Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Pralampita Cintantya
"Kualitas hidup merupakan ukuran yang digunakan secara umum untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan beberapa variabel seperti pendapatan. Kawasan Setu Babakan telah ditetapkan menjadi Perkampungan Budaya Betawi. Hal tersebut berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi, budaya, sosial masyarakat yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Maka hal tersebut juga berdampak pada kualitas hidup masyarakatnya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pola keruangan kualitas hidup Masyarakat Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan berdasarkan aktivitas didalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan keterkaitan masyarakat Setu Babakan dengan Perkampungan Budaya Betawi dan pengaruh nya terhadap kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup yang tinggi terdapat di lokasi permukiman yang dekat dengan Wisata Air Setu Babakan karena warganya memanfaatkan potensi yang ada untuk membuka usaha.

Quality of life is a measure that is used in general to know the welfare of society by using several variables such as income. Setu Babakan area has been established into Betawi Cultural Village. It affects the economic, cultural, social activities of the people residing in Betawi Cultural Village Setu Babakan. Then it also affects the quality of life of the community. The purpose of this paper is to determine the spatial pattern of quality of life of Betawi Village Culture Setu Babakan based on the activities therein. The method used in this research is qualitative method. The results of this study show the relevance of Setu Babakan community with Betawi Cultural Village and its influence on the quality of life of the community. A high quality of life are found in the settlement 39 s location near the Water Tour Setu Babakan because the people utilizing the existing potential to open businesses."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Caesario Nugroho A.
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan kurasi digital di UPK PBB Setu Babakan dilihat dari perspektif digital humanities serta apakah kegiatan kurasi digital yang dilakukan dapat mempreservasi budaya betawi yang berada di lingkungan UPK PBB Setu Babakan. Tesis ini menjelaskan tentang gambaran umum unit pengelola Setu Babakan, profil/deskripsi informan, sistem aplikasi Disparbud, data digital pada unit pengelola Setu Babakan, kegiatan kurasi digital pada unit pengelola Setu Babakan, dan preservasi kebudayaan Betawi melalui digital preservation. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem informasi Disparbud dapat menjadi salah satu alternatif aplikasi pengelolaan arsip digital karena mampu mengelola arsip digital dalam format teks, gambar, audio dan video. Selain itu, sistem ini memiliki kemampuan interoperabilitas yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memilih aplikasi ini sebagai aplikasi pengelola arsip digital sehingga memungkinkan aplikasi ini bertukar data dengan aplikasi pengguna protokol yang sama.

This thesis aims to find out how digital curation activities at Betawi Cultural Village Management Unit (UPK PBB) Setu Babakan are viewed from the perspective of digital humanities and whether digital curation activities undertaken can preserve Betawi culture within the UPK PBB Setu Babakan environment. This thesis describes the general description of the Setu Babakan management unit, informant profile / description, the Disparbud application system, digital data on the Setu Babakan management unit, digital curation activities in the Setu Babakan management unit, and the preservation of Betawi culture through digital preservation. This research is a quantitative research with a descriptive approach. The results of this study found that the Disparbud information system can be an alternative digital archive management application because it is able to manage digital archives in text, image, audio and video formats. In addition, this system has interoperability capabilities that can be used as a consideration for selecting this application as a digital archive management application that allows this application to exchange data with the same protocol user application."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Prihatini Aprilla
"Arsitektur berperan sebagai objek yang menjembatani informasi mengenai representasi kehidupan manusia. Arsitektur vernakular merupakan pengetahuan akan bangunan yang masih bersifat asli dan dianut oleh kelompok masyarakat lokal sebagai ilmu membangun. Arsitektur vernakular digunakan sebagai objek pembelajaran akan kebudayaan suatu masyarakat dan dimanfaatkan baik untuk menengok kembali ke masa lalu, maupun dimanfaatkan sebagai ilmu yang dapat diadaptasi untuk kepentingan masa depan. Keberadaan arsitektur vernakular kini semakin memudar seiring dengan terjadinya perubahan realitas. Hal ini juga dialami oleh Kaum Betawi. Keberadaan arsitektur vernakular Betawi di DKI Jakarta semakin menghilang akibat perubahan realitas berupa modernisasi.
Untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Betawi di DKI Jakarta, dilakukanlah pembangunan sebuah kawasan berbasis budaya Betawi, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Pembangunan berbasis budaya yang dilakukan di kawasan Setu Babakan menjadi semacam reproduksi bagi arsitektur vernakular itu sendiri. Skripsi ini akan membahas dan mengkritsi reproduksi arsitektur vernakular di kawasan PBB Setu Babakan. Dalam hal ini, reproduksi arsitektur vernakular di Setu Babakan tidak sepenuhnya merepresentasikan otentisitas kebudayaan Betawi. Selain itu, kawasan PBB Setu Babakan juga dianggap kurang relevan dalam melakukan pelestarian kebudayaan Betawi.

Architecture acts as an object that bridges information about the representation of human life. Vernacular architecture is a knowledge of buildings that are still original and are embraced by local community groups as building science. Vernacular architecture is used as an object of learning about the culture of a society and is used both to look back on the past, and as a science that can be adapted for future purposes. The existence of vernacular architecture is now fading along with changes in reality. This is also experienced by the Betawi People. The existence of Betawi vernacular architecture in DKI Jakarta are disappearing due to changes in reality in the form of modernization.
To maintain and preserve Betawi culture in DKI Jakarta, the government built an area based on Betawi culture, namely Betawi Cultural Village Setu Babakan. The culture-based area Setu Babakan become some kind of reproduction for vernacular architecture itself. This thesis will discuss and critique the reproduction of vernacular architecture in the PBB Setu Babakan area. In this case, the reproduction of the vernacular architecture in Setu Babakan does not fully represent the authenticity of Betawi culture. In addition, the Setu Babakan PBB area is also considered irrelevant in preserving Betawi culture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Adriana
"Pariwisata halal merupakan salah satu sektor dalam Ekonomi Islam yang mengalami perkembangan yang signifikan. Indonesia di tahun 2019 telah meraih rangking 1 Wisata Halal Dunia bersama dengan Malaysia menurut Global Travel Muslim Indeks 2019. Ada 10 provinsi sebagai prioritas pengembangan wisata halal Indonesia. Tahun 2019 Jakarta menempati rangking ke 4 prioritas provinsi yang akan dikembangkan wisata halal di Indonesia, padahal Jakarta memiliki potensi sebagai provinsi wisata halal mengingat Jakarta merupakan pintu gerbang utama wisatawan baik internasional maupun lokal. Tahun 2024 Pemerintah DKI Jakarta menargetkan Jakarta menjadi destinasi wisata halal nomor satu di Indonesia. Untuk mencapai itu Dinas Pariwisata DKI Jakarta mencanangkan beberapa destinasi wisata sebagai kawasan percontohan wisata halal, salah satunya adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan di Jakarta Selatan. Banyak masalah yang perlu dibenahi agar Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan menjadi kawasan percontohan wisata halal Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan prioritas strategi pengembangan di destinasi percontohan wisata Halal Jakarta di Perkampungan Budaya Betawi. Penelitian dilakukan sejak Maret hingga Oktober 2020. Penelitian menggunakan metode campuran (mix method) kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan Analytic Network Process (ANP). Penelitian mengidentifikasi dan menganalisa prioritas masalah, prioritas solusi dan prioritas strategi baik dari sisi Regulator, Praktisi, Pengelola dan Masyarakat. Indikator wisata halal yang dikemukakan oleh the Global Muslim Travel Index tahun 2019 dan Indonesia Muslim Travel Indeks 2019 akan menjadi acuan standar pengelolaan Kawasan Wisata Halal. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek Regulator merupakan aspek prioritas strategi, dimana aturan pelaksanaan atau regulasi yang dibuat oleh regulator merupakan prioritas. Penelitian diharapkan menjadi masukan prioritas pengembangan kawasan wisata sehingga menjadi masukan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Halal tourism is one of the Islamic Economy sector that has increased significant development. Indonesia in 2019 has been ranked as the 1st World Halal Tourism destination together with Malaysia (Global Travel Muslim Index 2019). There are 10 provinces as priorities for Indonesian halal tourism destination one of them is Jakarta. DKI Jakarta Government has targeting Jakarta as the number one halal tourist destination in Indonesia in 2025. To achieve that, Jakarta Tourism Board announced some tourist destinations as a pilot project, one of them is the Betawi Cultural Village Setu Babakan.
