Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Bestari
"Resiko penularan HIV dari Ibu ke bayi dinegara berkembang meningkat cepatdisebabkan oleh minimnya akses intervensi. Di Indonesia sendiri kasus HIV semakinmeningkat ditiap tahunnya dan kasus HIV banyak terjadi di usia produktif dimana padausia ini banyak terdapat ibu hamil yang sangat rentan untuk dapat menularkan HIVkepada bayinya. Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang sangat dekatdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia , sehingga merupakan daerah yangsangat rentan untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Oleh sebab itu, perlu dilakukanupaya untuk pencegahan penyebaran penularan HIV/AIDS lebih luas terutama pada ibuhamil melalui program Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak PPIA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam pencegahanpenularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA di Kota Tanjungpinang. Desain penelitianadalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan ibu hamilyang datang ke puskesmas berjumlah 130 responden. Variable yang diteliti yaitu umur,tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dukunganpetugas kesehatan, dukungan suami dan keterpaparan informasi. Variabel tersebutdiukur dengan menggunakan kuisioner yang diolah hingga multivariat denganmenggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa ratarataibu yang berkunjung ke puskesmas mempunyai perilaku buruk sebesar 56,2.
Hasil uji chi-square didapatkan hasil bahwa yang berhubungan dengan perilaku ibuhamil dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA yaitu sikap ibu,keterpaparan informasi kesehatan dan dukungan petugas kesehatan. Variabel yangpaling dominan mempengaruhi perilaku ibu adalah dukungan dari tenaga kesehatandengan nilai OR= 6,420 yang artinya Ibu yang mendapat dukungan dari petugaskesehatan akan berperilaku baik 6,240 kali lebih besar dibandingkan Ibu hamil yangtidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan, setelah dikontrol oleh variablependidikan, sikap dan keterpaparan informasi. Direkomendasikan kepada DinasKesehatan dan Puskesmas agar dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan tentangHIV/AIDS dan meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi KIE serta konselingtentang HIV/AIDS kepada ibu hamil agar ibu hamil mau melakukan pemeriksaan HIVselama kehamilan.

The risk of HIV transmission from mother to baby in developing countries is increasingrapidly due to lack of access to intervention. In Indonesia, HIV cases are increasingevery year and HIV cases occur in productive age which many pregnant women rsquo s veryvulnerable to be able transmitting HIV to their babies. Riau Islands province is aprovince that very close to neighboring countries Singapore and Malaysia , so it is avery vulnerable area for the occurrence of HIV AIDS transmission. Therefore, effortsshould be made to prevent HIV AIDS spread more widely, especially for pregnantwomen through the program Prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA.
This study aims to determine the behaviour of pregnant women in prevention ofHIV transmission from mother to child PPIA in Tanjungpinang City. This studydesign is cross sectional with quantitative approach. Samples are pregnant women whocame to the health centers amounted to 130 respondents. The variables studied wereage, education level, marital status, occupation, knowledge, attitude, health officersupport, husband support and information exposure. The variables were measured usinga multivariate treated questionnaire using multiple logistic regression tests. The result ofunivariate analysis showed 56,2 average of mothers who visited Primary HealthCentre had bad behaviour.
