Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Umi Mudhongafah
"Maka adalah salah satu konjungsi yang banyak digunakan dalam naskah klasik dan masih dapat ditemukan dalam berbagai naskah berbahasa Indonesia pada masa kini. Penggunaan konjungsi maka tersebut tentunya mengalami perubahan dari masa ke masa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan fungsi konjungsi maka dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Tujuan lainnya adalah memaparkan fungsi konjungsi maka yang bertahan, muncul, dan menghilang dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Karena penelitian ini membahas perkembangan konjungsi maka, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan diakronis. Data yang digunakan terdiri atas naskah Hikayat Indraputra, Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, Sitti Nurbaya, dan Laskar Pelangi.
Setelah diteliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-17 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, dan permulaan cerita. Fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-19 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, pengantar topik baru, dan permulaan cerita. Fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-20 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, dan pengantar topik baru. Sementara itu, fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-21 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, dan pengantar topik baru.
Berdasarkan kemunculannya tersebut dapat diketahui bahwa fungsi yang bertahan digunakan dari abad ke-17 sampai abad ke-21 adalah penunjuk kelanjutan dan penunjuk akibat. Selanjutnya, fungsi yang muncul dan tetap bertahan digunakan adalah pengantar topik baru. Fungsi konjungsi maka yang menghilang adalah penunjuk permulaan cerita. Selain itu, terdapat pula fungsi konjungsi maka yang bertahan-menghilang-muncul kembali, yaitu penunjuk konsekuensi dalam kalimat bersyarat.

Maka is one of the most widely used conjunctions in classical texts and can still be found in various texts on the use of contemporary Indonesian. The use of maka conjunction is certainly changing from time to time. Therefore, this study aims to trace the development of maka conjunction function from the 17th century to the 21st century. Another aim is to expose the function of maka conjunctions that persist, appear, and dissappear from the 17th to the 21th century. Because this study discusses the development of maka conjunction, the research method used is qualitative method with diachronic approach. The data used consist of Hikayat Indraputra, Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, Sitti Nurbaya, and Laskar Pelangi.
After investigation, the results show that the maka conjunction function that emerged in the 17th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentences, and pointer of the beginning of story. The maka conjunction function that emerged in the 19th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentences, introduction of a new topic, and pointer of the beginning of story. The maka conjunction function that emerged in the 20th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, and introduction of a new topic. Meanwhile, the maka conjunction function that emerged in the 21st century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentence, and introduction of a new topic.
Based on its emergence it can be seen that the function that persisted in use from 17th century until the 21st century is pointer of continuation and pointer of effect. Furthermore, the function that appears and persists is the introduction of a new topic. The missing function of maka conjunctions is pointer of the beginning of story. In addition, there is also a function of the conjunction maka persists disappear reappears, which is a pointer of consequences in conditional sentence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Asma Sabila
"Penelitian ini merupakan penelitian diakronis yang membahas perkembangan fungsi preposisi daripada dalam bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menelusuri perkembangan fungsi preposisi daripada dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah abad ke-17 Hikayat Indraputra, naskah abad ke-19 Hikayat Abdullah, novel abad ke-20 Sitti Nurbaja, dan novel abad ke-21 Laskar Pelangi. Penulis menggunakan situs Malay Concordance Project MCP dan aplikasi AntConc untuk mendapatkan data berupa klausa atau kalimat yang mengandung preposisi daripada.
Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa fungsi preposisi daripada yang bertahan dari abad ke-17 sampai abad ke-21 adalah fungsi penanda perbandingan dan penanda sumber; fungsi preposisi daripada yang pernah ada dan menghilang adalah fungsi penanda sebab, penanda milik, penanda perihal, dan penanda awal kejadian; dan fungsi yang sebelumnya tidak digunakan dan baru muncul pada abad ke-19 adalah fungsi penanda perihal.

