Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raudhah
"Reclaimed Asphalt Pavement adalah lapisan perkerasan yang dikupas pada proses perawatan atau perbaikan jalan. RAP mengandung aspal dan agregat yang dapat digunakan kembali sebagai material dalam konstruksi perkerasan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh banyaknya RAP dan kadar aspal dalam campuran aspal yang dicampur pada suhu hangat WMA terhadap hasil uji marshall laston lapis antara AC-BC. Variasi persentase RAP yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35, 45, dan 51.55 dengan masing-masing memiliki variasi kadar aspal 5, 6, dan 7. Untuk megetahui pengaruh dari masing-masing faktor, persentase RAP dan kadar aspal, dan apakah ada interkasi dari kedua faktor yang mempengaruhi hasil uji marshall, analisis dilakukan dengan menggunakan desain faktorial.
Hasil penelitian menunjukkan variasi persentase RAP dalam campuran tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap stabilitas, flow, dan marshall quotient campuran aspal. Tetapi persentase RAP dalam campuran mempunyai pengaruh signifikan terhadap VMA, VIM, dan VFA dengan korelasi masing-masing sebesar 97.5, 80, dan 95.1. Semakin besar persetase RAP dalam campuran semakin besar VMA dan VIM, dan semakin kecil VFA. Interaksi antara persentase RAP dan kadar aspal tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil Uji Marshall.

Reclaimed Asphalt Pavement is removed pavement materials during maintanance of the road. RAP contains asphalt and aggregates that can be used as material in new pavement construction. This study aims to determine the influence of the amount RAP used in the mix and asphalt content in Warm Mix Asphalt WMA on the Marshall Test result of Asphalt Concrete Binder Course AC BC. The variations of RAP percentage used in this study are 35, 45, and 51.55 and the asphalt content variations are 5, 6, and 7. To determine the influence of each factor, RAP percentage and asphalt content, and if there is any interaction between the two factors, the analysis is done using factorial design.
The result of this study shows that the variations of RAP percentage in the mix has no significant influence on stability, flow, and marshall quotient. But it does have significant influence on VMA, VIM, and VFA with correlation of 97.5, 80, and 95.1, respectively. It shows that the increase in RAP percentage increases VMA dan VIM and decreases VFA. The interaction between RAP percentage and asphalt content has no significant influence on any of the marshall test results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfanov Khrisma
"Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) berasal dari hasil pengerukan jalan dalam kondisi perbaikan dimana RAP tersebut masih mengandung komponen aspal dan agregat dengan tujuan dapat digunakan kembali. Penelitian ini menghasilkan campuran beraspal dengan variasi kadar RAP 35%, 45%, 51.55% dan variasi kadar aspal 5%, 6%, 7% dengan total jumlah sampel 27 buah serta menganalisa pengaruh dari metode pencampuran dengan suhu hangat ( WMA) pada campuran beraspal yang dibuat untuk Laston lapis antara (AC-BC). Sampel akan dilakukan uji Marshall untuk mendapatkan nilai-nilai stabilitas, kelelehan, MQ, VIM, VMA dan VFA yang kemudian dikaitkan dengan spesifikasi Bina Marga untuk melihat campuran beraspal terbaik pada variasi kadar yang telah ditentukan serta dapat menentukan kadar aspal optimum dan kadar RAP optimumnya.
Uji Factorial Design juga dilakukan untuk mengetahui signifikansi kadar RAP, kadar aspal dan interaksi keduanya terhadap nilai-nilai yang didapatkan dalam uji Marshall. Hasil penelitian didapatkan campuran terbaik pada kadar RAP 35% dengan kadar aspal 6% serta kadar aspal optimum 6.3%, signifikansi kadar RAP tidak berpengaruh terhadap seluruh nilai-nilai yang didapatkan dari uji Marshall sementara untuk kadar aspal berpengaruh signifikan terhadap nilai VMA, VIM dan VFA.

Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is derived from the results of dredging the road in repair conditions where the RAP still contains asphalt and aggregate components for the purpose of being reused. This study produced paved mixtures with variations in RAP levels of 35%, 45%, 51.55% with variations in asphalt content of 5%, 6%, 7% with a total 27 samples and analyzed the effect of mixing methods with warm temperatures (WMA) on mixtures paved made for Laston layers between (AC-BC). The sample will be tested by Marshall to obtain the values ​​of stability, melt, MQ, VIM, VMA and VFA to see the best asphalt mixture at a predetermined level variattion based on Bina marga specification and can determine optimum asphalt content and grade optimum RAP.
