Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutasuhut, Saskia Fenna Sari
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pemerkosaan dalam hubungan berpacaran. Penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa dianggap dapat menjadi faktor pendukung pemerkosaan, dengan religiositas sebagai faktor yang menginternalisasi penerimaan tersebut. Selama ini ditemukan hubungan yang tidak konsisten antara religiositas dan penerimaan mitos pemerkosaan. Ideologi tentang peran gender yang diyakini individu diduga dapat memperkuat atau melemahkan hubungan keduanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan religiusitas dengan penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa yang berpacaran, serta pengaruh ideologi peran gender yang memengaruhinya. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang menjalin hubungan berpacaran di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas pada mahasiswa yang berpacaran sebesar 0,309 pada los 0,01 p=0,00 two-tail dan ideologi perangender berperan sebagai moderator.

Dating college student has greater chance to experience rape in their relationship. Acceptance to rape myths has been considered as one factor that endorse rape,with religiosity as the factor that internalized acceptance. For recent times, some in consistencies has been found in the study of correlation between religiosity and rape myth acceptance. Ideology of gender role that ones have believe in are expected to increase or decrease correlation between them. The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and religiosity, as well as how gender role ideology could affect the relationship. This study is conducted to male and female college students in Jabodetabek region. Result founds signifancy between rape myth acceptance and religiosity as 0,309on los 0,01 p 0,00 two tail and effects of gender role ideology as moderator in between."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Kartika Kusumawardhani
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki akses untuk melakukan aktivitas seksual yang seringkali disertai dengan kekerasan seksual terhadap pasangan. Penerimaan mitos perkosaan dianggap sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual. Faktor ini diinternalisasi oleh agama sebagai tiang kehidupan bermasyarakat yang kental dengan budaya patriarkat. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia dianggap sebagai agama yang patriarkat namun di sisi lain sebagai agama yang mendukung kesetaraan gender.
Studi ini dilakukan untuk melihat pemahaman ajaran Islam dan hubungannya dengan penerimaan mitos perkosaanpada mahasiswa laki-laki yang berpacaran. Studi dilakukan terhadap 132 partisipan penelitian dari enam universitas di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas Islam pada mahasiswa laki-laki yang berpacaran (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).

Dating male college students have the opportunity to do sexual activities with their partner but sometimes sexual offence happens within the relationship. Rape myth acceptance is considered as main factor of sexual offence. This factor is internalized by religion as patriarchal system that also has been the foundation of life for many people. Islam as the religion of majority of the Indonesian people is considered as a patriarchal religion , yet also fights for gender equality.
The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students. As many as 132 students from six universities in Jakarta and Depok was participated in the study.
Result shows that there is no significant correlation between rape myth acceptance and Islamic religiosity among dating male college students (r = -0,129; n = 132; p<0,05, two tail).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ginanjar
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara paparan pornografi dan penerimaan mitos perkosaan, serta untuk mengetahui efek moderasi ideologi peran gender pada hubungan tersebut. Responden penelitian ini berjumlah 522 orang, dengan karakteristik laki-laki berusia 18-30 tahun dan berorientasi heteroseksual. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara paparan pornografi dan penerimaan mitos perkosaan. Selain itu ditemukan bahwa ideologi peran gender memoderatori hubungan antara paparan pornografi dan penerimaan mitos perkosaan, dengan individu yang memiliki ideologi peran gender tradisional lebih rentan terkena efek paparan pornografi terhadap penerimaan mitos perkosaan dibandingkan dengan individu dengan ideologi peran gender egaliter. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pentingnya peran perbedaan individu dalam dalam penelitian pengaruh media.

ABSTRACT
The purpose of this study was to find the relationship between exposure to pornography and rape myths acceptance, also to find the moderation effect of gender role ideology on that relationship. Participants of this study were 522 heterosexual men aged 18 30 years old. Result showed that there is no relationship between exposure to pornography and rape myths acceptance. Moreover gender role ideology moderated the relationship between exposure to pornography and rape myths acceptance, with individual who endorse traditional gender role is more susceptible to the effect of exposure to pornography on rape myths acceptance. Result of this study indicated the importance of individual difference in media effect research. Exposure to pornography, gender role ideology, rape myths acceptance"
[;, ]: 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Murti Indra Hapsari
"Sikap menyalahkan korban pemerkosaan yang berkembang di masyarakat menjadikan pemerkosaan salah satu jenis kejahatan yang paling banyak tidak dilaporkan. Penerimaan masyarakat terhadap mitos pemerkosaan dipengaruhi oleh pandangan yang konservatif, seperti peran gender seksis pada budaya patriarkal yang lahir dari ajaran agama yang kuat di masyarakat. Berbagai penelitian berusaha mengungkap peran religiusitas terhadap penerimaan mitos pemerkosaan dan menemukan bahwa religiusitas pada mahasiswa pria memiliki korelasi dengan penerimaan mitos pemerkosaan. Penelitian ini menguji adanya hubungan antara penerimaan mitos pemerkosaan dan religiusitas pada mahasiswa pria di Jakarta dan sekitarnya dan menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan (r = -0,150*; p = 0,022; LoS = 0,05). Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dan intervensi untuk mengurangi berkembangnya penerimaan mitos pemerkosaan khususnya di institusi pendidikan.

