mampu menjaga performa termal motor controller selama durasi operasi.

The motor controller in electric boats plays a vital role in managing propulsion but is highly vulnerable to overheating under heavy workloads. In certain conditions, the temperature can rise to a critical level, triggering thermal protection mechanisms—as experienced with the Golden Motor HPC700, which limits performance at 71°C. To address this issue, this study proposes the design and testing of a water block-based cooling system using open-loop lake water to absorb heat from the controller.
Experiments were carried out under two main conditions: no-load and full-load, with speeds ranging from 1 to 4 knots over a 10-minute period. The inlet and outlet temperatures of the cooling fluid were recorded to calculate temperature difference (ΔT) and heat transfer rate (Q). Results showed that the cooling system successfully maintained the controller temperature below the 71°C cutoff across all test scenarios. At full load and maximum speed, heat transfer reached a peak value of approximately 1115 watts, indicating higher cooling demand as thermal load increased.
Based on the data and analysis, it can be concluded that the system is effective, simple to build, and suitable for small-scale electric boats operating in lakes or calm waters. Even without a radiator or closed-loop system, the direct use of lake water in this open-loop setup proved capable of maintaining safe thermal performance throughout the test duration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rawhul Ihsan Setyoko
"Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kelautan dan perikanan, namun peningkatan jumlah kapal ikan yang dibutuhkan berpotensi meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang bertentangan dengan target Indonesia bebas emisi pada 2060. Penelitian ini mengevaluasi dan membandingkan emisi lingkungan dan biaya operasional kapal ikan 5 GT dengan dua sistem propulsi berbeda: konvensional berbahan bakar diesel dan listrik. Metode Life Cycle Assessment (LCA) digunakan untuk menghitung emisi pada seluruh tahapan daur hidup kapal, yaitu manufaktur, operasional, dan scrapping. Hasil menunjukkan bahwa kapal dengan sistem propulsi listrik menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan kapal konvensional, terutama pada tahap operasional, serta memiliki biaya operasional harian yang lebih ekonomis. Dengan pengurangan emisi total hingga 17% dan biaya operasional hingga 87%, sistem propulsi listrik merupakan solusi yang menjanjikan dalam mengurangi dampak lingkungan kapal perikanan sekaligus membantu nelayan Indonesia.

Indonesia possesses significant potential in the maritime and fisheries sector; however, the increasing demand for fishing vessels may lead to a rise in greenhouse gas emissions, which contradicts the nation’s target of achieving net-zero emissions by 2060. This study evaluates and compares the environmental emissions and operational costs of 5 GT fishing vessels using two different propulsion systems: conventional diesel and electric. The Life Cycle Assessment (LCA) method is used to calculate emissions across all stages of the vessel’s life cycle, including manufacturing, operation, and scrapping. The results show that electric propulsion vessels produce lower emissions compared to conventional vessels, particularly during the operational phase, and offer more economical daily operating costs. With total emission reductions of up to 17% and operational cost savings of up to 87%, electric propulsion presents a promising solution to reduce the environmental impact of fishing vessels while also supporting Indonesian fishermen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fatchur Utama
"Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar, khususnya di wilayah perairan Laut Jawa. Dalam hal ini, kapal ikan diperlukan sebagai transportasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya tersebut. Kapal dengan ukuran 21-30 GT menjadi menarik untuk dikembangkan mengingat dari segi ukuran tidak terlalu besar serta jumlahnya masih sedikit dibandingkan ukuran lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain kapal ikan 30 GT sebagai langkah awal untuk optimalisasi sumber daya kelautan di Indonesia. Pembuatan desain kapal menggunakan material baja dibuat menggunakan perangkat lunak Maxsurf dan AutoCAD yang pada prosesnya terdiri melalui beberapa tahap, diantaranya yaitu pembuatan lines plan, general arrangement, midship section, dan shell expansion. Di sisi lain, pengembangan kapal penangkap ikan di Indonesia mulai diminati oleh investor lokal yang ditandai dengan meningkatnya pemesanan pada industri galangan kapal. Untuk menanggapi hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai analisis kelayakan investasi kapal ikan berukuran 30 GT di area perairan Laut Jawa. Dari hasil desain dan perhitungan kapal ikan baja 30 GT yang telah dilakukan, dapat diketahui dimensi kapal yang baik dengan panjang kapal = 16m, lebar kapal = 4m, tinggi kapal = 1.85m, dan draft kapal= 1.2m. Kapal ikan berbahan baja ini dapat menggantikan kapal ikan berbahan kayu karena material kayu sudah langka. Berdasarkan analisis keuangan yang telah dilakukan, diperoleh nilai NPV dan IRR yang positif, sehingga diharapkan kapal ikan bahan baja ini dapat menarik perhatian investor untuk berinvestasi di dalamnya.

