Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia Andriyani Kusumandari
"Krisis ekonomi, politik, dan keamanan di dunia telah menyebabkan peningkatan migrasi penduduk ke berbagai negara untuk menghindari konflik dan kekerasan. Sebagai upaya dalam penanganan dan pemberdayaan pengungsi dan pencari suaka, studi sebelumnya menjelaskan bahwa intervensi dari pemerintah dan lembaga LSM dilakukan dalam bentuk perlindungan legal formal seperti proteksi hukum, ekonomi, dan psikologi namun minim penjelasan mengenai dinamika proses interaksi dan adaptasi pengungsi dan pencari suaka di negara baru.
Penelitian ini berargumen bahwa intervensi dari internal komunitas melalui learning center menjadi hal yang diperlukan dalam pemberdayaan sebagai ruang untuk membangun jaringan, mengekspresikan keberagaman, serta kebebasan untuk melakukan aktivitas yang bernilai bagi pengungsi dan pencari suaka. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kapabilitas pengungsi dan pencari suaka agar dapat beradaptasi dan membangun kembali kehidupan di negara baru.
Penelitian ini merupakan studi mengenai pengembangan komunitas HELP Health, Education, and Learning Program bagi para pengungsi dan pencari suaka yang berlokasi di Jakarta. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada pengurus komunitas, anggota komunitas, dan pemerintah setempat.

Economic, politic, and security cricis around the world have caused the increasing number of immigrant to seek protection in order to avoid the conflict and voilence. The previous studies explained the importance of government and non government organization rsquo s intervention in providing legal, economic, and psychological protections. However, there is less explanation about dynamics process of interaction and the refugee adaptation in the new country.
The thesis emphasized the importance of refugee community intervention through learning center. The community is a place to build social networks, express the diversity, and provide freedom of expression to do meaningful activity for refugee and asylum seekers in transit. This is important to increase their capability and re building life in the new country.
This study focus on the development of HELP Community Health, Education, and Learning Program for refugee located in Jakarta. Using the qualitative research method, datas are collected through focuss group discussion and in dept interview with the board of the community, member of community, local people, and local government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyono
"Hubungan antara modal sosial dan dinamika kelompok dalam dua waktu yang berbeda serta pengaruhnya terhadap keberhasilan upaya pengembangan komunitas diteli dalam tesis ini. Data yang dipergunakan dalam tesis ini adalah data qualitative yang dikumpulkan dari 8 KSM sample. Dimensi modal sosial yang diteliti adalah: 1) kelompok dan jejaring; 2) trust dan solidaritas; 3) tindakan bersama dan kerjasama, dan 4) kohesi sosial dan inklusi. Terdapat perbedaan kekuatan antara masa aktif dan paska pendampingan dan hal ini mempengaruhi capaian kelompok. Terdapat penurunan dalam dua dimensi modal sosial yakni tindakan bersama dan kerjasama serta trus dan solidaritas.

Relationship between social capital and group dynamic in two difference times and its impact to the successful of community development efforts is examined. The data employed are qualitative primary data, collected from a sample of 8 selp-help groups. Social capital dimensions that are examined: 1) groups and networks; 2) trust and solidarity; 3) collective action and cooperation, and 4) social cohesion and inclusion. There are difference in social capital strength between active and post-project intervention and this affected achievement at groups levels. There are declining on two dimensions of social capital namely collective action and cooperation and trust and solidarity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Chrisiani
"Meskipun Indonesia belum meratifikasi Konvensi terkait Status Pengungsi 1951, Indonesia merupakan salah satu negara transit bagi para pengungsi. Mereka merupakan tanggung jawab dari UNHCR. Pengungsi yang tidak memiliki kewarganegaraan ini menghadapi permasalahan seperti waktu tunggu yang lama dan keterbatasan sumber daya. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak bagi perkembangan psikososial pengungsi anak. Dalam penelitian ini membahas gambaran pembentukan identitas pengungsi anak yang dihadapkan dengan kondisi yang tidak memungkinkan dan apa saja yang berkontribusi pada pembentukan identitas mereka.
Penelitian ini menggunakan kerangka kesejahteraan dan perlindungan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan informan sebanyak 15 orang, dengan 5 orang pengungsi anak, 5 orang guru, dan 5 keluarga dari pengungsi anak yang diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat membentuk identitas anak dalam situasi sesulit apapun, apabila terdapat dukungan dan interaksi dari beberapa pihak seperti keluarga dan lingkungan sekitar, maka anak tidak akan mengalami kebingungan identitas.

