Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Dhanira
"Penelitian sebelumnya oleh Moresco et al yang dilakukan secara in vitro menunjukkan bahwa fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun belimbing manis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat terhadap radikal DPPH, dengan nilai IC50 90 ? g/mL. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan pada fraksi daun belimbing manis dari ekstrak etanol 70 hasil maserasi dari tiga daerah di Jawa Barat Depok, Sukabumi, dan Subang serta mencari korelasinya dengan kadar fenolik dan flavonoid total pada fraksi teraktif yaitu fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power menggunakan microplate reader. Aktivitas antioksidan terkuat pada metode penangkapan radikal DPPH diperlihatkan oleh fraksi etil asetat Subang dengan nilai IC50 96 ? g/mL. Metode FRAP juga menunjukkan fraksi etil asetat Subang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai FeEAC 1405 mol/g. Dari hasil penelitian, fraksi etil asetat daun belimbing manis memiliki potensi untuk menjadi sumber antioksidan alami. Hasil penelitian tidak menunjukan korelasi antara hasil uji aktivitas antioksidan dengan kadar fenol dan flavonoid total dari fraksi etil asetat.

In a previous in vitro study, ethyl acetate fractions from starfruit leaves showed a strong antioxidant activity towards DPPH radical with IC50 value 90 g mL. This study aims to evaluate antioxidant activity of fractions from starfruit leaves extract from three different regions Depok, Sukabumi, Subang and find the correlation with the phenolic and flavonoid content on the most active fraction. The most active fraction was the fraction that showed the highest antioxidant activity. Fractionation was done with liquid liquid partition method. Fractions were evaluated for in vitro antioxidant activity using DPPH radical scavenging and FRAP assay with the use of microplate reader.
The results of this study showed that ethyl acetate fraction from Subang region demonstrated the strongest DPPH radical scavenging activity with IC50 value 96 g mL, while in FRAP the strongest one was also ethyl acetate fraction from Subang region with FeEAC value 1405 mol g. These results indicated that the fractions from starfruit leaves extract have the potential to be used as a natural antioxidant. This research did not find the correlation between antioxidant activities and phenolic and flavonoid content.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardhiyah
"Penuaan dini pada kulit skin aging merupakan suatu permasalahan yang dapat disebabkan peningkatan aktivitas proteolitik elastase. Peningkatan aktivitas elastase menyebabkan pemecahan dan disorganisasi elastin pada jaringan ikat, sehingga dapat menurunkan elastisitas dan fleksibilitas pada kulit berupa keriput. Senyawa alami pada tumbuhan, khususnya polifenol terbukti dapat menghambat aktivitas elastase dan mencegah penuaan dini pada kulit. Daun Belimbing A. carambola merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat seperti antioksidan, antiinflamasi, hipoglikemi, antimikroba, dan lain sebagainya. Namun, belum terdapat penelitian yang membuktikan bahwa daun A. carambola memiliki aktivitas penghambatan terhadap elastase.
Pada penelitian ini, akan dilakukan pengujian penghambatan aktivitas elastase pada fraksi air, etil asetat, dan n-heksana Daun A. carambola dari tiga daerah di Jawa Barat Depok, Sukabumi, dan Subang. Masing-masing fraksi diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar fenol dan flavonoid total pada fraksi teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa fraksi air daun A. carambola Depok merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 160,36 g/mL. Kadar fenol dan flavonoid total pada fraksi air daun A. carambola Depok berturut-turut adalah 115,68 mg GAE / g fraksi dan dan 9,15 mg QE / g fraksi.

Premature skin aging is a problem that can be caused by an increase in proteolytic activity of the elastase. Increased elastase activity causes breakdown and disorganization of elastin in connective tissue, thus reducing elasticity and flexibility in form of wrinkled skin. Natural compounds in plants, especially polyphenols have been shown to inhibit elastase activity and prevent premature aging of the skin. Star fruit 39s A. carambola leaves is a natural material that contains many polyphenols and has many benefits such as antioxidants, anti inflammatory, hypoglycemic, antimicrobial, and so forth. However, there is no studies have shown that A. carambola leaves have inhibitory activity against elastase yet.
