Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fita Fikriyah
"ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan ethylenediamine tetraacetic acid EDTA dengan konsentrasi sebesar 0,5 mM, 1 mM, dan 1,5mM terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan.Semen diperoleh dari dua ekor sapi PO, dikoleksi satu minggu sekali untuk masingmasingsapi PO selama tiga minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan.Sampel semen diencerkan ke dalam medium pengencer Tris kuning telur TKT 20. Sampel semen dibagi ke dalam empat kelompok meliputi kelompok kontrol KK dankelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3. Kelompok kontrol KK, semen diencerkanke dalam medium TKT 20 tanpa penambahan EDTA. Kelompok perlakuan, semendiencerkan ke dalam medium TKT 20 dengan penambahan 0,5 mM KP1, 1 mM KP2, dan 1,5 mM EDTA KP3. Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi pada suhu5 C selama tiga jam, dibekukan dengan nitrogen cair, dikeringbekukan menggunakanmesin freeze-dryer dengan suhu -60 C dan tekanan 0,011 mBar selama 24 jam, dandisimpan pada suhu 5 C selama dua hari. Parameter kualitas spermatozoa sapi PO yangdievaluasi meliputi persentase viabilitas, integritas membran, abnormalitas, danintegritas DNA. Hasil uji analisis variansi ANAVA satu faktor P < 0,05 menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase integritas membran spermatozoa sapi POpascapengeringbekuan berbeda nyata. Hasil uji perbandingan berganda Tukeymenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antarkelompok perlakuan KKdengan KP2 terhadap persentase integritas membran spermatozoa sapi POpascapengeringbekuan. Hasil evaluasi integritas DNA spermatozoa PO menunjukkanbahwa kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 memiliki kecenderungan lebih baikdalam mempertahankan integritas DNA pascapengeringbekuan dibandingkan dengankelompok kontrol KK.

ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of Ethylene Diamine Tetraacetic Acid EDTA in various concentration 0,5 mM, 1 mM, and 1,5 mM on post freeze dryingspermatozoa quality of ongole crossbreed cattle. The semen was collected from twoongole crossbreed cattle, once a week for each ongole crossbreed cattle. The semensamples were diluted in Tris egg yolk extender. The semen samples were divided intofour groups consist of the control group KK and the treatment groups KP1, KP2, andKP3. Control groups KK semen diluted in 20 Tris egg yolk extender withoutEDTA. Treatment groups semen diluted in 20 Tris egg yolk extender with 0,5 mM KP1, 1 mM KP2, and 1,5 mM EDTA KP3. The diluted semen samples wereequilibrated at 5 C for three hours, frozen in liquid nitrogen, freeze dried in the freezedryermachine with 60 C and 0,011 mBar for 24 hours, then stored in 5 C for twodays. Parameters of spermatozoa quality include the percentage of viability, membraneintegrity, abnormality, and DNA integrity. One factor analysis of variance ANOVA test P 0.05 showed that the mean value of membrane integrity of ongole crossbreedcattles post freeze drying spermatozoa was significantly different. Tukis honestsignificance test P 0.05 showed that significant differences between KK along withKP2 on the percentage of membrane integrity of ongole crossbreed cattles post freezedryingspermatozoa. The result of evaluated DNA integrity showed that the treatmentgroups KP1, KP2, and KP3 were better at maintaining DNA integrity of ongolecrossbreed cattles post freeze drying spermatozoa than the control group KK."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Sarastia Indriyadi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino glutamin dalam medium pengencer Tris kuning telur TKT 20 terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan. Sampel semen diambil dari dua ekor sapi PO jantan masing-masing sebanyak satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan hingga masing-masing mencapai 4 ulangan. Sampel semen diencerkan dengan pengencer Tris-kuning telur yang ditambahkan asam amino glutamin dengan konsentrasi 0 mM KK ; 2,5 mM KP1 ; 5 mM KP2 ; dan 10 mM KP3. Sebanyak 0,25 ml sampel semen dikemas dalam cryotube0,5 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Sampel semen diekuilibrasi pada suhu 5 oC selama 3 jam, kemudian dibekukan dalam nitrogen cair -196 oC . Pengeringbekuan dilakukan pada suhu -60 oC dan tekanan 0,011 mBar selama 24 jam. Hasil evaluasi spermatozoa pascapengeringbekuan pada KK, KP1, KP2, dan KP3 menunjukkan nilai rerata persentase integritas membran sebesar 32,5 2,53 ; 45,0 4,57 ; 47,1 6,64 ; 40,1 3,21 ; abnormalitas sebesar 28,2 5,30 ; 18,5 2,81 ; 14,8 4,29 ; 11,9 1,87 ; dan integritas DNA sebesar 86,0 1,15 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 . Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaa nyata P>0,05 antara KK dengan KP1, KP2, dan KP3 terhadap persentase integritas membran dan abnormalitas semen sapi PO pascapengeringbekuan. Integritas DNA tidak diamati secara statistik karena tidak memenuhi jumlah ulangan sesuai rumus Federer. Perbedaan konsentrasi asam amino glutamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kualitas spermatozoa sapi PO pascapengeringbekuan.