The result of chi square test showed that related to pregnantwoman rsquo s behaviour in prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA ismother attitude, health information exposure and health officer support. The mostdominant variable that influence mother behaviour is support from health manpowerwith OR 6,420 which means that mother who get support from health officer willbehave better 6,240 times bigger than mother who do not get support from healthworker, after controlled by education variable, attitude and information exposure. It isrecommended for Health Department and Primary Health Centre to improve healthpromotion efforts on HIV AIDS and improve communication, information, andeducation IEC and HIV AIDS counseling to pregnant women so then that pregnantwomen are willing to perform HIV test during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Marini
"Laporan Epidemi AIDS Global UNAIDS 2012 menunjukkan bahwa terdapat34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50 diantaranya adalahperempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Estimasi dan ProyeksiHIV AIDS tahun 2012 menyatakan ODHA dari populasi kunci tertinggi yaituperempuan risiko rendah, yang bisa saja mengakses layanan kesehatan danberinteraksi dengan bidan di layanan kesehatan. Bidan beresiko tinggi tertular HIVsaat menolong persalinan, kewaspadaan universal diterapkan dengan menganggapbahwa setiap darah dan cairan tubuh yang berasal dari pasien berpotensialmenularkan infeksi terlepas dari mereka HIV atau tidak, hal ini dilakukan untukmelindungi pasien, bidan, keluarga dan orang lain dari risiko paparan darah dancairan tubuh yang mungkin terinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan infeksi dan PPIA di KabupatenLebak Tahun 2017.Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan cross secsional. Jumlahsampel penelitian adalah 159 responden. Pengambilan sampel dengan stratifiedproposional random sampling yang dilakukan pada 30 Puskesmas. Hasil penelitianmenunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan p=0,016 ,Ketersediaan alat pelindung diri p=0,007 , pengawasan p=0,006 dan dukunganrekan kerjaa p=0,021 dengan perilaku pencegahan infeksi dan PPIA.Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan memberikan pelatihankepada seluruh tenaga kesehatan bidan serta dilakukan secara berkesinambunganuntuk meningkatkan pengetahuan. Mengadakan pelatihan tentang program PPIA agarpelaksanaan pelayanan sesuai dengan pedoman PPIA nasional.

The UNAIDS Global AIDS Epidemic Report 2012 shows that there are 34million people with HIV in worldwide. As many as 50 of them are women and 2.1million children aged less than 15 years. HIV AIDS Estimates and Projection in 2012declare people with HIV AIDS from the highest key population of low risk women,who may access health services and interact with midwives in health services.Midwives are at high risk of contracting HIV while assisting in childbirth, universalprecautions are applied by assuming that any blood and body fluids originating frompatients potentially transmit infections regardless of whether they are HIV or not, thisis done to protect patients, midwives, families and others from exposure risk Bloodand body fluids that may be infected with HIV. This study aims to determineknowledge and attitude of midwives with infections preventions behavior and PPIAin Kabupaten Lebak.The research method used is cross sectional design. The number of researchsamples is 159 respondents. Sampling with stratified proportional random samplingconducted at 30 health care. The results showed a significant correlation betweenknowledge p 0.016 , availability of personal protective equipment p 0.007 ,supervision p 0.006 and peer support p 0.021 with infection preventionbehavior and PPIA.Based on the result of this research, it is suggested to give training to allmidwife health worker and to be done continuously to increase knowledge.Conducting training on PPIA programs so that service delivery is in line with nationalPPIA guidelines. Evaluation on the procurement of facilities and equipment in villagemidwives to support good infection prevention behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Ajeng Novita
"Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk memberantas HIV yang saat ini menjadi beban kesehatan di Indonesia bahkan di dunia. Salah satu bentuk nyata dari
komitmen tersebut ialah dengan dirancangnya Permenkes nomor 52 tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu
ke Anak. Program yang telah berjalan ialah Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Pada tahun 2018-2019 merupakan tahap akses terbuka dengan target capaian kegiatan 60% ibu hamil diperiksa HIV. Kota Bandar Lampung hanya memiliki satu layanan PPIA di RSUD Abdul Moeloek, dimana RSUD tersebut merupakan RS rujukan Provinsi Lampung, maka dari itu perlu untuk dilakukan evaluasi terkait layanan PPIA di Kota Bandar Lampung untuk melihat capaian layanan PPIA di Kota Bandar Lampung. Evaluasi yang peneliti lakukan menggunakan desain penelitian kualitatif
dengan pendekatan sistem. Pengambilan data dilakukan di dinkes dan faskes yang menyelenggarakan layanan PPIA di Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinkes Kota Bandar Lampung telah melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi terkait layanan PPIA, tetapi dalam pelaksanaannya belum maksimal dan terdapat perbedaan
capaian indikator yang tercatat manual di dinas kesehatan Kota Bandar Lampung dan di web SIHA.