Although Indonesia has not ratified the Convention Relating to the Status of Refugees, also known as the 1951 Refugee Convention, Indonesia is one of the transit countries for refugees. Refugees in Indonesia are the responsibility of UNHCR because the Indonesian government is not obliged to meet their needs. These stateless refugees encounter the problem of long time obscurity and scarcity of resources before being placed into their destination country. This situation is feared to affect the psychosocial development of refugee children. This study discusses about identity formation of refugee children in a difficult situation and what contributes to it.
This study uses Child Safeguarding and Promoting Welfare Framework. This study uses qualitative approach with descriptive research with 15 informants 5 refugee children, 5 teachers, and 5 family of the refugee children. Result of this study shows that in order to form the identity even amidst the most difficult situation, if there is support and interaction from family and environment, children will not suffer from identity confusion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Darmajanti
"Di Indonesia prioritas pembangunan ekonomi membawa dampak positif maupun negatif dalam kehidupan sosial budaya. Pendekatan pembangunan dari atas ke bawah yang diterapkan lebih dari dua puluh tahun membawa pengaruh cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat. Warga masyarakat cenderung pasif, menunggu uluran tangan pemerintah untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kegagalan pendekatan pembangunan mendorong munculnya paradigma baru yang lebih menekankan pada pembangunan yang bertumpu pada komunitas. Senterttara itu banyak orang yang meragukan keinampuan komunitas dapat mengatasi masalah mereka sendiri termasuk masalah kemiskinan. Disisi lain perkembangan sistem ekonomi-politik dunia melanda negara-negara yang sedang berkembang. Dalam kurun waktu sepuluh tahun disponsori oleh Bank Dunia para ahli ilmu sosial mulai memusatkan perhatian pada pengembangan studi modal sosial guna menemukan solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia ketiga. Keadaan ini merupakan reaksi dari perubahan sosial mendasar sebagai dampak pertumbuhan ekonomi serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dunia melalui proses globalisasi. Situasi ini yang mendorong penulis untuk meneliti modal sosial komunitas ketetanggaan di Jakarta.
Bagi penulis dalam masyarakat kota seperti Jakarta modal sosial harus dilihat dari kerangka kerja yang lebih nyata untuk menciptakan kehidupan demokrasi menuju ?civil community?. Teori sosiologi klasik mengembangkan teori bahwa pada masyarakat kotapola kehidupan sosial sudah melemah, mempunyai bentuk solidaritas yang berbeda, bahkan pada masyarakat tertentu ditemukan alienasi. Kemudian berkembang pemikiran bahwa nilai, norma. kepercayaan sosial adalah modal sosial yang sangat berperan dalam kehidupan sosial. Bagaimanapun juga modal sosial harus dapat digunakan sebagai stabilisator antar modal-modal lain dan sebagai ekonomi alternatif bagi warga komunitas di perkotaan. Konsep kunci modal sosial adalah bagaimana orang dengan mudah dapat bekerjasama. Studi modal sosial yang ada menggunakan keanggotaan untuk mengukur modal sosial dan menemukan kekuatan modal sosial sebagai koproduksi sebagai hasil kerjasama antar berbagai jenis organisasi. Untuk itu penulis merumuskan modal sosial sebagai kehidupan berorganisasi dimana warga dapat menyelesaikan masalah bersama di komunitas tempat tinggal mereka (spatial). Kehidupan berorganisasi mencerminkan jaringan kerjasama antar warga untuk mencapai tujuan bersama karena mereka tinggal di lingkungan yang sama. Dinamika kehidupan berorganisasi tentu sangat dipengaruhi oleh sumber-sumber modal sosial (kognitif) yaitu kehidupan sosiabilitas antar warga yang dimiliki suatu komunitas yaitu nilai kepedulian, kepercayaan sosial dan solidaritas sosial antar warga. Untuk mengembangkan kehidupan berorganisasi studi ini ingin menguji hubungan antara kehidupan sosiabilitas dengan kehidupan berorganisasi di tingkat komunitas.
