Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Narrotama Husa
"Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa tepatnya di wilayah Pangandaran pada tahun 2006 memberikan luka mendalam bagi warga. Seperti yang diketahui upaya evakuasi penduduk dari bencana tsunami sangat tergantung kepada waktu dan aksesibilitas. Beberapa cara untuk mengurangi dampak terjadinya bencana tsunami adalah adanya peta arah evakuasi, jalur evakuasi, shelter tempat berlindung, dan rambu-rambu penunjuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtahui lokasi potensial dari shelter evakuasi dan rute evakuasi tercepat dengan memperhatikan topografi, aksesibilitas, dan waktu tempuh. Selanjutnya, dengan menggunakan pemodelan GIS memanfaatkan metode network analysis pada ArcGIS maka dibuat pemodelan jalur evakuasi dan jangkauan dari shelter evakuasi. Selain itu menghitung kapasitas daya tampung shelter, kondisi jalan dan kondisi topografi di wilayah penelitian. Penelitian ini memiliki manfat untuk perencanaan dari lokasi shelter tempat pengungsian untuk bencana tsunami, dan perencanaan jalur evakuasi yang tercepat. Dari hasil penelitian dapat diketahui jalur evakuasi tercepat memiliki kondisi kemiringan lereng yang landai, ruas jalan yang cukup lebar dan memiliki kondisi yang baik. Selain itu lokasi potensial untuk shelter evakuasi tsunami di Pangandaran terdapat di wilayah yang lebih tinggi dan dapat dijangkau oleh pemukiman yang ada.

The 2006 earthquake and tsunami which happened in Pangandaran caused the worst damage in the area. As we know, time and accessibility are very crucial in terms of evacuating people. There are several ways to reduce the impact of tsunami, such as evacuation direction map, evacuation route, evacuation shelter, and guide signs. The purpose of this research is to find out the potential location for the shelter evacuation and and also the fastest evacuation route. Some variables used in this research are topography, accessibility, and travel time. This research also uses the GIS modelling using tools network analysis method in ArcGis to make the modelling for evacuation route and coverage area for evacuation shelter. Furthermore this research also calculate capacity for evacuation shelter, the spatial data, the road condition, and the topography area. The result, showed that the fastest evacuation route is slightly sloped, spacious enough, and approximately in a good condition. The location for tsunami evacuation shelter in Pangandaran is located in higher area and can be reached through the near settlement in the evacuation zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Ainun Mi`raj
"Wilayah Pantai Pangandaran, Jawa Barat terletak di zona subduksi antara dua lempeng yang menyebabkan rawan terhadap bencana tsunami. Wilayah Pantai Pangandaran pernah mengalami gempa bumi besar pada 17 Juli 2006 silam yang menyebabkan tsunami. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kerentanan desa-desa pesisir Kecamatan Parigi terhadap tsunami berdasarkan kepadatan penduduk, penduduk rentan, dan kelompok umur rentan dan menganalisis efektivitas jalur evakuasi tsunami di desa-desa pesisir Kecamatan Parigi berdasarkan persepsi masyarakat. Metode analisis weighted overlay digunakan dalam penelitian ini untuk melihat kerentanan sosial terhadap bencana tsunami. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai efektivitas jalur evakuasi tsunami berdasarkan persepsi masyarakat setempat. Desa dengan tingkat kerentanan sosial terendah adalah Desa Cibenda dengan nilai 279,1. Desa dengan tingkat kerentanan sosial tertinggi adalah Desa Parigi dengan nilai 966,0. Jalur evakuasi di Desa Cibenda yang paling efektif adalah jalur 4, Desa Ciliang adalah jalur 7, dan Desa Karangjaladri adalah jalur 10 dan 12 berdasarkan pendapat masyarakat setempat.