The purpose of this research is to analyze the problems, solutions and strategies development in Betawi Cultural Village. The research done since March until October 2020. This Research using mix method : qualitative and quantitative method. The method for analyzing data using Analytic Network Process (ANP). The purpose of this reseacrh is to identifying priorities problems, solutions and find the priorities strategy from Regulator, Practician and community aspects. Global Muslim Travel Index 2019 and Indonesia Muslim Travel Indeks 2019 using as standar for halal tourism destination. The research find that the priority problem and solution comes from Regulator aspect. The regulation priority aspect is regulation about halal tourism. The priority strategy is sinergy between national and province regulator to make regulation of halal tourism. This research expected to become inputs for the Government of DKI Jakarta to develop other destination halal tourism in Jakarta.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belarmina Krisdiana Putri
"ABSTRAK
Desa Budaya Betawi Setu Babakan (PBB Setu Babakan) merupakan destinasi wisata budaya Betawi yang dikelola oleh Unit Pengelola Wilayah PBB (UPK) Setu Babakan. Masyarakat berpotensi menjadi daya tarik daerah karena nuansa Betawi-nya. UPK PBB Setu Babakan dalam hal ini bertugas mengembangkan potensi masyarakat sekitar bersama organisasi berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan masyarakat yang ada dengan mengelaborasi teori proses pembangunan masyarakat dengan aspek pengembangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi pustaka, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangan masyarakat yang terdiri dari empat tahapan yaitu pengorganisasian masyarakat, visioning, perencanaan, serta pelaksanaan dan evaluasi sudah mulai dilaksanakan. Pengorganisasian masyarakat merupakan tahapan yang pelaksanaannya didominasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta sebagai regulator. Visi, perencanaan, serta pelaksanaan dan evaluasi merupakan tahapan pelaksanaan yang diambil alih oleh UPK PBB Setu Babakan sebagai pelaksana teknis di lapangan.
ABSTRACT
Betawi Cultural Village Setu Babakan (PBB Setu Babakan) is a Betawi cultural tourism destination managed by the Setu Babakan UN Regional Management Unit (UPK). The community has the potential to become a regional attraction because of its Betawi nuances. UPK PBB Setu Babakan in this case is tasked with developing the potential of the surrounding community with community-based organizations. This study aims to examine the development of the existing society by elaborating the theory of the community development process with aspects of community development. This study uses a post-positivist approach with data collection through in-depth interviews, literature study, and observation. The results showed that the community development process which consisted of four stages, namely community organizing, visioning, planning, and implementation and evaluation had begun. Community organizing is a stage whose implementation is dominated by the Jakarta City Culture and Tourism Office as the regulator. Vision, planning, implementation and evaluation are the implementation stages taken over by UPK PBB Setu Babakan as the technical implementer in the field."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinanto Suberlian
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan persepsi masyarakat sekitar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam mempertahankan keberlanjutan PBBSB. Sebanyak 345 kuisioner disebar kepada sampel masyarakat menggunakan metode simple random sampling dan dilakukan analisis pada variabel lingkungan, ekonomi dan sosial dengan menggunakan metode analisis deskriptif  dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kategori dari pernyataan responden dari masing-masing indikator variabel. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan teknik analisis Struktural Equation Modeling (SEM) yang bertujuan untuk mengukur seberapa signifikan hubungan antara variabel dan indikator.  Berdasarkan hasil analisis jalur dari model persamaan struktural diketahui Persepsi masyarakat dipengaruhi signifikan oleh Faktor Ekonomi dan Faktor Sosial sedangkan faktor lingkungan tidak signifikan mempengaruhi persepsi masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan sangat terbantu dan bergantung secara ekonomi dengan adanya kegiatan dari PBBSB. Kedepannya diperlukan pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan hubungan atau ikatan sosial di dalam kawasan agar masyarakat dapat memerpertahankan keberlanjutan pelestarian budaya Betawi di kawasan PBBSB ini.

