Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sungkowo Wahyu Santoso
"ABSTRAK
Potensi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik di Provinsi Sumatera Uatara untuk potensi air sekitar 1.242 MW yang tersebar di 14 lokasi memberikan peluang yang cukup besar untuk investasi dalam pembangkit ini. Analisis kelayakan secara ekonomi dan teknis dilakukan pada pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM dengan lokasi di Provinsi Sumatera Utara dengan kapasitas 10 MW. Faktor ndash; faktor mempengaruhi kelayakan sebuah investasi pembangkit listrik tenaga minihidro antara lain Net Present Value NPV , Internal Rate of Return IRR dan Pay Back Period PBP. Skenario tipe saluran pembawa dianalisis dengan membandingkan tipe saluran pembawa berupa saluran terbuka, saluran tertutup dan pipa baja yang dikombinasikan dengan konfigurasi turbin 2X5,0 MW; 3X3,3 MW dan 4X2,5 MW. Hal ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh skenario tersebut terhadap biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM. Analisis sensitivitas dilakukan dengan skema optimis yakni kenaikan 10 dan skema pesimis yakni penurunan 10. Skenario tipe saluran pembawa berupa pipa baja dengan kombinasi konfigurasi turbin 2X5,0 MW adalah skenario paling optimal dengan nilai investasi sebesar Rp. 308.447.179.528; NPV sebesar Rp. 49.909.676.307; IRR sebesar 12,35 dan PBP sebesar 7,39 tahun dengan nilai LOLP sebesar 0,00127711. Anlisis sensitivitas menunjukan faktor yang mempengaruhi investasi PLTM adalah biaya investasi dan produksi energi tahunan.

ABSTRACT
Potential primary energy source for power plants in the province of North Sumatra to water potential approximately 1,242 MW spread over 14 locations providing opportunities large enough to invest in this power plant. Feasibility analysis of economically and technically performed at the Minihidro Power Plant PLTM with the location of North Sumatra Province with a capacity of 10 MW. Factors that affect the feasibility of a minihidro power plant investments are Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR and the Pay Back Period PBP. Analyzis waterway type are done by comparing the open channel waterway close chennel waterway and steel pipe waterway. This anlysis is done to get such scenarios that influence towards the cost of the investment Minihidro Power Plant PLTM. Sensitivity analysis was done with an optimistic scheme of 10 increase and pessimistic scheme of 10 decrease. Scenario design of open channel waterway type with combination of 2X5,0 MW turbine configuration is the most optimal scenario with investment value is Rp. 308.447.179.528 Net Present Value NPV of Rp. 49.909.676.307 IRR of 12,35 and Pay Back Period PBP of 6.01 years with LOLP value is 0,00127711. The sensitivity analysis shows that factors affecting the Minihidro Power Plant investments are annual investment and energy production. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insani Mukhlisa
"Aluminium telah memberikan peranan penting dalam dunia manufaktur karena sifatnya yang ringan dan tahan korosi. Akan tetapi, aluminium perlu ditingkatkan kekuatan mekanisnya dengan cara menambahkan paduan lain seperti Zn, Mg, Cu dll. Penggunaan material ringan seperti AlZnMgCu sangat efektif dalam meningkatkan efisiensi pembangkit listrik sistem Organic Rankine Cycle (ORC) yang diaplikasikan pada temperatur rendah (90-160oC). Turbin radial inflow biasanya diproduksi dengan permesinan namun biaya yang dibutuhkan cukup tinggi karena waktu yang lama dan banyaknya material yang terbuang. Proses permesinan dapat digantikan dengan teknologi investment casting yang dapat memproduksi produk yang presisi dan bentuk yang rumit seperti sudu turbin.
Studi ini mempelajari pengaruh penambahan Cu sebesar 1, 3 dan 5 wt.% dalam paduan Al- 9Zn-4Mg pada sudu turbin radial inflow hasil investment casting. Karakterisasi meliputi pemeriksaan visual, uji kekerasan di beberapa titik dan pengamatan struktur mikro. Struktur mikro diamati menggunakan mikroskop optik dan SEM (scanning electron microscope) yang dilengkapi dengan EDS (energy dispersive spectroscopy). Hasil pemeriksaan visual menunjukkan tidak ditemukan cacat macroporosity, retak, misrun dan shrinkage serta permukaan hasil coran yang halus. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengamati sifat mekanis paduan. Penambahan Cu meningkatkan nilai kekerasan secara signifikan karena terbentuk fasa, CuMgAl2, CuAl2, MgZn2 dan Mg3Zn3Al2.