Factorial Design Test was also conducted to determine the significance of RAP levels, asphalt levels and their interactions with the values ​​obtained in the Marshall test. The results showed the best mixture of 35% RAP levels with 6% asphalt content and optimum asphalt content 6.3%, the significance of RAP levels did not affect all values ​​obtained from the Marshall test while the asphalt content had a significant effect on the values ​​of VMA, VIM and VFA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winas Maulidani Susanto
"Pada perbaikan jalan baik dengan metode milling maupun crushed, kupasan aspal atau Reclaimed Asphalt Pavement RAP hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Campuran beraspal yang diolah dari maerial baru selalu digunakan untuk membuat perkerasan jalan. Hal ini menjadi masalah ketika sampah RAP terus menumpuk dan ketersediaan material baru seperti agregat dan aspal di alam terus berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan aspal daur ulang atau RAP sebagai material campuran beraspal, sehingga tidak hanya dibuang dan menjadi sampah.
Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan melakuan Marshall Test pada material RAP yang digunakan. Pencampuran dilakukan menggunakan metode campuran beraspal hangat atau warm mix asphalt WMA dengan manambahkan zeolit pada proses pencampuran beraspal jenis Laston Lapis Aus AC-WC. Proses pencampuran dilakukan pada temperatur hangat yaitu 120°C. Temperatur yang lebih rendah daripada hot mix asphalt dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah pengaruh dari jumlah RAP dan kadar aspal yang digunakan pada campuran WMA-RAP, serta menganalisis campuran yang paling bagus dan sesuai dengan standar Bina Marga.

On road improvements with both milling and crushed methods, asphalt peel or Reclaimed Asphalt Pavement RAP is only discarded and not utilized properly. A paved mixture processed from a new material is always used to make pavement. This is a problem when RAP trash continues to accumulate and the availability of new materials such as aggregates and asphalt in the nature continues to decrease. This study aims to utilize recycled asphalt or RAP as an asphalt mixed material, so it is not only thrown away and becomes garbage.
The research method used is experiment with Marshall Test done on RAP material used. This research uses warm mix asphalt WMA mixture method by adding zeolite to powder mixing process of Asphalt Concrete Wearing Course AC WC type. The mixing process is carried out at a warm temperature of 120°C. Lower temperatures than hot mix asphalt can reduce fuel use and reduce the emissions of carbon produced.
The conclusions from this research are the effect of the amount of RAP and the asphalt content used in the WMA RAP mixture, as well as analyzing the best mixture and in accordance with DGH standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Alan Suyuti
"Pembangunan berkelanjutan kini menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangan dalam melakukan suatu pembangunan. Salah satu dari konsep pembangunan berkelanjutan adalah recycle atau memanfaatkan kembali bahan yang telah digunakan sehingga dapat meminimalisir penggunaan sumber daya yang dapat habis terpakai. Saat ini pada perawatan jalan khususnya, sering kali menyisakan sisa hasil kupasan aspal RAP yang tidak dimanfaatkan kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaat RAP agar dapat digunakan kembali sebagai bahan campuran pembentukan aspal baru. Dengan melakukan eksperimen pada material RAP yang digunakan dalam kondisi campuran beraspal hangat atau warm mix asphalt WMA dengan penambahan asbuton retona untuk proses pencampuran aspal berjenis Laston Lapis Aus AC-WC yang kemudian akan di uji dengan Marshall Test. Proses pencampuran dilakukan pada temperatur hangat dimaksudkan agar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan.
Penelitian ini juga menggunakan asbuton Retona yang merupakan produk asli dalam negeri dan juga zeolite yang cukup mudah untuk didapatkan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan potensi bahan-bahan material dalam negeri. Pada akhir penelitian ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan metode factorial design untuk mendapatkan kadar optimum dari campuran asbuton retona dengan RAP yang digunakan dalam campuran hangat serta pengaruh RAP terhadap sifat-sifat campuran Laston Lapis Aus AC-WC.