The Government of the Republic of Indonesia has committed to eliminating HIV, which is currently a health problem in Indonesia, even in the world. One concrete form of this commitment is the drafting of the Regulation of the Minister of Health Number 52 Year 2017 concerning the Elimination of Mother-to-Child Transmission of Human
Immunodeficiency Virus, Syphilis, and Hepatitis B. The program that has been running is the Prevention of Mother-to-Child Transmission of HIV (PPIA) program. The 2018-
2019 period became an open access stage in which 60% of pregnant women being tested for HIV became the targeted achievement. Bandar Lampung has only one PPIA service in the Abdul Moeloek Hospital, which is the Lampung Province referral hospital. Therefore, it is necessary to conduct an evaluation regarding PPIA services in Bandar Lampung to see the PPIA service achievements in the city. This evaluation was a qualitative research design with a system approach. Data collection was carried out at the DHO and health facilities that held PPIA services in Bandar Lampung. The results showed that Public Health Office of Bandar Lampung had carried out activities ranging from planning, organizing, implementing, monitoring and evaluating related PPIA services, but it was not optimal in terms of execution and there were differences in the
manually-recorded achievement indicators between Public Health Office of Bandar Lampung and SIHA website.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Miranti Puspitasari
"Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak PPIA pada ibu hamil merupakankegiatan essensial pada layanan antenatal, dengan integrasi akan lebih efektif untukmeningkatkan jangkauan ibu hamil melakukan skrining HIV yang bertujuan mencegahpenularan secara vertikal dari ibu ke anak. Analisis Implementasi integrasi ditujukanuntuk melihat pelaksanaan skrining HIV pada ibu hamil yang terintegrasi dalamlayanan antenatal terpadu di Kota Depok Tahun 2017. Metode pada penelitian iniadalah kualitatif dengan teknik pengambilan data WM, FGD dan telaah dokumendilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi,sikap pelaksana, struktur birokrasi danlingkungan sosial.
Hasil dari penelitian didapatkan aspek komunikasi dalam bentuksosialisasi mengenai program dan pedoman pelaksanaan belum optimal dijalankan halini berpengaruh kepada aspek lainnya yaitu ketersediaan sumber daya baik fasilitas,dana maupun SDM masih terbatas dan berfokus pada layanan di Puskesmas, strukturbirokrasi berupa SOP dan fragmentasi koordinasi antar bidang yang terlibat belumterintegrasi, lingkungan sosial berupa dukungan masyarakat, dukungan layanankesehatan swasta yang belum optimal dan adanya stigma negatif mempengaruhiimplementasi integrasi PPIA ke layanan antenatal. Disisi lain disposisi berupa sikappelaksana dan sumber daya berupa kewenangan sudah sesuai dengan pedoman.Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi integrasi layanan PPIA ke layananantenatal belum optimal hal ini didukung konseling pra-tes dan pasca tes belum efektif,cakupan skrining HIV bumil masih rendah, mekanisme rujukan yang belum berjalandengan baik dan proses pencatatan dan pelaporan serta monitoring evaluasi yangbelum terintegrasi.
Direkomendasikan melakukan koordinasi efektif agar dapatmelakukan pemetaan tentang apa yang sudah dilakukan sehingga akan dapat dibuatroad map perencanaan dan regulasi agar proses komunikasi kepada semua pelaksanadan advokasi kepada stake holder dilakukan dengan efektif yang akan berpengaruhkepada ketersediaan sumber daya, disposisi, pembentukan struktur birokrasi danlingkungan sosial yang mendukung implementasi kebijakan.

Prevention of mother to child HIV transmission PMCT in pregnant women isan essential activity in antenatal care, so that the existence of integration would be moreeffective to increase coverage of pregnant women do HIV screening aimed atpreventing the transmission vertically from mother to child. In areas with concentratedHIV epidemic status and expanded, mandatory HIV tests and counseling is offered andbecame part of antenatal care and laboratory examination time labor for all pregnantwomen. The analysis of integrated implementation is aimed at seeing theimplementation of HIV screening of pregnant women that is integrated with antenatalcare in Depok city ,2017. Method in this research is qualitative data develop techniqueswith WM, FGD and review the document by using the views of communication, resources, disposition of the attitude of the implementor, the bureaucratic structure andthe social environment.
