Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandy Sanjaya
"Dalam perkembangan daerah yang memiliki jenis lapisan tanah gambut, perkembangan di daerah-daerah tersebut tergolong lambat karena areal gambut tersebut kurang diperhatikan karena tidak menarik secara ekonomi dan dalam pekerjaan konstruksinya tergolong pekerjaan sulit. karena tanah gambut memiliki kandungan air yang tinggi dengan kapasitas dukung tanah yang rendah dan harus menggunakan metode yang khusus dalam pekerjaan konstruksinya. . Stabilisasi tanah adalah upaya memperbaiki mutu tanah yang tidak baik ataupun meningkatkan mutu dari tanah tersebut. Stabilisasi yang kini sedang dalam tahap perkembangan adalah penggunaan metode bioremediasi yaitu dengan menggunakan mikroorganisme alami. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap jenis cairan mikrorganisme EM4 yang berhasil digunakan untuk industri pertanian dalam pengomposan/penguraian.

A developmental city that has peat soil mostly has slower development if we compare with another city. It is because peat soil do not has attention enough on economic and the construction work at peat soil dificult to build. It is because peat soil contain a lot of water with low bearing capacity. As for that, peat soil has particular method for construction. Soil stabilitation is one of method that can fixing soil capacity or improve low soil capacity. Soil stabilitation that has developed now is using bioremediation method that is use natural microorganism. In this study conducted analysis of EM4 microorganism fluid that already use for agriculture industry for composting decompotition. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S70316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitorus, Briman
"Lempung serpih merupakan salah satu jenih tanah yang memiliki daya dukung buruk, sehingga mengakibatkan konstruksi yang dibangun diatasnya mudah rusak atau rubuh akibat dari proses kembang susut yang berulang setiap perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Sudah banyak dilakukan penelitian untuk memperbaiki sifat tanah lempung serpih dengan mencampur bahan kimia namun hal tersebut tidak ramah terhadap lingkungan sekitar. Bahan alam merupakan alternative yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini bahan stabilisasi ialah Pasir tras yaitu bahan alam yang bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan batu batako, industri semen dan campuran bahan bangunan. Ada 5 variasi persentase pasir tras yang ditinjau untuk mendapatkan persentase yang efektif. Persentase efektif ini akan digunakan sebagai campuran untuk melihat seberapa besar pengaruh pasir tras terhadap kekuatan tanah melalui pengujian CBR.

Clay Shale is one of the soil types that has low bearing capacity, so that the construction built on it easly collapsed or damaged by swelling and shrinkage processes every time dry season changes into rainy season also the opposite. Many researchs have been conducted to improve the properties of clay shale by mixing chemicals but it is not friendly to the environtment. Natural materials are environmentally friendly alternatives. In this research stabilization material is sand tras, which is natural material that can be ingredients of brick making, cement industry and a mixture of building materials. There are 5 variation in the percentage of sand trass covered for an effective percentage. This effective percentage will be used as an alloy to see how much sand tras affects the forces of the clay shale soil’s through the CBR test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Farlandi Astianto
"Seiring peningkatan kebutuhan infrastruktur yang maju disertai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, tidak dapat dihindari pembangunan konstruksi di atas lahan gambut. Penelitian ini bertujuan menganalisa nilai CBR dan nilai DCP tanah gambut daerah Kecamatan Kayu Agung, Sumatera Selatan pada kondisi unsoaked, terhadap penambahan mikroorganisme selulolitik potensial asli.
Pada penelitian ini dilakukan metode pencampuran secara konvensional dengan alat penyemprot dengan volume pencampuran (satuan liter) sebanyak 10% dari berat tanah (satuan kg). Setelah dilakukan fermentasi selama 30 dan 45 hari terjadi peningkatan nilai CBR unsoaked dan penurunan nilai DCP unsoaked dari kondisi asli namun perubahan yang terjadi tidak signifikan.

