Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriska Fitria Mafliyanti
"ABSTRAK
Kunjungan wisatawan menuju daerah tujuan wisata didasari oleh dua hal, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Salah satu faktor pendorongnya yaitu motivasi. Motivasi memiliki 4 tipe, yaitu fisik, budaya, interpersonal, dan status. Keempat motivasi ini menjadi dasar dalam perbedaan kunjungan wisatawan di tiap-tiap atraksi yang jenis kawasannya berbeda, yaitu homogen dan heterogen. Kawasan homogen dalam penelitian ini yaitu kawasan Candi Prambanan dan kawasan heterogennya yaitu kawasan Keraton Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuota sampling dan wawancara. Data yang diambil berupa motivasi wisatawan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data, motivasi di tiap-tiap atraksi pada kawasan yang jenisnya berbeda kemudian menghasilkan perbedaan bentuk pola pergerakan di antara kedua kawasan.

ABSTRACT
Tourist arrival to the tourist destinations is based on two things, the push and pull factors. One of the push factor is tourist motivation. Tourist motivation has 4 types, physical motivation, cultural motivation, interpersonal motivation, and status motivation. These four types of motivation become the basic of the tourist arrival differences in each attraction of different types of areas, such as homogeneous and heterogeneous. The homogeneous area in this research is Candi Prambanan area and the heterogenous area in this research is Keraton Yogyakarta area. To collect the data, this research is used quota sampling along with interview method. The data that is collected is tourist motivation. Based on the data collecting and data analysist, motivation in each of attractions of different type of areas then lead to the difference in forming the tourist travel pattern between the two regions that describe tourist movement. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novia Indrianti
"Pesatnya pertumbuhan pariwisata diiringi dengan munculnya pertanyaan mengenai alasan orang-orang melakukan kegiatan wisata. Alasan yang menyebabkan seseorang melakukan perjalanan wisata disebut sebagai motivasi wisata. Yogyakarta menjadi daerah tujuan para wisatawan asing yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahun. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman menjadi dua daerah tujuan wisata favorit dibanding tiga kabupaten lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini mengkaji alasan yang mendorong para wisatawan asing melakukan perjalanan ke Yogyakarta sehingga dapat dikaitkan dengan tingginya jumlah wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan spasial dan analisa deskriptif. Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa motivasi wisatawan asing di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman tidak dipengaruhi oleh jenis wisata yang ada di daerah tujuan.

The rapid growth of tourism followed by the emergence of questions about the reasons people do tourist activities. Reasons that cause a person to travel referred to as tourist motivation. Yogyakarta became the destination of foreign tourists whose number is increasing every year. Yogyakarta city and Sleman district into two favorite tourist destination compared to three other districts in the province of Yogyakarta.
This study examines the reasons that encourage foreign tourists to travel to Yogyakarta so it can be attributed to the high number of foreign tourists come to Yogyakarta. The method of analysis used in this study is the approach of spatial and descriptive analysis. From the research, it was concluded that the motivation of foreign tourists in the city of Yogyakarta and Sleman District was not influenced by the type of tourism in the destination.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alif Abhinaya
"Kabupaten Pangandaran merupakan satu dari 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Potensi terbesar pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pangandaran adalah wisata alam baik objek wisata pantai maupun sungai. Objek wisata di Kabupaten Pangandaran yang bervariasi memicu terbentuknya pola pergerakan wisatawan. Namun, dari banyaknya objek wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran, kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di beberapa wisata saja. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan faktor pengaruhnya yaitu motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik menggunakan metode crosstab. Hasil didapatkan bahwa di Kabupaten Pangandaran terbentuk empat jenis pola pergerakan wisatawan yaitu single point, base site, stopover, dan chaining loop. Pola pergerakan chaining loop merupakan yang paling banyak terbentuk sedangkan pola pergerakan single point yang paling sedikit. Dari hasil pengolahan dan analisis data, motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata memiliki hubungan dengan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk di Kabupaten Pangandaran.