This research is a diachronic research which deals with the development of preposition daripada. The purpose is to trace the development of the functions of preposition daripada in Indonesian from 17th century to 21st century. The data are taken from the 17th century manusricpt Hikayat Indraputra, the 19th century manuscript Hikayat Abdullah, the 20th century novel Sitti Nurbaja, and the 21st century novel Laskar Pelangi. To collect the data, the researcher made use of Malay Concordaces Project site and Antconc application.
From the data analysis, it is concluded that the functions of daripada which have been in use from the 17th century to the 21st century are as comparison marker and source marker the functions of daripada which were in use then disappeared are as cause marker, possession marker, initial event marker, and topic marker the functions of daripada which did not exist but appeared in the 19th century is as topic marker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Fitriana
"Penelitian ini bertujuan merumuskan perkembangan pronomina persona pertama bahasa Jawa yang terjadi dari abad ke-10 sampai abad ke-21 dengan mengidentifikasi tahap perkembangan, mekanisme perubahan, dan faktor yang mempengaruhi perkembangan pronomina persona pertama. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah gramatikalisasi yang mencakup parameter gramatikalisasi (Heine dan Song, 2011), mekanisme gramatikalisasi (Hopper dan Traugott, 2003), faktor pemicu perubahan (Hopper dan Traugott, 2003). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tambahan data frekuensi pemakaian pronomina persona pertama. Sumber data pada penelitian ini adalah teks tulis berbentuk karya sastra yang mewakili pemakaian bahasa Jawa dari abad ke-10 sampai abad ke-21. Penelitian ini juga menggunakan peranti Antconc dan memanfaatkan fitur konkordansi dalam pengolahan dan analisisnya. Penelitian ini menghasilkan tahap perkembangan pronomina persona pertama yang berasal dari nomina dengan melibatkan mekanisme reanalisis dan analogi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pronomina persona pertama bahasa Jawa memiliki tahap perkembangan yang berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lainnya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa parameter gramatikalisasi yang paling dominan dalam perkembangan pronomina persona bahasa Jawa adalah aspek sintaksis. Pada faktor pemicu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor linguistik dan faktor non-linguistik yang memicu perkembangan. Akan tetapi, dari faktor-faktor tersebut terdapat faktor pemicu yang membedakannya dengan penelitian sebelumnya, yaitu faktor faktor filologis dan faktor bentuk teks.

The aim of this study is to formulate the development of the Javanese first personal pronouns from the 10th century to the 21st century by identifying the stages of development, the mechanisms of change, and the factors which motivated the development of the first personal pronouns. This study uses grammaticalization parameters (Heine and Song, 2011), mechanisms of change (Hopper and Traugott, 2003), triggering factors for change (Hopper and Traugott, 2003). This study uses a qualitative method with additional data on the frequency of using the first personal pronoun. Data in this study are written literature from the 10th century to the 21st century. This study also uses the Antconc tool like the concordance feature in its processing and analysis. The result of this study is the developmental stage of the first personal pronouns derived from nouns involving reanalysis and analogy mechanisms. This study shows that the first personal pronouns of Javanese language have different stages of development from one form to another. This study also showed that the most dominant grammaticalization parameter in the development of personal pronouns in Javanese is the syntactic aspect. On trigger factors, the results of this study indicate that there are linguistic factors and non-linguistic factors that trigger development. However, from these factors, there are trigger factors that distinguish it from previous research, namely philological factors and text form factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rucitra Deasy Fadila
"Skripsi ini membahas mengenai perkembangan tata Kota Bogor pada abad ke-18 hingga abad ke-20 dimana Istana Bogor menjadi titik awal berkembangnya bangunan kolonial lain yang masih berdiri hingga saat ini. Penelitian mengenai tata kota ini dilakukan agar dapat diketahui persebaran, perkembangan, dan hubungan komponen kota Bogor dari abad ke-18 hingga abad ke-20. Pada penelitian ini digunakan peta tahun 1898, 1914, dan 1946 agar dapat menunjukkan bagaimana perkembangan Kota Bogor dari abad ke abad. Dari penelitian ini kemudian diketahui bahwa Kota Bogor berkembang secara menyebar di sekitar Istana Bogor dan perkembangan terutama terlihat ke arah utara Kota Bogor. Juga diketahui bahwa Kota Bogor memiliki pembangunan signifikan di segala sektor pembangunan. Terutama perkembangan bangunan penelitian yang kemudian diikuti dengan bangunan pemerintahan.