Along with the increase of advanced infrastructure needs and application of green science and technology, constructions on peatland is undeniable. This research aims to increase CBR value and to decrease DCP value for improving support capability of peat soil. Addition of potential cellulolytic potential microorganisms is a kind of natural solution for faster improvement on mechanical property of peat soil.
In this research, the mixing is conventionally by using sprayer with microorganisms volume as much as 10% of soil mass (in litre unit). After fermentation of 30 and 45 days, it shows increase of CBR value and decrease of DCP value from its initial condition yet the results obtained is still in bad condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditiya Putra Karisma
"Indonesia memiliki lahan gambut yang sangat besar. Menurut Soekardi dan Hidayat (1988) lahan gambut di Indonesia diperkirakan seluas 18,4 juta hektar. Sifat daya dukung tanah gambut sangat rendah sehingga potensi ketidakmanfaatan tanah gambut untuk kemampuan menahan beban yang lebih besar. Oleh sebab itu dilakukan upaya untuk mestabilkannya. Telah banyak upaya untuk menstabilkan tanah dengan menambahkan campuran oleh peneliti-peneliti sebelumnya yaitu dengan dengan semen dan aspal. Bahan stabilisasi yang diberikan adalah campuran kimia sehingga akan merusak lingkungan baik dalam skala besar ataupun kecil. Pada penelitian dilakukan pencampuran dengan pupuk urea (EM4) dengan upaya lebih ramah lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan penelitian sebelumnya (Siti Muslikah, 2011) yang telah melakukan upaya stabilisasi dengan mikroorganisme asli, EM4, dan p2000z tetapi hanya sebatas pada parameter konsolidasi. Sehingga pada penelitian ini akan dilihat perubahan pada parameter CBR dan triaksial CU tetapi hanya dengan campuran urea (EM4).
Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh pada parameter properti fisik (specific gravity dan atterberg limit) dan properti mekanik (compaction, CBR, dan triaksial CU) sebelum diberikan tambahan mikroorganisme dan setelah dilakukan penambahan dengan campuran 20% urea (EM4) berdasarkan berat keringnya. Kadar 20% yang diambil berdasarkan berat kering tanah gambut tersebut, sehingga sebelum proses pencampuran dilakukan pencarian kadar air natural pada tanah gambut tersebut. Pencampuran pada kadar air natural ini dimaksudkan dikondisikan seperti sesuai kondisi lapangan. Kadar air natural pada penelitian ini adalah 220%. Setelah dilakukan pencampuran kemudian dilakukan pemeraman selama 1 bulan agar terjadi aktivitas mikroorganisme. Setelah 1 bulan dilakukan pengeringan udara agar kadar air pada tanah gambut tersebut sesuai dengan kondisi pengujian yang akan dilakukan. Kemudian untuk penelitian uji pemadatan dilakukan pada beberapa titik kadar air. Pada pengujian uji pemadatan standard proctor untuk tanah gambut asli dicari pada titik dengan kadar air dari range 40%, sampai 140%. Sedangkan untuk tanah gambut setelah dilakukan pencampuran urea (EM4) dilakukan pada titik kadar air 35% sampai 90%. Pengujian compaction ini dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum. Pengujian CBR soaked dan unsoaked untuk tanah gambut tanpa campuran dilakukan pada kadar air pada setiap uji pemadatan. Sedangkan untuk pengujian CBR tanah gambut setelah dilakukan pencampuran urea (EM4) hanya dilakukan pada kadar air optimum hasil dari pengujian uji pemadatan yaitu pada kadar air 68%. Kemudian pengujian selanjutnya adalah triaksial CU untuk mendapatkan parameter tahanan geser dan kohesi. Pengujian triaksial CU dilakukan pada 3 sampel setiap serinya dengan tegangan isotropis 100 kPa, 200 kPa, dan 300 kPa. Pengujian triaksial CU untuk tanah gambut asli dilakukan pada kadar air 77% yaitu kadar air optimum dari hasil peneltian uji pemadatan. Sedangkan untuk penelitian triaksial CU untuk tanah gambut setelah dilakukan pencampuran dilakukan pada kadar air optimum 66% dari hasil penelitian uji pemadatan. Kurva yang didapatkan dari pengujian triaksial CU ini memperlihatkan kurva overconsolidated karena sampel tanah gambut dilakukan pemadatan terlebih dahulu. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa telah terjadi perubahan properti fisik tetapi tidak signifikan, khsusunya bertambahnya jumlah total mikroorganisme akibat aktivitasnya dan jumlah kadar serat yang menurun karena seratnya telah termakan oleh aktivitas mikroorganisme, sedangkan untuk properti mekaniknya tidak terjadi perubahan.

