Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aan Agustin
"ABSTRAK
Sistem pasar yang terdapat di Kabupaten Pandeglang adalah sistem pasar periodik dan harian. Sebuah sistem pasar periodik dan harian terdiri atas serangkaian pusat pasar yang saling terkait satu sama lain ke daerah sekitarnya dan ke daerah lain oleh arus orang dan komoditas. Pasar periodik adalah salah satu jenis pasar yang sudah jarang ditemukan langka di masa saat ini, pasar tersebut memiliki fitur lain yaitu mobilitas pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang dan menganalisis pola mobilitas pedagang pasar periodik di Kabupaten Pandeglang. Analisis yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, deskriptif, dan komparatif. Hasil yang didapat adalah mobilitas pedagang terdiri dari tiga tipe antara lain pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu, pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu, dan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Sementara pola mobilitas pedagang pasar periodik Kabupaten Pandeglang terkait dengan rumah, mobilitas pedagang, hari berdagang, dan karakteristik pedagang. Sebagian besar mobilitas pedagang adalah pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu. Hari berdagang sama dengan hari pasar dan hari pasar periodik dan mobilitas pedagang mengikuti dimana pusat pasar atau pusat sedang memiliki pasar harian dan pasar periodik yang berlangsung sesuai dengan hari pasar dan hari pasar periodiknya. Pergerakan pedagang di antara tiga pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tahan lama laki-laki sementara pergerakan pedagang di antara dua pusat pasar berbeda dalam satu minggu paling banyak terjadi pada pedagang barang tidak tahan lama perempuan. Sedangkan pergerakan pedagang di antara empat pusat pasar berbeda dalam satu minggu jarang terjadi. Semua pedagang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Pandeglang dan pulang ke rumah sehabis berdagang baik di pasar periodik ataupun pasar harian.

ABSTRACT
The existing market system in Pandeglang Regency is a system of periodic and daily markets. A system of periodic and daily markets is made up of a series of market centres linked to each other to their surrounding areas and to other regions by flows of people and commodities. Periodic market is one type of market that is rarely found in the present, the market has another feature mobility of trader. This study aims to determine mobility of periodic market traders in Pandeglang Regency and to analyze mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency. The analysis was used are spatial, temporal, descriptive, and comparative analysis. The result is that mobility of traders consists of three types namely mobility of traders between two different market centers within a week, mobility of traders between three different market centers within a week, and mobility of traders between four different market centers within a week. While the mobility pattern of periodic market traders in Pandeglang Regency is associated with home, mobility of traders, trading days, trader characteristics. Most of mobility of traders is mobility of traders between three different market centers within a week. Trading days are equal to market days and periodic market days and mobility trader follows where market center or center is having daily market and periodic market that take place in accordance with market day and periodic market day. Mobility of traders between three different market centers within a week is most common on durable good male trader meanwhile mobility of traders between two different market centers within a week is most common on perishable good female trader and mobility of traders between four market centers within a week is rarely. All traders reside in Pandeglang Regency and return to home after trading either in periodic market or daily market. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Oktofa Cahyo Setiani
"Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada bulan Juli 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang dengan menganalisis kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan kesamaan jenis yang ditemukan di perairan tersebut serta faktor-faktor lingkungan perairan yang memengaruhi struktur komunitas tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat pada tiga lokasi yang berbeda dengan masing-masing tiga kali pengulangan bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan. Sampel Gastropoda yang ditemukan diidentifikasi dan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener, indeks kemerataan, indeks dominansi Simpson, dan indeks kesamaan Sorensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 23 jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang. Turritella cingulifera merupakan jenis yang memiliki kepadatan jenis tertinggi di perairan Pantai Panimbang. Keanekaragaman jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori tinggi. Kemerataan jenis Gastropoda di perairan Pantai Panimbang termasuk kategori hampir merata dan merata. Tidak terdapat jenis yang dominan di lokasi penelitian. Tingkat kesamaan jenis tertinggi terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 2 dengan nilai sebesar 70,97 %, sedangkan terendah terdapat pada stasiun 1 dengan stasiun 3 dengan nilai sebesar 44,44 %.