Result of the research, communication aspects of the obtainedin the form of socialization about the program and implementation of the guidelineshave not been optimally run. It is influential to other aspects, such availability of goodfacility resources, funds or human resources is still limited and focuses on public healthcentre, bureaucratic structure in form of SOP and coordination field fragmentationinvolved has not yet been integrated, the social environment in the form of communitysupport, private health service support that is not optimal and the existence of negativestigma affect the implementation of the integration of the PMTCT to antenatal care. Disposition be implementor attitude and resources in the form of authority is incompliance with the guidelines but is not supported by the availability of resourcesraises the indifference of the executor. The conclusions obtained that theimplementation of the Integration PMTCT to antenatal care has not been optimal.
Recommended effective coordination in order to do perform the mapping of what isalready done so will can be made road map planning and regulation in order to makethe communication process to managing and advocating to all stake holders is doneeffectively that will affect the availability of resources, establishment of a bureaucraticstructure, disposition and social environment which supports the implementation of thepolicy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nastiti Kusumawardani
"Kejadian HIV yang terjadi pada seorang anak karena anak tersebut ditularkan oleh ibunya pada saat proses kehamilan, persalinan atau menyusui. Penularan HIV tertinggi pada saat proses persalinan. Penularan HIV terendah pada saat proses pemberian ASI eksklusif. PPIA atau Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak merupakan intervensi pada ibu hamil dengan cara melakukan pemeriksaan HIV dan pemberian ARV pada ibu hamil dengan HIV. Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari implementasi layanan PPIA di Provinsi DKI Jakarta, dengan wawancara mendalam kepada pemegang program di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta selatan, dan analisis data dari sistem pelaporan data HIV-AIDS SIHA pada tahun 2014-2016.
Hasil yang didapatkan bahwa subjek yang mengikuti layanan PPIA di DKI Jakarta terbanyak pada usia reproduktif 20 - 49 tahun dan terdapat pada kelompok pasangan risiko tinggi. Selain itu, ada kecenderungan penurunan kegiatan layanan PPIA di DKI Jakarta pada tahun 2014 - 2016. Kurangnya dan adanya keterlambatan dalam pelaporan merupakan masalah dalam SIHA. Oleh sebab itu, dibutuhkannya pengembangan terhadap Program PPIA dan memperkuat SIHA, dengan meningkatkan pelatihan untuk petugas kesehatan disemua fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan antenatal dan mempromosikan sistem pelaporan wajib SIHA dengan sistem pelaporan yang lebih lengkap dan akurat.

Infant with HIV are transmitted from mother with HIV during pregnancy, delivery or breastfeeding period. Most of HIV tranmission could happened during delivery process. The lowest risk of HIV transmission among mother who practice exclusive breastfeeding. PMTCT or prevention of mother to child transmission is interventions by reaching pregnant women, by HIV screaning and providing ARV among mother with HIV. The objective of my paper is to study the barriers of PMTCT implementation in DKI Jakarta provinc, by using depth interview with program amangers at DKI Jakarta Provincial Health Office, West Jakarta, East Jakarta and South Jakarta districs, and analyzing the data from HIV AIDS Reporting System SIHA at period 2014 2016.