Pangandaran coast region, West Java located in subduction zone between two plates which makes it prone to tsunami disaster. On 17th July 2006, Pangandaran coast region experienced an earthquake that led to tsunami. The purpose of this research is to analyze social vulnerability of villages in Parigi subdistrict coast and the effectiveness of tsunami evacuation route. Overlay analysis method is used to determine the value of social vulnerability. Descriptive analysis is used to determine the effectiveness of tsunami evacuation route. Cibenda village has the lowest social vulnerability value with 279.1. Parigi village highest social vulnerability value with 966.0. The most effective evacuation route in Cibenda village is evacuation route number 4, while in Ciliang village is evacuation route number 7, and in Karangjaladri village is evacuation route number 10 and 12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalina Febriyenti
"ABSTRAK
Evakuasi masyarakat dari wilayah risiko merupakan prioritas utama ketika peringatan dini tsunami telah diterima. Sistem Informasi Geografis SIG dapat memberikan suatu dukungan pengambilan keputusan dengan menjawab pertanyaan seperti jalur evakuasi mana yang harus dipilih berdasarkan lokasi dari bahaya, berapa banyak orang yang harus dievakuasi, waktu evakuasi, dan kemana mereka harus pergi untuk menjangkau tempat perlindungan terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek kapasitas wilayah Teluk Palabuhanratu dalam menghadapi potensi bencana tsunami yang difokuskan pada kesiapan kapasitas evakuasi. Secara garis besar perhitungannya meliputi pemodelan wilayah keterpaparan; analisis distribusi penduduk; dan perhitungan waktu tempuh evakuasi pada daerah penelitian. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Teluk Palabuhanratu memiliki keterpaparan seluas 719,95 Ha dengan penduduk terpapar sebanyak 13.558 jiwa. Pada rentang waktu evakuasi antara 0-25 menit, seluruh penduduk pada daerah terpapar telah berada dalam zona aman. Ketersediaan akses jaringan jalan yang memudahkan para pengungsi untuk menjangkau tempat-tempat aman juga semakin mempersingkat waktu evakuasi.

ABSTRACT
The evacuation of the population from the risk area is the main priority when an early warning of the tsunami has been received. Geographical Information Systems GIS can provide a decision support by answering questions such as which evacuation routes must be selected based on the location of the danger, how many people who must be evacuated, evacuation time, and where they should go to reach the place where the nearest protection. This research aims to examine the aspects of the Palabuhanratu Gulf region capacity to face the potential of the tsunami disaster that focused on disaster preparedness evacuation capacity. Outline of the calculations include the modeling of tsunami exposure analysis of the population distribution, and the calculation of the travel time of the evacuation in the research area. The result shows that the area of tsunami exposure in Palabuhanratu Gulf region is 719,95 Ha with 13.558 people in the exposed area. In evacuation time that ranged between 0 25 minutes, all populations in the exposed area has been included in the safe zone coverage. Road network in Palabuhanratu Bay that makes the refugees easier to reach the safe zone also shorten the evacuation time."
2017
S69213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Zannuba Arifah
"Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dam Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan terjadi bencana terutama yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang dapat menimbulkan tumbukan antar lempeng, salah satunya tsunami. Kejadian tsunami beberapa kali tercatat terjadi Indonesia. Tsunami yang terjadi dalam skala besar dan menimbulkan kerugian, baik kerusakan lingkungan ataupun korban jiwa. Untuk itu, perencanaan evakuasi dibutuhkan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa saat tsunami terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ancaman bahaya tsunami di Teluk Ciletuh dan menganalisis perencanaan evakuasi di wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan spasial yang terbagi menjadi pemodelan inundasi tsunami,distribusi penduduk, dan estimasi waktu tempuh evakuasi. Hasil dari penelitian ini bahwa potensi bahaya tsunami di Desa Ciwaru terdapat di dua dusun dengan luas mencapai 104,63 Ha. Sebanyak 590 jiwa penduduk terpapar dapat melakukan evakuasi dalam rentang waktu 0 – 15 menit. Pemilihan jalur evakuasi dengan waktu tempuh tercepat dibutuhkan agar penduduk dapat sampai di titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan sebelum tsunami datang. Tersedianya akses jalan yang memadai di dusun tersebut memudahkan penduduk yang berada di wilayah terpapar tsunami untuk menjangkau titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan

Indonesia is a country located at the meeting of three tectonic plates namely the Eurasian Plate, the Indo-Australian Plate, and the Pacific Plate. This condition makes Indonesia a disaster-prone region, especially caused by the movement of tectonic plates that can cause collisions between plates, one of which is the tsunami. Several tsunami events were recorded in Indonesia. Tsunamis occur on a large scale and cause losses, both environmental damage, and fatalities. Therefore, evacuation planning is needed to minimize the number of fatalities when a tsunami occurs. This study aims to find out the potential threat of tsunami hazard in Ciletuh Bay and analyze evacuation planning in the region. The method used in this research is the spatial modeling method which is divided into tsunami inundation modeling, population distribution, and estimated evacuation travel time. The result of this study is that the potential tsunami hazard in Ciwaru Village is found in two hamlets with an area of 104.63 ha. A total of 590 exposed residents can evacuate within 0-15 minutes. The selection of evacuation routes with the fastest travel time is needed so that residents can reach the designated evacuation collection point before the tsunami arrives. The availability of adequate road access in the hamlet makes it easier for residents in tsunami-exposed areas to reach evacuation gathering points"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira
"Kecamatan Palabuhanratu merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempabumi dan tsunami sehingga perlu adanya upaya-upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jalur evakuasi efektif di Kecamatan Palabuhanratu. Untuk mendapatkan hasil tersebut dilakukan analisis bahaya tsunami menggunakan pemodelan tsunami dengan perangkat lunak COMCOT berdasarkan skenario terburuk potensi momen magnitudo 8,8 untuk Megathrust segmen Selat Sunda - Banten, melakukan analisis penduduk terdampak bahaya tsunami menggunakan data People in Pixel, melakukan analisis jalur evakuasi dan wilayah jangkauan tempat evakuasi menggunakan metode Network Analysis pada perangkat lunak SIG, serta mensintesa kepadatan jalur di Kecamatan Palabuhanratu menggunakan simulai agent-based model pada aplikasi Netlogo 6.3.0. Hasil analisis bahaya tsunami diketahui bahwa terdapat 5 desa yang terkena dampak tsunami dengan ketinggian maksimum tsunami mencapai 18,3 meter, waktu tiba gelombang tsunami tercepat 21 menit, dan jarak tsunami terjauh di daratan (inundasi) mencapai 1735 m. Estimasi penduduk yang terdampak tsunami tingkat bahaya tinggi sebesar 86,8 %, tingkat bahaya sedang 6,8 % dan tingkat bahaya rendah 6,5 % dari total penduduk yang terdampak bahaya tsunami. Penelitian ini berhasil menentukan 54 jalur evakuasi pada 4 desa di Kecamatan Palabuhanratu dengan mempertimbangkan kondisi jalan yang ada dan diketahui bahwa lokasi tempat evakuasi existing tidak dapat menjangkau seluruh area bahaya tsunami. Hasil dari simulasi berbasis agen pada Desa Citepus, Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Jayanti memiliki tingkat kepadatan relatif tinggi pada saat proses evakuasi. Persentase penduduk selamat yang relatif tinggi membuktikan bahwa jalur evakuasi yang ditentukan pada penelitian ini sudah efektif.

Palabuhanratu Sub-district is an area that is prone to earthquakes and tsunamis, so there is a need for earthquake and tsunami mitigation efforts. This study aims to obtain an adequate evacuation route in Palabuhanratu District. To obtain these results, a tsunami hazard analysis was carried out using tsunami modeling with COMCOT software based on the worst scenario possible moment of magnitude 8.8 for the Sunda-Banten Strait Megathrust segment, analyzing the population affected by the tsunami hazard using People in Pixel data, exploring evacuation routes and areas. Coverage of evacuation sites using the Network Analysis method in GIS software and synthesizing the density of lanes in Palabuhanratu District using an agent-based model simulation in the Netlogo 6.3.0 application. The tsunami hazard analysis results found that five villages were affected by the tsunami with a maximum tsunami height of 18.3 meters, the fastest tsunami wave arrival time was 21 minutes, and the farthest distance of a tsunami on land (inundation) reached 1735 m. It is estimated that the population affected by the high-hazard tsunami is 86.8%, the medium hazard level is 6.8%, and the low-hazard level is 6.5% of the total population affected by the tsunami hazard. This research successfully determined 54 evacuation routes in 4 villages in Palabuhanratu District by considering the existing road conditions. It is known that the current evacuation sites cannot reach all tsunami hazard areas. The results of the agent-based simulation in 3 villages, namely Citepus Village, Jayanti Village, and Palabuhanratu Village, had relatively high levels of density during the evacuation process. The relatively high percentage of survivors proves that the evacuation routes determined in this study are effective."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Manaf
"Kecamatan Pujut merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Lombok Tengah yang berada di kawasan pesisir selatan Pulau Lombok. Kecamatan Pujut berbatasan dengan Samudera Hindia yang berada dekat dengan Subduksi Megathrust yang berpotensi menimbulkan gempa tektonik yang berpotensi tsunami.  Penentuan lokasi TES dilakukan dengan memperhatikan wilayah bahaya tsunami, aksesibilitas, dan waktu tempuh. . Metode Network Analysis pada software ArcGIS digunakan untuk mengetahui wilayah jangkauan dengan waktu tempuh 30 menit. Dari hasil studi, didapat tingkat bahaya tsunami yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu  tinggi 1,89 km2 (18%), sedang 8,13 km2 (77%) dan rendah 0,48 km2 (5%).  Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat 5 bangunan TES, 2 TES di Desa Kuta, 2 TES di Desa Sukadana, dan 1 TES di Desa Mertak. TES di desa  Kuta dan Mertak dapat menampung seluruh penduduk di sekitar TES, sedangkan TES di desa sukadana tidak cukup menampung penduduk di sekitar TES.