In this research, we will test the inhibition of elastase activity on the water, ethyl acetate and n hexane fractions of A. carambolas leaves. from three regions in West Java Depok, Sukabumi, and Subang. Each fraction was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total phenol and flavonoid content was determined at the most active fraction. The result of inhibition test of elastase activity showed that water fraction of A. carambola lsquo s leaves Depok was the most active fraction with IC50 value 160.36 g mL. Total phenol and flavonoid content in water fraction A. carambola lsquo s leaves Depok were 115.68 mg GAE g fraction and 9.15 mg QE g fraction respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Suciana Subardini
"Daun Averrhoa carambola L. telah digunakan sebagai obat tradisional yang dimanfaatkan untuk terapi ganguan inflamasi pada kulit. Pemilihan tumbuhan dari tiga daerah di Jawa Barat Depok, Subang, dan Sukabumi di karenakan terdapat budidaya tumbuhan belimbing dengan kualitas baik dan memiliki kriteria media tumbuh yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan lipoksigenase terhadap fraksi etil asetat daun Averrhoa carambola L. dari tiga daerah di Jawa Barat, serta penetakan kadar flavonoid total dan fenol total.
Nilai IC50 terhadap kadar flavonoid dan kadar fenol yang diperoleh dari masing-masing fraksi etil asetat dianalisis hubungannya menggunakan software SPSS versi 22.0. Simplisia daun belimbing di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 70, kemudian di fraksinasi dengan partisi cair-cair dengan pelarut air, heksan dan etil asetat hingga didapatkan fraksi etil asetat, kemudian dilakukan pengujian penghambatan aktivitas lipoksigenase dengan substrat asam linoleate.
Hasil uji menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun averrhoa dari daerah depok, subang dan sukabumi memiliki aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 sebesar 19,38; 16,65; dan 15,07 g/mL. Kandungan flavonoid total dalam fraksi dari daerah Depok, Subang dan Sukabumi secara berturut-turut adalah 14,875; 16,884; dan 22,274 mgQE/gram sampel. Kandungan fenol total dalam fraksi dari daerah Depok, Subang, dan Sukabumi secara berturut-turut adalah 54,10; 61,06; dan 72,18 mgGAE/gram sampel. Nilai IC50 terhadap kadar flavonoid total dan kadar fenol total menunjukkan keduanya saling berhubungan kuat.

Averrhoa carambola L leaves have been used as a traditional medicine used for the therapy of inflammatory disorders of the skin. Plants selection from three areas in West Java Depok, Subang, and Sukabumi are done because there is the cultivation of star fruit with good quality and has appropriate growth media criteria. This study aims to examine anti inflammatory activity by lipoxygenase inhibition method against ethyl acetate fraction of Averrhoa carambola L. leaves from three areas in West Java, and determination of total flavonoid and total phenol concentration.
IC50 to total flavonoid and total fenol content obtained from ethyl acetate fraction were analyzed using SPSS version 22. Averrhoa carambola L. leaves simplicia was extracted by maceration method using ethanol 70, then fractionated with liquid liquid partition with water solvent, hexane, and ethyl acetate, until the ethyl acetate fraction was obtained. After that, inhibition of lipoxygenase activity of the ethyl acetate fraction was tested with linoleate acid substrate.