Aluminium has an important role in manufactury industry because of its light-weight and high corrosion ressitant. However, the mechanical properties of aluminium needs to be improved by adding other alloying element such as Zn, Mg, Cu. The use of light materials like AlZnMgCu is effective to improve the efficiency of Organic Rankine Cycle (ORC) power plant system which is applied at low temperature (90-160 oC). Radial inflow turbine blade is generally produced by machining, but the cost is very high because of its long production time and waste. Machining process can be replaced by investment casting which can produce precision and complicated-shape products such as turbine blade.
This research studies the effect of Cu addition of 1, 3 and 5 wt.% in Al-9Zn-4Mg alloy for radial inflow turbine blade produced by investment casting. A series of testing was conducted such as : hardness and microstructural observation by optical microscope and SEM (scanning electron microscopy) which was combined with EDS (energy dispersive spectroscopy). The visual examination result showed that there was no macroporosity defect, crack, misrun, and shrinkage. In addition, the surface of casting product was enough smooth. Hardness test was done to observe the mechanical characteristics of alloys. Cu addition improves hardness value significantly because it created CuMgAl2, CuAl2, MgZn2 and Mg3Zn3Al2 phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Ismail Alhakim
"Dengan semakin sadarnya manusia terhadap efek penggunaan bahan bakar fosil pada proses generasi energi, industrialisasi, dan transportasi terhadap lingkungan pada khususnya pemanasan global dan perubahan cuaca, pemerintah dan instansi non pemerintah dunia semakin menggalakkan penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk berusaha menekan dan mengurangi emisi karbon dengan harapan untuk memperlambat perubahan cuaca dan pemanasan global. Salah satu sumber energi terbarukan ramah lingkungan yang sedang digalakkan adalah pemberdayaan angin sebagai sumber energi dengan memanfaatkan turbin angin untuk mengkonversi gaya angin menjadi energi listrik. Negara indonesia sendiri memiliki beberapa kabupaten dan provinsi yang memiliki potensi pengembangan sumber energi terbarukan yang memanfaatkan energi angin dengan kecepatan angin pada ketinggian 50 m sebesar 6 – 8 m/s. Pada sistem konversi energi turbin angin, terdapat berbagai struktur pendukung yang dibutuhkan yaitu salah satunya pondasi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan simulasi gaya aerodinamis turbin angin yang ditempatkan di kabupaten yogyakarta dan melihat efeknya terhadap pondasi monopile. Berdasarkan permodelan didapat bahwa metode permodelan monopile 3 dimensi menghasilkan model yang lebih masuk akal dengan deformasi aksial sebesar 6 mm dan deformasi lateral berdasarkan metode analisis manua sebesar 15 mm

With increasing awareness of the effects of fossil fuel usage in energy generation, industrial processes, and transportation on the environment, particularly global warming and climate change, governments and non-governmental organizations worldwide are promoting the use of renewable energy sources that are environmentally friendly to mitigate and reduce carbon emissions. This is in the hope of slowing down climate change and global warming. One of the renewable energy sources being promoted is wind power, utilizing wind turbines to convert wind force into electrical energy. Indonesia itself has several districts and provinces with the potential for developing renewable energy sources harnessing wind energy, with wind speeds at a height of 50 meters ranging from 6 to 8 meters per second. In the energy conversion system of wind turbines, various supporting structures are required, one of which is the foundation. This research aims to simulate the aerodynamic forces on wind turbines located in Yogyakarta district and observe their effects on monopile foundations. Based on the modeling, it was found that the three-dimensional monopile modeling method produces a more reasonable model with axial deformation of 6 mm and lateral deformation based on manual analysis of 15 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celine Kevin
"Rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 98.3%. Dimana persentase sebesar 38.1% berasal dari daerah terpencil di NTT. Daerah terpencil merupakan daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah. Turbin pikohidro jenis arus lintang merupakan salah satu solusi yang memungkinkan karena biaya investasi yang murah, perawatan yang sederhana, dan kemudahan manufaktur. Turbin arus lintang adalah turbin tipe impuls yang memiliki kelebihan seperti efisiensi yang stabil dalam berbagai kondisi debit, konstruksi sederhana, dan baik dalam skala portabilitas dan modularitas. Studi ini akan mencari nilai kedalaman sudu yang optimum. Variasi dibuat menjadi rasio kelengkungan terhadap panjang sudu (T/R) diantaranya 0.08, 0.12, dan 0.16. Untuk meningkatkan performa turbin cross flow studi ini akan merancang bentuk nosel baru dengan menggunakan perhitungan geometri dan CFD. Simulasi akan dijalankan dengan menggunakan fitu 6-DoF dan menggunakan kondisi batas debit aliran 12.8 l/s dan tinggi jatuh 2.1 m. Selanjutnya ukuran timestep yang digunakan adalah 0.001. Hasil komputasi mendapatkan efisiensi maksimum sebagai berikut T/R = 0.08 sebesar 7.22%, T/R = 0.12 sebesar 2.9 %, dan T/R = 0.16 sebesar 3.3%. Sudu dengan T/R= 0,08 menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi karena lebih banyak jumlah air yag menumbuk sudu. Sedangkan, untuk optimalisasi performa turbin dengan merancang nosel, menunjukkan bahwa nilai λ = 50o menghasilkan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan variasi nilai λ lainnya. Nilai efisiensi maksimum yang dicapai pada λ = 50o adalah 60.60%. Sedangkan untuk nilai λ lainnya efisiensi maksimum yang dicapai berturut-turut mulai dari λ = 60o-90o adalah 49.19%; 42.70%; 36.66%; dan 40.41%.Dengan demikian sudu dengan rasio T/R sebesar 0,08 dan nosel dengan λ = 50o direkomendasikan untuk digunakan pada debit aliran 12.8 l/s dan kondisi tinggi jatuh 2,1 meter .

Rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 98.3%. Dimana persentase sebesar 38.1% berasal dari daerah terpencil di NTT. Daerah terpencil merupakan daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah. Turbin pikohidro jenis arus lintang merupakan salah satu solusi yang memungkinkan karena biaya investasi yang murah, perawatan yang sederhana, dan kemudahan manufaktur. Turbin arus lintang adalah turbin tipe impuls yang memiliki kelebihan seperti efisiensi yang stabil dalam berbagai kondisi debit, konstruksi sederhana, dan baik dalam skala portabilitas dan modularitas. Studi ini akan mencari nilai kedalaman sudu yang optimum. Variasi dibuat menjadi rasio kelengkungan terhadap panjang sudu (T/R) diantaranya 0.08, 0.12, dan 0.16. Untuk meningkatkan performa turbin cross flow studi ini akan merancang bentuk nosel baru dengan menggunakan perhitungan geometri dan CFD. Simulasi akan dijalankan dengan menggunakan fitu 6-DoF dan menggunakan kondisi batas debit aliran 12.8 l/s dan tinggi jatuh 2.1 m. Selanjutnya ukuran timestep yang digunakan adalah 0.001. Hasil komputasi mendapatkan efisiensi maksimum sebagai berikut T/R = 0.08 sebesar 7.22%, T/R = 0.12 sebesar 2.9 %, dan T/R = 0.16 sebesar 3.3%. Sudu dengan T/R= 0,08 menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi karena lebih banyak jumlah air yag menumbuk sudu. Sedangkan, untuk optimalisasi performa turbin dengan merancang nosel, menunjukkan bahwa nilai λ = 50o menghasilkan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan variasi nilai λ lainnya. Nilai efisiensi maksimum yang dicapai pada λ = 50o adalah 60.60%. Sedangkan untuk nilai λ lainnya efisiensi maksimum yang dicapai berturut-turut mulai dari λ = 60o-90o adalah 49.19%; 42.70%; 36.66%; dan 40.41%.Dengan demikian sudu dengan rasio T/R sebesar 0,08 dan nosel dengan λ = 50o direkomendasikan untuk digunakan pada debit aliran 12.8 l/s dan kondisi tinggi jatuh 2,1 meter ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Topics in experimental dynamics substructuring and wind turbine dynamics, volume 2, proceedings of the 30th IMAC, a Conference and Exposition on Structural Dynamics, 2012, the second volume of six from the Conference, brings together 31 contributions to this important area of research and engineering. The collection presents early findings and case studies on fundamental and applied aspects of structural dynamics."