This thesis is discussed about the development of Bogor from 18th until 20th century which is Bogor Palace as main development point to another colonial building that's still exist until now. This research is conducted in order to know the spread, development, relationship between component town in Bogor from 18th until 20th century. This research used several map of 1898, 1914, and 1946 in order to indicate how about the development of Bogor over the centuries. From this research is known that the city of Bogor is expanding spread around Bogor Palace that inclined to the north of Bogor. Is also known that city of Bogor has a significant development in all sectors of development especially the development of research buildings followed then by government buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desvinta Ayu Iriani
"Korea dikenal sebagai negara paling Konfusianisme di dunia. Konfusianisme mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Korea, termasuk di antaranya keberadaan perempuan. Perempuan dalam ajaran Konfusianisme hidup tanpa memperoleh kebebasan untuk melakukan hal sesuai dengan keinginan mereka. Kedudukan perempuan juga dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki dan perempuan tidak dianggap penting di dalam masyarakat. Kemudian, mereka juga tidak bisa memperoleh pendidikan formal seperti laki-laki. Selain itu, perempuan juga tidak dapat berpartisipasi di dunia kerja karena tidak memiliki kebebasan untuk keluar rumah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, Korea kini mengalami banyak perubahan dan berkembang tidak terkecuali perempuan Korea. Maka, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, penelitian ini ingin menjabarkan bagaimana dinamika perkembangan peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang budaya Konfusianisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan Korea dari Dinasti Joseon sampai Abad 21 ditinjau dari sudut pandang Konfusianisme mengalami dinamika perkembangan yang signifikan.

Korea is a country most known for it?s strong belief of Confucianism. Confucianism has a significant effect in the aspect of living, particularly in Korean society, such as the existence of women. On the principle of Confucianism, women live without freedom to do something as they wished. Their status is considered to be lower than men in the Confucian hierarchy. They have no importance in the society; they cannot pursue the same formal education as men. Furthermore, women are unable to participate in the variety of occupations because they do not have the freedom to go out. However, as the time passes and the developing of technologies, Korea has changed due to the influence of a lot of things, including existence of women. Thus, with the using of descriptive analysis method, this study wants to describe about the dynamics of women?s role in Korea from Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture. The results showed that the role of Korean women of the Joseon Dynasty until the 21st century from the point of view of Confucian culture experienced significant development dynamics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Febiola
"Sebagai institusi supranasional terbesar di dunia, Uni Eropa telah mengalami enam gelombang perluasan sejak awal pendiriannya. Mulai dari perluasan ke Eropa Barat hingga perluasan ke Balkan Barat, perluasan telah menjadi agenda yang krusial dalam kebijakan Uni Eropa. Tulisan ini hanya mencakup perluasan ke Timur sebagai perluasan terbesar yang pernah terjadi di Uni Eropa, dan perluasan prospektif ke wilayah Turki dan wilayah Balkan Barat. Hal ini disebabkan karena sejak perluasan ke Timur mulai dibicarakan sebagai perluasan prospektif pada abad ke-21, literatur yang membicarakan mengenai dinamika perluasan secara komprehensif pun turut bermunculan. Tulisan ini bertujuan untuk meninjau perkembangan literatur mengenai perluasan Uni Eropa pada abad ke-21. Tulisan ini meninjau 29 literatur yang terakreditasi secara internasional mengenai perluasan keanggotaan Uni Eropa pada abad ke-21. Berdasarkan metode taksonomi, literatur-literatur tersebut dibagi menjadi tiga kategori tematik yang terdiri atas: 1) Faktor Pendorong, 2) Dampak, dan 3) Karakteristik. Tulisan ini mengidentifikasi bahwa faktor pendorong rasional, dampak positif, dan karakteristik kepentingan Uni Eropa menjadi kombinasi tema yang paling dominan dan bersifat paling kuat. Terakhir, tulisan ini memberikan rekomendasi dan penekanan pada pentingnya perluasan untuk dijadikan agenda penelitian secara lebih lanjutan oleh penulis-penulis Eropa mau pun non-Eropa.