Sustainable development is now one of the things that must be considered in doing a development. One of the concept of sustainable development is recycle or reuse of materials that have been used so as to minimize the use of resources that can be used up. Currently on road maintenance in particular, it often leaves residual asphalt remover RAP that is not reused.
This study aims to utilize RAP to be reused as a mixture of new asphalt formation. Experiments on RAP material used in warm mix asphalt WMA mixed conditions with the addition of retona asbuton to the Asphalt Concrete Bonding AC WC asphalt process which will then be tested by Marshall Test. The mixing process is carried out at warm temperatures intended to reduce fuel usage and reduce emissions of the resulting carbon gas.
This research also uses Retona asbuton which is the original product in the country and also zeolite which is quite easy to get in Indonesia. It aims to further maximize the potential of materials in the country. At the end of this research will be analyzed by using factorial design to obtain optimum level from retona asbuton mixture with RAP used in warm mixture and RAP effect on mixed properties of Laston Lapis Aus AC WC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chayatama Ramadhan Boiman
"Pembangunan infrastuktur jalan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan perekonomian negara, terutama untuk kemudahan akses dari dan menuju suatu wilayah. Karena hal tersebut permintaan perbaikan maupun pembuatan jalan semakin meningkat seiring berjalannya waktu yang mana diikuti juga akan permintaan agregat dan aspal yang merupakan komponen utamanya. Aspal dan agregat merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, yang mana jika diambil secara terus menerus dalam skala besar dapat membuat ketersediannya semakin terbatas. Di samping itu adanya perbaikan jalan juga dapat menghasilkan limbah kerukan jalan aspal atau bisa juga disebut Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) yang mana biasanya langsung dibuang begitu saja di suatu tempat dan terus menumpuk. Untuk mengatasi masalah tersebut dan untuk mendukung konsep pembangunan berkelanjutan maka perlu adanya penelitian mengenai pemanfaatan kembali RAP untuk dijadikan solusi sebagai komponen pembuatan jalan untuk menekan penggunaan aspal dan agregat baru. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kembali RAP sebagai bahan campuran beraspal hangat lapis aspal beton lapis aus. Dalam penelitian ini RAP diekstraksi dan diuji kualitasnya. Kemudian dilakukan pencampuran antara RAP dan Aspal yang mana sebagai variabel bebas dan parameter hasil uji campuran tersebut sebagai variabel dependen. Pencampuran dilakukan dengan 12 variasi yang mana nantinya diuji dengan pengujian Marshall. Dari hasil penelitian ini nantinya didapatkan kadar campuran optimum untuk Aspal baru dan RAP berdasarkan hasil pengujian Marshall.

Road infrastructure development is one of the factors that can improve the country's economy, especially for easy access to an area. Because of this the demand for roadworks and improvements has increased over time, which will also be followed by demand for aggregates and asphalt which are the main components. Asphalt and aggregate are non- renewable natural resources, which if taken continuously on a large scale can make their availability even more limited. In addition, road improvements can also result in asphalt road dredging or can also be called Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), which is usually directly dumped somewhere and continues to pile up. To overcome this problem and to support the concept of sustainable development, it is necessary to have research on the reuse of RAP to be a solution as a component of road construction to reduce the use of asphalt and new aggregates. This study aims to reuse RAP as a mixture of warm asphalt in asphalt concrete. In this study, RAP was extracted and tested for quality. Then a mixture of RAP and Asphalt is carried out as a independent variable and the results of the mixture test as the dependent variable. Mixing was carried out with 12 variations which were later tested by Marshall testing. From the results of this study we will get the optimum mixture levels for new asphalt and RAP based on Marshall test results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Fajriansyah
"Daur ulang campuran aspal sebagai bahan campuran aspal dapat dilakukan untuk meminimalisasi limbah serta menekan biaya pembangunan atau perawatan jalan. Serbuk karet ban bekas crumb rubber juga digunakan sebagai bahan tambah pada campuran panas aspal agregat karena ketersediaannya yang melimpah. Aspal Buton Retona blend 55 digunakan sebagai pengikat dengan variasi kadar aspal 0, 0.5, 1, 1.5, 2, dan 4, serta ditambahkan serbuk karet ban bekas dengan variasi kadar 0 dan 1. Campuran aspal didominasi oleh aspal daur ulang dengan nilai maksimum yang mungkin untuk memenuhi standar HRS-WC, dimana kadar maksimum yang memungkinkan adalah 77 RAP. Penambahan oli bekas dalam campuran berguna sebagai pelunak fisik untuk meningkatkan angka penetrasi aspal lama, Kinerja dari variasi campuran aspal ditentukan dengan uji Marshall test dan Marshall immersion test. Sedangkan nilai modulus resilien campuran panas aspal ditentukan dengan uji resilien modulus dengan alat UMATTA pada temperatur yang bervariasi untuk mengetahui perilaku benda uji terhadap beban kejut. Dari uji yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa penambahan Asbuton Retona dan crumb rubber pada kadar tertentu mampu memperbaiki stabilitas dan resilien modulus campuran aspal daur ulang.