The purpose of this study is to analyze the relationship between the perceptions of the surrounding community and the factors that influence it in maintaining the sustainability of PBBSB. A total of 345 questionnaires were distributed to the community sample using simple random sampling method and carried out analysis on environmental, economic and social variables using descriptive and quantitative analysis methods. Descriptive analysis is used to find out the categories of respondents' statements from each variable indicator. While quantitative analysis uses Structural Equation Modeling (SEM) analysis techniques which aim to measure how significant the relationship between variables and indicators. Based on the results of path analysis from structural equation models it is known that public perception is significantly influenced by Economic Factors and Social Factors while environmental factors do not significantly influence people`s perceptions. The research findings show that the people living around the area are very helpful and economically dependent on the activities of PBBSB. In the future it is necessary to develop economic activities and increase social relations or ties within the region so that the community can maintain the sustainability of the preservation of Betawi culture in the PBBSB region."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchelia Lunggaer
"Suku Betawi adalah suku asli Jakarta yang memiliki banyak kegiatan kebudayaan. Suku Betawi merupakan hasil dari percampuran banyak suku bangsa yang membuat suatu kebudayaan baru. Suku Betawi sampai saat ini bertempat tinggal di kampung. Kampung juga merupakan tempat dimana kebudayaan dan identitas berkembang. Contoh kampung yang didiami oleh mayoritas suku Betawi adalah kampung Setu Babakan yang mempertahankan kebudayaannya dengan mewariskannya dari generasi ke generasi melalui tradisi dan upacara adat pada setiap tahapan daur hidup manusia. Apakah ruang arsitektur yang merupakan sarana kebudayaan dalam siklus daur hidup suku Betawi memengaruhi masyarakat dalam menjalani kehidupannya dan perubahan apa saja yang sudah terjadi? Melalui topik ini, saya akan menjelaskan keterhubungan antar ruang kampung yang menjadi rumah disetiap kegiatan upacara daur hidup, siklus dan kebudayaan dalam kampung ini serta perubahan yang terjadi.

Betawi is the ethnic who claimed as the origin of Jakarta with many cultural activity. Betawi is the result of a mixture of many ethnic groups that produce their own culture. Until today, Betawis mostly live in the kampung which is also a place of cultural development and identity. The example of existing kampung Betawi is Setu Babakan. They inherit culture to the next generation which is by way of traditional ceremonies at every level of life cycle. Whether the architectural space that is the means of culture affect the citizens in living their lives and what changes have occurred It is important to understand space of life cycle ceremonies. Life cycle is connected with cultural ceremonies, so in this topic I will explain the connectivity between kampung as a development space of Betawis living and life cycle as a culture, to understand how they treat their own space in kampung as their house and connectivity with each other and the modification during time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Suryani
"Ancaman punahnya budaya Betawi memang tak dapat dipungkiri lagi. Tak heran makin banyaknya komunitas yang berdiri untuk melestarikan budaya dari etnis yang sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai etnis yang mapan dan stabil ini. Kegiatan pelestarian ini pun tak urung dari tujuan mencari sumber penghidupan bagi sang pelestari. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, kegiatan pelestarian ini dapat kita golongkan dalam tindakan konsumsi tradisi karena dikemas sebagai sebuah performance dalam fenomena the end of tradition. Namun jika ditilik dari sudut pandang yang lain, performance hadir saat budaya dikemas untuk disesuaikan dengan keadaan zaman dan pengaruh globalisasi agar lebih dapat diterima dan dikenal oleh berbagai kalangan dan generasi. Dan saat performance ini dapat menghasilkan keuntungan baik bersifat moril dan materil ini hanya berupa nilai tambah dan motivasi bagi masyarakat yang melestarikannya. Untuk melestarikan budaya secara berkelanjutan dibutuhkan ruang bagi budaya itu untuk dapat terus hidup dan berkembang. Ruang ini hadir untuk mengakomodasi semua aktor yang terlibat dalam kegiatan pelestarian baik penduduk, komunitas pelestari, komunitas pencinta betawi, maupun pengunjung sebagai aktor publik yang harus juga diwadahi kebutuhan ruangnya dalam berekspresi menyelami setiap kegiatan budaya yang akan disuguhkan. Performance dihadirkan sebagai metode untuk dapat menghadirkan citra kawasan sebagai kawasan preservasi budaya Betawi.