As the largest supranational institution in the world, European Union has experienced six waves of enlargement since its inception. Ranging from enlargement to Western Europe to Western Balkan, enlargement has always been a crucial part of the European Union agenda. This writing only comprises of enlargement to the East as the largest enlargement to have ever occured in European Union, and prospective enlargement to Turkey and Western Balkan. This is as Eastern Enlargement began to be discussed as a prospective enlargement in the 21st century, literatures discussing about the dynamics of enlargement in a comprehensive way also began to emerge. This writing aims to review the development of literatures regarding European Union enlargement in the 21st century. This writing reviews 29 internationally accredited literatures regarding European Union Enlargement in the 21st century. Using taxonomy method, the literature is divided into three thematic categories, which comprise of: 1) Push Factors, 2) Impact, and 3) Characteristic. This writing identifies that rational push factor, positive impact, and characteristic of European Union interest are the most dominant and strongest combination. Lastly, this writing recommends and emphasizes on the importance of enlargement to be a further research agenda by authors of Europe origins or non-European origins."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia Rahmawati
"

TikTok awalnya dirilis sebagai jaringan untuk konten video musik, tetapi kini telah berkembang sebagai tempat untuk konten-konten bermuatan promosi, informasi hingga anjuran opini tertentu. Dengan durasi video yang terbatas, para kreator konten berlomba-lomba membuat konten yang tentu saja harus mengkonsiderasi efisiensi waktu. Oleh karenanya, banyak konten yang tersebar dan didukung oleh mudahnya pengunduhan, pengunggahan, serta pengaksesan konten-konten yang ada di TikTok. Melalui tulisan ini, kemudahan serta kemasifan akses terhadap TikTok akan dielaborasi dengan analisis institusional Noam Chomsky dan Edward S. Herman, yakni Model Propaganda, untuk menunjukkan peluangnya sebagai suatu media propaganda. Model Propaganda menunjukkan keterlibatan media massa dalam manufakturisasi konsen masyarakat. Di era buku Manufacturing Consent, media massa yang dimaksudkan adalah televisi, radio, serta media cetak. Namun sekarang ini, kita mengenal internet sebagai salah satu sarana media massa yang memungkinkan interaksi sosial dan artifisial yang muncul pada jaringan media sosial. Propaganda konvensional kini telah menjadi propaganda komputasional. Dibanding dengan media sosial lain, TikTok memiliki potensi menjanjikan untuk menjadi media propaganda masa kini sebagai propaganda komputasional mendapatkan ruangnya seiring dengan kepopuleran dan fitur-fitur yang mendukung di dalamnya.


TikTok was originally released for music video content’s platform, but currently has grown to become the plate for various promotions, informations and certain opinion’s triggers’ content. By its duration’s limitation, content creators compete to create content(s) with time efficiency’s consideration. Thus, a lot of shortcut content(s) spreaded and supported by the ease of content’s downloading, uploading and accessing on TikTok. This paper will elaborate TikTok’s ease and massiveness with Noam Chomsky and Edwarrd S. Herman’s institutional analysis, the Propaganda Model, to show its opportunities as a propaganda media. The Propaganda Model shows the involvement of mass media in the manufacturing consent. In the Manufacturing Consent’s book era, the mass media were television, radio, and printed media(s). Nowadays, internet is one of leading mass media that also allows social and artificial interaction on social media’s platform. The conventional propaganda now has become the computational propaganda. Compared to other’s social media(s), TikTok has promising potential to become a nowadays propaganda media which accommodates computational propaganda during its popularity and its supportive feature

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Betsy Edith Christie
"Skripsi ini membahas bagaimana persebaran dan hubungan pemukiman etnis Cina di Kawasan Medan pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada pemukiman dilihat bagaimana persamaan dan perbedaan karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina. Tujuan umum penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu etnis Cina di Medan. Selain itu, penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina.Penelitian ini menggunakan metode arkeologi pemukiman tingkat makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran situs-situs pemukiman etnis Cina menunjukkan pola linier di mana berkembang dari utara menuju pusat Kota Medan. Sementara itu, hubungan antarsitus berkaitan dengan faktor migrasi dan ekonomi.

This undergraduate thesis is talk about distribution and relationship chinese settlement in Medan from the end of 19th century until early 20th century. This research is look at the similarities and differences between each site. General purpose is to reconstruction the culture of chinese in the past. Besides, the special purpose is to understand the characteristics of each site. Method that had been used is the archaeology of settlement in macro scale. The result is the distribution of chinese settlement in Medan shows that the pattern is linear. Meanwhile, the relationships between each site cause of migration and economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>