Pujut is one of the sub-districts in Central Lombok district, located in the southern coastal area of Lombok Island. Pujut District with the Indian Ocean located in the Megathrust Subduction has the potential to cause a tectonic earthquake that has the potential for a tsunami. Determining the location of TES is carried out by taking into account the tsunami hazard area, accessibility, and travel time. The Network Analysis method in ArcGIS software is used to determine the location with a travel time of 30 minutes. The results of the study, the tsunami hazard level was divided into 3 classes, namely high 1.89 km2 (18%), medium 8.13 km2 (77%) and low 0.48 km2 (5%). The results also showed that there were 5 TES buildings, 2 TES in Kuta Village, 2 TES in Sukadana Village, and 1 TES in Mertak Village. TES in Kuta and Mertak villages can accommodate all residents around TES, while TES in Sukadana village is not enough to accommodate residents around TES."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Ismiati
"Bencana tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 telah menghantam wilayah Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Berdasarkan kejadian tersebut diperlukan mitigasi bencana guna mengurangi kerugian jika terjadi bencana di kemudian hari. Rencana evakuasi bencana memainkan peran yang sangat penting sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan dan mengetahui lokasi bangunan evakuasi serta jangkauannya sehingga dapat digunakan sebagai tempat evakuasi saat terjadi tsunami. Penentuan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) dengan memperhatikan wilayah bahaya tsunami, aksesibilitas, dan waktu tempuh. Wilayah bahaya tsunami memperhitungkan wilayah inundasi tsunami dengan tools fuzzy membership untuk mengkaji kelas bahayanya. Metode Network Analysis pada software ArcGIS digunakan untuk mengetahui wilayah jangkauan dengan waktu tempuh 30 menit. Selanjutnya dari wilayah jangkauan 30 menit dapat diketahui jumlah penduduk berdasarkan People In Pixels (PIP). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 bangunan TES. 3 TES di Kecamatan Carita, 2 TES di Kecamatan Labuan, 5 TES di Kecamatan Panimbang, dan 1 TES di Kecamatan Sumur. Seluruh TES tersebut berada di lereng datar dan berada di konsentrasi pemukiman tinggi. Kapasitas TES usulan yang dapat menampung seluruh penduduk yang berada di pemukiman bahaya tsunami adalah TES di Kecamatan Carita dan Kecamatan Labuan, sedangkan TES di Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur tidak dapat menampung seluruh penduduk yang berada di pemukiman bahaya tsunami.

The Sunda Strait tsunami disaster on 22nd December 2018 has hit the Pandeglang, Serang and South Lampung regencies. Based on these events disaster mitigation is needed in order to reduce losses in the event of a disaster in the future. Disaster evacuation plans play a very important role before, during and after a disaster occurs. The purpose of this study is to plan and find out the location of the evacuation building and its scope so that it can be used as an evacuation site during a tsunami. Determination of the location of Temporary Evacuation Sites (TES) by taking into account tsunami hazard areas, accessibility, and travel time. Tsunami hazard areas take into account tsunami inundation areas with fuzzy membership tools to assess the hazard class. The Network Analysis method in ArcGIS software is used to determine the coverage area with a travel time of 30 minutes. Furthermore, from the 30 minute coverage area, it can be seen the number of residents based on People In Pixels (PIP). The results showed that there were 11 TES buildings, in Carita District 3 TES, in Labuan District 2 TES, 5 TES in Panimbang District, and 1 TES in Sumur District. All of the TES are on flat slopes and in high concentration of settlements. The proposed TES capacity that can accommodate all residents in tsunami hazard settlements is TES in Carita and Labuan Districts, while TES in Panimbang District and Sumur District cannot accommodate all residents in tsunami hazard settlements."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi fisik suatu wilayah pesisir sangat menentukan jarak rayapan gelombang
tsunami yang terjadi. Dalam menentukan deliniasi wilayah potensi rayapan
tsunami dibutuhkan data wilayah ketinggian serta objek penghalang tsunami,
yaitu vegetasi penghalang dan dinding peredam tsunami. Tingkat kerentanan
Pesisir Pangandaran dilihat dari kondisi permukiman yang berada pada wilayah
potensi tsunami tersebut. Penentuan tingkat kerentanan ini dipengaruhi oleh faktor
jarak permukiman terhadap garis pantai. Apabila terjadi tsunami dengan tinggi
gelombang 2 meter, 6 meter dan 12,5 meter, maka wilayah permukiman yang
memiliki tingkat kerentanan tinggi berada di jarak 500 meter, 600 meter dan 1.500
meter dari garis pantai."
Universitas Indonesia, 2010
S34195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayed Iskandar Muda
"ABSTRAK
Manajemen resiko telah dibentuk sebagai sebuah prosedur penanganan atau tindak lanjut terhadap bencana yang ditimbulkan oleh alam dan manusia. Dalam hal bencana banjir, manajemen resiko yang diterapkan adalah mengelola resiko pada situasi banjir dan merencanakan sebuah sistem yang akan mengurangi resiko banjir.
Jalur evakuasi untuk pengurangan dampak bencana banjir di Jakarta adalah salah satu usaha untuk mengurangi dampak kerugian negara yang ditimbulkannya dan merupakan bagian dari manajemen resiko bencana yang terdiri dari 3 komponen yakni, bencana, paparan, dan kerentanan. Ketika banjir kanal timur dan barat, dan sistem polder mengalami kegagalan dalam menangani banjir, seyogyanya pemerintah DKI sudah memiliki skenario dan cetak biru untuk mengatasi kejadian ini.
Dalam penelitian ini akan disimulasi banjir kala ulang 100 tahun untuk dapat menentukan wilayah penggenangan air agar diketahui wilayah-wilayah yang terkena bencana banjir. Selanjutnya, dengan memetakannya memakai program SIG akan ditentukan jalur evakuasi beserta skenarionya sesuai dengan karakter para calon pengungsi.