Threat of extinction of the Betawi culture is undeniable. It is unsurprising that more and more communities try to preserve this unestablished culture. The purpose of this preservative action was not only for the culture itself but also for the preservation activist as a source of income. As explained previously, this preservative action can be classified as an action of consuming the tradition because it was wrapped as a performance in the end of tradition phenomena. On the other perspective, performance presents when the culture is wrapped, meet and then adapted to this era and globalization so it becomes acceptable to anyone and all generations today. When performance starts to gain not only material but also moral, it is transcended to be an added value and is able to motivate the community to do a livelier and more active preservation. To maintain the sustainability of this preservative action is to accommodate its need of space so it may continue to lives and evolves. This space presents as a medium that accomodate every actor involved in the preserving action such as the inhabitants, preservation community, Betawi culture’s community, as well as the visitors to express themselves and dive into the soul of the culture. Performance presents as method to emerge the image of the district as a Betawi culture’s preservation district.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azaria Kurnia
"Tugas Karya Akhri ini dibuat untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki oleh Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sehubungan dengan terjadinya Pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan di Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sementara ditiadakan dan terjadi keterbatasan sumber daya manusia dalam membuat aktivasi promosi dan kegiatan lainnya. Tujuan utama dari serangkaian strategi komunikasi yang dibuat adalah untuk memasarkan Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dengan melaksanakan strategi humas pemasaran dan pembuatan wisata berbasis pengalaman. Program ini dijalankan dengan metode utama yaitu pembuatan special event yang didukung dengan penguatan hubungan eksternal dan kegiatan promosi. Strategi ini bernama “Nimbrung Girang” berupa festival budaya Betawi yang memberikan kesempatan pada pengunjung untuk membenamkan diri pada pengalaman di destinasi wisata. Pesan kunci dari strategi Humas pemasaran ini adalah Pengalaman Baru dan Seru di Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Program yang dibuat memiliki tiga garis besar, yaitu Memperkuat Kolaborasi dengan Pelaku Wisata, Seniman betawi dan target komunitas lainnya, Memperkuat promosi melalui media sosial dan umbul-umbul, dan membuat Special Event “Nimbrung Girang”. Rangkaian strategi dilaksanakan pada bulan Juni - Desember 2022. Total biaya anggaran adalah Rp791.009.900,00.

The task of this Final Work was created to overcome the problems that the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan has in connection with the Covid-19 pandemic which has caused activities in the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan to be temporarily suspended and there are limited human resources in making promotional activations and other activities. The main purpose of a series of communication strategies made is to market the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. By implementing a marketing public relations strategy and making experience-based tours. This program is carried out using the main method, namely making special events supported by strengthening external relations and promotional activities. This strategy is called "Nimbrung Girang" in the form of a Betawi cultural festival that provides an opportunity for visitors to immerse themselves in the experience of a tourist destination. The key message from this marketing PR strategy is New and Exciting Experiences in the Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. The program has three main lines, namely Strengthening Collaboration with Tourism Actors, Betawi Artists and other community targets, Strengthening promotions through social media and banners, and creating a "Nimbrung Girang" Special Event. The series of strategies will be implemented in June - December 2022. The total budget cost is IDR 791,009,900.00."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Rizki Rahmalia, Author
"Setiap organisasi memiliki budaya organisasi sebagai pedoman bagi para anggotanya dalam bekerja. Kemenparekraf sebagai organisasi yang bersifat birokratis, juga memiliki budaya organisasi yang dapat dilihat dalam sebuah pelaksanaan program kerja. Salah satu program kerja yang diamati dalam penelitian ini adalah program kerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat yang bernama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Untuk melihat bagaimana budaya organisasi tersebut digunakan, penulis mengamati pelaksanaan program Pokdarwis di salah satu destinasi wisata yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, tepatnya di Jakarta Selatan.
Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Pokdarwis tidak berjalan maksimal karena buruknya koordinasi eksternal antara Direktorat Pemberdayaan Masyarakat-Kemenparekraf dengan Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata DKI Jakarta. Disamping itu, Kemenparekraf tidak menjalankan dimensi koreksi dengan baik dalam melaksanakan program kerja.

Every organization has their own organizational culture as a guide for their staf to work. The Ministry of Tourism and Creative Economy as a bureaucratic organization, also has an organization culture which can be seen in their program implementation. One of their program which describe in this study are made by Division of Community Based, named Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). The writer observed it at one of the tourism destination, called Betawi Culture Village Setu Babakan at South Jakarta, in order to see how the organization culture works.
Research method used in this study is a qualitative approach with participant observation and in depth interview.
The research result shows that the program impletation does not work well because of the poor external coordination between the The Ministry of Tourism and Creative Economy and Departement of Tourism and Culture DKI Jakarta. Beside that, The Ministry of Tourism and Economic Creatif does not following the correction dimention well on running the program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>