Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nidia Rahma
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas peran kepala kaum dalam novel Tamu karya Wisran Hadi dan Warisan karya Chairul Harun, serta cerminan masyarakat Minangkabau dalam kedua novel tersebut berdasarkan pendekatan sosiologi sastra menurut Ian Watt 1964:300 mdash;313. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan peran kepala kaum dan cerminan masyarakat Minangkabau yang terdapat dalam novel Tamu karya Wisran Hadi dan Warisan karya Chairul Harun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua pengarang menggambarkan masyarakat Minangkabau dengan latar dan budaya yang sama yaitu kaum Piliang, namun gambaran masyarakat minangkabau dengan sudut pandang yang berbeda. Kemudian, meskipun peran kepala kaum dalam adat Minangkabau diperlukan untuk memimpin dan membantu kehidupan anak kemenakannya, kepala kaum juga dapat berbuat sesuatu yang bertentangan dengan adat dan melakukan suatu hal untuk kepentingan dirinya sendiri.

ABSTRACT
This thesis discussed the role of kepala kaum or head of clan in Tamu novel written by Wisran Hadi and Warisan novel written by Chairul Harun, along the reflection of Minangkabau society in both novels based on literature sociology approach by Ian Watt 1964 300 313. This research will use qualitative method, which as a whole takes advantage of the means of interpretation by presenting it in descriptive form. This analysis is meant to explain the role of kepala kaum and the reflection of Minangkabau society in Tamu and Warisan novels written by Wisran Hadi and Chairul Harun. The analysis result shows that both authors illustrated Minangkabau society with same background and culture from Piliang clan. However, they captured the Minangkabau society by different perspective. Then, even though the role of kepala kaum in Minangkabau tradition is prominent to lead and to help the life of his relative, kepala kaum could act contradicted with the culture and do something that only fulfilling his own interest."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yenita Syam
"Tulisan ini membahas makna budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi dengan pendekatan semiotik yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce tentang tanda dan petanda. Novel ini membahas unsur-unsur penting dalam masyarakat Minangkabau yang mengalami perubahan, seperti perubahan peran mamak sebagai pemimpin adat, pewarisan harta pusaka, ikatan persaudaraan, fungsi surau, dan rantau. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna budaya Minangkabau dalam novel Tamu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yakni data dipaparkan mengacu pada teks yang terdapat dalam novel dengan temuan; 1) kedudukan mamak tidak lagi dihormati oleh kemenakan seperti mamangan adatnya kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka nan bana. 2) harta pusaka yang digadaikan oleh mamak tidak sesuai dengan syarat yang boleh digadaikan, 3) hubungan persaudaraan yang mengalami ketegangan, 4) surau yang tidak digunakan sesuai fungsinya, 5) rantau yang tidak lagi memberi kehidupan lebih baik."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ramadhani
"Penelitian ini membahas tentang dinamika kaum Guci dalam novel Tamu karya Wisran Hadi yang digambarkan terpecah menjadi dua kelompok dengan sistem perilaku berbeda, yaitu masyarakat adat & masyarakat agamis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran dikotomis sistem perilaku kaum Guci dan proses asimilasi sebagai bentuk penyelesaian konflik keduanya lewat fenomena dukun. Metode yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan sosiologi sastra. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka. Analisis dilakukan dengan cara menelaah penggambaran antar tokoh di novel. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab terjadinya konflik adat pada kaum Guci adalah perbedaan sistem perilaku antara masyarakat adat dan masyarakat agamis yang tergambar pada kasus perzinaan, motivasi hidup, perselingkuhan, dan praktik mistis. Selanjutnya, asimilasi terjadi melalui penggambaran tokoh agamis yang dapat menerima kepercayaan masyarakat adat terkhusus praktik mistisisme.

This study discusses the dynamics of the Guci community in the novel Tamu by Wisran Hadi which is described as splitting into two groups with a behavioral system, namely indigenous peoples and religious communities. This study aims to describe the dichotomous representation of the behavior system of the Guci people and the process of assimilation as a form of reconciliation between the two through the phenomenon of the dukun. The method used is analytic descriptive research method with a sociology of literature approach. Data collection was carried out using literature study techniques. The analysis was carried out by examining the depiction of the characters in the novel. The results of the research show that the cause of social conflict among the Guci people is the difference in behavior systems between indigenous peoples and religious communities. Furthermore, assimilation occurs through the depiction of religious figures who can accept belief in mystical things held by indigenous peoples."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ismalinar
"Analisis sistem sosial Minangkabau yang terkandung dalam warisan bertujuan mengungkapkan berbagai konsep dalam tradisi dan kebudayaan Minangkabau yang melatari novel ini agar tercapai pemahaman yang lebih dalam dan lengkap. Dalam penelitian di atas, penulis mempergunakan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik digunakan untuk membahas warisan, yang mengacu pada sistem sosial, berupa konsep dalam tradisi budaya masyarakat Minangkabau. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel warisan sangat banyak memuat konsep dalam tradisi budaya Minangkabau. Penulis mencoba mengungkapkan sistem sosial, berupa konsep-konsep dalam tradisi budaya Minangkabau yang terkandung dalam Warisan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
899.221 2 RAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This research describes that readers can produce new works. There are differences between ‘Legenda Malin Kundang’ with “Drama Malin Kundang’. Those differences shows the intertextuality. The differences indicate that there is a readers reactions, respons, and interpretations which have different backgrounds and horizon expectations"
899 WE 1:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Nur Mujiningsih
Jakarta: Pusat Bahasa, 2003
899.221 ERL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulung Siti Hanum
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas rekonstruksi identitas Minangkabau dalam narasi Persiden karya Wisran Hadi. Tujuannya adalah memaparkan gejala-gejala identitas melalui cara narator membingkai narasinya dan menyajikannya kepada penerima cerita. Dari gejala-gejala tersebut, dapat dijabarkan penanda Rumah Bagonjong yang didesak oleh ruang kota. Dari penelitian ini dapat diperoleh gejala tegangan antara ruang kota yang ditandai dengan Simpang Persiden dan ruang tradisional yang ditandai dengan keberadaan Rumah Bagonjong. Tegangan tersebut memunculkan negosiasi yang tidak diberi penyelesaian oleh Narator. Pada akhirnya, negosiasi direspons oleh Wisran Hadi dengan menghadirkan outer space yang dilihat dari pergerakan tokoh menjauh dari ruang Persiden. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rekonstruksi identitas Minangkabau belum terjadi karena perubahan identitas itu masih dinegosiasikan.