The test results showed that the fraction of ethyl acetate of averrhoa leaves from depok, subang and sukabumi areas had inhibit activity of lipoxygenase enzyme with IC50 value of 19,38 16.65 and 15.07 g mL. The total flavonoid concentration in the fractions of Depok, Subang and Sukabumi areas respectively was 14,875, 16,884 and 22,274 mgQE gram of sample. The total phenol concentration in the fractions of Depok, Subang and Sukabumi respectively was 54,10 61,06 and 72,18 mgGAE gram of sample. IC50 to total flavonoid and total phenol content show both strongly interconnected.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Eka Yudita
"ABSTRAK
Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) diketahui memiliki potensi aktivitas antioksidan yang baik karena mengandung berbagai senyawa fenol, flavonoid, serta vitamin C. Potensi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk kosmetika salah satunya yaitu sabun cair pembersih wajah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sari buah belimbing manis ke dalam tiga formula sabun pembersih wajah yaitu sebesar 1%, 3%, dan 5% yang kemudian dilakukan uji aktivitas antioksidan serta evaluasi dan uji stabilitas fisik dari sabun tersebut. Metode peredaman DPPH digunakan untuk mengetahui nilai IC50 baik dari sari buah belimbing manis maupun sabun cair. Hasil penelitian menunjukan kandungan fenol total sari buah belimbing manis adalah 8,681 mg GAE/g dan kandungan flavonoid total sebesar 9,206 mg QE/g. sementara nilai IC50 dari sari buah belimbing manis sebesar 97,0405 ppm. Sabun cair yang memiliki nilai IC50 terendah yaitu yang mengandung sari buah belimbing manis sebanyak 5% dengan nilai IC50 sebesar 18.071,91 ppm. Berdasarkan hasil uji stabilitas fisik sabun cair dengan kandungan sari 1% dan 3% stabil secara fisik dalam penyimpanan berbagai suhu dan cycling test. Sabun cair dengan kandungan sari 5% stabil secara fisik dalam penyimpanan suhu rendah dan suhu kamar serta cycling test, namun mengalami perubahan warna pada penyimpanan suhu tinggi setelah 6 minggu.

ABSTRACT
Star fruit (Averrhoa carambola L.) are known to have potential antioxidant activity because it contains a variety of phenolic compounds, flavonoids and vitamin C. This potency can be utilized in a variety of cosmetic products, one of them is a face wash. This study aims to formulate a star fruit essence into three face wash formulas: 1%, 3%, and 5% then tested the antioxidant activity and evaluate them, then the physical stability test is carried out. DPPH method used to determine the IC50 value both from star fruit essence and face wash. The results showed the total phenol content of star fruit juice is 8,681 mg GAE/g and total flavonoid content is 9,206 mg QE/g, while the IC50 value of star fruit essence is 97,0405 ppm. Face wash that has the lowest IC50 value is the one that containing 5% star fruit essence, with IC50 values 18.071,91 ppm. The physical stability test result showed, face wash that contain 1% and 3% star fruit essence are physically stable in storage at various temperatures and cycling test. Face wash with 5% star fruit essence is physically stable in storage at low temperature and room temperature as well as the cycling test, but the color changes on storage at high temperatures after 6 weeks.
;"
2016
S65305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Kurnia Rahma
"Inflamasi merupakan respon protektif terhadap luka jaringan. Salah satu mediator yang berperan dalam inflamasi adalah leukotrien terbentuk pada jalur lipoksigenase. Senyawa flavon dalam tumbuhan Averrhoa carambola L menunjukan potensi aktivitas antiinflamasi dengan mekanisme kerja menghambat lipoksigenase.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan metode ekstraksi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya fraksinasi terhadap ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol daun Averrhoa carambola L. Ketiga ekstrak dilakukan perhitungan rendemen, penapisan fitokimia, penetapan kadar flavonoid total dan identifikasi apigenin dengan metode kromatografi lapis tipis. Pada ekstrak teraktif dilakukan penetapan kadar apigenin dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi.
Hasil uji menunjukkan rendemen etil asetat yaitu sebesar 3,01 lebih banyak dihasilkan dengan metode ekstraksi bertingkat dibandingkan fraksinasi penelitian sebelumnya sebesar 2,8. Ekstrak teraktif menghambat aktivitas lipoksigenase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 10,17 ug/mL. Nilai IC50 lebih besar daripada IC50 penelitian sebelumnya 7,84 ug/mL.
Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid dan memiliki kadar flavonoid total sebesar 24,24 mgQE/g ekstrak. Ketiga ekstrak daun Averrhoa carambola L mengandung apigenin dan ekstrak teraktif etil asetat mengandung kadar apigenin sebesar 5,39 jika dibandingkan dengan metode sebelumnya kadar apigenin 6,37 dengan metode ini lebih kecil.