The reclaimed asphalt pavement RAP on the content of old aggregate asphalt mixture that has been used, can be utilized by adding asphalt content and aggregates that have been lost due to fatigue or aging process. In addition to reducing the amount of waste, this recycling process can save on road maintenance costs. In this study, to improve the performance of aggregate asphalt from the recycling result has been used rubber powder crumb rubber tires used. Types of asphalt used in this study are natural asphalt of Buton island which has undergone asphalt refining process, called Retona blend 55. Crumb rubber with different content, 0.5, 1, 1.5, 2 and 4 are added on aggregate and then mixed with asphalt through a hot mixture process. Variation of crumb rubber that used in this study is 0 and 1 addition into RAP mixture, while the additon of waste engine oil is determined by penetration test. The resilient modulus of hot asphalt mixture has been tested by resilient modulus using UMATTA with varying temperatures. This study has shown that the addition of crumb rubber can increase the stability and the resilient modulus of the reclaimed asphalt mixture. Keywords hot mix asphalt, reclaimed asphalt pavement, crumb rubber, resilient modulus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Adillah
"Di negara-negara berkembang, daur ulang perkerasan jalan belum dilakukan secara sistematis dan teratur. Hanya ruas jalan yang rusak parah biasanya digiling dalam jumlah terbatas kemudian dilapis menggunakan campuran aspal dengan bahan dari agregat alami. Penelitian ini menghasilkan peningkatan ketinggian permukaan jalan dibandingkan dengan bahu jalan dan daerah sekitarnya yang dapat menyebabkan masalah mengemudi dan drainase. Menambahkan RAP dapat meningkatkan kekakuan campuran, yang dalam kebanyakan kasus meningkatkan sifat ketahanan rutting campuran, tetapi memiliki dampak yang berbeda pada sifat ketahanan retak.
Penambahan RAP jelas mempengaruhi hasil untuk uji kelelahan balok (Alavi, Jones, Chavez, & Liang, 2016). Ada kebutuhan untuk bahan peremajaan yang fleksibel dalam cara penggunaannya, yang memungkinkan sifat-sifat aspal yang diremajakan dapat dipulihkan seperti yang diperlukan di berbagai spesifikasi. Idealnya, agen peremajaan juga harus memiliki sifat ramah lingkungan, dan lebih disukai, produk dibuat seluruhnya atau sebagian dari bahan daur ulang atau terbarukan.(Jain & Sharma, 2017).
Untuk memastikan keamanan di jalan, perlu lebih diperhatikan pemantauan skid resistance sebagai salah satu parameter variabel. Pengukuran resistansi skid menuntut akurasi tinggi karena banyak kondisi kecil. Dibandingkan dengan campuran tanpa Crumb Rubber, kandungan bitumen optimal dalam campuran Crumb rubber, rejuvenator,  dan RAP adalah 0,5% lebih tinggi. Bahkan menurut survei literatur yang dilakukan itu dialami bahwa penggabungan proses kering CR ke dalam campuran akan menyebabkan penurunan dibandingkan dengan tanpa campuran tersebut (Eskandarsefat, Sangiorgi, Dondi, & Lamperti, 2017.

In developing countries, Reclaimed Asphalt Pavement has not been carried  out systematically. Only severely damaged roads are usually milled in limited quantities and then coated using a mixture of asphalt with natural aggregate material. This experimental resulted  an increase in road surface height compared to the shoulder of the road and the surrounding area which could cause driving and drainage problems (Thanya, Putra, & Suweda W, 2018). Using a Reclaimed Asphalt Pavement can increase mixture stiffness, which in most cases increases the rutting properties of the mixture, but has a different impact on the crack resistance properties.