ABSTRACT
This thesis is discussing Minangkabau's identities reconstruction in Wisran Hadi's work, Persiden. The aim of this thesis is to explain the identity phenomenon seen from the way the author wrapping the narration and presenting it to the readers. From these phenomenon, we can see that Bagonjong's house existence is being pushed by the city. The thesis found there is a clash between the urban space represented by Simpang Persiden and traditional space represented with the existence of Bagonjong house. Moreover, the clash between spaces raises endless negotiation voiced by the Narrator. Thus, the author respond to the endless negotiation by presenting outer space which represented by the character moving away from Persiden. In conclusion, Minangkabau?s identity reconstruction is never take place due to the endless and unfinished negotiation, This thesis is discussing Minangkabau's identities reconstruction in Wisran Hadi's work, Persiden. The aim of this thesis is to explain the identity phenomenon seen from the way the author wrapping the narration and presenting it to the readers. From these phenomenon, we can see that Bagonjong's house existence is being pushed by the city. The thesis found there is a clash between the urban space represented by Simpang Persiden and traditional space represented with the existence of Bagonjong house. Moreover, the clash between spaces raises endless negotiation voiced by the Narrator. Thus, the author respond to the endless negotiation by presenting outer space which represented by the character moving away from Persiden. In conclusion, Minangkabau’s identity reconstruction is never take place due to the endless and unfinished negotiation]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulung Siti Hanum
"ABSTRAK
Tesis ini membahas rekonstruksi identitas Minangkabau dalam narasi Persiden karya Wisran Hadi. Tujuannya adalah memaparkan gejala-gejala identitas melalui cara narator membingkai narasinya dan menyajikannya kepada penerima cerita. Dari gejala-gejala tersebut, dapat dijabarkan penanda Rumah Bagonjong yang didesak oleh ruang kota. Dari penelitian ini dapat diperoleh gejala tegangan antara ruang kota yang ditandai dengan Simpang Persiden dan ruang tradisional yang ditandai dengan keberadaan Rumah Bagonjong. Tegangan tersebut memunculkan negosiasi yang tidak diberi penyelesaian oleh Narator. Pada akhirnya, negosiasi direspons oleh Wisran Hadi dengan menghadirkan outer space yang dilihat dari pergerakan tokoh menjauh dari ruang Persiden. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rekonstruksi identitas Minangkabau belum terjadi karena perubahan identitas itu masih dinegosiasikan.

ABSTRACT
This thesis is discussing Minangkabau's identities reconstruction in Wisran Hadi's work, Persiden. The aim of this thesis is to explain the identity phenomenon seen from the way the author wrapping the narration and presenting it to the readers. From these phenomenon, we can see that Bagonjong's house existence is being pushed by the city. The thesis found there is a clash between the urban space represented by Simpang Persiden and traditional space represented with the existence of Bagonjong house. Moreover, the clash between spaces raises endless negotiation voiced by the Narrator. Thus, the author respond to the endless negotiation by presenting outer space which represented by the character moving away from Persiden. In conclusion, Minangkabau?s identity reconstruction is never take place due to the endless and unfinished negotiation."
2015
T47186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawati
"Skripsi ini membahas peran kiai dan jawara Banten yeng terdapat dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Kiai dan jawara merupakan dua entitas yang penting dalam kebudayaan Banten. Peran kiai dan jawara Banten merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas karena keduanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Banten. Hal tersebut pula yang menjadi benang merah dari novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Untuk menganalisis peran kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.
Melalui pendekatan sosiologi sastra, penulis akan membandingkan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan peran jawara dan kiai yang terdapat di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Selain itu penulis juga akan menganalisis bentuk pertentangan yang terjadi antara kiai dan jawara dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau. Hasilnya, penulis menemukan adanya kesamaan peran kiai dan jawara dalam masyarakat Banten dengan yang ada di dalam novel Jawara Angkara di Bumi Krakatau.

This under graduate thesis discusses the role of kiai and jawara in Banten society based on Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. Kiai and jawara are two important entities in Banten culture. The role of kiai and jawara in Banten society is an interesting topic todiscuss because they are an inseparable part of Bantenese people. It also became the common thread of the Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel. To analyze the role of kiai and jawara in Jawara Angkara di Bumi Krakatau’s novel, the author uses the theory of literary sociology.
Authors will compare the role of kiai and jawara in the Banten society with kiai and jawara’s role which are present in the novel through approaching of sociology of literature. As the result, the authors found a common role of kiai and jawara in Banten society with existing in the Jawara Angkara di Bumi Karakatau’s novel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>