The results showed that subjects who followed PMTCT services in DKI Jakarta at most at reproductive age 20 49 years and risk group of high risk couple. In addition there is a declining trend in PMTCT services activities in Jakarta in 2014 2016. In addition, there is a decreasing in PMTCT services in DKI Jakarta in 2014 2016. Under reporting and delayed of reporting are the problem in SIHA. Need improving of PMTCT Program ans strengthening the SIHA, by increasing capacity training for health workers in all health facilities that provide antenatal services on the PMTCT and promoting mandatory reporting system SIHA with the complete and accurate of reporting systems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masyrifah Susiyanti
"ABSTRAK
Nama : Masyrifah SusiyantiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : ANALISIS IMPLEMENTASI SKRINING HIV/AIDS PADA IBUHAMIL DI WILAYAH KERJA 13 PUSKESMAS DI KOTACIMAHI TAHUN 2018 Pembimbing : dr. Mieke Savitri, M.KesBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang Standar PelayananMinimal disebutkan bahwa setiap orang beresiko terinfeksi HIV ibu hamil,TB, IMSdll mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar. Rencana aksi nasional programPPIA 2013-2017, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan merencanakan agar padatahun 2017 100 puskesmas diseluruh Indonesia bisa melaksanakan program PPIAprong 1 dan prong 2 sedangkan prong 3 dan prong 4 dikembangkan di puskesmasdengan sarana dan prasarana khusus, yang dilengkapi jejaring ke semua puskesmasdalam wilayah kabupaten/kota yang berkaitan. Skrining HIV pada ibu hamil merupakanupaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi. Cakupan pelayanan skrining HIVpada ibu hamil di Kota Cimahi tahun 2016 masih rendah yaitu sebesar 12,54 daritarget 100 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggali lebih dalamhambatan dan kendala mengenai program PPIA khususnya skrining HIV ibu hamil diDinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan di 13 Puskesmasdan Dinas Kesehatan di Kota Cimahi dengan menggunakan pendekatan kualitatif danpengumpulan data dilaksanakan dengan cara Focus Group Disccusion FGD danwawancara mendalam dengan merekam suara informan menggunakan alat perekamsuara. Informan terdiri dari 13 Bidan Pengelola KIA Puskesmas, 3 ibu hamil, 4 KepalaPuskesmas, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Cimahi dan Kepala DinasKesehatan Kota Cimahi. Penelitian ini menunjukan hambatan dan kendala implementasiskiring HIV pada ibu hamil dikarenakan belum semua fasilitas kesehatan memberikanlayanan skrining HIV, kurangnya SDM terutama petugas laboratorium, Belum ada SOPdan alur pelayanan PPIA, Bidan Praktek Mandiri BPM belum semua melaksanakanskrining HIV pada ibu hamil, media informasi khusus Skrining HIV bumil belum ada.Dinas Kesehatan Kota Cimahi diharapkan dapat meningkatkan sosialisasi dankoordinasi dengan rumah sakit, lintas sektor dan IBI tentang skrining HIV ibu hamil,meningkatkan pelatihan program PPIA dan melakukan monitoring dan evaluasiKata kunci : Ibu Hamil, implementasi, kualitatif, skrining HIV,

ABSTRACT
Name Masyrifah SusiyantiStudy Program Public Health SciencesTitle ANALYSIS IMPLEMENTATION SCRINING HIV AIDS INPREGNANT WOMEN IN CIMAHI CITY IN 2018 Counselor dr. Mieke Savitri, M.KesBased on Minister of Health Regulation No. 43 of 2016 on Minimum Service Standardsit is mentioned that everyone at risk of HIV infection pregnant women, tuberculosis,STIs etc. gets standard HIV testing. The national action plan of PPIA 2013 2017program, the government through the Ministry of Health plans that by 2017 100 ofpuskesmas throughout Indonesia can implement the prong 1 and prong 2 PPIAprograms while prong 3 and prong 4 are developed at puskesmas with special facilitiesand infrastructure, to all puskesmas within the relevant district municipality. HIVscreening of pregnant women is an effort to prevent mother to child transmission ofHIV The coverage of HIV screening services in pregnant women in Kota Cimahi is stilllow at 12.54 of the target of 100 . This study aims to find out and explore deeperobstacles and obstacles regarding the PPIA program, especially HIV screening ofpregnant women in the City Health Office Cimahi 2018. This research dilaksanakan di13 Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kota Cimahi dengan uses qualitative approachand data collection is done by Focus Group Disccusion FGD and in depth interviewby recording informant voice using voice recorder. The informants consisted of 13midwives of KIA Puskesmas management, 3 pregnant women, 4 Head of Puskesmas,Head of P2P Department of Health City of Cimahi and Head of Cimahi City HealthOffice. This study shows obstacles and obstacles to HIV skill implementation inpregnant women because not all health facilities provide HIV screening services, lack ofhuman resources, especially laboratory staff, No SOP and service flow of PPIA, BidanPraktek Mandiri BPM has not all conducted HIV screening in pregnant women ,special information media HIV HIV Screening does not exist yet. Cimahi City HealthOffice is expected to improve socialization and coordination with hospitals, crosssectorsand IBI on HIV screening of pregnant women, improve training of PPIAprogram and conduct monitoring and evaluation.Keywords Qualitative, implementation, HIV screening, pregnant women"
2018
T51532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulidar
"Latar Belakang: Program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) atau Prevention of Mother Child Transmission (PMTCT) telah terbukti sebagai intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak, meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu. Untuk mencapai kesehatan ibu yang baik diperlukan kontinuitas dalam menjalankan PPIA. Retention in care telah terbukti penting untuk mencapai keberhasilan pengobatan HIV.
Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan retention in care satu tahun pasca persalinan pada pasien yang menjalani PPIA di UPT HIV RSCM.
Metode: Studi kohort retrospektif dilakukan pada 253 pasien HIV pasca persalinan yang mendapat PPIA dan berobat jalan di UPT HIV RSCM dalam kurun waktu Januari 2004 sampai Mei 2014. Penilaian retention in care satu tahun pasca PPIA dilakukan dengan melihat rekam medik. Data yang dikumpulkan berupa usia, kadar CD4 awal, toksisitas obat, pasien pengguna napza suntik [penasun/injecting drug user/(IDU)], lama mendapat ARV sebelum melahirkan, memiliki anak dengan status HIV positif, memiliki pasangan dengan status HIV positif, jarak rumah pasien ke RSCM, dan indikasi ARV. Dilakukan analisis bivariat dengan uji Chi Square dan Mann Whitney serta analisa multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 253 subjek diikutsertakan pada penelitian ini. Angka retention in care satu tahun pasca persalinan sebesar 55,3%. Analisis multivariat didapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan retention in care satu tahun pasca persalinan dengan kekuatan hubungan dari yang paling besar adalah indikasi ARV untuk terapi (OR= 3,812[IK 95%:1,825-7,966]), bukan penasun (OR=3,055 [IK 95%:1,382-6,752]), lama mendapat ARV sebelum melahirkan >6 bulan (OR= 2,657[IK 95%:1,328-5,316]), dan kadar CD4 awal <200 (OR= 2,033 [IK 95%:1,061-3,894]).
Simpulan: Faktor yang berhubungan retention in care satu tahun pasca persalinan adalah indikasi ARV untuk terapi, lama mendapat ARV sebelum melahirkan > 6 bulan, bukan penasun, dan kadar CD4 < 200 /mm3.

Background: Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT) has been proven to prevent maternal to child HIV transmission effectively, increase maternal health quality and decrease maternal mortality. Continuity in implementing PMTCT, in this case antiretroviral treatment, is important to improve maternal health. Retention in care is proven to be important for the successfulness of HIV treatment.
Aim : This research was intended to analyze factors that associated with one year after delivery retention in care in patient underwent PMTCT in integrated HIV Clinic RSCM.
Methods:This study was a retrospective cohort study among 253 post partum HIV patients who were given ARV for PMTCT in integrated HIV Clinic RSCM during January 2004 until May 2014. Evaluation on one year retention in care after PMTCT was performed by observing medical records of the patient. The collected data were factors thought to influence year after delivery retention in care which were age of the patient, level of initial CD4, ARV toxicity, injecting drug user, duration of ARV before delivery, having child with positive HIV status, having spouse with positive HIV status, distance from the residence to the hospital, and indication of ARV initiation. Bivariate analysis was performed by Chi Square and Mann Whitney test. Factors associated with retention in care were assessed using logistic regression.
Results: 253 subjects met the inclusion criteria.One year after delivery retention in care rate was 55,3%. Multivariate analysis found that factors significantly associated with one year retention in care were indication of ARV initiation for therapy (OR =3,812 [95% CI: 1,825-7,966]), non-IDU patients (OR=3,055 [95% CI: 1,382-6,752]),duration of ARV before delivery for more than 6 months (OR = 2,657 [95% CI: 1,328-5,316]), and level of initial CD4 more than 200/mm3 (OR = 2,033 [95% CI: 1,061-3,894]).