Indonesia is a maritime country that has enormous potential for marine and fishery resources, especially in the Java Seawaters. In this case, fishing vessels are needed as transportation to optimize the utilization of those resources. Ships with a size of 21-30 GT are interesting to develop considering that in terms of size, they are not too large and the number is still small compared to other sizes. This study aims to develop a 30 GT fishing vessel design as the first step for optimizing marine resources in Indonesia. Ship design using steel material is done using Maxsurf and AutoCAD software which in the process consists of several stages, including the manufacture of lines plan, general arrangement, midship section, and shell expansion. On the other hand, the development of fishing vessels in Indonesia is starting to attract local investors, which is known by an increase in orders from the shipbuilding industry. To respond this circumstance, this study was conducted to analyze the feasibility of investment in fishing vessels 30 GT in the Java Sea waters area. From the results of the design and calculation of the 30 GT steel fishing vessel that has been carried out, it can be seen that the dimensions of a good ship with ship length = 16m, ship width = 4m, ship height = 1.85m, and ship draft = 1.2m. This steel fishing vesselcan replace wooden fishing vessel because wooden materials are scarce. Based on the financial analysis that has been carried out, positive NPV and IRR values were obtained, so it is hoped that this steel fishing vessel can attract the attention of investors to invest in it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hubert
"Keterbatasan kayu sebagai material utama dalam pembuatan kapal kayu tradisional di Indonesia mendorong keinginan untuk mencari material yang memiliki karakteristik mekanikal yang serupa. Salah satu material yang mungkin menjadi solusi adalah bambu yang dilaminasi karena kekuatan sebilah bambu masih belum bisa mennyaingi ketangguhan dari kayu. Spesies bambu yang memiliki tingkat ketangguhan hampir menyerupai kayu setelah dilaminasi adalah bambu Betung (Dendrocalamus Asper). Laminasi bambu Betung dapat dijadikan bahan alternatif untuk keperluan maritim menggantikan kapal kayu tradisional karena waktu panen yang lebih cepat, pembuatan komponen kapal lebih mudah, dan ketika dilaminasi dengan 4 lapisan dengan serat yang searah memiliki nilai MOR=740.48272 kg/cm2 dan MOE=49391 kg/cm2 yang sudah memenuhi standar BKI untuk kapal kayu tahun 1996 untuk penggunaannya sebagai material bottom shell dan side shell untuk kapal kayu dengan dimensi 5 GT.

The shortage of wood as the main material in traditional boat building in Indonesia means that it is necessary to find a material with similar mechanical characteristic. One solution is the use of laminated bamboo material since a single bamboo is still inferior to wood in terms of its mechanical properties. One species of the bamboo used is a laminated Betung Bamboo (Dendrocalamus Asper) which strength is on par with wood. Laminated Betung Bamboo can be used as a wood alternative to the boat building because of faster harvest time, easier component manufacturing, and when is laminated by 4 layers with unidirectional fiber will have a MOR=740.48272 kg/cm2 and MOE=49391 kg/cm2 which comply with the 1996 BKI Standard for the use of bottom shell and side shell material in a wooden ship with a dimension of 5 GT."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Ibrahim
"Berdasarkan adanya Permen KP No. 57/2014 berdampak pada banyaknya kapal angkut ikan yang tidak dapat beroprasi sehingga diperlukan modifikasi guna utilitasi kapal angkut ikan menjadi kapal angkut barang dan penumpang. Modifikasi dilakukan dari segi fungsi, rute dan teknis. Salah satu aspek yang mengalami perubahan yaitu kecepatan. Kecepatan harus ditingkatkan tanpa adanya perubahan pada mesin utama dan shaft.
Untuk memenuhi perubahan tersebut maka salah satu langkah yang bisa diambil adalah pengurangan hambatan dengan cara penurunan draft pada kapal dan rancangan ulang pada propeller. Perhitungan hambatan dilakukan dengan 3 metode yaitu : metode Yamagata, permodengan menggunakan software maxsurf dengan metode Holtrop, dan uji tarik. Hambatan berkurang 15,6 kN menurut Metode Holtrop, berkurang 29,92 kN menurut metode yamagata dan berkurang 148,47 kN dari hasil uji tarik.