Indonesia has great numbers of peatland. According to Soekardi and Hidayat (1988), peatland in Indonesia is estimated to be 18.4 million hectares. Its soil bearing capacity is so low that it is unable to bear massive loads; therefore, the stabilized activity is indispensable. There have been many attempts by previous researchers to stabilize the soil by adding a mixture of cement and asphalt. This stabilized materials are chemical agents that will harm environment either in large or small scale. To be more environmentally friendly, This study used urea fertilizer (EM4) as the mixture. It is an continued research of Muslikah (2011) in which she developed mixture of pristine microorganisms, EM4, and p2000z but limited to the consolidation parameter. Thus, this study focused alteration of the strength of peat soil on another parameters due to the addition of urea fertilizer (EM4) with CBR and triaxial CU test.
The purpose of this study is to investigate the differences of physical properties (specific gravity and atterberg limit) and mechanical properties (compaction, CBR, and triaxial CU) in two conditions: without and with additive mixture of 20% urea (EM4) based on dry weight). The concentration of 20% is based on the dry weight of peat; therefore, prior to mixing process, it is important to determine the natural water content of peat. Mixing in natural water content is intended to practice as similar as possible to its the actual field condition. The natural water content for peat in this study is 220%. Once mixing process finished, the curing was then performed for 1 month allow microorganisms activity. Thereafter, peat was dried to make water content in accordance with the condition of the test. Compaction test was then performed at some points of water content. Standard proctor compaction test was conducted at the range of moisture content of 40% to 140% for original peat soil, and 35% to 90% for urea (EM4) mixed-peat soil. The aim of this compaction test is to obtain optimum moisture content. Soaked and unsoaked CBR test for original peat soil was performed to each water content of compaction test; on the contrary, The CBR test for urea (EM4) mixed-peat soil was conducted only to the optimum moisture content, that is 68%. The subsequent test is CU triaxial test to obtain shear resistance and cohesion parameters. The CU triaxial test was performed on three samples of each series with isotropic stress of 100 kPa, 200 kPa and 300 kPa. This test was conducted at optimum moisture content from compaction test, that is 77% and 66% for original peat soil and urea (EM4) mixed-peat soil, respectively. The curve obtained from CU triaxial test shows an overconsolidated curves, as samples were compacted in the beginning of the test. This study found that there is alteration of physical properties though insignificant : the increasing number of microorganisms because of their activities and the decreasing amount of fiber content as was consumed by microorganisms. However, there is no change in mechanical properties.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42812
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Skripsi ini membahas korelasi antara nilai CBR dan DCP untuk jenis tanah gambut Berengbengkel, Palangkaraya. Uji CBR merupakan uji yang sudah sangat dikenal secara umum khusunya pada pembuatan jalan raya dan timbunan tanah. Namun, uji CBR ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk itu, digunakan DCP sebagai pengganti uji CBR. Penelitian yang pernah dilakukan, menghasilkan grafik korelasi nilai antara CBR dan DCP dengan perhitungan yang berbeda. Pada penelitian ini, akan dicari perhitungan korelasi nilai CBR dan DCP pada tanah gambut yang mendekati nilai CBR yang sebenarnya. Data didapatkan dengan pemadatan tanah, uji CBR laboratorium dan dilanjutkan dengan DCP yang keseluruhan kegiatannya berada di dalam laboratorium. Dari hasil analisa data, didapat perumusan nilai korelasi yang terjadi dalam fungsi logaritma. Dari perhitungan tersebut, diperoleh nilai CBR rata-rata dari tiap kadar air dengan nilai yang mendekati dengan kondisi sebenarnya.
This paper discuss about the correlation between the CBR and DCP value for peat soil that come from Berengbengkel, Palangkaraya. The CBR test is well known in road construction and for embankment of soil. But, the CBR test has some disadvantages. On the other hand, we can use DCP test than CBR. Research that has been done in the past, has produce correlation graphic between CBR and DCP value with various calculations. In this research, we will find the correlation of CBR and DCP value in peat soil that close to the real CBR value. Output data is made from compaction of the soil, CBR laboratory test, and then continued with DCP test. From the analysis of the data, we can get calculation of the correlation in the logarithmic function. From this calculation, we can get the CBR value of every water content which the value is almost the same with the real condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Setiya Raharja
"Gencarnya proses pemerataan pembangunan di Indonesia termasuk yang sedang dilaksanakan yaitu jalan Tol Trans Sumatera. Pembangunan ini akan melewati lahan gambut yang memiliki properti fisik serta daya dukung yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencampuran geopolimer terhadap perubahan daya dukung tanah gambut OKI, Sumatera Selatan. Digunakan kadar camuran 10% dari berat kering gambut dengan variasi waktu pemeraman 4jam, 5hari, dan 10hari. Terdapat 2 metode campuran, pertama X [(G+Fa)+larutan aktifator)] dan Y [(G+Fa)+geopolimer)]. Lama waktu pemeraman tidak mempengaruhi nilai CBR. Hasil pengujian menunjukkan adanya peningkatan nilai spesific grafity, kerapatan kering, dan nilai CBR serta penurunan presentase pengembangan. Hasil untuk sampel Y lebih baik daripada sampel X.