Dari berbagai kajian pustaka tentang studi modal sosial yang dilakukan ditemukan betapa sulitnya mengukur unsur-unsur yang terkait dalam modal sosial. Untuk itu studi menggunakan metode triangulasi yaitu menggabungkan metode kuantitalif dan kualitatif. Akurasi pengukuran kuantitatif merupakan keterbatasan studi ini yang akan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya untuk menghasilkan indikator pengukuran yang lebih valid. Penelitian dilakukan di Kelurahan Gandaria Utara yang diharapkan dapat mewakili karakteristik komunitas kota Jakarta yang heterogen dan kompleks. Dilakukan survei terhadap 227 rumah tangga sebagai unit pengamatan dengan KK atau orang dewasa sebagai unit analisa. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan serta kelompok diskusi terarah pada kelompok/organisasi sosial di komunitas.
Studi ini tidak menemukan hubungan antara kehidupan berorganisasi dengan kehidupan sosiabilitas sebagai sumber modal sosial. Dinamika kehidupan berorganisasi sangat tergantung pada keberadaan individual atau sosial aktor. Aktor ini yang berperan dalam kehidupan sosiabilitas. Sumber-sumber modal sosial yang ada lebih bertumpu pada aktor sosial tidak berhubungan dengan kehidupan berorganisasi antar warga. Bahkan kedekatan sosial antar tetangga justru melemahkan mekanisme kontrol antar warga. Meskipun dalam model prediksi ditemukan hubungan antara lama tinggal dan kepedulian sosial antar warga dengan keanggotaan warga dalam organisasi sosial di komunitas.
Temuan studi membawa implikasi empirik yaitu bahwa di tingkat mikro jangan terjebak mengkaji modal sosial sebagai konsep-konsep abstrak atau perilaku (behavioristic) tetapi lebih bermanfaat bila berada dalam kerangka kerja yang mengarah pada pola-pola modal sosial itu sendiri. Implikasi teoritik yang penting adalah mulai melihat modal sosial dari pemikiran yang menekankan situasi perubahan yang terjadi saat ini. Teori-teori dalam konteks lokalitas dan sistem ekonomi-politik dunia yang melanda seluruh negara dimanapun ia berada khususnya negala dunia ketiga yang masih berada dalam tahap transisi. Bagi para pengambil keputusan, perumus kebijakan, pelaksaaaan program pembangunan dalam peningkatan kualitas hidup komunitas spatial perlu dipertimbangkan keberadaan organisasi komunitas baik dari rendahnya dinamika berorganisasi, kinerja dan jaringan kerjasama antar organisasi.

In Indonesia, the economic development priorities bring both positive and negative impacts to the social cultural life. The top down development approaches, which has been applied for more than twenty years; bring considerably significant impacts to the life of the community. People tend to be passive, looking forward to the hands of government to overcome their day-to-day problems. The Failure of these development approaches hence encourages the emergence of new paradigms that stressed on the development that rely heavily on the community (bottom up). In the mean time, many people doubt the ability of the community in solving their problems, inclusive of the poverty problems. On the other side, the development of the world economic and politic systems has influenced many developing countries. During the past tell years, sponsored by World Bank social scientists have tried to focus their attention on the development of social capital studies in order to overcome the poverty problems in the third world countries, This condition is a consequence of social changes as an impact of the economic development and the information and communication technology advancement through the process of globalization. This situation motivated the writer to observe the social life of urban community neighborhood in Jakarta.
From the writer point of views, for the urban community like Jakarta the social value should be examine from realistic framework to create democracy life towards the civil community. The focused is not only in the poverty problems but more general and comprehensive. The classical sociology theory stated that the urban community has relatively teak social lifestyles and different solidarity. Moreover, the type of alliance can be found in certain community. It consequently creates a viewpoint that the prominent social values in life are value, norm and social trust. This social capital in the local community should be function as stabilization between the other capitals such as physical human, financial or economic capital and it should be an alternative economic for the urban community. The key concept of social capital is hot people can easily working together (cooperative). The existing social capital studies use its members to measure the social capital and found that the social capital cooperation strength as co-production is the result of the cooperation between the organizations. Therefore, the riter forms a formula of social capital as the organization life where people could overcome problems in their own community neighborhoods (spatial). The organizational life describes the cooperation network between people in the community in achieving their goals because they live together in the same neighborhood.