The addition of RAP clearly affected the results for beam fatigue testing (Alavi, Jones, Chavez, & Liang, 2016). There is a requirement for rejuvenating materials that are flexible in how they are used, allowing rejuvenated asphalt properties to be restored as needed in various specifications. Ideally, the rejuvenating agent must also be environmentally friendly, and preferably, the product is made in whole or in part from recycled or renewable materials. (Jain & Sharma, 2017).
To make sure that safety on the road, it is necessary to pay more attention to monitoring skid resistance as one of the variable parameters. Skid resistance measurements require high accuracy due to many small conditions. (Kotek & Florkova, 2014). Compared to mixtures without Crumb Rubber, the optimum bitumen content in the mixture of Crumb rubber, rejuvenator, and Reclaimed Asphalt Pavement is 0.5% higher. Even according to the literature survey conducted it was experienced that combining CR dry processes into the mixture would cause a decrease in workability compared to those without the mixture (Eskandarsefat, Sangiorgi, Dondi, & Lamperti, 2017f).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Bagus Putranto
"Tahun 2019 ini kebutuhan aspal dengan produksi aspal di Indonesia memiliki perbandingan yang sangat tinggi. Produsen aspal di Indonesia tidak bisa menyanggupi kebutuhan aspal dekat-dekat ini. Penggunaan RAP atau aspal daur ulang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan aspal. Pembangunan juga dituntut untuk semakin mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan. Salah satu upayanya yaitu menggunakan zeolite sebagai bahan aditif pencampuran aspal dengan suhu rendah atau Warm Mix Asphalt. Bahan uji pada penelitian ini terdiri dari aspal baru, aspal daur ulang (RAP), agregat baru dan zeolite. Persentase kadar RAP dan kadar Zeolite menjadi variabel dan parameter hasil dari uji Marshall pada campuran menjadi variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan bahwa faktor kadar zeolite berpengaruh terhadap hasil uji Marshall.

In 2019, the needs of asphalt correspond to the production of a relatively high comparison, which makes it impossible for the producer of asphalt in Indonesia to meet this high demand in the near future. Therefore, the use of Reclaimed Asphalt Pavement abbreviated as RAP is necessary to meet these needs. Constructions are also expected to have a more environmentally friendly technology. One of the methods to do this is to use zeolite as an additive to be mixed with the asphalt in low temperature condition also known as Warm Mix Asphalt. The test material for this study consisted of new asphalt, Reclaimed Asphalt Pavement(RAP), new aggregate and zeolite. The percentage of RAP levels and Zeolite levels became variables and the Marshall test results on the mixture became the dependent variable. Overall, the results of this study indicate that the zeolite level factor affects the Marshall test results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Kartika
"Ban bekas merupakan salah satu limbah yang terdapat cukup banyak di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu cara untuk mengurangi limbah tersebut adalah dengan menjadikannya sebagai bahan tambah yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai-nilai karakteristik dari suatu perkerasan aspal sekaligus untuk mengurangi limbah ban bekas. Bahan tambah ini dinamakan serbuk karet Crumb Rubber. Pada penelitian ini, aspal yang digunakan adalah asbuton semi-ekstraksi dengan agregat gradasi senjang. Penggunaan asbuton semi-ekstraksi yang diberi nama asbuton retona ini bertujuan untuk menggantikan aspal minyak yang ketersediaannya di Indonesia tidak cukup untuk konstruksi perkerasan jalan aspal di Indonesia sedangkan penggunaan agregat gradasi senjang bertujuan untuk menurunkan biaya konstruksi.
Pengujian akan dilakukan dengan cara mencari nilai kadar aspal optimum KAO melalui uji Marshall yang nantinya akan divariasikan dengan nilai serbuk karet sebesar 0,48, 0,96, dan 1,44 untuk mendapatkan komposisi terbaik dari campuran KAO, serbuk karet dan agregat berdasarkan deformasi alurnya. Pengujian KAO dengan variasi serbuk karet dilakukan dengan menggunakan mesin pelacak roda Wheel Tracking Machine/WTM. Pengujian dengan WTM ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman deformasi alur yang terjadi pada benda uji perkerasan aspal yang diujikan.
