Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sungkowo Wahyu Santoso
"ABSTRAK
Potensi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik di Provinsi Sumatera Uatara untuk potensi air sekitar 1.242 MW yang tersebar di 14 lokasi memberikan peluang yang cukup besar untuk investasi dalam pembangkit ini. Analisis kelayakan secara ekonomi dan teknis dilakukan pada pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM dengan lokasi di Provinsi Sumatera Utara dengan kapasitas 10 MW. Faktor ndash; faktor mempengaruhi kelayakan sebuah investasi pembangkit listrik tenaga minihidro antara lain Net Present Value NPV , Internal Rate of Return IRR dan Pay Back Period PBP. Skenario tipe saluran pembawa dianalisis dengan membandingkan tipe saluran pembawa berupa saluran terbuka, saluran tertutup dan pipa baja yang dikombinasikan dengan konfigurasi turbin 2X5,0 MW; 3X3,3 MW dan 4X2,5 MW. Hal ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh skenario tersebut terhadap biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM. Analisis sensitivitas dilakukan dengan skema optimis yakni kenaikan 10 dan skema pesimis yakni penurunan 10. Skenario tipe saluran pembawa berupa pipa baja dengan kombinasi konfigurasi turbin 2X5,0 MW adalah skenario paling optimal dengan nilai investasi sebesar Rp. 308.447.179.528; NPV sebesar Rp. 49.909.676.307; IRR sebesar 12,35 dan PBP sebesar 7,39 tahun dengan nilai LOLP sebesar 0,00127711. Anlisis sensitivitas menunjukan faktor yang mempengaruhi investasi PLTM adalah biaya investasi dan produksi energi tahunan.

ABSTRACT
Potential primary energy source for power plants in the province of North Sumatra to water potential approximately 1,242 MW spread over 14 locations providing opportunities large enough to invest in this power plant. Feasibility analysis of economically and technically performed at the Minihidro Power Plant PLTM with the location of North Sumatra Province with a capacity of 10 MW. Factors that affect the feasibility of a minihidro power plant investments are Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR and the Pay Back Period PBP. Analyzis waterway type are done by comparing the open channel waterway close chennel waterway and steel pipe waterway. This anlysis is done to get such scenarios that influence towards the cost of the investment Minihidro Power Plant PLTM. Sensitivity analysis was done with an optimistic scheme of 10 increase and pessimistic scheme of 10 decrease. Scenario design of open channel waterway type with combination of 2X5,0 MW turbine configuration is the most optimal scenario with investment value is Rp. 308.447.179.528 Net Present Value NPV of Rp. 49.909.676.307 IRR of 12,35 and Pay Back Period PBP of 6.01 years with LOLP value is 0,00127711. The sensitivity analysis shows that factors affecting the Minihidro Power Plant investments are annual investment and energy production. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insani Mukhlisa
"Aluminium telah memberikan peranan penting dalam dunia manufaktur karena sifatnya yang ringan dan tahan korosi. Akan tetapi, aluminium perlu ditingkatkan kekuatan mekanisnya dengan cara menambahkan paduan lain seperti Zn, Mg, Cu dll. Penggunaan material ringan seperti AlZnMgCu sangat efektif dalam meningkatkan efisiensi pembangkit listrik sistem Organic Rankine Cycle (ORC) yang diaplikasikan pada temperatur rendah (90-160oC). Turbin radial inflow biasanya diproduksi dengan permesinan namun biaya yang dibutuhkan cukup tinggi karena waktu yang lama dan banyaknya material yang terbuang. Proses permesinan dapat digantikan dengan teknologi investment casting yang dapat memproduksi produk yang presisi dan bentuk yang rumit seperti sudu turbin.
Studi ini mempelajari pengaruh penambahan Cu sebesar 1, 3 dan 5 wt.% dalam paduan Al- 9Zn-4Mg pada sudu turbin radial inflow hasil investment casting. Karakterisasi meliputi pemeriksaan visual, uji kekerasan di beberapa titik dan pengamatan struktur mikro. Struktur mikro diamati menggunakan mikroskop optik dan SEM (scanning electron microscope) yang dilengkapi dengan EDS (energy dispersive spectroscopy). Hasil pemeriksaan visual menunjukkan tidak ditemukan cacat macroporosity, retak, misrun dan shrinkage serta permukaan hasil coran yang halus. Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengamati sifat mekanis paduan. Penambahan Cu meningkatkan nilai kekerasan secara signifikan karena terbentuk fasa, CuMgAl2, CuAl2, MgZn2 dan Mg3Zn3Al2.