According to Permen KP No. 57/2014 that effects on the number of not operating fishing vessel, that leads to the urgency of modification to utilize such vessel into cargo and passenger vessel. This modification consist of function, route, and technical specification. One of modified aspec is speed. This aspec must be increase without any changes of main engine and shaft.
In order to fulfill such change, the redaction of ship resistance shold be done by decreasing draft of the ship and redesign of the existing propeller. Resistance will be calculate using 3 methods, such as: Yamagata Method, Modelling and Visualisation with Holtrop Method in Maxsurf, and Towing Test. Resistance decreased 15,6 kN based on Holtrop Method, decreased 29,92 kN based on Yamagata Method and decreased 148,47 kN based on Towing Test.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Taufik
"Penelitian ini berfokus pada analisis stabilitas Kapal Ikan 5 GT, sebuah kapal berkapasitas 5 GT dengan penggerak motor listrik dan dilengkapi dengan panel surya untuk pengisian daya baterainya. Untuk menjamin keselamatan operasional, analisis stabilitas kapal dilakukan menggunakan parameter dari International Maritime Organization (IMO) sebagai standar keselamatan. Metode yang digunakan meliputi uji eksperimental inclining test dan simulasi menggunakan perangkat lunak Maxsurf Stability. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur jarak pemindahan beban uji dan kemiringan kapal yang diakibatkan oleh pemindahan posisi beban. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai GMt dari uji eksperimen adalah 0,385 m, sementara hasil simulasi menunjukkan nilai 0,395 m pada kondisi inclining test. Uji stabilitas berdasarkan kriteria IMO menunjukkan bahwa Kapal Ikan 5 GT belum memenuhi kriteria stabilitas untuk parameter luas area pada sudut kemiringan 30°, 40°, 30° - 40°, dan nilai GZ pada sudut 30°, dalam kondisi kapal kosong. Oleh karena itu, diperlukan penambahan beban pemberat pada kapal agar memenuhi kriteria stabilitas yang ditetapkan.

This research focuses on the stability analysis of a 5 GT fishing vessel, a boat with a 5 GT capacity powered by an electric motor and equipped with solar panels for battery charging. To ensure operational safety, the vessel's stability analysis was conducted using parameters from the International Maritime Organization (IMO) as safety standards. The methods employed include an experimental inclining test and simulations using Maxsurf Stability software. Data collection was carried out by measuring the displacement distance of the test weight and the tilt of the vessel caused by the repositioning of the weight. The calculation results indicate that the GMt value from the experimental test is 0.385 m, while the simulation results show a value of 0.395 m under the inclining test conditions. Stability tests based on IMO criteria reveal that the 5 GT fishing vessel does not meet stability criteria for the area under the curve at heel angles of 30°, 40°, 30° - 40°, and the GZ value at a 30° angle, in an empty vessel condition. Therefore, additional ballast weight is required for the vessel to meet the specified stability criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqianda Fadlurrahman
"Kenaikan harga BBM membuat biaya operasional kapal menjadi semakin tidak terjangkau merupakan akar masalah dari kemiskinan yang dialami oleh nelayan kecil. Hal ini mengindikasikan perlunya solusi untuk mengurangi ketergantungan pada BBM. Energi listrik sebagai alternatif memiliki potensi karena lebih murah dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kapal ikan untuk mengevaluasi dan mengoptimasi performa sistem propulsi dengan mengatur putaran BLDC Motor dan memilih sistem transmisi untuk performa kapal yang optimal.Dua tahap pengujian dilakukan: tahap pra optimasi menggunakan transmisi gearbox dan pulley belt dengan rasio 1:7,07, dan tahap pasca optimasi menggunakan transmisi pulley belt dengan rasio 1:1,6. Analisis data berfokus pada hubungan kecepatan putaran motor listrik dengan arus, daya dan kecepatan kapal menunjukkan peningkatan performa sistem propulsi kapal secara keseluruhan. Optimasi performa sistem propulsi telah berhasil dilakukan ditandai dengan meningkatnya kecepatan maksimum kapal, dari pengujian tahap pra optimasi yaitu 3,24 knot pada 3487,57 RPM, menjadi 4,14 knot pada 715,96 RPM saat pengujian pasca optimasi, sehingga parameter kecepatan kapal telah tercapai.