The rapid process of equitable development in Indonesia including those being implemented, namely the Trans Sumatra Toll road. This development will pass peatlands have physical properties as well as the low bearing capacity. This study aims to determine the effect of mixing geopolymer to changes in the bearing capacity of OKI peat soil, South Sumatera. Used levels of mixtures of 10% of the dry weight of peat with a variety of curing time 4 hours, 5days, and 10days. There are two methods of mixing, the first in called X [(G + Fa) + activator solution)] and Y [(G +Fa) + geopolymer)]. Long curing time does not affect the value of CBR. The test results showed an increase in the value of the specific gravity, dry density, and the value of CBR, and also decrease in the percentage of swelling. Results for sample Y is better than the sample X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Lesayuti
"Tanah ekspansif merupakan tanah dengan potensi kembang susut yang besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses stabilisasi guna memperbaiki sifat-sifat yang tidak menguntungkan. Dalam skripsi ini, stabilisasi dilakukan dengan menggunakan campuran semen-pasir dan kapur-pasir. Bahan stabilisasi semen, kapur, dan pasir merupakan material yang umum digunakan dalam stabilisasi tanah. Untuk menguji kekuatan tanah, dilakukan uji California Bearing Ratio (CBR) dan Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FTUI dengan menggunakan sampel tanah yang diperoleh dari Cikarang, Jawa Barat. Hasil data uji CBR dan DCP dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR-DCP dalam fungsi logaritma. Persamaan yang didapat kemudian dibandingkan dengan persamaan nilai korelasi CBR-DCP pada tanah lempung ekspansif yang tidak distabilisasi.

The expansive soil has potential for developing large shrinkage. Therefore, we need a process of stabilization in order to improve its properties that are not profitable. In this paper, the stabilization is done by using a mixture of cement 'sand and lime' sand. Stabilization material of cement, lime, and sand are material that commonly used in soil stabilization. California Bearing Ratio (CBR) and Dynamic Cone Penetrometer (DCP) test was conducted to observe the soil strength.
Research was conducted at the Laboratory of Soil Mechanics FTUI by using soil samples that taken from Cikarang, West Java. From the result of CBR and DCP test, we can get the equation of the correlation in the logarithmic function. The equation obtained is compared with the correlation equation CBR - DCP on expansive soil that is not stabilized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pudia Prisandhy
"Berdasarkan perilakunya, tanah lempung Cikarang memiliki potensi kembang susut yang tinggi. Untuk mengetahui kekuatan tanah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai uji, salah satunya adalah uji California Bearing Ratio (CBR). Sebagai alternatif cara untuk memperoleh data kekuatan tanah, digunakan uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Uji ini relatif murah, akurat dan cepat serta dapat dikorelasikan dengan nilai CBR.
Penelitian ini dilakukan pada sampel tanah dengan kondisi unsoaked dan soaked. Pemadatan dilakukan dengan cara standard dan modified proctor. Hasil uji CBR dan DCP pada sampel tanah dikorelasikan sehingga didapat persamaan nilai korelasi CBR - DCP. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu.

Based on its behavior, Cikarang clay soil has a swelling and shrinking potential in a large number. There are so many test to know the resistance of the soil. One of the test is California Bearing Ratio (CBR). As an alternative way to get the resistance of the soil, Dynamic Cone Penetrometer (DCP) can be used. This test is relatively inexpensive, accurate, fast and can be correlated with the CBR value.
This research is implemented on soil samples in unsoaked and soaked condition. For the compaction this research uses standard and modified proctor. The results of CBR and DCP test on soil samples will be correlated, so that the correlation values of CBR and DCP can be obtained. Then the correlation is compared with the previous research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50700
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagaskara Kusuma
"Skripsi ini merupakan studi terhadap kuat daya dukung tanah dengan menggunakan kaolin sebagai bahan campuran terhadap tanah merah. Pengaruh penambahan bubuk kaolin mesh 325 pada tanah merah depok dapat memodifikasi nilai CBR. Dengan pengujian pemadatan proktor yang dimodifikasi diketahui perubahan tingkat kepadatan dengan penambahan kaolin membuat nilai CBR naik secara proporsional hingga kadar tertentu. Hubungan uji CBR yang umum dipakai sebagai parameter prediksi kekuatan tanah, dengan uji DCP yang menghasilkan profilisasi tanah terhadap ketahanan penetrasi dapat dibandingkan langsung melalui korelasi rumusan empiris dalam fungsi logaritma. Dimana dalam penelitian ini didapatkan nilai korelasi dengan dua kondisi yaitu unsoaked dan soaked.

This paper is study about soil bearing capacity by using kaolin as an ingredient mixture of red soil. Effect of the addition of 325 mesh powdered kaolin on depok red soil can modify the value of CBR. By testing with modified proctor compaction known changes in the level density with the addition of kaolin to make CBR value increased proportionally to certain degree. CBR test relationship which is commonly used as parameter with predictive parameter soil strength, with the DCP test that produces soil profiling for penetration resistance can be compared directly through the formulation of empirical correlations in the logarithm function. In this study will be gained the correlation value with two conditions, unsoaked and soaked."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50573
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>