Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Apriliciciliana Aryani
"ABSTRAK
Bayi Berat Lahir Rendah BBLR merupakan faktor utama dalam peningkatan mortalitas neonatus, bayi, dan anak. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Metro Tahun 2016, BBLR merupakan penyebab nomor satu kematian bayi di Kota Metro. Selain itu, terjadi peningkatan prevalensi kejadian BBLR di Kota Metro selama tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. BBLR disebabkan oleh beberapa faktor seperti factor sosial demografi, maternal, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR serta menguji faktor mana yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR di Kota Metro. Desain penelitian ini adalah kasus-kontrol dimana data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Jumlah responden adalah 102 yang terdiri dari 51 kasus dan 51 kontrol. Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di Kota Metro adalah pertambahan berat badan selama kehamilan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, status ekonomi, paparan asap rokok, pantangan makan, dan akses ke pelayanan kesehatan. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian BBLR di Kota Metro adalah pertambahan berat badan selama kehamilan yang berbeda menurut tingkat pengetahuan. Setelah dikontrol usia, aktivitas fisik, jarak kelahiran, dan riwayat melahirkan BBLR, ibu dengan pertambahan berat badan < 10 kilogram dibanding ibu dengan pertambahan berat badan ge; 10 kilogram, dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki risiko 11 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR. Pada ibu dengan tingkat pengetahuan baik memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR.

ABSTRACT
Low Birth Weight LBW is a major factor in the increased mortality of neonates, infants, and children. Based on data from the Metro City Health Office 2016, LBW is the number one cause of infant mortality in Metro City. In addition, there is an increasing prevalence of LBW occurrence in Metro City during 2014 until 2016. LBW is caused by several factors such as demography, maternal, and environmental factors. This study aims to determine the factors that affect the occurrence of BBLR and determine which factors are the most dominant influence the occurrence of LBW in Metro City. The design of this study is case control where data obtained through interview with questionnaire. The number of respondents was 102 consisting of 51 cases and 51 controls. Data were analyzed by multiple logistic regression. The results showed that factors related to LBW incidence in Metro City were weight gain during pregnancy, occupation, level of knowledge, economic status, exposure to cigarette smoke, dietary restrictions, and access to health services. The most significant factor associated with the occurrence of LBW in Metro City is weight gain during pregnancy that is different according to the level of knowledge. After controlled age, physical activity, birth spacing, and history of LBW birth, mothers with weight gain "
2018
T50651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Merzalia
"Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, persentase kejadian BBLR tertinggi selama tahun 2010-2011 adalah di Kabupaten Belitung Timur. Hal ini yang melatar belakangi peneliti melakukan penelitian tentang Determinan Kejadian Barat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2011. Penelitian ini menggunakan desain Kasus Kontrol. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uii statistic Chi Square (a=5%).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan kadar Hb ibu hamil, KEK pada ibu hamil, umur ibu hamil, jarak persalinan, usia kehamilan dan gemeli.
In Archipelago of Bangka Belitung Province, the higest of persentage in Low Birth Weight Infant Case during 2010-2011 is in Regency of East Belitung. This thing surrounding researcher to do research about Determinant of Low Birth Weight Infant Case in Regency of East Belitung, Archipelago of Bangka Belitung Province in year 2010-2011. This research using Case Control study design. Data analysis by univariate and bivariate test which using Chi Square test (α= 5%).
Study result found that there are significant correlations between Low Birth Weight Infant Case with the haemoglobin level, risk insuffiency of chronic energy, maternal pregnancy age, interval of pregnancy, pregnancy age and gemelly.<.i>
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Madya Kharimah
"ABSTRAK
Selama dua tahun berturut-turut Kecamatan Jasinga memiliki prevalensi BBLR tinggi di Kabupaten Bogor dan menjadi satu-satunya Kecamatan yang jumlah kasusnya secara absolut melebihi 100 kasus pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran determinan dan besar hubungannya dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan jumlah kasus sebanyak 97 dan kontrol sebanyak 97. Sumber data yang digunakan ialah register kohort ibu di seluruh puskesmas di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015. Variabel independen yang diteliti antara lain faktor ibu yaitu umur, paritas dan jarak antar kehamilan serta faktor pelayanan kesehatan antara lain usia kehamilan ibu saat melakukan K1 dan jumlah kunjungan antenatal. Proporsi kejadian BBLR ditemukan lebih tinggi pada kelompok berisiko dari seluruh variabel independen. Paritas dan jarak antar kehamilan memiliki nilai p < 0,05 dan OR masing-masing sebesar 2,476 [95 CI: 1,377-4,452] dan 2,031 [95 CI: 1,147-3,599]. Sementara umur ibu, usia kehamilan saat K1 dan jumlah kunjungan antenatal memiliki nilai p > 0,05 dan OR masing-masing sebesar 1,162 [95 CI: 0,544-2,843]; 1,249 [95 CI: 0,696-2,243]; dan 1,444 [95 CI: 0,678-3,077]. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa paritas dan jarak antar kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian BBLR di Kecamatan Jasinga Tahun 2014-2015.