New York: Springer, 2012
e20418826
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niko Lastarda
"Dalam melayani sebuah sistem kelistrikan dibutuhkan pembangkit yang handal dan efisien. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap PLTGU merupakan salah satu pilihan pembangkit thermal yang mempunyai kriteria tersebut. Terdapat beberapa jenis konfigurasi PLTGU. Khusus untuk PLTGU dengan dua turbin gas memliki dua jenis konfigurasi, yaitu konfigurasi 2G-2H-3S dua turbin gas, dua HRSG, tiga turbin uap dan konfigurasi 2G-2H-1S dua turbin gas, dua HRSG, satu turbine uap . Mode operasi dari setiap jenis konfigurasi menghasilkan keandalan dan efisiensi yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi dan keandalan dari dua jenis konfigurasi PLTGU yang menggunakan dua turbin gas, sehingga dapat menentukan pengaruh jenis konfigurasi terhadap efisiensi dan keandalan PLTGU. Dengan menggunakan metode energi input ouput untuk menentukan besar efisiensi dan dengan menghitung Equivalent Availability Factor EAF untuk mendapatkan faktor kesiapan atau keandalan pembangkit.
Dari hasil perhitungan didapatkan konfigurasi 2G-2H-1S memliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dari konfigurasi 2G-2H-3S, terhitung Untuk mode operasi Full Blok Cycle konfigurasi 2G-2H-1S memliki efisiensi maksimum 55.5 sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S efisiensi maksimum 53.5 . Sedangkan untuk nilai keandalan konfigurasi 2G-2H-3S lebih handal dibandingkan dengan konfigurasi 2G-2H-1S. Untuk mode operasi Full Blok Cycle memliki 93.39 EAF, sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S 92.62 EAF. Dari segi keekonomian kedua jenis konfigurasi memiliki nilai kelayakan, dimana untuk konfigurasi 2G-2H-1S lebih ekonomis dilihat dari NPV 371,286,536 USD dan IRR 12 serta waktu pengembalian modal yang relative lebih cepat 9 tahun. Dengan mengetahui konfigurasi PLTGU yang handal, efisien dan ekonomis dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk pemilihan konfigurasi PLTGU yang sesuai dengan kebutuhan beban dasar, beban menengah, atau beban puncak di sebuah sistem kelistrikan.Kata Kunci : EAF, Efisiensi, Keandalan, Konfigurasi PLTGU, PLTGU.

In serving the electrical systems required a reliable and efficient plants. Combined Cycle Power Plant CCPP is one of the thermal power plants that have a selection criteria. There are several types of CCPP configurations. Especially for CCPP with two gas turbines have two types of configurations, the configuration of 2G 2H 3S two gas turbines, two HRSG, three steam turbines and the configuration of 2G 2H 1S two gas turbines, two HRSG, one steam turbine , The mode of operation of each type of configuration produces a different reliability and efficiency.
This study aimed to quantify the efficiency and reliability of two types of power plant configuration that uses two gas turbines, so as to determine the effect of this type of configuration on the efficiency and reliability of the CCPP. By using the input energy ouput to determine the efficiency and to calculate Equivalent Availability Factor EAF to obtain readiness factors or reliability of the power plant. From the results of the calculation.