The sociability between members in the community means social concern values; social trust and social solidarity between community members in this dissertation are the sources of social capital, which greatly influences the organizational life dynamics. This study is aim to examine the relationship between the sociability and the organizational life in the community level. The difficulties in measuring the elements involved in social capital can be found in many literatures about the social capital studies. Therefore, this study uses the triangulate method that collaborates both quantitative and qualitative methods. The accuracy in quantitative measurement is the limitations of this study, which will be develop in the next research to find more valid measurement indicators. This research was done in Kelurahan Gandaria Utara and expected to represent the heterogeneous and complex characteristics of Jakarta's communities. The survey was done in 227 households as observation units and the head of household or adult member as the unit of analysis. The qualitative data was gathered by the in-depth interview with the informants and the focused group discussions in the community.
The finding of this study is there is no relationship between the organizational life and the sociability life as social capital sources. The dynamics of organizational life depends heavily on the existence of individual or social actors. These actors play greater role in sociability life. The existing social capital sources are likely to rely on social actors, but unrelated to the organizational life between people. Moreover, the social cohesion between neighbors tends to weaken the social control mechanisms between peoples in the community. Even though the significant relationship between the length of stay of household and the social concerns between community members and local social organization life can be found in the prediction of social capital models.
This study brings empiric impacts that in the micro level never get trapped to observe social capital as abstract sociological concepts (the essence of social life) or social attitude. It hence would be more useful if being developed patterns of social life in the social capital framework. The prominent theoretic impact is how to see the social capital from the viewpoints that stressed on the changing situation in the existing theory; the locality context and the world economic and politic systems in many countries particularly urban community in the third world countries like Indonesia, which are mostly in the transitional stage. For many decision-makers and regulators, the implementation of development programs in increasing the quality of the spatial community life should consider the existence of the local community organization, from the organizational dynamics, performance and the cooperation network between the different types of organizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D116
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Solihat
"Disertasi ini membahas tindakan migrasi dan presentasi identitas tiga kelompok Turki yang beraktivitas transnasional, yaitu kelompok Gulen, kelompok Suleymaniyah, dan kelompok Said Nursi. Aktivitas transnasional ketiga kelompok ini menunjukkan fenomena eskalasi dan proliferasi migrasi, namun, tidak diiringi dengan perkembangan teori yang memadai. Teori migrasi masih didominasi oleh perspektif ekonomi dan politik, sehingga menggiring studi migrasi kepada kesimpulan migrasi sebagai problem. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bahwa migrasi ketiga kelompok Turki ke Indonesia sebagai suatu proses transformasi sosial yang dipengaruhi oleh struktur dan melibatkan agensi para aktor di dalam mereproduksi kebudayaan. Penelitian ini merupakan studi etnografi yang diperkaya dengan studi sejarah. Data diperoleh observasi terlibat dan wawancara mendalam terhadap di ketiga kelompok Turki yang berada di wilayah sekitar Jakarta, yang berlangsung antara tahun 2013-2015. Selain itu juga data diperoleh melalui studi literatur terkait kondisi kultural historis aktor inspiratornya. Dara dianalisis dengan perspektif transnasionalisme dan konstruktivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migrasi tiga kelompok Turki merupakan model migrasi berbasis kultural. Identitas Turki tidak dipresentasikan secara tunggal dan statis. melainkan secara beragam dan dinamis, karena para aktor pada setiap kelompok pemahaman histori dan juga pengalaman berinteraksi dengan masyarakat Indonesia yang berbeda.

This dissertation discusses the practices of migration and identity presentation of three Turkish group in Jakarta, namely The Gulen 39 s Group, The Suleymaniyah Group, and The Said Nursi Group. Transnational activities of these groups show the escalation proliferation migration, however, theyare not accommodated with sufficient theories. The Theories of migration are still dominated by economic and political perspectives, leading migration towards a conclusion that migration is a problem. The research aims to explain that their migration to Indonesia is a social transformation process affected by structure, involving agency in reproducing culture. The data was obtained through participant observation and in dept interview with actors within the groups that live around Jakarta, conducted between 2013 2015, as well as through literature on the cultural history condition and actors inspiring the group. The data was analyzed with a perspective of transnationalism and constructivism. The result shows that Turkish migration is a migration model based on culture. The identity of Turkey is not represented as a singel and static, but diverse and dynamic, as a construction thet involves understanding of history and interaction experience with Indonesian societies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
D2360
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Retnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual Karsa Cita. Studi sebelumnya mengenai mekanisme voluntarisme dalam komunitas dikelompokkan berdasarkan nilai altruisme, agama, budaya lokal, dan modal sosial. Peneliti sepakat dengan argumen yang diberikan oleh studi-studi tersebut. Meskipun demikian, belum banyak studi yang membahas mekanisme voluntarisme dan modal sosial dalam komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan voluntarisme dan modal sosial yang dapat menjaga eksistensi komunitas virtual Karsa Cita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui teknik wawancara mendalam, observasi digital, dan tinjauan dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak awal bergabung, anggota komunitas virtual telah memiliki jiwa voluntarisme. Pada akhirnya, partisipasi dalam voluntarisme memungkinkan para anggota untuk membangun modal sosial yang kuat, termasuk jaringan, norma resiprositas, dan kepercayaan. Selain itu, bonding, bridging, dan linking social capital secara signifikan mendukung pencapaian tujuan komunitas. Dengan demikian, terdapat keterkaitan timbal balik antara voluntarisme dan modal sosial sehingga mampu menjaga eksistensi komunitas virtual.