Pangandaran Regency is one of the 88 National Strategic Tourism Areas (KSPN) located in West Java Province. The greatest tourism potential of Pangandaran Regency lies in it’s natural attractions, including both beach and river tourism destinations. The diverse range of tourist attractions in Pangandaran Regency has led to the formation of various tourist movement patterns. However, despite the numerous tourist attractions available in Pangandaran Regency, tourist visits are only concentrated in a few specific destinations. This research aims to examine the patterns of tourist movement and their relationship with influencing factors, namely tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions. The analysis employed spatial analysis and statistical analysis using the crosstab method. The results revealed that four types of tourist movement patterns were formed in Pangandaran Regency: single point, base site, stopover, and chaining loop. The chaining loop movement pattern was the most commonly observed, while the single point pattern was the least frequent. From the data processing and analysis, it was found that tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions are related to the formation of tourist movement patterns in Pangandaran Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhisky Anastasya
"Pariwisata tidak hanya sebatas tentang objek dan daya tarik wisata, namun juga tentang perpindahan wisatawan dari daerah asal menuju daerah tujuan wisata. Perpindahan wisatawan menunjukkan adanya pergerakan dari satu objek wisata menuju objek wisata lainnya yang dapat mengindikasikan adanya interaksi antar objek wisata. Ketidakmerataan pergerakan wisatawan disebabkan oleh faktor dari wisatawan dan faktor dari karakteristik objek wisata. Wisatawan yang mengunjungi objek wisata memiliki karakteristik berbeda-beda. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan karakteristik wisatawan di Kabupaten Boyolali. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi crosstab. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pergerakan wisatawan, daerah asal wisatawan, dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan di Kabupaten Boyolali didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Kabupaten Boyolali dengan rentang usia 17 – 25 tahun dan berstatus sebagai mahasiswa. Wisatawan umumnya sudah pernah mengunjungi Kabupaten Boyolali sebelumnya (repeaters), menggunakan motor sebagai moda transportasi, dan memiliki motivasi fisik dalam melakukan perjalanan wisata. Pola pergerakan yang mendominasi wisatawan di Kabupaten Boyolali adalah tipe single pattern. Objek wisata alam umumnya dikunjungi oleh wisatawan dengan tipe pergerakan single point dan base site. Objek wisata minat khusus umumnya dikunjungi oleh wisatawan dengan tipe pergerakan stop over dan chaining loop. Sementara itu, tidak terdapat tipe pergerakan wisatawan yang dominan pada objek wisata budaya karena minimnya kunjungan wisatawan pada objek wisata budaya di Kabupaten Boyolali. Terdapat hubungan antara daerah asal wisatawan dan pemilihan moda transportasi dengan tipe pergerakan wisatawan di Kabupaten Boyolali. Wisatawan yang berasal dari Kabupaten Boyolali cenderung memiliki tipe pergerakan single pattern dan wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Boyolali cenderung memiliki tipe pergerakan multiple pattern. Wisatawan dengan pilihan moda transportasi motor cenderung memiliki tipe pergerakan single pattern dan wisatawan dengan pilihan moda transportasi mobil dan bus sewaan cenderung memiliki tipe pergerakan multiple pattern. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara motivasi wisatawan dan pengalaman berkunjung dengan tipe pergerakan wisatawan di Kabupaten Boyolali.

Tourism is not only about objects and tourist attractions, but also about tourist movement from their areas of origin to tourist destinations. The tourist movement shows a movement from one tourist attraction to another which can indicate an interaction between tourist attractions. The uneven movement of tourists is caused by factors from tourists and factors from tourist attractions’ characteristic. Tourists who visit tourist attractions have different characteristics. The purpose of this study is to determine the pattern of tourist movement and its relationship with the tourist characteristics in Boyolali Regency. This study used quantitative approach with crosstab correlation analysis. The variables in this study consisted of tourist movements, area of origin of the tourists, and tourism characteristics. The results showed that tourists in Boyolali Regency were dominated by tourists from Boyolali Regency with an age range of 17-25 years and status as a student. Tourists generally have visited Boyolali Regency before (repeaters), use motorbikes as a mode of transportation, and have physical motivation to travel. The movement pattern that dominates tourists in Boyolali Regency is the single pattern type. Natural tourism objects are generally visited by tourists with single point and base site movement types. Special interest attractions are generally visited by tourists with stop over and chaining loop types of movement. Meanwhile, there is no dominant type of tourist movement in cultural tourism objects because of the lack of tourist visits to cultural tourism objects in Boyolali Regency. There is a relationship between the area of origin of tourists and the choice of transportation mode with the type of tourist movement in Boyolali Regency. Tourists from Boyolali Regency tend to have a single pattern movement type and tourists from outside Boyolali Regency tend to have multiple pattern movement types. Tourists with a choice of motorized transportation modes tend to have a single-pattern type of movement and tourists with a choice of rental car and bus transportation modes tend to have multiple-pattern movement types. Meanwhile, there is no relationship between tourist motivation and visiting experience with the type of tourist movement in Boyolali Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Safira
"ABSTRAK
Indonesia memiliki sentra batik yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya adalah Kabupaten Cirebon. Kawasan Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon dikenal sebagai salah satu sentra batik dan tujuan wisata belanja di Provinsi Jawa Barat. Di kawasan ini terdapat banyak toko yang menjual produk batik dan memberikan pilihan bagi wisatawan belanja yang berkunjung ke kawasan ini. Penelitian ini menganalisis pola keruangan dari wisatawan belanja dengan beberapa variabel seperti daerah asal dan jumlah wisatawan belanja, jarak terhadap gerbang masuk, kelas jalan, luas bangunan, lahan parkir, variasi produk, dan daerah asal produk, serta mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan dari wisatawan belanja di Kawasan Batik Trusmi tidak selalu mengunjugi toko batik yang berjarak dekat dengan gerbang masuk Kawasan Batik Trusmi. Wisatawan belanja cenderung mengunjungi toko batik yang memiliki jarak berdekatan dengan toko batik lainnya dan didominasi oleh wisatawan belanja yang berasal dari Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja adalah luas bangunan variasi produk, dimana toko dengan luas bangunan sedang hingga besar dan variasi produk sedang hingga banyak cenderung memiliki jumlah wisatawan belanja yang tinggi.