The increase in fuel prices, making the operational costs of ships increasingly unaffordable, is the root cause of the poverty experienced by small-scale fishermen. This indicates the need for solutions to reduce dependence on fuel. Electric energy as an alternative has potential because it is cheaper and environmentally friendly. In this study, tests were conducted on fishing vessels to evaluate and optimize the performance of the propulsion system by regulating the rotation of the BLDC motor and selecting the transmission system for optimal vessel performance. Two stages of testing were conducted: the pre-optimization stage using gearbox and pulley belt transmission with a ratio of 1:7.07, and the post-optimization stage using pulley belt transmission with a ratio of 1:1.6. Data analysis focused on the relationship between the speed of the electric motor, current, power, and vessel speed, showing an overall improvement in the vessel's propulsion system performance. The optimization of the propulsion system performance was successfully achieved, as indicated by the increase in the vessel's maximum speed from 3.24 knots at 3487.57 RPM in the pre-optimization test to 4.14 knots at 715.96 RPM in the post-optimization test, thus achieving the vessel speed parameters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Malawat
"Kajian ini mengulas analisis hambatan total pada kapal ikan listrik berkapasitas 5 GT dengan dan tanpa panel surya, menggunakan pendekatan eksperimental dan Computational Fluid Dynamics (CFD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh panel surya terhadap performa hidrodinamika kapal. Simulasi numerik dilakukan menggunakan ANSYS Fluent 2024 R1 pada kecepatan 1–5 m/s, dengan parameter eksperimental 0.556–1.389 m/s, menggunakan model turbulensi k-ω SST dan pendekatan Volume of Fluid (VOF). Hasil simulasi menunjukkan bahwa penambahan panel surya meningkatkan hambatan total secara maksimum sebesar 0.677%. Uji eksperimental dilakukan menggunakan data brake horsepower yang diperoleh secara langsung, dengan nilai koefisien variasi terkecil sebesar 4.818% dan terbesar 11.021%, menunjukkan data valid secara statistik. Dengan kecepatan yang sama, nilai effective horsepower dihitung melalui simulasi CFD untuk kemudian digunakan dalam estimasi efisiensi total kapal. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi total berada pada kisaran 16.12% hingga 16.85%. Simpulan dari kajian ini menyatakan bahwa penambahan panel surya tidak memberikan dampak signifikan terhadap hambatan kapal, dan kapal tetap efisien serta layak digunakan untuk operasional perikanan berkelanjutan.

This paper reviews the total drag analysis of a 5 GT electric fishing boat with and without solar panels, using experimental and Computational Fluid Dynamics (CFD) approaches. This study aims to determine the effect of solar panels on the hydrodynamic performance of the ship. Numerical simulations were conducted using ANSYS Fluent 2024 R1 at speeds of 1-5 m/s, with experimental parameters of 0.556-1.389 m/s, using the k-ω SST turbulence model and the Volume of Fluid (VOF) approach. The simulation results show that the addition of solar panels increases the total drag by a maximum of 0.677%. Experimental tests were conducted using directly obtained brake horsepower data, with the smallest coefficient of variation of 4.818% and the largest of 11.021%, indicating statistically valid data. At the same speed, the effective horsepower value was calculated through CFD simulation and then used to estimate the total efficiency of the ship. The results show that the total efficiency is in the range of 16.12% to 16.85%. The conclusion of this study is that the addition of solar panels does not have a significant impact on vessel drag, and the vessel remains efficient and suitable for sustainable fisheries operations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>