ABSTRACT
For two consecutive years Jasinga District has the high prevalence of LBW in Bogor Regency and become the only district that has number of cases exceeded 100 in 2015. This study aims to know the description and the relationship of determinants with LBW in Jasinga District of Bogor Regency Years 2014 2015. This study uses case control design with 97 cases and 97 controls. The source data of this study is register cohorts of women in all primary health care in Jasinga District Years 2014 2015. The independent variables are maternal factors such as age, parity, pregnancy spacing and health service factors include gestational age at K1 and the number of antenatal visits. The proportion of LBW found to be higher in risk group of all independent variables. Parity and pregnancy spacing have p value 0.05 and OR respectively 2.476 95 CI 1.377 to 4.452 and 2.031 95 CI 1.147 to 3.599 . While maternal age, gestational age at K1 and the number of antenatal visits have p value 0.05 and OR respectively 1.162 95 CI 0.544 to 2.843 1.249 95 CI 0.696 to 2.243 and 1.444 95 CI 0.678 to 3.077 . In conclusion, parity and pregnancy spacing have a relationship with LBW in Jasinga District Years 2014 2015."
2017
S66675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Salsabila
"Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR menjadi salah satu penyumbang Angka Kematian Bayi (AKB) baik di Indonesia maupun dunia. Menurut WHO, bayi dengan BBLR mempunyai persentase 60-80% dari total seluruh kematian neonatus. Secara global persentase BBLR yaitu sebesar 15-20% dari total kelahiran di dunia. Sedangkan menurut data Riskesdas pada tahun 2018, angka BBLR sebesar 6,2%.  Penyebab BBLR antara lain yaitu berasal dari faktor ibu, faktor obstetri dan faktor janin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR sehingga program pengendalian angka BBLR menjadi lebih terarah dengan mengetahui faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Sampel dari penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada periode 5 tahun sebelum survei dengan berat lahir terdata dan tidak terdapat missing data. Variabel Independen yang diteliti antara lain yaitu usia melahirkan ibu, pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, status merokok, jumlah paritas, komplikasi kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe (TTD), jumlah ANC, jenis kelamin bayi, dan kehamilan ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu status ekonomi rendah (p=0.002; OR = 1.32; 95% CI= 1.105-1.586), pernah mengalami komplikasi kehamilan (p=0.000; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), frekuensi ANC buruk (< 6 kali) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), tidak patuh konsumsi tablet Fe (<90 tablet) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), serta kehamilan ganda (p=0.000; OR=31.601; 95% CI= 19.023-52.494).