Blaming the rape victims is one issue that evolved in our society, making rape as one of the criminal scenes most underreported. Rape myth acceptance is influenced by conservative beliefs, such as sexist gender role in patriarchy culture that was born from strong religious core in certain community. Several studies were conducted to examine the relationship between rape myth acceptance and religiosity and most found that religiosity in male college students correlated with rape myth acceptance. This research is held to find the connection between rape myth acceptance and religiosity in male college students in Jakarta and the surrounding areas and found significant negative correlation (r = -0,150*; p = 0,022; LoS = 0,05). Researcher suggested further studies to be conducted and also intervention to decrease the development of rape myth acceptance, especially in educational settings."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Cokro
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerimaan mitos pemerkosaan yang ada pada mahasiswa Strata 1 dan sederajat di perguruan tinggi negeri dan swasta di Jabodetabek. Data yang digunakan untuk analisis pada penelitian ini sejumlah 1004 partisipan. Penelitian ini juga akan melihat peran konservatisme dan religiusitas sebagai prediktor dari penerimaan mitos pemerkosaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil dari penelitian ini yaitu konservatisme dan religiusitas terbukti memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan. Saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini menyangkut tindakan-tindakan yang dapat dilakukan organisasi sosial untuk memberikan edukasi mengenai isu ini.

The focus of this research is to study about rape myth acceptance among college students in Jabodetabek area. There are 1004 data from college students that is used in the analysis of this research. This research talks about the role of conservatism and religiosity as predictor of rape myth acceptance. This research is a quantitative correlational. Results from this research indicate conservatism and religiosity is a significant and positive predictor of rape myth acceptance among college students. The result of this research can also give insights on how social organizations working issued like this can use the right method to educate college students about rape myth."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Irina De Fretes
"Korban pemerkosaan seringkali dipersalahkan atas pemerkosaan yang mereka alami karena adanya mitos-mitos terkait pemerkosaan. Mitos pemerkosaan itu sendiri merupakan suatu hal yang dipengaruhi berbagai faktor, antara lain seksisme benevolent dan religiositas. Penelitian terdahulu menunjukkan semakin seorang menunjukkan seksisme benevolent dan religiositas yang tinggi, semakin tinggi mereka menerima mitos pemerkosaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keduanya dapat berperan sebagai prediktor dari penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada partisipan penelitian yang berasal dari universitas di wilayah Jabodetabek. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa seksisme benevolent dan religiositas dapat memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan secara signifikan adjusted R2=0,312

Rape victims are often blamed for the rape they went through because of myths surrounding rape. Rape myths themselves are correlated with many factors, such as benevolent sexism and religiosity. Previous studies have shown that people who show benevolently sexist attitudes and high religiosity tend to show higher rape myth acceptance. Present study aims to find out whether or not benevolent sexism and religiosity can predict rape myth acceptance in university students. This study was conducted with students from universities in Jabodetabek as participants. Using multiple regression analysis, present study shows that benevolent sexism and religiosity significantly predicts rape myth acceptance adjusted R2 0,312"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Marlina Primaningrum
"Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena kekerasan seksual berupa pemerkosaan yang pelakunya termasuk pemuka agama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki dari perguruan tinggi agama dengan rentang usia 17-25 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan alat ukur MRPI (Muslim Religiosity Personality Inventory) untuk mengukur religiusitas dan alat ukur IRMAS (Illinois Rape Myth Acceptance Scale) untuk mengukur mitos pemerkosaan. Partisipan penelitian merupakan 158 orang mahasiswa laki-laki dari sebuah perguruan tinggi agama Islam Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dan penerimaan mitos pemerkosaan (r=0,252; n=158; p<0,01, one tail). Artinya semakin tinggi religiusitas partisipan maka penerimaan mitos pemerkosaannya semakin rendah.

