Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, Rafaeldi Harlin
"Terak nikel merupakan salah satu hasil pengolahan serta peleburan bijih nikel. Di Indonesia sendiri, dibutuhkan adanya pemanfaatan lebih lanjut terhadap pengolahan unsur berharga didalamnya. Kandungan lain yang terdapat didalam terak nikel yaitu fayalite (Fe2SiO4) dimana kandungan unsur nikel dan tembaga tersebar secara merata pada matriks besi silika ini yang kemudian menyulitkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. Adanya penambahan aditif natrium hidroksida(NaOH) berguna sebagai pengikat silika dapat menjadi metode alternatif untuk meningkatkan kadar unsur nikel dan tembaga pada terak nikel. Pada penelitian ini dilakukan pirometalurgi menggunakan batu bara sebagai reduktor pada temperatur operasi 800°C, 900°C dan 1000°C dan rasio antara terak nikel dengan aditif sebesar 1:1, 1:2, dan 2:1.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa dengan adanya peningkatan temperatur tanpa penambahan aditif masih terdapar silika dalam bentuk Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) serta Olivine (NiMgSiO4). Sedangkan dengan adanya penambahan aditif baik pada perbedaan temperatur maupun rasio terlihat bahwa adanya pembentukan fasa Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oksida (MgO) serta Wustite (FeO) yang membuktikan terikatnya silika dan telah membebaskan besi yang membantu memudahkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga.

Nickel slag is one of the output from nickel ore smelting. In Indonesia itself, further utilization of valuable elements in it is needed to be processed. Nickel slag also has Fayalite (Fe2SiO4) content where nickel and copper are spread evenly on the iron matrix silica which then complicate the process of increasing nickel and copper content. The addition of Sodium Carbonate (Naoh) is used as a silica binder and as an alternative way to increase nickel and copper content. In this research, pyrometallurgy is done by coal as a reductor in 800°C, 900°C and 1000°C operating temperature and ratio between nickel slag and additive equal to 1:1, 1:2, and 2:1.
Based on this study, it is obtained that with the increasing of temperature without additive, there is still found the presence of silica in a form of Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) and Olivine (NiMgSiO4). Whereas with the presence of additive in slag nickel pyrometallurgy with a different temperature and ratio, it is seen that there is a phase formation of Sdoium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4), Magnesium Oxide (MgO) and Wustite (FeO) which proved the binding of silica and has liberate iron that helps the process of increasing nickel and copper content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Cahyanurani Setyabrata
"Terak nikel merupakan salah satu hasil pengolahan serta peleburan bijih nikel. Di Indonesia sendiri, dibutuhkan adanya pemanfaatan lebih lanjut terhadap pengolahan unsur berharga didalamnya. Kandungan lain yang terdapat didalam terak nikel yaitu fayalite Fe2SiO4, Fe-rich Forsterite FeMgSiO4 serta Olivine NiMgSiO4 dimana kandungan unsur nikel dan tembaga tersebar secara merata pada matriks besi silika ini yang kemudian menyulitkan proses peningkatan kadar nikel dan tembaga. Adanya penambahan aditif natrium karbonat Na2CO3 berguna sebagai pengikat silika dapat menjadi metode alternatif untuk meningkatkan kadar unsur nikel dan tembaga pada terak nikel.
Pada penelitian ini dilakukan pirometalurgi menggunakan batu bara sebagai reduktor pada temperatur operasi 800°C, 900°C dan 1000°C dan rasio antara terak nikel dengan aditif sebesar 1:1, 1:2, dan 2:1. Adanya peningkatan temperatur hingga 1000 C dengan penambahan natrium karbonat memperlihatkan terbentuknya senyawa Sodium Magnesiosilicate serta pembebasan besi dalam bentuk hematit dengan kadar semi-quant 25,1 hematit dan 29,4 Sodium Magnesiosilicate. Hal ini juga terjadi pada proses pirometalurgi dengan peningkatan rasio dari 1:1 menjadi 1:2 dimana terdapat kadar semi-quant 29,4 dan 30,0 Sodium Magnesiosilicate serta hematit masing-masing sebesar 25,1 dan 28,8.