ABSTRACT
The research aimed to find out the effect of glutamine amino acid addition into Tris egg yolk 20 extender for the quality of ongole crossbreed cattles spermatozoa post freeze drying. The semen samples were collected from two peranakan ongole cattles each one time a week using an artificial vagina up to 4 replications for each. The semen samples were diluted in Tris egg yolk extender added by glutamine amino acid with concentration 0 mM KK 2,5 mM KP1 5 mM KP2 and 10 mM KP3. A total of 0,25 ml diluted semen samples were packed in 0,5 ml cryotube with 50 million cells ml dossage. Samples were equilibrated at 5 oC for three hours, then freezed in liquid nitrogen 196 oC . The semen samples then freeze dried at 60 oC and 0,011 mBar for 24 hours. The result of evaluation of spermatozoa after freeze drying on KK, KP1, KP2, and KP3 showed the average value of membrane integrity percentage 32,5 2.53 45.0 4.57 47.1 6.64 40.1 3.21 abnormality 28.2 5.30 18.5 2.81 14.8 4.29 11.9 1.87 and DNA integrity 86.0 1.15 100.0 0.00 100.0 0.00 100.0 0.00 .The one factor ANOVA followed by Tukey test showed a significant differences."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Haidir
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan glutation dengan konsentrasi 0,5 mM KP 1, 1,0 mM KP 2, dan 1,5 mM KP 3 ke dalam pengencer tris-kuning telur TKT 20 terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan dengan suhu pembekuan -196 C. Sampel ditampung dari dua ekor sapi PO masing-masing satu kali dalam satu minggu menggunakan metode vagina buatan. Semen sapi PO dikemas ke dalam cryotube 1,5 ml dengan dosis 25 juta sel/ml. Semen diekuilibrasi selama 3 jam pada suhu 4--5 C, kemudian dibekukan menggunakan nitrogen cair yang memiliki suhu -196 C. Semen selanjutnya dikeringbekukan selama 24 jam pada suhu -60 C dan tekanan 0,011 mBar. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji perbedaan berganda Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata P.

ABSTRACT
The research aimed to find out the effect of the addition of glutathione with concentration of 0.5 mM KP 1, 1.0 mM KP 2, and 1.5 mM KP 3 into the tris egg yolk of ongole crossbreed cattle post freeze drying using freezing temperature of 196 C. Semen samples were collected from two ongole crossbreed cattle each once a week using an artificial vaginal method. Diluted semen samples were packed into 1.5 ml cryotube with 25 million cells ml dosage. Samples were equilibrated for 3 hours at 4 5 C, then freezed in liquid nitrogen using temperature of 196 C. Samples were freeze dried for 24 hours at 60 C and pressure of 0.011 mBar. The result of one factor ANOVA and continued with Tukey test showed the significant difference."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktisa Durrah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi glutation dalam medium pengencer terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO , 48 jam pascapengeringbekuan dengan suhu pembekuan -80OC. Sampel semen dikoleksi dua kali dalam seminggu dari dua ekor jantan pendonor, selama tiga minggu. Semen sapi PO diencerkan dalam pengencer Tris-kuning telur 20 yang mengandung glutation 0 mM KK ; glutation 0,5 mM KP1 ; glutation 1 mM KP2, dan glutation 1,5 mM KP3. Semen yang telah diencerkan selanjutnya diekuilibrasi, dibekukan, lalu dikeringbekukan pada suhu -60OC dan tekanan 0,011 mbar. Parameter kualitas spermatozoa yang diamati meliputi integritas membran, abnormalitas, dan integritas DNA spermatozoa. Hasil uji analisis variansi ANAVA pola satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaan nyata P le;0,05 antara KK 29,00 3,03 dengan KP2 46,67 6,90 dan KP3 45,75 5,63 terhadap persentase integritas membran spermatozoa, serta antara KK 26,8 4,88 dengan KP1 20,6 2,11 dan KP2 18,9 2,11 terhadap persentase abnormalitas spermatozoa. Integritas DNA KP1 = 88,1 2,78 ; KP2 = 93,4 2,06 ; KP3 = 90,0 2,94 spermatozoa pada tiap kelompok perlakuan cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol KK = 86,0 3,37 pascapengeringbekuan.

ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glutathione in various concentration on ongole crossbred spermatozoa quality, 48 hours post freeze drying using freezing temperature of 80OC. Semen samples was collected twice in a week for three weeks from two donor bulls. The samples were diluted in Tris egg yolk extender with glutathione additives at concentration 0 mM KK 0,5 mM KP1 1 mM KP2, and 1,5 mM KP3. Diluted semen was equilibrated, freezed, and immediately freeze dried at 60OC with 0,011 mbar pressure. Parameters of spermatozoa quality include membrane integrity, abnormal morphology, and DNA integrity of spermatozoa were assessed. One factor analysis of variance ANAVA test continued with Tukey test showed a significant differences P le 0,05 between KK 29,00 3,03 and KP2 46,67 6,90 along with KP3 45,75 5,63 on the percentage of sperm membran integrity, and between KK 26,8 4,88 and KP1 20,6 2,11 along with KP2 18,9 2,11 on the percentage of sperm abnormal morphology. The DNA integrity of post freeze drying spermatozoa in additive groups KP1 88,1 2,78 KP2 93,4 2,06 KP3 90,0 2,94 showed an increasing patterns as compared to the control goup KK 86,0 3,37 . "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Avila
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi -tokoferol 1,2 mM, 2,4 mM, dan 4,8 mM terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole pascapengeringbekuan. Dua ekor sapi jantan peranakan ongole PO dijadikan sebagai donor semen. Semen ditampung dari dua ekor sapi peranakan ongole PO secara bergilir, setiap seminggu sekali untuk masing-masing sapi selama tiga minggu. Sampel semen sapi PO diencerkan menggunakan pengencer Tris-Kuning telur TKT 20 dan penambahan -tokoferol. Kelompok kontrol 0 mM , semen diencerkan dalam TKT 20 tanpa penambahan -tokoferol, sedangkan pada kelompok perlakuan semen diencerkan dalam TKT 20 dengan penambahan -tokoferol sebesar 1,2 mM; 2,4 mM; dan 4,8 mM. Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi lalu dibekukan dalam nitrogen cair dan dikeringbekukan dengan freeze dryer selama 24 jam. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi pascapengeringbekuan meliputi integritas membran, abnormalitas, dan integritas DNA. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaan yang nyata P.

ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of tocopherol in various concentration 1,2 mM, 2,4 mM, and 4,8 mM on spermatozoa quality of ongole crossbreed cattle postfreezedrying. Ongole crossbreed cattle serve as donors of semen. Semen was collected from two Ongole crossbreed cattle, once every week for each cattle for three weeks. The semen samples were diluted in Tris egg yolk TEY 20 extender and the addition of tocopherol. The control group 0 mM semen diluted in without tocopherol, while in the treatment group, semen diluted in TEY with the addition of tocopherol 1,2 mM 2,4 mM and 4,8 mM. Semen has been diluted equilibrated and then frozen in liquid nitrogen and dried with a freeze dryer for 24 hours. The parameters of quality of spermatozoa are evaluated include motility, viability, membrane plasma integrity, acrosomal integrity, and DNA integrity. One factor ANOVA test result followed by Tukey test showed significant difference P"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usi Sukorini
"Akurasi pemeriksaan profil lekosit dipengaruhi beberapa faktor preanalitik diantaranya konsentrasi antiokoagulan. Antikoagulan yang paling sering dipakai pada pemeriksaan darah rutin adalah EDTA. Ketidaksesuaian perbandingan konsentrasi EDTA dengan bahan darah berefek terhadap hasil pemeriksaan darah tepi diantaranya parameter lekosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan profil lekosit pada bahan darah dengan berbagai konsentrasi antikoagulan Na2EDTA yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Bahan penelitian berupa 33 sampel darah vena mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Dua mL darah dibagi ke dalam 4 tabung Na2EDTA. Tabung pertama berisi Na2EDTA konsentrasi standar, 2 mg/dl, tabung yang lain secara berurutan berisi Na2EDTA dengan konsentrasi 4 mg/dl, 6 mg/dl, and 8 mg/dl. Sebelumnya dibuat sediaan hapus langsung dari setetes darah tanpa antikoagulan (sebagai kontrol). Darah dalam keempat tabung tersebut segera dilakukan pembuatan sediaan hapus dan diperiksa profil hematologi lekositnya menggunakan SYSMEX SE-9500 automatic analyzer. Terdapat perbedaan yang bermakna dari hitung lekosit, hitung jenis lekosit absolut dan prosentase monosit pada konsentrasi Na2EDTA yang berlebihan. Prosentase netrofil relatif meningkat dan terdapat perbedaan yang bermakna. Prosentase limfosit, eosinofil dan basofil tidak berbeda secara bermakna. Pemeriksaan morfologi lekosit menunjukkan perubahan yang bermakna berupa tepi sitoplasma yang irreguler, vakuolisasi, dan lobus nukleus yang irreguler akibat pengaruh konsentrasi Na2EDTA yang belebihan. Disimpulkan bahwa penggunaan konsentrasi Na2EDTA yang berlebihan pada preparasi spesimen darah menyebabkan perubahan profil lekosit sesuai peningkatan konsentrasinya. Konsentrasi standar tidak mempengaruhi hitung lekosit dan hitung jenis lekosit serta morfologinya, kecuali berpengaruh terhadap tepi sitoplasma yang irreguler dan lobus nukleus yang irreguler. (Med J Indones 2007; 16:168-75)

Accuracy of leukocytes profile assessment is influenced by several pre analytical factors, among others, the anticoagulant concentration. EDTA is one of the most frequently used anticoagulant in peripheral blood examination. Several references stated that inappropriate concentration of EDTA anticoagulant in blood sample may affect the result of leukocytes profile in peripheral blood examination. The aim of this study was to evaluate whether there are differences among leukocytes profile in peripheral blood examination specimens, which were prepared with excessive Na2EDTA anticoagulant in different concentration. This study was conducted in Faculty of Medicine, Gadjah Mada University. Blood samples from 30 subjects were taken using vein puncture. Two millimeters blood was divided into 4 Na2EDTA-containing tubes. Before that, one drop of blood without Na2EDTA anticoagulant was used to make blood film right after vein puncture, as control. Each tubes contained different concentration of anticoagulant. The first tube contained Na2EDTA in standard concentration 2 mg/ml; the remaining tubes contained 4 mg/ml, 6 mg/ml, and 8 mg/ml respectively. These samples were immediately examined using SYSMEX SE-9500 automatic cell counter to measure the total and differential leukocytes count; and were stained with Wright staining for morphological examination under the microscope. These procedures were done before 20 minutes of vein puncture. There were significant decrement of total leukocytes count, absolute differential leukocytes count and monocyte percentage following excessive Na2EDTA administration. Neutrophil percentage was found to be relatively increased and the difference was significant. Lymphocyte, eosinophil and basophil percentages were not significantly different. Morphological examination showed significant increment in irregular cytoplasm margin, vacoulation and irregular nuclei lobes following excessive Na2EDTA administration. It is concluded that excessive concentration of Na2EDTA used in blood specimen preparation, will lead to changes in leukocytes profile as the concentration increased. Standard Na2EDTA anticoagulant concentration did not alter any leukocytes count and morphology, except for irregular cytoplasm margin and irregular nuclei lobes. (Med J Indones 2007; 16:168-75)"
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-3-JulySept2007-168
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Aulia
"Pemeriksaan hematologi banyak dilakukan dengan menggunakan alat hitung sel darah otomatis yang mencakup parameter pemeriksaan seperti jumlah leukosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, hematokrit, volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin eritrosit rata-rata (HER), konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER), red distribution width (RDW), jumlah trombosit, mean platelet volume (MPV) dan platelet distribution width (PDW). Untuk pemeriksaan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, seperti persiapan penderita, cara pengambilan bahan dan pengiriman bahan bila bahan tersebut dirujuk serta antikoagulan yang dipakai. Kesalahan yang terjadi pada hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan hematologi tersebut, biasanya dipakai darah vena yang dicampur dengan antikoagulan, agar bahan darah tersebut tidak menggumpal. Antikoagulan yang sering dipakai antara lain garam EDTA seperti tripotassium EDTA (K3EDTA). Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa penggunaan garam EDTA yang berbeda dan atau konsentrasinya yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan kuantitas maupun kualitas hasil pemeriksaan. Lamanya penundaan pemeriksaan juga dapat memberikan hasil yang berbeda untuk parameter tertentu.