The objective of this study is to describe the phenomenon of voluntarism and social capital within the context of the Karsa Cita virtual community. Previous studies on the mechanisms of voluntarism in communities were categorized based on values of altruism, religion, local culture, and social capital. The researcher concur with the arguments presented in these studies. However, there is a paucity of research discussing the mechanisms of voluntarism and social capital in virtual communities. Consequently, the objective of this study is to describe the voluntarism and social capital that maintain the existence of the Karsa Cita virtual community. This research employs qualitative methods, including in-depth interviews, digital observation, and a review of community documents. The findings indicate that since the inception of the virtual community, its members have exhibited a spirit of voluntarism. Ultimately, participation in voluntarism enables members to construct robust social capital, encompassing networks, norms of reciprocity, and trust. Furthermore, the presence of bonding, bridging, and linking social capital is conducive to the realization of community objectives. Consequently, there is mutual reinforcement between voluntarism and social capital, which serves to sustain the continued existence of virtual communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Rahman Sihab
"Penelitian ini mambahas mengenai analisis modal sosial yang dimiliki oleh komunitas UMKM tahu tempe PIK KOPTI Semanan dalam mempertahankan usahanya dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peran UMKM sebagai tulang punggu perekenomian Indonesia, karena usaha yang ada di Indonesia 99 persen terdiri dari UMKM. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, tidak hanya dilakukan dalam bentuk penguatan pemodalan finansial namun dibutuhkan program pendampingan dan penguatan agar UMKM di Indonesia semakin berkembang sesuai tujuan dari RPJMN 2020-2024. Selama pandemi Covid-19, UMKM juga menjadi sektor yang terdampak dan berpotensi dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk itu, penguatan UMKM harus dilakukan agar angka pengangguran dan kemiskinan tidak semakin tinggi. Salah satu komunitas UMKM yang terbesar di Jakarta adalah KOPTI Semanan. Primer Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) merupakan salah satu koperasi yang melakukan pengolahan tempe dan tahu di Jakarta. Selama Pandemi Covid-19, PIK KOPTI Semanan terbukti mampu bertahan dan beradaptasi terhadap dampak sosial dan ekonomi. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis modal sosial yang dimiliki oleh PIK KOPTI Semanan untuk mempertahankan usahanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam pada sepuluh informan yang dipilih melalui metode nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dalam kurun waktu April sampai Oktober 2022. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya modal sosial yang dimiliki komunitas PIK KOPTI Semanan. Pada hubungan antar masyarakat di dalam PIK KOPTI Semanan ditemukan modal sosial dalam bentuk latar belakang komunitas yang homogen, hubungan saling menghormati, hubungan saling percaya, hubungan kerjasama dan solidaritas. Pada hubungan antara komunitas PIK KOPTI Semanan dengan komunitas atau kelompok lain ditemukan adanya kolaborasi dan dukungan. Pada hubungan antara komunitas PIK KOPTI Semanan dengan pemerintah setempat ditemukan adanya tindakan politik dan hubungan profesional yang terjalin. Pemanfaatan modal sosial yang dimiliki PIK KOPTI Semanan berupa sarana belajar dan pengembangan usaha, pertukaran informasi, peningkatan penjualan usaha, dan pemberian bantuan dan subsidi. Dengan mengkaji modal sosial dalam komunitas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa konsep pemanfaatan modal sosial dalam mata kuliah Intervensi Komunitas.