A baby with a Low Birth Weight (LBW) is a baby who has a birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the contributors of the Infant Mortality Rate (IMR) both in Indonesia and the world. According to WHO, infants with LBW have a percentage of 60-80% of the total of all neonatal deaths. Globally, the percentage of LBW is 15-20% of the total births in the world. Meanwhile, according to Riskesdas data in 2018, the LBW rate was 6.2%. The causes of LBW include maternal factors, obstetric factors and fetal factors. This study aims to determine what factors associated with the incidence of LBW so that the LBW rate control program becomes more focused on knowing the risk factors. This study uses a cross-sectional study design using the 2017 DHS data. The sample of this study was babies born in the 5-year period before the survey with birth weight recorded and no missing data. The independent variables studied included maternal age at birth, mother's education, place of residence, economic status, smoking status, number of parity, pregnancy complications, adherence to Fe tablet consumption (TTD), number of ANC, sex of the baby, and multiple pregnancies. The results showed that the variables associated with the incidence of LBW were low economic status (p = 0.002; OR = 1.32; 95% CI = 1.105-1.586), had experienced pregnancy complications (p = 0.000; OR = 1.896; 95% CI = 1.557- 2,308), poor ANC frequency (< 6 times) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), non-adherence to Fe tablet consumption (<90 tablets) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI = 1,557-2,308), and multiple pregnancies (p = 0.000; OR = 31.601; 95% CI = 19,023-52.494).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Rezki Wahyuni
"ABSTRAK
Nama : Indira Rezki WahyuniProgram Studi : EpidemiologiJudul : Hubungan Hipertensi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi BeratLahir Rendah BBLR di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017Pembimbing : Dr. dr. Helda, M.KesAngka kematian bayi AKB merupakan salah satu indikator menilai derajatkesehatan masyarakat. Indikator angka permasalahan BBLR menurut The HealthyPeople menyebutkan bahwa angka kejadian BBLR dikatakan rendah apabila kejadianBBLR kurang dari 5 , dikatakan tinggi jika kejadian BBLR berada di antara 10-15 .Pada penelitian tahun 2000 mengenai BBLR yang meliputi kota Jakarta, Makassar danCiawi ditemukan kasus BBLR berkisar 9-16 BPS,2000 dan data dari RisetKesehatan Dasar Tahun 2013 angka BBLR sebesar 10,2 . Ditambah lagi penelitiansebelumnya diketahui bahwa hipertensi pada ibu merupakan salah satu faktor risikoyang mempengaruhi berat lahir bayi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubunganantara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR diRSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017. Desain dalam penelitian ini adalah studicohort retrospective dengan menggunakan data rekam medik rumah sakit. Analisis datayang digunakan adalah Cox Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA BudiKemuliaan Jakarta Tahun 2017 RR 1,048-- 95 CI 0,611-1,797 setelah dikontrol olehvariabel usia gestasi. Kata kunci: Hipertensi Ibu Hamil, BBLR

ABSTRACT
Name Indira Rezki WahyuniStudy Program EpidemiologiTitle Maternal Hypertension assosiated with Low Birth Weight inBudiKemuliaan Mother and Child Hospital Jakarta , 2017Counsellor Dr. dr. Helda, M.KesInfant mortality rate IMR is one of indicator for public health. The HealthyPeople rsquo s indicator of low birth weight said that incidemce of LBW is called low whenthe incidence is under 5 and called high when its reach 10 15 . LBW research in2000 in Jakarta, Makassar and Ciawi found that incidence of BBLR is about 9 16 BP,2000 and basic health survey in 2013 showed taht incidence of LBW is 10,2 . Inaddition, in previous research known that maternal hypertension is one of the risk faktorwhich can affect birth weight. The purpose of this study is to see the associationbetween hypertension in pregnant women with the incidence of Low Birth Weight BBLR in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital, 2017. The design of this study is aretrospective cohort study using hospital medical record data. Analysis of data usingCox Regression. The results showed that there is no association between hypertensionin pregnant women with the incidence of LBW in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital,2017 RR 1.048 95 CI 0.611 1.797 . Keywords Hypertension, Low Birth Weight,LBW"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina
"Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok, Bayi Berat Lahir Rendah merupakan penyebab angka kematian bayi tertinggi. Angka BBLR terbanyak terjadi pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung dandari tahun 2010-2012 angka BBLR mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Dalam penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah bayi berumur 0-11 bulan dengan jumlah 100 sampel yang diambil secara quota sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan diperoleh nilai p-value 0,010, status gizi diperoleh nilai p-value 0,015, hipertensi diperoleh nilai p-value 0,044, penyakit infeksi diperoleh nilai p-value 0,015 dan perokok diperoleh nilai p-value 0,007 dengan kejadian BBLR. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, bahwa status kesehatan ibu mempunyai peran yang besar terhadap kejadian bayi berat lahir rendah.