ABSTRACT
Indonesia has some batik center spread in various areas, one of them is in Cirebon Regency. Trusmi Batik Area in Cirebon Regency is known as one of batik centers and shopping destination in West Java Province. In this area there are many shops that sell batik products and provide options for shopping tourists who visit this area. This study analyzes the spatial pattern of shopping tourist with several variables such as the origin and numbers of shopping tourist, distance to the entrance gate, road class, building size, parking lot, variety of product, and the origin of product. The results showed that the spatial pattern of shopping tourists in Batik Trusmi Area does not always visit batik shop which is located close to the entrance gate of Batik Trusmi area. Shopping tourists tend to visit batik shops that have a distance close to other batik shops and dominated by shopping tourists who come from West Java Province, especially the city of Bandung. Factors that correlate with shopping travelers are the area of product variation building, where stores with medium to large building areas and moderate to large product variations tend to have high number of shopping tourists"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholida Sofi
"ABSTRAK
Kota dan Kabupaten Tegal, yang memiliki topografi bervariasi dan lokasi yang strategis, memiliki banyak variasi objek wisata. Banyaknya variasi objek wisata di daerah ini memicu pergerakan wisatawan untuk menuju beberapa objek wisata yang ada. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola pergerakan wisatawan serta mengetahui hubungan pola pergerakan wisatawan berdasarkan faktor kondisi fisik dan non-fisiknya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif keruangan dan korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan wisatawan tipe single pattern merupakan pergerakan dominan yang terdapat di dataran rendah dan tidak memiliki pergerakan yang luas jika dibandingkan tipe multiple pattern karena hanya mengunjungi satu objek wisata tujuan utama. Pola pergerakan single point banyak terdapat di dataran rendah dan pegunungan, yang merupakan objek wisata yang sudah terkenal dan memiliki fasilitas dan aksesibilitas baik. Sedangkan pola pergerakan tipe multiple pattern menunjukkan pergerakan wisatawan ke berbagai arah di bentuk medan yang bervariasi yaitu dataran rendah, pegunungan ke dataran rendah, pegunungan ke dataran tinggi, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan tipe multiple pattern seperti tipe base site, chaining loop, dan stopover mengunjungi banyak objek wisata. Pergerakan yang dilakukan oleh wisatawan mempertimbangkan faktor fisik bentuk medan dan non-fisik jarak antar objek wisata, aksesibilitas, dan fasilitas objek wisata.