Inflammation is a protective response to tissue injury. One mediator which affects inflammation is the leukotriene formed on the path of lipoxygenase. flavon, contained in plants Averrhoa carambola L showed potential anti inflammatory activity by inhibit the action of lipoxygenase.
The aim of this study was to examine lipoxygenase inhibitory activity by different extraction method with previous research fractionation on n hexane, ethyl acetate, and ethanol Averrhoa carambola L. Each extract calculated rendement, phytochemical screening, total flavonoid content and identification apigenin with thin layer chromatography. In the most active extracts, apigenin levels was determined by high performace liquid chromatography.
The test results showed that ethyl acetate rendemen got more 3.01 with continuous maceration than fractionation previous research got rendemen of 2.8. The most active extracts to inhibiting activity of lipoxygenase was ethyl acetate with IC50 value of 10.17 g mL. IC50 value was bigger than previous research 7.84 g mL.
Phytochemical screening on ethyl acetate extract showed that extract contained flavonoids, saponins, tannins and terpenoids, which have a total flavonoid content of 24.24 mgQE g extract. Then, each extract contains apigenin and ethyl acetate extract contains apigenin levels of 5.39 then compared to the previous method 6.37, Apigenin levels in this method was smaller.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitriani
"Daun Belimbing Manis Averrhoa carambola L. merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat, termasuk untuk kesehatan kulit manusia. Dalam upaya pengembangan obat tradisional, proses penjaminan mutu dan keamanan obat perlu dilakukan standardisasi yang terdiri dari parameter spesifik dan non spesifik. Pengujian dilakukan terhadap simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis berasal dari tiga daerah berbeda yakni Depok, Subang, dan Sukabumi. Kadar senyawa terlarut dalam air 14,32, kadar senyawa terlarut dalam etanol 9,69, dan kadar flavonoid total 0,12-0,18 mgQE/gram simplisia. Susut pengeringan 9,70, kadar abu total 7,14, dan kadar abu tidak larut asam 0,31.
Proses ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Kemudian dilakukan partisi cair-cair sehingga didapatkan fraksi etil asetat. Rendeman fraksi etil asetat daun belimbing manis 4,2-6,2. Kadar air berkisar antara 4,79, kadar abu total 1,55, kadar abu tidak larut asam 0,064, dan kadar flavonoid total 14,63-22,14 mgQE/gram fraksi. Pola kromatogram dari simplisia dan fraksi etil asetat daun belimbing manis yang berasal dari tiga daerah berbeda dilakukan dengan fase gerak kloroform:metanol:air 8:2:0,5 dengan apigenin sebagai standar. Hasil pengujian residu pelarut dan cemaran logam berat Hg, Pb, Cd, As menunjukan bahwa fraksi etil asetat daun belimbing manis tidak mengandung residu pelarut dan cemaran logam berat.

Starfruit Leaf Averrhoa carambola L. is one of the plants that has many benefits, including for human skins health. In efforts to develop traditional medicine, the process of quality assurance and drug safety needs to be done is to standardize consisting of specific and nonspecific parameters. The test was performed on simplicia and fraction of ethyl acetate of starfruit leaves from three different areas Depok, Subang Sukabumi. The water soluble extract 14,32, the ethanol soluble extract 9.69 total flavonoid levels 0.12 0.18 mgQE gram simplicia. Drying losses 9.70, ash content 7.14 acid soluble ash content 0.31.
The process of extract was done by maceration. Liquid partitions was then performed to obtain fraction of ethyl acetate. The yield fraction of ethyl acetate starfruit leaves 4.2 6,2. Water content 4.79, total ash content 1.55, acid soluble ash content 0.064, and total flavonoid levels 14.63 22.14 mgQE gram fraction. The chromatogram pattern of simplicia and ethyl acetate fraction of sweet starfruit leaves from three different regions was performed with chloroform methanol water 8,2 0,5 with apigenin as standard. The results of solvent residues and heavy metal contaminants Hg, Pb, Cd, As showed that the fraction of ethyl acetate did not contain solvent residue and heavy metal contamination.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Mutiara C.