Nickel slag is one of the output from nickel ore smelting. In Indonesia itself, further utilization of valuable elements in it is needed to be processed. Nickel slag also has Fayalite Fe2SiO4 content where nickel and copper are spread evenly on the iron matrix silica which then complicate the process of increasing nickel and copper content. The addition of Sodium Carbonate Na2CO3 is used as a silica binder and as an alternative way to increase nickel and copper content.
In this research, pyrometallurgy is done by coal as a reductor in 800°C, 900°C and 1000°C operating temperature and ratio between nickel slag and additive equal to 1 1, 1 2, and 2 1. The increase of temperature up to 1000°C with the addition of sodium carbonate shows the formation of Sodium Magnesiosilicate as well as the Fe liberation in the form of hematite with semi quant content of hematite and sodium magnesiosilicate 25,1 and 29,4 respectively. These condition also occurs in the pyrometallurgy process with an increase in the ratio from 1.1 to 1.2 wherein there are semi quant content of Sodium Magnesiosilicate 29,4 and 30,0 respectively and Hematite 25,1 and 28,8 respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Patrick
"Industri Nikel merupakan salah satu industri yang paling strategis karena banyak digunakan. Terak Nikel sebagai produk sampingan pemrosesan nikel menghadirkan potensi dalam hal menaikkan efisiensi proses. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan aditif natrium sulfat dan juga temperatur pada proses reduksi terak nikel.
Adapun penelitian ini didahului dengan persiapan sampel terak nikel dengan crushing dan sieving sampai berukuran 200 mesh. Serbuk terak nikel kemudian dilakukan reduksi pada temperatur 800°C, 900°C dan 1000°C tanpa penambahan natrium sulfat dan dengan penambahan natrium sulfat dengan holding time 1 jam. Selanjutnya hasil dari reduksi tersebut dilakukan pengujian XRD dan juga AAS untuk melihat perubahan kandungan dari unsur dan senyawa pada terak nikel yang telah dilakukan pengujian.
Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa kandungan dari pengotor dominan dalam bentuk Si02 semakin menurun seiring dengan bertambahnya temperatur dari reduksi dan juga besi dari senyawa Fe-rich Forsterite akan mengalami liberasi dan akan berikatan dengan sulfur yang berasal dari natrium sulfat membentuk troilite (FeS). Hal ini menyebabkan naiknya kandungan dari mineral berharga yang ada pada terak nikel akan meningkat.

Nickel industry is one of the most strategic industries because its widely used. Nickel slag as a by-product of nickel processing presents the potential for improving process efficiency. In this study aim to determine the effect of the addition of sodium sulfate additives and also the temperature in the reduction process of nickel slag.
The research was preceded by preparation of nickel slag samples with crushing and sieving up to 200 mesh. The nickel slag is then reduced at 800°C, 900°C and 1000°C temperature without adding sodium sulfate and by adding sodium sulfate with 1 hour holding time. Furthermore, the results of the reduction is done XRD and AAS testing to see changes in the content of elements and compounds in nickel slag that has been tested.
The results of the study explain that the content of the dominant impurities which is in the form of SiO2 decreases as the temperature of the reduction and iron from Fe-rich Forsterite compounds will be liberated and will bind to sulfur derived from sodium sulfate to form troilite (FeS). This results in an increasing content of valuable minerals present in the nickel slag.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalsabila Nandya Miryana Usman
"Pada peleburan bijih nikel, terdapat hasil akhir salah satunya yaitu terak ferronikel. Perlakuan lebih lanjut dibutuhkan untuk dapat mengambil mineral berharga yang masih terkandung dalam terak nikel tersebut. Pada penelitian ini, perlakuan tersebut dilakukan dengan proses pirometalurgi dimana digunakan arang cangkang kelapa sawit sebagai reduktor. Arang cangkang kelapa sawit merupakan bahan bakar biomassa, dengan sangat sedikit abu dan konten sulfur didalamnya, yang menjadikan lingkungan aman dari efek gas rumah kaca. Proses pirometalurgi ini dilakukan pertama-tama dengan memanaskan terak yang sudah berukuran #200 mesh dengan menggunakan furnace carbolite. Rasio dari arang cangkang kelapa sawit yang digunakan adalah 5% ,10%, 15%, 20% dengan penambahan 10% NaCl dari berat awal, dilakukan di temperature 1000oC selama 1 jam.