Calculation resulting from the configuration of 2G 2H 1S has a higher efficiency values of configuration 2G 2H 3S, accounting for full block cycle operating modes configuration 2G 2H 1S discount maximum efficiency of 55.5 , while the configuration of 2G 2H 3S efficiency a maximum of 53.5 . As for the value of reliability configuration 2G 2H 3S is more reliable than the configuration of 2G 2H 1S. For full block cycle operating modes discount EAF 93.39 , while the configuration 2G 2H 3S 92.62 EAF. In terms of economics both types of configurations have a feasibility value, which for configuration 2G 2H 1S more economical views of NPV 371,286,536 USD and IRR 12 and the payback time is 9 years faster. By knowing the configuration of a reliable, efficient and economical power plant can be used as a basis for a decision on the selection of CCPP configurations in accordance with based load, medium load, or peak load requirements in an electrical system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Budi Ariyadi
"Pemerintah Indonesia mencanangkan program penggantian pembangkit listrik lama berbahan bakar fosil dengan pembangkit listrik Energi Terbarukan. Meskipun irradiasi matahari di negara ini baik, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik (PLTS) masih menghadapi hambatan-hambatan. Dalam penelitian ini dilakukan analisa tekno-ekonomi untuk mendapatkan desain PLTS yang optimal menggunakan HOMER Pro dan analisa kelayakan proyek melalui metode Discounted Cash Flow. Hasilnya, desain yang paling optimal adalah sistem tekoneksi jaringan dengan inverter 1 string sebesar 8MW serta opsi penggunaan baterai dan sistem penyimpan energi (BESS) sebesar 22,5 MWh 600V. PLTS tanpa BESS mendapatkan WACC sebesar 8,52%, PI sebesar 1,39, dan IRR sebesar 21,30%. Sedangkan PLTS dengan BESS memerlukan intervensi untuk meningkatkan keekonomian. Intervensi yang diuji dalam penelitian ini adalah pajak karbon, skema lelang kompetitif, pembangunan jalur transmisi, dan penyesuaian tarif. Kombinasi penerapan pajak karbon sebesar USD 3,6 sen/ton CO2e dan penyesuaian tarif minimum +36,15%, menghasilkan keekonomian yang lebih baik dengan IRR sebesar 14,74%. Skema lelang kompetitif dapat meningkatkan kelayakan skenario “dengan BESS” dengan WACC sebesar 1,88%, dan IRR sebesar 5,89%. Meskipun pengembangan PLTS tanpa BESS dapat dilakukan, risiko yang menyebabkan peningkatan modal harus dihindari. Sementara PLTS dengan BESS harus diintervensi untuk menurunkan biaya modal.

The Government of Indonesian launched programs of old fossil fuel-based power plants replacement with Renewable Energy power plant. Despite abundant solar irradiance in the country, solar photovoltaic (PV) power plant (Solar PV) development is facing interfering barriers. This research carried out techno-economic analysis of Solar PV design to obtain the most optimum design by using HOMER Pro and exercise project feasibility through Discounted Cash Flow method. The result shows that the most optimum technical design is grid-connected equipped with 1 string inverter of 8MW and optional Battery and Energy Storage System (BESS) of 22.5 MWh 600V. Without BESS Solar PV earned WACC of 8.52%, PI of 1.39, and IRR of 21.30%. While the development of solar PV power plant with BESS requires several interventions to enhance the economic. Some tested intervention i.e. carbon tax, competitive auction scheme, transmission line development, and tariff adjustment. A combination of Carbon Tax implementation of cents USD 3,6/ton CO2e and tariffs adjustment of minimum +36,15%, results in higher economic with IRR of 14.74%. A competitive auction scheme could enhance the feasibility level of “with BESS” scenario with WACC of 1.88%, and IRR of 5.89%. Despite of solar PV power plant without BESS development is feasible, some risks which lead to capital increasement should be avoided. While solar PV power plant with BESS development should be intervened by some measures to lower the capital cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fasri Hatomi
"Bertambahnya kebutuhan energi listrik di IKN akan berdampak pula pada bertambahnya penggunaan pembangkit listrik. Pengembangan energi listik kedepannya di IKN diharapkan akan menggunakan lebih banyak energi terbarukan. Untuk dapat menekan penggunaan energi fosil, salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi listrik terbarukan. Pada penelitian ini akan membahas terkait dengan pengembangan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 50 MW dengan skema KPBU-AP dan IPP di Ibukota Negara (IKN). Dalam menetapkan skema yang sesuai, dilakukan penilaian proyek dengan mempertimbangkan parameter penilaian keuangan yang terdiri dari Net Present value (NPV), Internal rate Return (IRR), dan Payback Period (PP) sebagai dasar dan pertimbangan dalam kelayakan finansial project investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skema KPBU-AP lebih menguntungkan dari sisi investor dalam hal stabilitas pendapatan dan memperoleh jaminan dari pemerintah sehingga dapat meminimalisir resiko, sementara skema IPP bergantung pada jumlah listrik yang dihasilkan dan dijual yang memiliki potensi ketidakpastian. Dengan parameter yang sudah ditentukan dan regulasi, skema KPBU-AP dapat memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan skema IPP dengan menghasilkan nilai IRR sebesar 11,26%, NPV sebesar 163.472 (juta rupiah) dan payback period selama 8 tahun dibandingkan dengan skema IPP diperoleh IRR sebesar 8,61%, NPV sebesar 33.973 (juta rupiah) dan payback period selama 9 tahun.