Saat ini banyak penelitian yang memerlukan pemeriksaan hematologi dilakukan di lapangan sehingga ada kecenderungan untuk melakukan penundaan pemeriksaan hematologi yang dibutuhkan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, ingin diketahui batas waktu lamanya penyimpanan darah dengan antikoagulan K3EDTA dalam tabung vacuette pada suhu kamar dan lemari es sebelum terjadinya perubahan kuantitas maupun kualitas yang minimal pada beberapa pemeriksaan hematologi serta pengaruh perbedaan suhu penyimpanan bahan tersebut.
BAHAN, ALAT DAN REAGENSIA
Behan penelitian : Behan penelitian berasal dari 27 orang yang memerlukan pemeriksaan hematologi di laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (RSUPN CM) antara tanggal 1 Maret 1998 sampai dengan tanggal 10 April. 1998. Diharapkan bahan penelititan mewakili kadar hemoglobin tinggi, normal dan rendah masing-masing 3 orang, jumlah leukosit tinggi, normal dan rendah masing-masing 3 orang, jumlah trombosit tinggi, normal clan rendah masing-masing 3 orang. Bahan penelitian tersebut berupa darah vena sebanyak 6 mL, yang diambil dengan menggunakan semprit 10 mL, dimasukkan ke dalam dua tabung vacuette 3 mL dengan antikoagulan K3EDTA (selanjutnya disebut darah K3EDTA) dan dibuat sediaan hapus langsung tanpa antikoagulan. Preparat sediaan hapus langsung dikeringkan pada suhu kamar (21 - 30 ° C), setelah kering {kira - kira 30 menit) difiksasi dengan metanol kemudian diberi pulasan Wright. Darah dalam tabung vacuette pertama (3mL) segera diperiksa parameter hematologinya menggunakan alat hitung sel darah otomatis Sysmex K-1000, sisa darah disimpan pada suhu kamar . Darah dalam tabung vacuette yang kedua (3mL) segera dimasukkan ke dalam lemari es pada suhu 40 C. Selanjutnya darah dalam tabung vacuette yang disimpan pada suhu kamar dan lemari es tersebut diperiksa parameter hematologinya secara serial pada menit ke dua puluh, jam pertama, jam ke dua, jam ke empat, jam ke enam, jam ke duabelas dan jam ke dua puluh empat.
Kriteria masukan untuk bahan penelitian ini adalah bahan pemeriksaan darah yang mempunyai jumlah leukosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah trombosit masih dalam batas linearitas alat hitung sel darah otomatis Sysmex K ? 1000."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nursafira Fathaniah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi asam amino sistein 3 mM, 5 mM, dan 7 mM terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus pascakriopreservasi. Seekor sapi sumba ongole SO dijadikan sebagai donor semen. Semen dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan. Sampel semen sapi SO diencerkan menggunakan pengencer Tric Citrite Fructose Yolk TCFY dan penambahan sistein. Kelompok kontrol 0 mM , semen diencerkan dalam TCFY tanpa penambahan asam amino, sedangkan pada kelompok perlakuan semen diencerkan dalam TCFY dengan penambahan sistein sebesar 3 mM; 5 mM; dan 7 mM. Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi dan dibekukan dalam nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi meliputi motilitas, viabilitas, membran plasma utuh MPU , dan integritas DNA. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan persentase motilitas, viabilitas, dan MPU pada kelompok perlakuan berbagai konsentrasi sistein 3 mM; 5 mM; dan 7 mM jika dibandingkan dengan 0 mM. Hasil uji ANAVA satu faktor menunjukkan pemberian berbagai konsentrasi asam amino sistein memiliki nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU yang berbeda nyata.

ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of cysteine in various concentration 3 mM, 5 mM, and 7 mM on spermatozoa quality of sumba ongole Bos indicus cattle postcryopreservation. Sumba ongole SO cattle serve as donors of semen. Semen was collected every once a week for six weeks to meet the repetition needed. The semen samples were diluted in Tric Citrite Fructose Yolk TCFY extender and the addition of cysteine. The control group 0 mM semen diluted in TCFY without cysteine, while in the treatment group, semen diluted in TCFY with the addition of cysteine 3 mM 5 mM and 7 mM. Semen has been diluted equilibrated and frozen in liquid nitrogen. The parameters of quality of spermatozoa are evaluated include motility, viability, membrane plasma integrity and DNA integrity. Based on the result, the increase in the percentage of motility, viability, and membrane plasma integrity compared to just added extender TCFY 0 mM . The one factor ANOVA showed that various concentrations of cysteine were significantly different between treatment group and control group."
[;, ]: 2017
S69061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi asam amino glutamin 5 mM, 15 mM, dan 25 mM terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus pascakriopreservasi. Semen diperoleh dari satu ekor sapi SO yang dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam kali pengulangan. Sampel semen diencerkan menggunakan pengencer tris kuning telur TKT dan penambahan glutamin. Kelompok kontrol KK , semen diencerkan dalam TKT tanpa penambahan asam amino, sedangkan pada kelompok perlakuan semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glutamin sebesar 5mM; 15mM; dan 25mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan kemudian diekuilibrasi selama 2 jam dan masuk ke tahap pembekuan menggunakan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa meliputi presentase motilitas, viabilitas, integritas membran plasma utuh, dan integritas DNA. Hasil uji analisis varians ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol P

ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of glutamine in various concentration 5mM, 15 mM, and 25 mM on spermatozoa quality of sumba ongole cattle Bos indicus postcryopreservation. Semen was obtained from one SO cattle and was collected once a week for six repetitions. The semen samples were diluted in tris citric frutose egg yolk TCFY extender and the addition of glutamine. The control group KK semen diluted in TCFY without glutamine, while in the treatment group, semen diluted in TCFY with the addition of glutamine 5mM KP1 15mM KP2 and 25 mM KP3 . Diluted semen was equilibrated for 2 hours and enters the freezing stage using liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include precentage of motility, viability, membran integrity, and DNA integrity. One factor analysis of variance ANOVA test showed that the mean value of motility, viability, and membrane integrity of SO cattle spermatozoa postcryopreservation were significantly different between treatment group and control group."
2017
S69065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maitshaa Adella
"ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi glisin terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus SO . Seekor sapi SO dijadikan sebagai donor semen. Semen dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan. Sampel semen sapi SO dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Kelompok kontrol KK dimana semen diencerkan dalam tris kuning telur TKT dan kelompok perlakuan dimana semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glisin konsentrasi 5 mM, 15 mM, dan 25 mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi dan dibekukan dengan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi meliputi motilitas, viabilitas, membran plasma utuh MPU , dan integritas DNA. Hasil uji analisis variansi ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata P

ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glycine in various concentration on spermatozoa quality of sumba ongole Bos indicus SO cattle postcryopreservation. One SO cattle was used as semen donor. The semen of SO cattle was collected once a week for six weeks to fulfill the required repetition. The semen sample was divided into four groups, consisting of control group KK which is semen diluted in tris citrate fructose egg yolk TCFY extender and treatment group which is semen diluted in TCFY with glycine additives at concentration 5 mM, 15 mM, and 25 mM KP1, KP2, and KP3 . Diluted semen was equilibrated and freezed in liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include percentage of motility, viability, membrane integrity, and DNA integrity were assessed. One factor analysis of variance ANOVA test showed that average value of motility, viability, and membrane integrity of postcryopreservation spermatozoa were significantly differed between glycine additives group as compared to control group P 0,05 . The DNA integrity of postcryopreservation spermatozoa were stable in treatment group."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>