Hasil pemanggangannya kemudian dilanjutkan dengan magnetic separation. Hasilnya diuji menggunakan AAS dan XRD, dimana terlihat senyawa kompleks yang terkandung dalam terak nikel berkurang, seiring dengan meningkatnya arang cangkang kelapa sawit yang digunakan. Berdasarkan hasil, hasil optimum yang didapatkan adalah dengan penggunaan 15% arang cangkang kelapa sawit dengan penambahan 10% NaCl, yang menghasilkan nickel dengan konstentrat 0,116%. Walaupun kadar tersebut tidak besar, hasil dari pengujian XRD menunjukan bahwa konten senyawa kompleks yang mengandung silika di dalam terak nikel berkurang dan dengan penambahan NaCl terdapat senyawa baru yaitu Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4) yang menandakan kehadiran NaCl membantu memecah senyawa kompleks tersebut sehingga dapat memudahkan kadar nikel dan besi untuk meningkat dan Magnetit (Fe3O4) yang menandakan bahwa Fe2O3 tereduksi akibat adanya karbon dari arang cangkang kelapa sawit.

In nickel ore smelting, ferronickel slags is one of the outcome from the process. Further utilization of valuable elements in it needs to be processed. In this research, further utilization of the valuable elements is done by pyrometallurgy process where palm kernel shell charcoal was used as reductor. Palm kernel shell charcoal is a biomass fuel, with a very low ash and sulphur contents, therefore it will not release a harmful gases and greenhouse gases into the environment. The pyrometallurgy process is done by heating the ferronickel slag size #200 mesh using furnace carbolite with the mass ratio of the palm kernel shell are 5% ,10%, 15%, 20% respectively and the addition of sodium chloride 10% with operating temperature at 1000oC for 60 min.
The result of the reduction then follows with magnetic separation. The result was tested with XRD and AAS, and it showed the content of complex compounds containing silica decreased, as the ratio of palm kernel shell charcoal increased. Based on the result, optimal parameter for nickel content is obtained by 15% palm kernel shell charcoal at 1000oC for 60 min where the concentrate is 0.116%. Eventhough the nickel obtained is not much, the XRD result showed that the complex compounds Fe-rich Forsterite (FeMgSiO4) and Olivine (NiMgSiO4) with the presence of silica in it decreased, and it showed with the addition of NaCl there is a presence of Sodium Magnesiosilicate (Na2MgSiO4) and Magnetite (Fe3O4) which proved the binding of silica and has liberate iron that helps the process of increasing nickel and iron content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samantha Aziza Nurarani
"Indonesia memiliki deposit bijih nikel yang kaya dan terak nikel adalah salah satu hasilnya. Terak nikel memiliki elemen berharga di dalamnya, oleh karena itu pemanfaatan lebih lanjut diperlukan. Dalam penelitian ini, unsur-unsur berharga dicapai oleh pyrometalurgi di mana arang tempurung kelapa sawit digunakan sebagai reduktor yang dianggap sebagai opsi yang lebih baik karena karakteristiknya yang ramah lingkungan dan sifat fungsionalnya yang mirip dengan bahan bakar fosil. Proses pyrometalurgi dilakukan dengan memanaskan bijih nikel ukuran # 200 mesh menggunakan tungku karbolit CWF 11/13 dengan perbandingan massa kulit inti sawit masing-masing adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan penambahan natrium sulfat 10% dengan suhu operasi pada 1000oC selama 60 menit. Hasil reduksi kemudian diikuti dengan pemisahan magnetik menggunakan nippon magnetic dressing tipe 39000. Hasilnya diuji dengan ICP-OES ,XRD. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kandungan pengotor dominan yang berupa SiO2 berkurang karena penambahan kulit biji sawit dan besi dari senyawa Forsterite yang kaya Fe akan dibebaskan dan akan mengikat belerang yang berasal dari natrium sulfat menjadi bentuk. troilite (FeS). Hal ini menghasilkan peningkatan kandungan mineral berharga yang ada di terak nikel.