Conclusion: Factors significantly associated with one year after delivery retention in care were indication of ARV initiation for therapy, non-IDU patients,duration of ARV before delivery for more than 6 months, and level of initial CD4 more than 200/mm3."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Maratul Udzma
"Penyebab bayi dengan HIV sebagian besar terjadi karena penularan dari ibunya. Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama proses kehamilan, persalinan atau saat menyusui. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) merupakan intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak (PPIA) di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara dan telaahan dokumen. Hasil dari penelitian ini yaitu perlu adanya komitmen dalam menanggulangi masalah HIV dalam pelaksanaan program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak dengan meningkatkan sosialisasi kepada sasaran program yakni ibu hamil, pelatihan untuk SDM pelaksana program, peningkatan kualitas kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, pengintegrasian pencatatan dan pelaporan serta penjadwalan monitoring dan evalusi yang lebih jelas. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu komunikasi, dana, standar operasional prosedur, sumber daya manusia, dan fasilitas mempengaruhi pelaksanaan proses pelayanan PPIA yang meliputi kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, skrining HIV pada Ibu hamil, mekanisme rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta kegiatan monitoring dan evaluasi. Seluruh proses tersebut memberikan pengaruh terhadap ketercapaian cakupan tes HIV kepada semua Ibu hamil.

The cause of babies with HIV is mostly due to transmission from their mother. Pregnant women with HIV can pass the virus to their babies during pregnancy, childbirth or while breastfeeding. Prevention of mother-to-child transmission of HIV (PMTCT) is a very effective intervention to prevent such transmission. This study aims to understand the implementation of the prevention program of mother-to-child transmission (PMTCT) of HIV in Puskesmas Cempaka Putih and Puskesmas Johar Baru Central Jakarta 2020. This study uses a qualitative approach by interviewing and reviewing documents. The results of this study are that there needs to be a commitment to tackling the problem of HIV in the implementation of prevention programs for HIV transmission from mother to child by increasing socialization to program targets, namely pregnant women, training for program implementing human resources, improving the quality of pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, the integration of recording and reporting as well as a clearer scheduling of monitoring and evaluation. The conclusion of this study is that communication, funds, standard operating procedures, human resources, and facilities affect the implementation of the PMTCT service process which includes pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, HIV screening for pregnant women, referral mechanisms, recording and reporting, as well as monitoring and evaluation activities. The entire process has an impact on the achievement of HIV testing coverage for all pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"MPHPPIA merupakan bagian dari rangkaian upaya pengendalian HIV dan AIDS. Tujuan utamanya adalah agar bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HIV terbebaskan dari HIV, serta ibu dan bayi tetap hidup dan sehat. Saat ini dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal SPM bidang kesehatan bagi Kabupaten/Kota secara eksplisit menyebutkan bahwa setiap orangberisiko terinfeksi HIV ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, penggunanapza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar dengan target capaian 100. Target ini cukup berat bila melihat data capaian PPIA selama ini yang masih sangat rendah. Data rutin Dinas Kesehatan KotaTangerang tahun 2017, cakupan kunjungan pertama kali ibu hamil ke tenaga kesehatan Kota Tangerang sudah mencapai 100 akan tetapi jumlah ibu hamil yang dites HIV baru berjumlah 4.230 orang atau hanya 10 SIHA, 2017. Untuk itu peneliti melakukanan alisis pelaksanaan kebijakan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak PPIA untuk mendapatkan informasi mendalam bagaimana pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan FGD. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Telaah terhadap dokumen yang dihasilkan, serta studi literatur dilakukan sebagai pembanding terhadap informasi yang telah di dapatkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017 masih belum sesuai dengan kebijakan dalam Pedoman Manajemen Program PPIA dan Pedoman Pelaksanaan PPIA, sehingga output belum menggambarkan implementasi PPIA secara menyeluruh. Faktor komunikasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap implementasi, khususnya komunikasi dengan klinik, rumah sakit swasta dan bidan praktik mandiri. Faktor sumberdaya khususnya fasilitas, perlu dipertimbangan untuk distribusi reagensia dan RDT tidak hanya di puskesmas tetapi juga kepada fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta. Faktor disposisi khususnya komitmen agar RS Kota Tangerang mampu menjadi RS rujukan PPIA. Faktor struktur birokrasi perlunya dibentuk tim lintas program/lintas sektor dalam pelayanan PPIA yang bergabung dalam topik HIV, serta penguatan pencatatan dan pelaporan bidan praktik mandiri terkait indikator ibu hamil yang dites HIV dan ibu hamil positif HIV. Kondisi sosial ekonomi mendukung pelayanan PPIA dengan adanya program jaminan kesehatan gratis melalui Universal Health Coverage UHC bagi semua warga Kota Tangerang. Akan tetapi masih ada stigma dan diskriminasi yang dapat menghambat ibu hamil untuk dites HIV.