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa deformasi alur terkecil terjadi pada campuran asbuton panas dengan serbuk karet sebesar 0,96 pada suhu 27 C dan pada suhu 60 C dengan dua siklus lintasan didapat deformasinya sebesar 10,17 mm sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan serbuk karet dengan persentase tertentu pada campuran asbuton panas bergradasi senjang dapat meningkatkan ketahanan deformasi alur.

Used tire is one of the most abundant wastes in the world, including in Indonesia. One way to reduce such waste is to make it an added material that can be used to enhance the characteristic values of an asphalt pavement at once to reduce waste of used tires. This added material is called Crumb Rubber CR. In this study, the asphalt used was semi extraction of buton natural asphalt with gap graded aggregate. The use of semi extraction of buton natural asphalt aims to replace the oil asphalt that its availability in Indonesia is not sufficient for asphalt pavement construction in Indonesia while the use of gap graded aggregate is to lower the construction cost.
The test will be done by finding the value of optimum bitumen content through Marshall test. The value of optimum bitumen content will be varied with CR value 0.48, 0.96, and 1.44 to get best composition from KAO, CR and aggregate mix based on the rutting. This will be done by using wheel tracking machine WTM for the test. Testing with WTM is done to find out the depth of rutting that occurs on the samples of asphalt pavement that were tested.
The results of the test show that the smallest rutting occurs on hot buton natural asphalt mixture with crumb rubber of 0.96 at 27 C and the value of rutting at 60 C with two cycle paths is 10.17 mm. So, it can be concluded that the addition of crumb rubber with a certain percentage on HRS WC hot mixture buton natural asphalt can increase the rutting resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hari Ramadhan
"ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, tuntutan akan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sudah menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur. Jalan sebagai infrastruktur transportasi juga tidak terlepas dari hal tersebut. Penggunaan zeolit sebagai bahan tambah penurun suhu pencampuran dan pemadatan campuran beraspal diharapkan dapat menjadi jawaban sebagai pembangunan yang berkelanjutan bersama-sama dengan penggunaan RAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan zeolit sebagai bahan tambah WMA bersamaan dengan penggunaan aspal RAP terhadap karakteristik aspal. Sampel aspal yang terdiri dari campuran antara aspal baru, aspal hasil ektraksi RAP, dan zeolit dilakukan pengujian beberapa karakteristik aspal seperti penetrasi, titik lembek, viskositas, dan daktilitas. Persentase kadar zeolit dan kandungan aspal RAP dalam sampel dijadikan sebagai variabel faktor dan parameter hasil uji karakteristik aspal dijadikan sebagai variabel dependen. Hasil uji karakteristik aspal tersebut dianalisis dalam bentuk grafik. Selain itu, hasil pengujian tersebut juga dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu uji ANOVA dua arah dan uji Friedman untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing faktor dan interaksi faktor-faktor tersebut. Adapun hasil penelitian ini yaitu pengaruh dan signifikansi dari kadar aspal RAP dan kadar zeolit serta interaksinya terhadap hasil uji karakteristik aspal (penetrasi, titik lembek, viskositas, dan daktilitas).

ABSTRACT
Over the time, the demand for more environmentally friendly and sustainable in development sector has become a priority in infrastructure development. Roads as transportation infrastructure are also inseparable from it. The use of zeolite as an added material to reduce the temperature of the mixing and compaction of the asphalt mixture is expected to be the answer as a sustainable development together with the use of RAP. This study aims to determine the effect of the use of zeolite as a WMA added ingredient together with the use of RAP asphalt to asphalt characteristics. Asphalt samples consisting of a mixture of virgin asphalt, RAP asphalt, and zeolite were tested for several characteristics of asphalt such as penetration, softening point, viscosity, and ductility. The percentage of zeolite content and RAP asphalt content in the sample are used as factor variables (independent variables) and asphalt characteristic test results are used as the dependent variable. The asphalt characteristic test results are analyzed in graphical form. In addition, the test results were also analyzed using statistical tests, namely the two-way ANOVA test and the Friedman test to determine the significance of each factor and the interaction of these factors. The results of this study are the influence and significance of RAP asphalt levels and zeolite levels and their interactions with the results of the asphalt characteristics test (penetration, softening point, viscosity, and ductility).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>