This study discusses the analysis of social capital owned by the MSMEs community tofu and tempeh PIK KOPTI Semanan in maintaining their business from the Social Welfare Science discipline. This research is motivated by the role of MSMEs as the backbone of the Indonesian economy, because 99 percent of businesses in Indonesia consist of MSMEs. The government needs to increase the capacity of MSME actors, not only in the form of strengthening financial capital, but also a mentoring and strengthening program is needed so that MSMEs in Indonesia will continue to develop according to the goals of the 2020-2024 RPJMN. During the Covid-19 pandemic, MSMEs were also a sector that was affected and could potentially improve the economic conditions and welfare of the Indonesian people. For this reason, strengthening MSMEs must be carried out so that unemployment and poverty rates are not getting higher. One of the largest MSME communities in Jakarta is KOPTI Semanan. Primary Indonesian Tofu and Tempe Production Cooperative (KOPTI) is one of the cooperatives that processes tempe and tofu in Jakarta. During the Covid-19 Pandemic, PIK KOPTI Semanan proved able to survive and adapt to social and economic impacts. So the purpose of this study is to analyze the social capital owned by PIK KOPTI Semanan to maintain its business. This study used a qualitative approach with a descriptive research type. Data collection in this study was carried out through in-depth interviews with ten informants who were selected using the non-probability sampling method with a purposive sampling technique from April to October 2022. The results of this study were the discovery of social capital owned by the PIK KOPTI Semanan community. In the inter-community relations in the Semanan KOPTI PIK found social capital in the form of a homogeneous community background, mutual respect, trust, cooperation and solidarity. In the relationship between the PIK KOPTI Semanan community and other communities or groups, collaboration and support were found. In the relationship between the Semanan PIK KOPTI community and the local government, it was found that there were political actions and professional relationships that existed. Utilization of social capital owned by PIK KOPTI Semanan is in the form of learning and business development facilities, exchanging information, increasing business sales, and helping and subsidies. By studying social capital in the community, it is hoped that this research can contribute to the Social Welfare Science study program in the form of the concept of utilizing social capital in the Community Intervention course."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
"Studi resiliensi komunitas menjadi kajian strategis dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana di berbagai level khususnya di negara dengan sistem sosial yang beragam. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan membangun model penanganan bencana melalui pendekatan pembelajaran sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus pada komunitas di Bali dan Jakarta. Temuan kunci studi ini menunjukan bahwa kerentanan komunitas akibat Pandemi COVID-19 diakibatkan oleh kerentanan internal seperti kondisi kognitif dan kerentanan eksternal akibat sistem ekonomi dan kemampuan institusi negara menangani bencana. Model pembelajaran sosial dibangun dengan memperkuat aspek kognitif dan interaksional komunitas dalam penanganan bencana. Pembelajaran sosial dapat mendorong adanya aksi kolektif di dalam komunitas untuk menuju transformasi sosial yang berkelanjutan. Studi ini merekomendasikan bahwa model pembelajaran sosial perlu dimasukkan dalam aspek kelembagaan di dalam sistem penanggulangan bencana nasional dan dapat menjadi alternatif konsep upaya pengurangan risiko bencana yang digerakkan oleh faktor kultural khususnya pada negara dengan keberagaman sistem sosial.

Community resilience studies have become a strategic area of research for strengthening disaster management systems at various levels, particularly in countries with diverse social systems. This study aims to analyze and develop a disaster management model through social learning. The research adopts a qualitative methodology, using case studies in grassroots communities in Bali and Jakarta. The key findings of this study reveal that community vulnerability during the COVID-19 pandemic was caused by internal vulnerabilities, such as cognitive conditions, and external vulnerabilities, such as economic systems and the institutional capacity of the state to handle disasters. A social learning model focuses on strengthening communities' cognitive and interactional aspects of disaster management. Social learning can promote collective action within communities, paving the way for sustainable social transformation. This study recommends that the social learning model should be integrated into the institutional framework of the national disaster management system and can serve as an alternative concept for culturally driven disaster risk reduction efforts, particularly in countries with diverse social systems."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemasita Nugraheni
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi terhadap komunitas syiah di Jakarta dan sekitarnya. Dalam menganalisis makna di balik peringatan Asyura, peneliti menggunakan konsep-konsep agama seperti yang dituliskan oleh Geertz. Peneliti kemudian mengkaitkan tersebut dalam konteks resistensi komunitas syiah terhadap penolakan dari masyarakat dengan menggunakan konsep perlawanan sehari-hari yang ditawarkan oleh James Scott. Asumsi awalnya, pemaknaan jamaah terhadap Asyura menjadi kunci utama dalam perjalanan resistensi komunitas syiah. Resistensi yang dimaksud bukan berbentuk aksi keras ataupun protes publik. Tindakan sederhana seperti diam dan mengalah ketika dibubarkan, ataupun sesederhana pembangunan relasi dengan komunitas masjid setempat merupakan usaha komunitas syiah dalam melakukan perlawanan sehari-hari yang terinspirasi dari nilai dalam peringatan Asyura.