"Averrhoa carambola L. atau belimbing merupakan tanaman khas yang berasal dari Indonesia. Belimbing dapat digunakan sebagai makanan dan bahan pakan, dan diketahui memiliki manfaat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun belimbing dalam menghambat aktivitas elastase menggunakan berbagai metode ekstraksi, yaitu maserasi, refluks, dan Ultrasonic-Assisted Extraction UAE. Ekstrak tersebut diuji penghambatan aktivitasnya terhadap aktivitas elastase, diidentifikasi kandungannya, dan ditetapkan kadar flavonoid dan fenol totalnya.
Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukan bahwa ekstrak daun belimbing yang diekstraksi dengan metode maserasi, refluks, dan UAE menunjukan penghambatan berturut-turut sebesar 55,20; 54.40; dan 66,89 pada konsentrasi 200 g/mL. Ekstrak dengan nilai penghambatan terbesar yaitu dengan metode ekstraksi UAE, dihitung nilai IC50 dan menghasilkan nilai IC50 sebesar 156,37 g/mL.
Kandungan total flavonoid dalam ekstrak dengan metode maserasi, refluks, dan UAE secara berturut ndash; turut adalah 7,639; 7,098; dan 9,742 mgQE/gram sampel. Kandungan fenol total ekstrak dengan metode maserasi, refluks, dan UAE secara berturut ndash; turut adalah 19,817; 19,549; dan 33,080. Pada penapisan fitokimia yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak daun belimbing dengan menggunakan ketiga metode ekstraksi mengandung golongan senyawa flavonoid, tannin, saponin, terpenoid, dan glikosida.

Averrhoa carambola L. commonly known as star fruit Belimbing is a typical plant originating from Indonesia. Averrhoa carambola can be eaten fruit, used as raw materials for making food products, and bears a great significance in traditional medicines. This research aims to gain information about the potency of Averrhoa carambola leaf extract in inhibiting elastase activity. Leaf of Averrhoa carambola was extracted using various methods, maceration, reflux, dan Ultra Assisted Extraction UAE. Each extract was tested its activity in inhibiting elastase activity, phytochemical screening, total flavonoid and phenolic content, and IC50 were determined from the extract with the biggest inhibition value.
Elastase inhibition test showed that Averrhoa carambola extract by maceration, reflux, and UAE extraction method had an average inhibition value of 55,20 54,40 and 66,89, respectively on concentration of 200 g mL extract. Extract with the biggest inhibition value by UAE extraction method calculated IC50 value equeal to 156,37 g mL.
Total Flavonoid content in the extract by maceration, reflux, and UAE extraction method was 7,639 7,098 and 9,742 mgQE gram sample. Total phenolic content in the extract by maceration, reflux, and UAE extraction method was 19,817 19,549 and 33,080 mgGAE gram sample. Phytochemical screening showed that Averrhoa carambola extract contains flavonoid, tannin, saponins, terpenoid and glicosides compound.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nira Nurkhalifah
"Averrhoa bilimbi L. merupakan tanaman suku Oxalidaceae yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, namun masih jarang dimanfaatkan untuk pengobatan topikal dan perawatan kulit. Ekstrak etanol 70% tanaman ini telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, tetapi belum terdapat penelitian terkait enzim yang berperan dalam proses penuaan dini seperti enzim elastase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil rendemen dan kadar air, kandungan senyawa fitokimia, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan metode FRAP, dan uji penghambatan aktivitas enzim elastase dari ekstrak. Metode ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 70%, skrining fitokimia dengan kromatografi lapis tipis, penetapan flavonoid total metode kolorimetri dengan standar rutin, pengujian aktivitas antioksidan metode FRAP dengan standar FeSO4.7H2O dan kontrol positif asam askorbat, serta pengujian antielastase menggunakan porcine pancreatic elastase, substrat N-suksinil-Ala-Ala-Ala-p-nitroanilin, dan kontrol positif epigalokatekin galat (EGCG). Berdasarkan hasil ekstraksi, didapatkan ekstrak kental dengan kadar air 7,5% dan rendemen 21,35% yang positif mengandung senyawa golongan fenol, flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, dengan kadar flavonoid total 64,5063±0,44 mg ER/g ekstrak. Pengujian antioksidan FRAP menunjukkan ekstrak memiliki aktivitas antioksidan 20,2295±0,29  g ekuivalen FeSO4/100g ekstrak, sedangkan asam askorbat 308,9458±2,41 g ekuivalen FeSO4/100 g asam askorbat. Pada uji aktivitas penghambatan elastase, ekstrak tidak aktif menghambat aktivitas enzim karena  memiliki aktivitas penghambatan 7,21%  pada konsentrasi 300 ppm, 14,72% pada 400 ppm, dan 29,73% pada 500 ppm, sedangkan EGCG memiliki nilai IC50 39,14 µg/mL. Dengan demikian, disimpulkan ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antioksidan dengan metode FRAP yang lebih rendah dibandingkan asam askorbat dan tidak aktif menghambat elastase.