The increasing demand for electrical energy in the New National Capital (IKN) will lead to a rise in the use of power plants. Future development of electrical energy in IKN is expected to utilize renewable energy sources. To reduce the use of fossil energy, one approach is to harness solar energy as a renewable electrical energy source. This study discusses the development of a 50 MW solar power plant (PLTS) using the PPP-AP and IPP schemes in IKN. In determining the appropriate scheme, a project assessment was conducted by considering financial evaluation parameters including Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PP) as the basis and consideration for the business entity. The results show that the KPBU-AP scheme is more advantageous for investors regarding income stability and government guarantees, thereby reducing risks. In contrast, the IPP scheme depends on the amount of electricity generated and sold. With the specified parameters and regulations, the KPBU-AP scheme provides greater benefits compared to the IPP scheme, yielding an IRR of 11.26%, an NPV of 163,472 million rupiahs, and a payback period of 8 years. In contrast, the IPP scheme yields an IRR of 8.61%, an NPV of 33,973 million rupiahs, and a payback period of 9 years."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kurniawan
"Permintaan kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dan diprediksikan pada 10 tahun ke depan, kenaikan permintaan energi akan menjadi 9% per tahunnya, sementara sumber energi penghasil listrik utama di Indonesia adalah bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis. Oleh karena itu, diperlukan suatu sumber energi baru dan terbarukan untuk menghasilkan energi listrik.
Indonesia adalah Negara kepulauan yang 2 per 3 luas wilayahnya adalah lautan. Akan tetapi, potensi energi yang tersimpan di laut ini belum dimanfaatkan semaksimal mungkin. Padahal, salah satu selat di Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan listrik sebesar 330-640 GW per tahun. Karena laut memiliki potensi energi listrik yang begitu besar, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan, maka penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap cara ekstraksi energi yang terkandung dalam laut ini.
Penelitian dilakukan dengan melakukan analisa terhadap jenis turbin yang sesuai serta optimasinya menggunakan pendekatan CFD dengan bantuan software Solidworks 2012. Dari hasil penelitian, ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah turbin jenis vertical axis model turbin Gorlov. Profil sayap yang paling optimal untuk diaplikasikan pada turbin adalah NACA 0016, dan untuk lebih memaksimalkan hasil ekstraksi energi, dapat dilakukan dengan cara memasang profil NACA 0016 pada posisi sudut serang 18°.

The energy demands in Indonesia keep growing every year, and it is predicted that in the next 10 years, there will be 9% of annual energy demand, while the main source of electricity generating system in Indonesia is fossil fuel which has limited availability. Therefore, a new and renewable source of energy for generating electricity is absolutely required.
Indonesia is a country in which two third of its area is the sea. However, the energy potency contained in the sea has not been used effectively yet. In fact, one of the strait in Indonesia has the potency to generate 330-640 GW of electricity every year. Because of the very big electricity potency of the sea, the author choose to do a research on how to extract the energy.
The research is conducted by analyzing the appropriate turbine type and the possible optimization using CFD method with the help of Solidworks 2012. From the research, it is known that extraction can be done by using the vertical-axis Gorlov turbine. The optimum blade profile to be applied on the turbine is NACA 0016, and to make the turbine even generate more electricity, the NACA profile can be put in the angle of attack of 18°.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>