This research is a qualitative research with ethnographic methods for Shia communities in Jakarta and its surroundings. In analyzing the meaning behind Ashura's commemoration, researchers used religious concepts as written by Geertz. The researcher then linked it in the context of the Shia community's resistance to rejection from the society by using the everyday resistance concept offered by James Scott. The initial assumption was that the meaning of pilgrims to Ashura was the main key in the journey of resistance of the Shia community. The intended resistance is not in the form of violent action or public protest. Simple actions such as silence and defeat when disbanded, or as simple as building relationships with the local mosque community are the form of everyday resistance made by the Shia community inspired by the value of Ashura commemoration."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Himawan Riswanda
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan peran jaringan sosial dalam komunitas Gamelan sebagai strategi upgrading industri kreatif pengembang game lokal di Provinsi Yogyakarta menuju rantai nilai global. Kajian mengenai strategi upgrading industri terdahulu menyatakan bahwa sebuah industri melakukan strategi dengan pengelolaan organisasi internal industri, peningkatan keterampilan pekerja, peran institusi negara serta jaringan bisnis dengan analisis yang terpisah. Berbeda dengan studi sebelumnya, skripsi ini berargumen bahwa strategi yang dilakukan oleh industri pengembang game lokal di Yogyakarta untuk melakukan upgrading adalah melalui peran jaringan sosial para pelaku industri game yang terjalin melalui Komunitas Gamelan, yakni dengan penekanan kerjasama antar aktor sehingga terbentuk struktur sosial dan inovasi dalam iklim industri game yang mampu mendorong perusahaan untuk melakukan upgrading. Kajian ini menggunakan kerangka teori jaringan sosial oleh Granovetter dengan konteks dimensi upgrading dalam rantai nilai global oleh Gereffi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan Social Network Analysis (SNA) dengan studi kasus komunitas Gamelan di Yogyakarta. Temuan dalam penelitian ini adalah jaringan sosial dalam Komunitas Gamelan adalah kuat berdasarkan hasil Social Network Analysis. Hal tersebut ditunjukkan melalui tiga aktor kunci yang menduduki posisi weak ties dan structural holes secara bersamaan dengan internalisasi nilai pasedhuluran yang kuat. Melalui jaringan sosial tersebut anggota Komunitas Gamelan mampu berpartisipasi menuju Rantai Nilai Global pada tingkat entry the value chain.

ABSTRACT
This thesis aims to explain the role of social networks in the Gamelan Community as a strategy for upgrading the creative industry of local game developers in Yogyakarta Province towards the global value chain. The previous studies of industry upgrading strategies states that an industry carries out strategies with the management of the industry's internal organization, improvement of workers' skills, the role of state institutions and business networks with a separate analysis. Different with the previous studies, this thesis argues that the strategy undertaken by the local game developer industry in Yogyakarta to carry out upgrading is through the role of social networks of the game industry actors who are intertwined through the Gamelan Community, namely by emphasizing cooperation between actors so that social structures and innovation are formed in game industry climate that is able to encourage companies to upgrade. This study uses the social network theory framework by Granovetter with the context of the upgrading dimension in the global value chain by Gereffi. The methods used is a qualitative approach and Social Network Analysis (SNA) with a case study of the Gamelan community in Yogyakarta. The findings in this study are the social networks in the Gamelan Community are strong based on the results of the Social Network Analysis. This is demonstrated by three key actors who occupy the weak ties and structural holes positions simultaneously with the internalization of a strong value of Pasedhuluran. Through this social network Gamelan Community members are able to participate towards the Global Value Chain at the entry-value chain level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>