The research on structure community of Gastropods at Panimbang Beach, Pandeglang Regency, Banten was done on Juli 2012. The research was aimed to determine the structure community of Gastropods by analyzing the density, diversity, evenness, dominance, and similarity of species was found in these waters, and environmental factors that influence its structure community. Sampling was done using the quadrat transect method in 3 stasions with each of the 3 repetitions along with measurement of environmental factors. The samples of Gastropods were identified and analized by using the Shannon Wiener’s diversity index, evenness index, Simpson’s dominance index, and Sorensen’s similarity index. Result of the research showed there are 23 species of Gastropods was found at Panimbang Beach. Turritella cingulifera is a species of Gastropod that has the highest density at Panimbang Beach. The diversity of Gastropods in Panimbang Beach is categorized as high. The evenness of Gastropods at Panimbang Beach is classified into almost evenly and uniformly and there is no dominant species. The highest level of similarity was found in station 1 to station 2 with a value of 70.97 %, while the lowest was at station 1 to station 3 with a value of 44.44 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Russel, Fhillipo
"Gunung Karang merupakan gunung api yang belum pernah meletus. Skripsi ini membahas mengenai wilayah potensi panas bumi berdasarkan karakteristik fisik wilayah di Gunung Karang. Metode yang digunakan adalah geokimia dengan mengambil sampel mata air dan metode SIG dalam mengolah penentuan spasial dalam wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang. Wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang terbagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Wilayah potensi panas bumi dengan kelas tinggi memiliki luas wilayah 24.16 Km2 dan berada di wilayah mata air panas Cisolong dan Banjar 2. Karakteristik fisik yang mempengaruhi potensi panas bumi dalam penelitian ini adalah kerapatan patahan.

Gunung Karang is a volcano, but never being erupted. This research about geothermal potential based on characteristics of region on Gunung Karang. Method used in this research is geochemistry by take a sample of hot springs combined with GIS for the determination of its territory. Region of Gunung Karang there are three is a high potential, normal potential and low potential. Region of high geothermal potential has an area 24.16 Km2 and where its on Cisolong rsquo s hot spring and Banjar 2 hot spring. Kawah rsquo s hot spring has a normal potential. Physical characteristics significant to geothermal is index of the fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Whidayanti
"Pesisir Barat Kabupaten Pandeglang yang menghadap Selat Sunda merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana alam. Tinggi gelombang dan pasang surut air laut, termasuk tsunami merupakan bencana yang sering melanda pesisir tersebut. Eksosistem mangrove yang merupakan bagian dari ekosistem pesisir memiliki peranan penting dalam mengurangi bencana alam akibat gelombang air laut. Di samping dapat mengurangi terjadinya abrasi, sistem perakaran mangrove dapat menahan laju sedimentasi. Sehingga akan memperluas garis pantai atau akresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekosistem mangrove terhadap perubahan garis pantai yang berupa abrasi dan akresi dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2010 hingga 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan Remote Sensing dan teknologi GIS. Pengumpulan data menggunakan citra satelit Landsat 7 ETM+ Tahun 2010, Landsat 8 OLI/TRS Tahun 2015 dan 2020. Pengolahan data spasial menggunakan google earth engine, software ArcGIS 10.6 dan ENVI 5.3. Data perubahan ekosistem mangrove diperoleh dengan menggunakan metode NDVI. Teknis GIS digunakan untuk analisis data laju perubahan garis pantai secara spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga 2020, ekosistem mangrove selalu mengalami perubahan setiap periodenya. Ekosistem mangrove di sepanjang pesisir Kabupaten Pandeglang mengalami penambahan dari tahun 2010 hingga 2015, namun kembali berkurang pada tahun 2020 akibat bencana tsunami Banten tahun 2018. Perubahan ini tentunya juga mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai. Berdasarkan hasil analisis statistik, penurunan luas mangrove mempunyai pengaruh sebesar 48,63% terhadap luas abrasi dan penambahan luas mangrove mempunyai pengaruh sebesar 51,7% terhadap luas akresi. Secara spasial penelitian ini menunjukkan penurunan dan penambahan luas mangrove berbanding lurus dengan perubahan luas abrasi dan akresi.