Indonesia has rich deposit of nickel ore and nickel slag is one of the outcome. The nickel slag has valuable elements in it, therefore further utilization is needed. In this research, the valuable elements was achieved by pyrometallurgy where the palm kernel shell charcoal is used as reductor which considered as better option because of its environmental friendly characteristic and the functional properties resemble to fossil fuels. The pyrometallurgy process is done by heating the nickel slag size #200 mesh using furnace carbolite CWF 11/13 with the mass ratio palm kernel shell are 5% ,10%, 15%, 20% respectively and the addition of natrium sulphate 10% with operating temperature at 1000oC for 60 min. The result of the reduction then follows with magnetic seperation using nippon magnetic dressing type 39000. The result was tested with XRD. The results of the study explain that the content of the dominant impurities which is in the form of SiO2 decreases as the addition of palm kernell shell and iron from Fe-rich Forsterite compounds will be liberated and will bind to sulfur derived from sodium sulfate to form troilite (FeS). This results in an increasing content of valuable minerals present in the nickel slag.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Winner Lorenzo
"Perhitungan ketinggian slag nikel di dalam Electric Arc Furnace (EAF) dapat dipengaruhi dari densitas yang dimiliki oleh slag tersebut. Slag nikel terdiri dari berbagai elemen penyusun dengan komposisi kadar yang berbeda-beda dan hal ini dapat mempengaruhi perilaku nilai densitas. Sejumlah rangkaian dilakukan dengan melibatkan mesin X-Ray Fluorosence (XRF) untuk mengetahui kadar komposisi dari setiap elemen dan perhitungan densitas dengan metode perhitungan densitas cair. Variasi yang digunakan dalam penelitian adalah Al2O3 dan SiO­2 dengan temperatur yang dianggap konstan yaitu ±1520oC. Hasil pengujian menyatakan bahwa kenaikan kadar komposisi Al2O3 menyebabkan kenaikan nilai densitas namun sebaliknya kenaikan kadar komposisi SiO2 menyebabkan penurunan nilai densitas. Hasil pengujian juga menyatakan bahwa kenaikan densitas dapat menyebabkan penurunan dari ketinggian slag di dalam proses smelting.

The calculation of nickel slag level in Electric Arc Furnace (EAF) can be affected by the density of the slag itself. Nickel slag consists of various constituent elements with different content compositions and thus can affect the behavior of the density values. Experimental works are carried out by involving an X-Ray Fluorence (XRF) machine to determine the composition of each element and calculating the density using the liquid density calculation method. The variations used in this research are Al2O3 and SiO2 with a temperature that is considered to be constant at ±1520oC. The test results state that an increase of Al2O3 composition can cause an increase of the density value but conversely an increase of the SiO2 composition can cause a decrease of the density value. The test results also state that an increase of nickel slag density can cause a decrease of slag level in the smelting process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Labira
"Selama operasi peleburan bijih nikel menjadi matte dan slag di dalam electric furnace, dibutuhkan aktivitas rutin yang disebut kontrol slag level. Model perhitungan untuk pengukuran tinggi slag menggunakan pendekatan densitas diperoleh dari penelitiaan ini. Slag nikel terdiri dari berbagai elemen dengan jumlah kadarnya yang berbeda-beda, sehingga dapat mempengaurhi sifat densitas slag. Elemen yang digunaakan pada penelitian ini adalah Nikel dan Besi dengan temperatur slag konstan sebesar 1520oC. Beberapa betuk variabel yang digunakan untuk mengatahui hubungannya dengan densitas adalah %Ni, %Fe, %(Ni+Fe), dan rasio (Ni+Fe)/SiO2. Hasil penelitian ini menyatakan peningkatan jumlah besi akan meningkatkan densitas slag nikel, namun pada keadaan jumlah nikel yang sedikit tidak dapat memengaruhi densitas slag nikel. Pengujian ini juga menghasilkan suatu persamaan prediksi densitas slag nikel yang menggunakan variabel rasio (Ni+Fe)/SiO2. Dengan menggunakan persamaan prediksi densitas tersebut, hasil pengujian menyatakan bahwa peningkatan rasio (Ni+Fe)/SiO2 dari 0,48 – 0,62 di dalam slag nikel akan mengurangi ketinggian slag sebesar 19,63 inch