Based on data obtained from Depok City Health Department, Low Birth Weight Babies the highest cause of infant mortality. LBW rate occurred in the working area of the health center and the district 2010-2012 Cipayung LBW rate increased. This study aims to determine the factors associated with the incidence of low birth weight babies. In this study using cross-sectional design. The population in this study were infants aged 0-11 months with a numberof 100 samples were taken by quota sampling.
The results showed a significant relationship between education obtained p-value 0,010, nutritional status obtained p-value 0,015, hypertension obtained p-value 0,044, infectious diseases obtained p-value 0,015 and smokers obtained p-value of 0,007 with incidence of LBW. Based on the conclusions reached, that maternal health has a major role on the incidence of low birth weight babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alifatus Sajida
"Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan di Kota Depok yang angka BBLRnya paling tinggi pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan determinan BBLR di Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan sumber data register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Depok Jaya, dan Puskesmas Rangkapan Jaya Baru sepanjang tahun 2016 serta data BPS Kota Depok tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa prevalensi BBLR di kecamatan ini adalah sebesar 8,08 . Nilai RR terbesar didapatkan dari variabel usia kurang dari 20 tahun RR: 4,864, 95 CI: 1,72-13,654 , tinggal di Kelurahan Rangkapan Jaya dan Rangkapan Jaya Baru RR: 11,892, 95 CI: 1,552-91,157 , akses terhadap bidan rendah RR: 3,2602, 95 CI: 0,12-0,784 dan melakukan kunjungan antenatal kurang dari empat kali RR: 6,521, 95 CI: 0,401-106,025.

Pancoran Mas sub district has the highest number of low birth weight LBW babies in Depok city on 2014. This research aims to see the distribution and determinant of LBW babies in Pancoran Mas sub district on 2016. This research used retrospective cohort study design using mother rsquo s cohort register collected by Puskesmas Pancoran Mas, Depok Jaya, and Rangkapan Jaya Baru during 2016, and Depok rsquo s Central Bureau of Statistics BPS data on 2016. This research found that the prevalence of LBW in this district is 8,08 . The highest RR values are on mother being pregnant before 20 years old RR 4,864, 95 CI 1,72 13,654 , living in Kelurahan Rangkapan Jaya and Rangkapan Jaya Baru RR 11,892, 95 CI 1,552 91,157 , low access to midwives RR 3,2602, 95 CI 0,12 0,784 , and having antenatal visits less than four times RR 6,521, 95 CI 0,401 106,025."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi.

Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Syamola
"Bayi berat lahir rendah BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram. Terdapat berbagai faktor bayi lahir dengan BBLR, salah satunya yaitu ketahanan pangan rumah tangga. Salah satu program pemerintah untuk tercapainya ketahanan pangan adalah program dari Kementerian Sosial yaitu Program Keluarga Harapan PKH dan Raskin.
Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan bayi BBLR menggunakan data Survei Sosial Ekonomi dan Nasional Susenas 2015, 2016, 2017 dan Sub Sampel PKH 2017. Program Keluarga Harapan merupakan program pemerintah yang dapat dihubungkan dengan kejadian BBLR sebagai variabel social support dari pemerintah.
Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang dilaksanakan pada November 2018 - April 2019. Jumlah sampel sebanyak 22.426 responden pada tahun 2015, 22.822 pada tahun 2016 dan 7.393 pada tahun 2017. Sedangkan pada sub sampel PKH sebanyak 378 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan ketahanan pangan rumah tangga dan bayi BBLR pada tahun 2015, 2016 dan 2017 dengan nilai p=0,0001, p=0,0001 dan p=0,003. Namun, pada sub Sampel PKH tidak ada hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan nilai p=0,572. Oleh karena itu pemerintah terkait, Kementerian Sosial dan Kementerian Pertanian diharapkan dapat memaksimal tercapainya ketahanan pangan bagi masyarakat agar risiko bayi lahir dengan BBLR dapat diminimalisir.

Low birth weight babies LBW are babies with a birth weight of 1500 to less than 2500 grams. There are various factors that can lead to babies with LBW and one of them is household food security. One of the government programs to achieve food security is a program from the Kementerian Sosial is Program Keluarga Harapan PKH and Raskin.
This study aims to identify household food security relationship with Low Birth Weight in Indonesia using National Socioeconomic Survey Susenas in 2015, 2016 and 2017.
This study uses a cross-sectional study conducted on November 2018- April 2019. The number of samples are about 22.426 respondents in 2015, 22.822 respondents in 2016 and 7.393 respondents in 2017. Meanwhile, the Sub sample of PKH is about 378 respondents.
The results showed that the association of household food security and LBW in 2015, 2016 and 2017 are p=0,0001, p=0,0001 and p=0,003, respectively. But in the sub sample of PKH with p=572 is not respecttively. Therefore, the government, Kementerian Sosial and Kementerian Pertanian are expected to be able to maximize the achievement of food security for the community and the risk of babies born with LBW can be minimized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfatun Nazifah
"Salah satu penyebab kematian bayi dan neonatal terbesar indonesia adalah BBLR. Angka kejadian BBLR di Indonesia yaitu 11,1 % dan di Propinsi Sumatera Barat 6,0 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol dengan memanfaatkan data rekapan kohort ibu dan catatan persalinan di seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Kasusnya ibu yang melahirkan bayi BBLR dan kontrolnya ibu yang melahirkan bayi bukan BBLR pada tahun 2011-2012. Pengambilan sampel metode simple random sampling.
Hasil uji statistik mendapatkan 33,3 % kejadian BBLR. Variabel yang secara statistik memiliki hubungan dengan kejadian BBLR adalah jarak kehamilan (nilai p = 0,001), status anemia (nilai p = 0,002), kejadian perdarahan dalam kehamilan (nilai p = 0,001),Pre/eklampsi (nilai p=0,007) kejadian hipertensi dalam kehamilan (nilai p = 0,001), Diabetes mellitus dalam kehamilan (nilai p = 0,006) dan Frekuensi ANC (nilai p = 0,016).

One of the causes of infant mortality and Indonesia is the largest neonatal LBW. The incidence of LBW in Indonesia at 11.1% and 6.0% of West Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal factors with the incidence of LBW. This study uses a case-control design by exploiting the cohort of mothers date and birth records in all health centers in Pariaman. Case is the mother who gave birth to LBW infants and mothers who gave birth control instead of LBW infants in 2011-2012. Sampling simple random sampling method.
Results of statistical tests to get 33.3% incidence of LBW. Variables that were statistically linked to the incidence of low birth weight is the distance of pregnancy (p = 0.001), anemia (p = 0.002), the incidence of bleeding in pregnancy (p = 0.001), pre/eclampsia (p value = 0.007) incidence of hypertension in pregnancy (p = 0.001), diabetes mellitus in pregnancy (p = 0.006) and frequency of ANC (p value = 0.016).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>