The coastal area of Pandeglang Regency , which faces the Sunda Strait, is prone to natural disaters. As the high wave tides, and in same periode including tsunami, are the named type of disasters that frequently hit the area. Mangrove ecosystem that are the part of coastal ecosystems have an importance role in reducing natural disasters caused by seawater waves. In addition to preventing abrasion, the mangrove root system can hold sediment. So that it will expand the coastline or accretion. This study aims to determine the effect of existence of mangrove ecosystems on coastline change in the form of abrasion and accretion within ten years during 2010 to 2020. The research method uses remote sensing and GIS Technology. The remote sensing data collection uses is separate into Landsat 7 ETM+ for 2010 and Landsat 8 OLI/TRS for 2015 and 2020. Spatial data processing using google earth engine, ArcGIS 10.6 and ENVI 5.3 software. Mangrove ecosystem change data is obtained using NDVI method. GIS technology is used for spatial analysis of coastline change rate data. As a result of this study show that during 2010 to 2020, mangrove ecosystems always change every period. Mangrove ecosystems along the coastal area of Pandeglang Regency increased during 2010 to 2020, but decreased in 2020 caused by Banten Tsunami disaster in 2018. This change certainly also affects the change of coastline. Based on the results of statistical analysis, the decrease in mangrove area has an influence of 48.68% on the area of abrasion, and the addition of mangrove area has an influence of 51.7% on the area of accretion. Spatially revealed that the decrease and the addition of mangrove area is proportional to the area changes abrasion and accretion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Ira Nadhira
"Tujuan dari adanya pembangunan adalah membangun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Adanya perbedaan potensi sumberdaya alam maupun manusia membuat adanya ketidakmerataan pembangunan ekonomi antar wilayah. Salah satu kasusnya adalah pada Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Tanjung Lesung terhadap perubahan penggunaan lahan dan pertumbuhan ekonomi maupun kualitas penduduk masyarakat Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan unit analisis administratif yang terdiri dari 18 Desa berdasarkan jarak ibukota kecamatan yang sejauh 15 km dari KEK Tanjung Lesung dengan analisis spasial Overlay dan Query, serta analisis statistik Chi Square. Data yang digunakan berupa data sekunder 1 Shapefile penggunaan lahan Kabupaten Pandeglang Periode I, II dan III da, 2 Rata-Rata Pendapatan Keluarga per-desa Kabupaten Pandeglang Periode II dan III, 3 Mata Pencaharian Masyarakat per-desa Kabupaten Pandeglang Tahun Periode II dan III, 4 Shapefile Jaringan Jalan Kabupaten Pandeglang, dan 5 Tingkat pendidikan per-desa Periode II dan III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung baru dapat dirasakan pada wilayah yang memiliki jarak terdekat. Adanya perubahan lahan terbangun yang disebabkan karena adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung memberikan dampak besar pula bagi aktivitas ekonomi dan kualitas penduduk di wilayah yang berjarak dekat dengan KEK Tanjung Lesung.

The purpose of the development is to build the community to achieve prosperity. Differences in the potential of natural and human resources make the inequality of economic development between regions. One case is in Pandeglang District. This study aims to analyze the impact of Tanjung Lesung Special Economic Zone KEK development on land use change and economic growth as well as the quality of Pandeglang Regency community. This study uses an administrative analysis unit consisting of 18 villages based on distance from the capital city of 15 km from KEK Tanjung Lesung with spatial analysis of Overlay and Query, and Chi Square statistical analysis. Data used in the form of secondary data 1 Shapefile land use Pandeglang District Period I, II and III da, 2 Average Revenue Family per village Pandeglang District Periods II and III, 3 Livelihoods Community per village District Pandeglang Period II and III, 4 Shapefile Road Network Pandeglang District, and 5 Level of education per village Period II and III. The results showed that the impact of the development of new Tanjung Lesung KEK can be felt in the region that has the closest distance. The existence of the change of land that was built due to the development of KEK Tanjung Lesung gave a big impact to the economic activity and the quality of the population in the area close to KEK Tanjung Lesung.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neng Djubaedah
"Kabupaten Pandeglang, merupakan salah satu wilayah Banten yang dikenal sebagai wilayah yang tetap mempertahankan keadaan yang Islami. Masyarakat muslim di Kabupaten Pandeglang, Banten, dikenal sebagai masyarakat yang taat melaksanakan ajaran Islam, termasuk dalam melaksanakan hukum kewarisan. Motto juang Pandeglang yang Historis, Agamis, dan Patriotis merupakan cerminan dari kondisi masyarakat setempat.