.During the nickel ore smelting into matte and slag in the Electric Furnace, daily activity called slag level control is needed. A calculation model for slag level measurement in furnace was established in this work, based on the density of the slag itself. Nickel slag consists of various elements with different contents and thus can influence the density behavior. The elements used in this research are Nickel and Iron with constant slag temperature at 1520oC. Several forms of variable are used to determine its relation with density, which are %Ni, %Fe, %(Ni+Fe), and (Ni+Fe)/SiO2. ratio. The test results state that an increase of Iron content can cause an increase of the nickel slag density but a small amount of Nickel can’t affect the nickel slag density. The test also obtained an equation for nickel slag density prediction using (Ni+Fe)/SiO2 ratio. By using the density prediction equation, the result shown that an increase of (Ni+Fe)/SiO2 ratio from 0,48 – 0,62 in nickel slag leads a decrease of slag level by 19,63 inch."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Rizky Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan natrium hidroksida dan variasi suhu dalam reduksi selektif karbotermik nikel laterit. Penelitian ini dilakukan menggunakan bijih saprolit dengan kandungan 3,2% Ni dan penambahan 2% batubara sub-bituminus. Variasi yang digunakan selain natrium hidroksida adalah 5% dan 10% sedangkan variasi suhu yang digunakan adalah 900oC, 1000 oC, dan 1100 oC. Alat yang digunakan untuk menganalisis adalah DTA / TGA, SEM EDS, XRF, dan XRD. Dari penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi suhu reduksi yang digunakan, maka akan semakin tinggi kadar dan perolehan nikel yang diperoleh. Selain itu, penambahan aditif natrium hidroksida dapat meningkatkan kadar nikel dan perolehan kembali nikel dengan cara mengikat mineral silikat / pengotor yang terkandung dalam bijih. Temperatur optimal yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1100 oC dengan kadar nikel kadar 8,1% dan perolehan kembali nikel 76%. Sementara itu penambahan aditif optimal adalah pada 10% NaOH pada 1100 oC dengan 12,07% kadar nikel kadar dan 87.42% dari perolehan nikel.

This study was conducted to determine the effect of adding sodium hydroxide and the variation of temperature in selective carbothermic reduction of lateritic nickel. This research was carried out using saprolite ore with content of 3.2% Ni and the adition of 2% of sub-bituminous coal. The variation used in the addition of sodium hydroxide were 5% and 10% while the temperature variations used were 900oC, 1000oC, and 1100oC. The tools used to analyze were DTA / TGA, SEM EDS, XRF, and XRD. From this research it was found that the higher the reduction temperature used, the higher the grade and recovery of nickel obtained. In addition, the addition of sodium hydroxide additives can increase nickel grade and recovery content by binding to silicate / impurity minerals that contained in the ore. The optimal temperature obtained from this research was at 1100oC with 8.13% of grade nickel content and 76% of nickel recovery. Meanwhile the optimal addition of additives was at 10% NaOH at 1100oC with 12.07% of grade nickel content and 87.42% of nickel recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vithiya Sri Yulina
"Unsur transisi merupakan unsur yang terdapat pada golongan 3-12. Unsur transisi ini memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi. Dengan adanya hal tersebut menyebabkan unsur transisi memiliki kemampuan sebagai katalis yang baik dan memiliki kemampuan penyerapan zat pada permukaan yang baik. Selain unsur transisi juga terdapat Logam Tanah Jarang LTJ . Unsur LTJ terdapat pada deret lanthanida dan juga Yttrium Y dan Scandium Sc .Terak timah merupakan limbah slag dari proses peleburan timah. Terak timah yang digunakan yaitu terak timah I. Terak timah dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan mineral berharga seperti Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Pentaoksida Nb2O5 dan LTJ. Proses diawali dengan pemanggangan, pencelupan pada larutan NaOH 0.5M. Kadar Ta2O5 dan Nb2O5 mengalami penurunan setelah proses pemanggangan. Setelah itu dilakukann proses pelindian menggunakan larutan pelindi HCl dengan konsentrasi 4M, 6M dan 8M. Kadar dari mineral pengikut mengalami penurunan tetapi kadar dari Ta2O5, Nb2O5, Ce2O3 serta La2O3 juga mengalami penurunan.