ABSTRACT
Tegal, which has a varied topography and strategic location, has many tourist attractions. The large number of attractions made the movement of travellers to go to some attractions. This research aims to analyze the tourists movement patterns and the correlation with the physical and non physical factors. The methods used are spatial analysis and descriptive statistics using chi square correlation. The results showed that tourists rsquo movement single pattern type is dominant on the lowland and doesn 39 t have a wide movement compared to multiple pattern type since single pattern type only visit one main attraction. The tourists movement single pattern type are happening in the lowlands and mountains, which are have famous tourist attractions, good facilities, and accessibility as well. Meanwhile, the tourists movement multiple patterns type showed the tourists rsquo movements varied in different form field, such as lowlands, mountains to lowlands, mountains to highlands, etc. This is because multiple patterns type such as base site, chaining loop, and stopover visited many tourist attractions. The movement is done by considering physical factors form field and non physical factors distance between attractions, accessibilities, and facilities."
2017
S67701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Poppy Marlina Monica
"[ABSTRAK
Pariwisata tidak hanya sekedar objek dan daya tarik wisata tetapi juga tentang perpindahan wisatawan dari tempat tinggal menuju tempat wisata. Ketidakmerataan pergerakan wisatawan disebabkan oleh faktor karakteristik objek wisata yang dikunjungi dan faktor wisatawan itu sendiri. Penelitian ini mengkaji pola keruangan pergerakan wisatawan dan faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan dengan analisis keruangan dan analisis korelasi chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan wisatawan single pattern tidak bergerak ke berbagai arah dan pergerakannya paling terbatas dibandingkan dengan wisatawan multiple pattern. Sedangkan pola keruangan wisatawan multiple pattern tidak hanya mampu bergerak ke berbagai arah objek wisata alam dengan jarak fisik yang bervariasi tetapi juga berbagai jenis objek wisata alam. Wisatawan dengan sub-tipe stopover paling luas bergerak dibandingkan chaining loop dan base site dengan menjangkau hampir seluruh objek wisata alam pada jarak yang dekat hingga jauh. Sedangkan wisatawan dengan sub-tipe base site memiliki luas ruang gerak yang paling terbatas dibandingkan stopover dan chaining loop dengan bergerak pada jarak yang dekat. Faktor yang mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang adalah aksesibilitas, atraksi objek wisata, daerah asal wisatawan, lama kunjungan di objek wisata, pilihan moda transportasi, motivasi wisatawan dan pengalaman berkunjung. Sedangkan faktor jumlah teman seperjalanan tidak mempengaruhi pergerakan wisatawan di Kabupaten Malang.

ABSTRACT
Tourism is not just objects and tourist attraction but also tourist movement from their homes to tourist attractions. Inequality tourist movements caused by characteristic of tourist attraction and tourist itself. This study examines the spatial pattern of tourist movement and the factors that affect the movement of tourist with spatial analysis and statistical correlation analysis. The results showed that the spatial pattern of single type is not moving in different directions and the most limited movement than the multiple pattern. While the spatial pattern of multiple type is not only able to move into different directions with varying physical distances but also various types of natural attractions. Sub-type of the multiple: stopover, tourist with sub-type stopover not only has the most widely move than chaining loop and base site but also reach almost all the natural attractions in near and far distance. While tourist with sub-type base site has the most limited space than stopover and chaining loop also moving in near distance. Tourist movement in Malang influenced by accessibility of natural destination, attraction of natural destination, origin of tourists, duration of visits in natural attractions, modes of transportation, tourist motivation and experience of visited. Meanwhile the number of tourist companion is a factor that not affect a tourist movement in Malang.
, Tourism is not just objects and tourist attraction but also tourist movement from their homes to tourist attractions. Inequality tourist movements caused by characteristic of tourist attraction and tourist itself. This study examines the spatial pattern of tourist movement and the factors that affect the movement of tourist with spatial analysis and statistical correlation analysis. The results showed that the spatial pattern of single type is not moving in different directions and the most limited movement than the multiple pattern. While the spatial pattern of multiple type is not only able to move into different directions with varying physical distances but also various types of natural attractions. Sub-type of the multiple: stopover, tourist with sub-type stopover not only has the most widely move than chaining loop and base site but also reach almost all the natural attractions in near and far distance. While tourist with sub-type base site has the most limited space than stopover and chaining loop also moving in near distance. Tourist movement in Malang influenced by accessibility of natural destination, attraction of natural destination, origin of tourists, duration of visits in natural attractions, modes of transportation, tourist motivation and experience of visited. Meanwhile the number of tourist companion is a factor that not affect a tourist movement in Malang.
]"
2015
S60763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Khalishah
"Local Food Experience merupakan salah satu produk yang ditawarkan dalam industri pariwisata. Makanan dilihat sebagai salah satu refleksi budaya lokal, dan pengalaman tersebut dapat menciptakan tourist satisfaction, terutama bagi wisatawan yang baru pertama kali memakan makanan tersebut dalam sebuah perjalanan wisata.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh local food experience terhadap tourist satisfaction pada wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, metode survey, dengan menyebarkan kuesioner ke 100 responden dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara local food experience dengan tourist satisfaction. Penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman terkait makanan lokal telah menciptakan kepuasan wisatawan yang baik pada wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta.

Local food experience is a product that is being offered in tourism industry. Local food is seen as a reflection of local culture, and the experience may results in tourist satisfaction, especially for tourist who eat local food for the first time during a tourism purpose trip.
This research was conducted with the aim to explain the influence of local food experience towards tourist satisfaction among international tourists in Yogyakarta City.
This study was conducted using quantitative research approach with explanative type of research, survey method, with the number of survey respondents is 100 to the technique of taking samples of non probability sampling.
The results shows that local food experience had created positive tourist satisfaction among international tourist in Yogyakarta City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>