Menurut Soepomo, berdasarkan penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1925-1931 di Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Pandeglang, berlaku hukum kewarisan adat, atau hukum kewarisan Islam yang telah diterima oleh hukum kewarisan adat Jawa Barat. Sanak saudara yang "nakal" dan tidak mengindahkan pendapat umum, mengajukan gugatan kewarisan kepada Priesterraad untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1996 sampai dengan pertengahan tahun 2000, di Kabupaten Pandeglang, Banten, berlaku hukum kewarisan Islam. Dari ketiga ajaran hukum kewarisan Islam yang dikenal dan "berlaku" di Indonesia, yaitu hukum kewarisan Islam ajaran Syafi'i (Syafi'iyah), ajaran Hazairin, dan Kompilasi Hukum Islam, ketiga-tiganya ditemukan di Kabupaten Pandeglang, Banten, meskipun pelaksanaannya tidak persis sesuai dengan ajaran-ajaran hukum kewarisan Islam tersebut, khususnya ajaran Hazairin. Tetapi dari ketiga ajaran hukum kewarisan Islam itu, ajaran Syafi'i (Syafi'iyah) paling banyak ditemukan dalam masyarakat muslim di Kabupaten Pandeglang, Banten."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
T1300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Lumban Batu
"Daerah Labuhan, Propinsi Banten dan sekitarnya, merupakan dataran aluvial yang tersusun oleh sedimen klastik berupa kerikil, pasir , lanau dan lempung yang bersifat urai dan jenuh air; rentan terhadap pelulukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan pelulukan di daerah ini sehingga dapat diketahui tingkatan dan sebarannya. Kejadian gempa pemicu terjadinya pelulukan dapat bersumber dari kegiatan subduksi dan segmen sesar aktif di selat Sunda. Untuk mengetahui data geologi lapisan bawah permukaan dilakukan pemboran tangan (hand auger) sebanyak 59 titik pemboran. Diketahui pasir yang rentan pelulukan diendapkan di lingkungan dataran pantai, pematang pantai dan alur sungai purba. Berdasarkan analisis besar butir dan sifat kharakteristik, posisi stratigrafis endapan pasir tersebut dan kedalaman air tanah dangkal potensi kerentanan di wilayah ini dibagi ke dalam wilayah tingkat kerentanan tinggi , sedang, rendah, dan sangat rendah.
"
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2012
551 JSDG 22:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Angelia
"Perkembangan teknologi penginderaan jauh saat ini telah banyak dimanfaatkan untuk pemantauan masa tanam padi dengan menggunakan citra MODIS secara temporal dan indeks vegetasi. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melakukan pemantauan masa tanam padi dan estimasi produksi padi tahun 2014 - 2016 di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang merupakan lumbung padi Provinsi Banten.
Dalam penelitian ini digunakan indeks vegetasi OSAVI yang mengikutsertakan faktor koreksi dan memberikan variasi tanah lebih besar untuk tutupan vegetasi yang kerapatannya tidak tinggi. MODIS OSAVI yang sudah diklasifikasi kemudian dilakukan analisis regresi untuk mengidentifikasi kelas yang mewakili pola fenologi padi. Pola fenologi padi menunjukkan waktu tanam, dan waktu panen sehingga pola masa tanam padi dapat diketahui. Dari empat kelas yang menunjukkan tutupan lahan sawah, terdapat dua kelas yang menunjukkan dua kali panen dalam satu tahun dan tiga kali panen dalam satu tahun.
Hasil perhitungan diperoleh estimasi luas panen sebesar 46.082,25 ha dan estimasi produksi padi sebesar 795.143,5 ton. Perhitungan ini telah divalidasi dengan data BPS dan memiliki tingkat kesalahan sebesar 33,8% untuk estimasi luas panen dan 35,6% untuk estimasi produksi padi. Besarnya standar eror estimasi ini dikarenakan resolusi spasial MODIS 1 pikselnya sebesar 250m x 250m. Sehingga lahan sawah yang memiliki luas kurang dari 250m x 250m akan terindentifikasi sebagai tutupan lahan lain. Pola masa tanam di kedua kabupaten ini telah diuji akurasi dan menghasilkan taraf akurasi keseluruhan sebesar 88,23%.