Transition elements or transition metal is an element contained in group 3 to 12 on the table periodic. The transition elements have two or more oxidation numbers. Given this causes the transition elements have the ability as a good catalyst, and has the ability absorption on the surface of the well. On the otherhand there is also a Rare Earth Elements REE . Rare Earth Elements are in series lanthanida and Yttrium Y and Scandium Sc . Tin slag is a waste from the lead smelting process. Tin slag has a valuable mineral that can be used as Tantalum Pentoxide Ta2O5 , Niobium Pentoxide Nb2O5 and Rare Earth Element REE . In this research, leaching is a process used to increase grade of Ta2O, Nb2O5 and REE Cerium Ce and Lanthanum La in tin slag. This research to found effect of roasting on 900 C, effect of using sodium hydroxide NaOH as a quenching agent and effect of variation chloride acid HCl concentration as leaching agent. The roasting result was obtained highest mass distribution on 100 and use to leaching process. But grade of Ta2O5, Nb2O5 and REE after roasting process was decreased. The result of leaching in variation concentration 4M, 6M, and 8M grade of gangue minerals was decreased but Ta2O5, Nb2O5 and REE also decreased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Masnita
"Tantalum dan Niobium masuk kedalam logam critical in mid term yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat menjadi sumber alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium dalam bentuk Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Nb2O5 . Di terak timah juga mengandung Logam Tanah Jarang LTJ oksida yang dapat ditingkatkan kadarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar Tantalum, Niobium dan LTJ dengan menggunakan proses pelindian dengan variabel bebas temperatur pelindian Terak timah dilakukan pemanggangan di temperatur 900 C selama 2 jam lalu didinginkan dengan cepat menggunakan larutan NaOH 0.5 M, kemudian dilakukan pengayakan dengan ukuran 100, minus;100 120, minus;120 180. Setelah itu dilakukan pelinidan dengan menggunakan larutan HCl 6 M, S/L 1:30, dan lama pelindian ialah 50 menit. Pelindian dilakukan dengan variabel bebas yaitu temperatur pelindian. Temperatur pelindian yang digunakan ialah 25 , 45 , 65 C.
Hasil penelitian ini menunjukan setelah pemanggangan dan pendinginan cepat distribusi ukuran terbanyak di ukuran 100 dan terjadi penurunan kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ. Hasil pelindian menunjukan semakin tinggi temperatur maka kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ di terak timah meningkat, didapatkan temperatur optimun pelindian di 45 C dengan peningkatan sebesar 240 untuk Niobium dan 164.3 untuk Tantalum.

Tantalum and Niobium were known include as critical in mid term, expected to be exhausted in 2020. Based on availability sources, Tin Slag can be an alternative source for Tantalum Pentaoxide Ta2O5 , Niobium Pentaoxide Nb2O5 and Rare Earth Elements REE.
This research aimed to find out effect of effect Natrium Hydroxide as quenching media and leaching process with variable of temperatur leaching for increasing Tantalum, Nobium, and REE oxides grade with leaching process. Tin slang roasted at 900 C for two hours and quenched in NaOH 0.5 M, the sieved to the size of 100, minus 100 120, minus 120 180. Leaching process with Chloride Acid 6 M, S L 1 30, and leached for 50 minutes. The leaching variable temperature used were 25 , 45 , 65 C.
The roasting and quencheds result showed the highest mass distribution at 100 and the grade were decreased. The result of leaching, higher temperature leaching then Tantalum, Niobium, and REE oxides grade increased. The optimum temperature was 45 C, increased 240 for Niobium and 164.3 for Tantalum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>