This research conducted because of the sexual violence phenomenon such as rape which had done by some of religious leaders in Indonesia. This research aims to determine the relationship between religiosity and rape myth acceptance among male college students from religious colleges/institution with the age range of 17-25 years old. This research uses the quantitative approach. Researcher use MRPI (Muslim Religiosity Personality Inventory) to measure religiosity and IRMAS (Illinois Rape Myth Acceptance Scale) to measure rape myth acceptance. Participants of this research were 158 male college students from one of Islam religious college/institution Jakarta. The result shows there is a significant negative correlation between religiosity and rape myth acceptance (r = 0.252, n = 158, p<0.01, one tail). This means that the higher participants? religiosity, their rape myth acceptance will be lower.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwiyah Sylvia
"Mitos pemerkosaan adalah sikap dan kepercayaan yang secara umum keliru namun diterima secara luas serta terus dipertahankan, dan berfungsi untuk menyangkal terjadinya agresi seksual serta membenarkan agresi seksual laki-laki terhadap perempuan. Sementara itu seksisme adalah konsep yang menekankan dua komponen yaitu rasa benci atau permusuhan terhadap perempuan dan sikap positif yang subjektif terhadap perempuan terkait idealisasi peran gender tradisional perempuan. Penyebaran seksisme dan mitos pemerkosaan salah satunya adalah melalui internet, di mana konten seksisme dan pemerkosaan ditampilkan dalam bentuk lelucon yang menghina atau disparagement humor. Pada penelitian ini, kami menguji apakah terdapat hubungan antara seksisme dengan penerimaan mitos pemerkosaan pada penikmat lelucon dunia maya.

Rape myths are attitudes and beliefs that are generally false but are widely and persistently held, and that serve to deny and justify male sexual aggression against women. While sexism is a concept that emphasized two components, which are of hostility towards women and the subjectively positive attitude of the endorsement of the female traditional gender roles. Sexism and rape myth acceptance could spread in many ways, one of them would be through the internet where sexist and rape related content are told and retold in a form of disparagement humor. The current research focused on measuring whether there is a relationship between sexism and rape myth acceptance among people who enjoys online humor."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Berliani Adiningsih
"Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat korelasi antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa laki-laki. Pengukuran ideologi maskulin menggunakan alat ukur Masculine Role Norm Inventory-Short Form MRNI-SF , stres peran gender maskulin menggunakan alat ukur Masculine Gender Role Stress-Abbreviated MGRS-A , dan kekerasan dalam pacaran dengan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 yang diadministrasikan melalui media daring. Partisipan berjumlah 370 mahasiswa laki-laki dalam rentang usia 18-25 tahun yang sedang mejalani hubungan pacaran selama minimal satu tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran.

This quantitative research focuses on identifying the correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence in male college students. Masculine ideology is measured by using Masculine Role Norm Inventory Short Form MRNI SF , masculine gender role stress by using Masculine Gender Role Stress Abbreviated MGRS A , and dating violence is assessed by using The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 administered online. 370 male college students aged 18 25 who have been involved in romantic relationship for at least a year were assessed. Pearson correlation is used to define relationship between each variables. The result suggests positive correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiya Dina Hanifa
"Merupakan tugas perkembangan dewasa muda untuk menjalin hubungan romantis sesuai dengan teori dari Erikson. Dalam menjaga hubungan romantis, terdapat beberapa cara, salah satunya dengan berkorban. Dalam melakukan pengorbanan, individu dapat berkorban dilandasi dengan motif approach dan motif avoidance. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motif berkorban dengan komitmen dan agreeableness sebagai moderator pada dewasa muda berusia 20-39 tahun yang menjalani hubungan berpacaran. Sebanyak 1044 responden yang mengisi kuesioner alat ukur komitmen, motif berkorban, dan agreeableness. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara komitmen dan motif approach.

It is the task of human development for young adult to establish a romantic relationship in accordance with Erikson 39 s theory. In keeping romantic relationship, there are several ways, one of them is sacrifice. In making sacrifices, individuals can make sacrifices based on the approach motive and avoidance motive. This study aims to examine the relationship between motives of sacrifice with commitment and agreeableness as moderators in young adults aged 20 39 years who undergo dating relationships. A total of 1044 respondents who fill the questionnaire measuring tools of commitment, sacrificial motives, and agreeableness. The result of analysis shows that there is a relationship between commitment and motive approach.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>