The development of remote sensing technology is now widely used for the monitoring of rice planting period by using MODIS temporal imagery and vegetation index. The purpose of this research was to monitor the rice planting period and estimates of paddy production in 2014 - 2016 in Pandeglang and Lebak which is the granary of Banten province.
This research used vegetation index OSAVI involving correction factor and provide greater variations in soil for vegetation cover density is not high. MODIS OSAVI already classified then performed a regression analysis to identify the class that represents rice phenological patterns. Rice phenological patterns indicate the time of planting and harvest time so that the pattern of the rice planting season can be known. Of the four classes showed wetland cover, there are two classes that showed two harvests in one year and three harvests in a year.
The results of the calculation, the estimated harvested area of 46.082,25 hectares and paddy production estimate of 795.143,5 tons. This calculation has been validated by the BPS data and has an error rate of 33,8% for the estimation of crop area and 35,6% for estimate for rice production. The magnitude of the estimated standard error caused resolution spatial of MODIS has a pixel of 250m x 250m. So that the wetland has an area less than 250m x 250m will be identified as the other land cover. The planting period pattern in these two regency have tested produce a level of overall accuracy of 88.23%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Rizky Ramadhan
"Kabupaten Pandeglang memiliki kedekatan wilayah dengan zona subduksi dan wilayah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Selat Sunda. Akibatnya Kabupaten Pandeglang memiliki tingkat kerawanan dan kerentanan gempa bumi, dan untuk itu wilayah rawan gempa bumi dan kerentanan terhadap gempa bumi perlu ditentukan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Faktor - faktor seperti litologi, struktur geologi, lereng, dan nilai PGA (Peak Ground Acceleration) dapat digunakan untuk menentukan wilayah rawan gempa bumi dengan metode skoring. Kerentanan wilayah terhadap gempa bumi ditentukan dengan metode weighted overlay dengan pembobotan dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan fisik. Kerawanan merupakan aspek lingkungan dalam penentuan kerentanan, sedangkan kepadatan penduduk, jumlah penduduk wanita, ratio ketergantungan, dan penyandang disabilitas digunakan dalam penentuan kerentanan aspek sosial. Kerentanan aspek ekonomi menggunakan indikator penduduk miskin dan kerentanan fisik menggunakan kepadatan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan wilayah rawan gempa bumi sedang mendominasi Kabupaten Pandeglang dengan luas 64,99% dan mayoritas tersebar pada bagian timur dan selatan Kabupaten Pandeglang. Dalam kerentanan, wilayah kerentanan tinggi terdapat di Kecamatan Labuan dengan luas sebesar 36,07 % dari luas Kecamatan Labuan, sedangkan Kecamatan Sindangresmi dan Kecamatan Munjul merupakan kecamatan dengan kerentanan rendah dengan luas 73.93 % dari luas Kecamatan Sindangresmi dan 61.52 % dari luas Kecamatan Munjul.

Pandeglang Regency has a proximity to the subduction zone and the meeting area of ​​the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate in the Sunda Strait. So that Pandeglang District has an earthquake level of vulnerability and vulnerability. Areas prone to earthquakes and vulnerability to earthquakes need to be determined as an effort to mitigate earthquakes. Factors such as lithology, geological structure, slope, and PGA (Peak Ground Acceleration) values ​​can be used to determine earthquake prone areas by the scoring method. Regional vulnerability to the earth's herds is determined by the weighted overlay method by weighting in environmental, social, economic and physical aspects. Vulnerability is an environmental aspect in determining vulnerability, while population density, female population, dependency ratio, and people with disabilities are used in determining the vulnerability of social aspects. Vulnerability in economic aspects uses indicators of poor population and physical vulnerability using building density. The results showed that earthquake-prone areas were dominating Pandeglang Regency with an area of ​​64.99% and the majority was spread in the eastern and southern parts of the Pandeglang Regency. In susceptibility, the high vulnerability area is in Labuan Subdistrict with an area of ​​36.07% of the area of ​​Labuan Subdistrict, while the Sindangresmi Subdistrict and Munjul Subdistrict are sub-district with low vulnerability with an area of ​​73.93% of the area of ​​Sindangresmi Subdistrict and 61.52% of the total area of ​​Munjul Subdistrict."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>