Averrhoa bilimbi L. is a plant of the Oxalidaceae tribe that has been used as a traditional medicine because it has high antioxidant activity, but is still rarely used for topical treatment and skin care. The 70% ethanol extract of this plant has been reported to have antioxidant activity, but there is no research related to enzymes that play a role in the process of premature aging such as the elastase enzyme. This study aimed to determine the yield and water content, phytochemical compound content, total flavonoid content, antioxidant activity of FRAP method, and elastase enzyme activity inhibition test of the extract. The extraction method was carried out by maceration using 70% ethanol, phytochemical screening by thin layer chromatography, determination of total flavonoids by colorimetric method with rutin standard, FRAP method antioxidant activity testing with FeSO4.7H2O standard and ascorbic acid positive control, and elastase enzyme inhibition activity testing using porcine pancreatic elastase, N-succinyl-Ala-Ala-Ala-p-nitroaniline substrate, and epigalocatechin gallate (EGCG) positive control. Based on the extraction results, a thick extract with a moisture content of 7.5% and a yield of 21.35% was obtained which positively contained phenol, flavonoid, alkaloid, and terpenoid compounds, with a total flavonoid content of 64.5063 ± 0.44 mg ER/g extract. FRAP antioxidant testing showed the extract had antioxidant activity of 20.2295 ± 0.29 FeSO4 equivalents/100 g extract, while ascorbic acid was 308.9458 ± 2.41 FeSO4 equivalents/100 g ascorbic acid. In the elastase inhibition activity test, the extract was not active in inhibiting enzyme activity because it had an inhibitory activity of 7.21% at a concentration of 300 ppm, 14.72% at 400 ppm, and 29.73% at 500 ppm, while EGCG had an IC50 value of 39.14 µg/mL. Thus, it is concluded that 70% ethanol extract of belimbing wuluh leaves has antioxidant activity with the FRAP method which is lower than ascorbic acid and is not active in inhibiting elastase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Fatmawati
"Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Kekhawatiran akan efek akibat antioksidan sintetik karena bersifat karsinogenik, membuat antioksidan alami menjadi pilihan alternatif. Garcinia merupakan salah satu genus tanaman di Indonesia yang mempunyai aktifitas antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang Garcinia celebica dengan metode perendaman 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Kulit batang Garcinia celebica diekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol secara maserasi bertingkat. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 11,351 µg/mL. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 8 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi D sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 2,10 µg/mL. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, terpenoid, glikosida, dan tanin.

Antioxidants are substances needed for body to neutralize free radicals and prevent them from damage caused by free radicals. The concerns about the effects caused by synthetic antioxidants because of carcinogenic nature make natural antioxidants as the chosen alternative for antioxidant sources. Garcinia is one of a genus plant in Indonesia which has good antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of the stem bark extract of Garcinia celebica by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Garcinia celebica stem bark is extracted using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent then do the test antioxidant activity. The IC50 value of methanol extract as the most active fraction is 9,15µg/mL. The extract which has the highest antioxidant activity is fractinated by accelerated column chromatography and earned 8 fractions. The antioxidant activity of each fraction is tested by DPPH assay and the result is D fraction which has the lowest IC50 value of 2,10 µg/mL. The compounds of the active fractions are flavonoid, glikon, terpenoid and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadian Iman Sasmita
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>