ABSTRACT
Risk management has been established as well as a procedure to handling situation of natural, environment and man made hazards. In case of flood hazard, risk management applied as managing risk in flooding situation and planning in a system to reduce flood risk.
Evacuation route for Jakarta flood disaster mitigation is one of effort to mitigate impact of loss of government and become part of risk managemenet where consist of 3 component which are hazard, exposure, and vulnerabilit . When Eastern/ Western Flood Canal and Polder system fail to prevent the flood, the government of DKI should have evacuation scenarios and blue print to counter this problem.
This research will simulate 100 year-return flood to determine innundation area in order to figure out the exposed area by flood hazard. For further step, it will be mapped using GIS program to establish the evacuation route and its scenario, as well as character of evacuate citizen."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Mahfuzh
"Kecamatan Baleendah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung dimana merupakan salah satu wilayah yang memiliki kejadian bencana banjir tertinggi di Indonesia. Sebagai usaha untuk mengurangi dampak dari bencana banjir dibutuhkan adanya upaya mitigasi baik yang dilakukan sebelum terjadinya bencana, saat bencana, bahkan setelah bencana terjadi, salah satunya adalah menentukan lokasi evakuasi banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi evakuasi banjir yang sesuai. Adanya pemetaan lokasi evakuasi ini sebagai upaya pelaksanaan Tindakan mitigasi sebelum bencana terjadi, sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk evakuasi ketika bencana banjir terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan variabel fisik seperti kerawanan banjir, landuse, jarak dari sungai, jarak dari jalan dan jarak dari permukiman.
Analisis tersebut menghasilkan 7 lokasi alternatif terbaik sebagai lokasi evakuasi ketika bencana banjir terjadi dari lokasi dengan klasifikasi kelayakan ‘Layak’ dan ‘Sangat Layak’ yang berada di Desa Malakasari, Desa Rancamanyar dan Kelurahan Baleendah dimana sebagian besar lokasi terbaik tersebut berada di Kelurahan Baleendah.

Baleendah District is one of the districts in Bandung Regency, one of the areas with the highest incidence of floods in Indonesia. To reduce the impact of flood disasters, it requires a mitigation effort. The mitigation efforts did before a disaster occurs, during a disaster, and even after a disaster occurs. One of which is determining the location of flood evacuation. The mapping of evacuation locations is an effort to implement mitigation measures before a disaster occurs, hoping that it can help the community evacuate when a flood occurs.
The study aims to determine a suitable flood evacuation location. This study uses the Simple Additive Weighting (SAW) method with physical variables such as flood hazard, land use, rainfall, distance from rivers, distance from roads, and settlements.
The research found seven best alternative locations as evacuation locations when a flood disaster occurred from areas with the feasibility classification of 'Feasible' and 'Very Appropriate' in Malakasari, Rancamanyar, and Baleendah Villages, where most of the best locations were in Baleendah Village.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>