MPHPMTCT is part of a series of HIV and AIDS control efforts. The ultimate goal is that infants born to mothers with HIV are released from HIV, and mothers and infants remain alive and well. Currently with the Regulation of the Minister of Health No. 43 of 2016 on Minimum Service Standards MSP of the health sector for the District City explicitly states that everyone is at risk of HIV infection pregnant women, TB patients, STI patients, transgender, drug users, and prisoners get standard HIV testing with 100 achievement targets. This target is quite heavy when looking at data PMTCT achievement during this time is still very low. Regular data of Tangerang City Health Office in 2017, coverage of first antenatal visit to health worker of Tangerang City has reached 100 but the number of pregnant women tested by HIV is only 4,230 people or only 10 SIHA,2017. Therefore, the researcher conducted analysis of policy implementation of Prevention of Mother to Child of HIV Transmission PMTCT to get in depth information how the implementation of PMTCT policy in Tangerang City 2017. This research is aqualitative research with data collection technique in depth interview and focus group discussion. Triangulation of sources is done by comparing data obtained from oneinformant with another informant. The study of the documents produced, as well as the literature study done as a comparison to the information that has been obtained.
The results showed that the implementation of PMTCT policy in Tangerang City in 2017 still not in accordance with the policy in PMTCT Program Management Guidelines and Implementation Guidelines of PMTCT, so that the output has not depicted the implementation of PMTCT as a whole. Communication factors are factors that affect implementation, especially communication with clinics, private hospitals and independent midwives. Resource factors, especially facilities, need to be considered forthe distribution of reagents and RDT not only in puskesmas but also to private health care facilities. Disposition factors, especially the commitment to Tangerang City Hospital is able to become a reference hospital PPIA. Bureaucratic structural factors need to be established cross program cross sectoral teams in PPIA services joining HIV topics, aswell as strengthening the recording and reporting of independent midwives on indicators of pregnant women tested for HIV and HIV positive pregnant women. Socio economic conditions support PMTCT services with a free health insurance program through Universal Health Coverage UHC for all citizens of Tangerang City. However, there arestill stigma and discrimination that can prevent pregnant women from testing HIV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Widya Waty Iqbal
"Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada lelaki seks lelaki LSL . Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang melibatkan 111 responden yang dipilih menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner HIV-KQ-18 dan Safer Sex Behaviour Questionnaire SSBQ . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS r = 0.202, p-value = 0.034 pada kelompok LSL di Kota Depok. Hasil penelitian ini menyarankan agar tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan kontribusi berupa edukasi tindakan pencegahan penularan HIV/AIDS pada LSL dengan berkolaborasi bersama pihak lembaga swadaya masyarakat LSM dan sekolah menegah sebagai pendukung dalam pemberian pendidikan seks.

Knowledge is one of the important factors that influence the preventive behavior of HIV AIDS transmission. This study aimed to analyze the correlation between knowledge level and preventive behavior of HIV AIDS among men who have sex with men MSM . The research design used cross sectional, involved 111 respondents whom selected by purposive sampling. The instrument used the HIV KQ 18 questionnaire and the Safer Sex Behavior Questionnaire SSBQ . The result showed that there was a significant correlation between the level of knowledge with the preventive behavior of HIV AIDS r 0.202, p value 0.034 among MSM in Depok City. This study suggests that other healthcare providers especially nurses can contribute to provide the education about preventive behaviour of HIV AIDS transmission among MSM and collaborate with non goverment organizations and school Senior High School as the main enabling factors to provide sex education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>