Aluminium has an important role in manufactury industry because of its light-weight and high corrosion ressitant. However, the mechanical properties of aluminium needs to be improved by adding other alloying element such as Zn, Mg, Cu. The use of light materials like AlZnMgCu is effective to improve the efficiency of Organic Rankine Cycle (ORC) power plant system which is applied at low temperature (90-160 oC). Radial inflow turbine blade is generally produced by machining, but the cost is very high because of its long production time and waste. Machining process can be replaced by investment casting which can produce precision and complicated-shape products such as turbine blade.
This research studies the effect of Cu addition of 1, 3 and 5 wt.% in Al-9Zn-4Mg alloy for radial inflow turbine blade produced by investment casting. A series of testing was conducted such as : hardness and microstructural observation by optical microscope and SEM (scanning electron microscopy) which was combined with EDS (energy dispersive spectroscopy). The visual examination result showed that there was no macroporosity defect, crack, misrun, and shrinkage. In addition, the surface of casting product was enough smooth. Hardness test was done to observe the mechanical characteristics of alloys. Cu addition improves hardness value significantly because it created CuMgAl2, CuAl2, MgZn2 and Mg3Zn3Al2 phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Celine Kevin
"Rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 98.3%. Dimana persentase sebesar 38.1% berasal dari daerah terpencil di NTT. Daerah terpencil merupakan daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah. Turbin pikohidro jenis arus lintang merupakan salah satu solusi yang memungkinkan karena biaya investasi yang murah, perawatan yang sederhana, dan kemudahan manufaktur. Turbin arus lintang adalah turbin tipe impuls yang memiliki kelebihan seperti efisiensi yang stabil dalam berbagai kondisi debit, konstruksi sederhana, dan baik dalam skala portabilitas dan modularitas. Studi ini akan mencari nilai kedalaman sudu yang optimum. Variasi dibuat menjadi rasio kelengkungan terhadap panjang sudu (T/R) diantaranya 0.08, 0.12, dan 0.16. Untuk meningkatkan performa turbin cross flow studi ini akan merancang bentuk nosel baru dengan menggunakan perhitungan geometri dan CFD. Simulasi akan dijalankan dengan menggunakan fitu 6-DoF dan menggunakan kondisi batas debit aliran 12.8 l/s dan tinggi jatuh 2.1 m. Selanjutnya ukuran timestep yang digunakan adalah 0.001. Hasil komputasi mendapatkan efisiensi maksimum sebagai berikut T/R = 0.08 sebesar 7.22%, T/R = 0.12 sebesar 2.9 %, dan T/R = 0.16 sebesar 3.3%. Sudu dengan T/R= 0,08 menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi karena lebih banyak jumlah air yag menumbuk sudu. Sedangkan, untuk optimalisasi performa turbin dengan merancang nosel, menunjukkan bahwa nilai λ = 50o menghasilkan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan variasi nilai λ lainnya. Nilai efisiensi maksimum yang dicapai pada λ = 50o adalah 60.60%. Sedangkan untuk nilai λ lainnya efisiensi maksimum yang dicapai berturut-turut mulai dari λ = 60o-90o adalah 49.19%; 42.70%; 36.66%; dan 40.41%.Dengan demikian sudu dengan rasio T/R sebesar 0,08 dan nosel dengan λ = 50o direkomendasikan untuk digunakan pada debit aliran 12.8 l/s dan kondisi tinggi jatuh 2,1 meter .

Rasio elektrifikasi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 98.3%. Dimana persentase sebesar 38.1% berasal dari daerah terpencil di NTT. Daerah terpencil merupakan daerah yang memiliki rasio elektrifikasi rendah. Turbin pikohidro jenis arus lintang merupakan salah satu solusi yang memungkinkan karena biaya investasi yang murah, perawatan yang sederhana, dan kemudahan manufaktur. Turbin arus lintang adalah turbin tipe impuls yang memiliki kelebihan seperti efisiensi yang stabil dalam berbagai kondisi debit, konstruksi sederhana, dan baik dalam skala portabilitas dan modularitas. Studi ini akan mencari nilai kedalaman sudu yang optimum. Variasi dibuat menjadi rasio kelengkungan terhadap panjang sudu (T/R) diantaranya 0.08, 0.12, dan 0.16. Untuk meningkatkan performa turbin cross flow studi ini akan merancang bentuk nosel baru dengan menggunakan perhitungan geometri dan CFD. Simulasi akan dijalankan dengan menggunakan fitu 6-DoF dan menggunakan kondisi batas debit aliran 12.8 l/s dan tinggi jatuh 2.1 m. Selanjutnya ukuran timestep yang digunakan adalah 0.001. Hasil komputasi mendapatkan efisiensi maksimum sebagai berikut T/R = 0.08 sebesar 7.22%, T/R = 0.12 sebesar 2.9 %, dan T/R = 0.16 sebesar 3.3%. Sudu dengan T/R= 0,08 menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi karena lebih banyak jumlah air yag menumbuk sudu. Sedangkan, untuk optimalisasi performa turbin dengan merancang nosel, menunjukkan bahwa nilai λ = 50o menghasilkan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan variasi nilai λ lainnya. Nilai efisiensi maksimum yang dicapai pada λ = 50o adalah 60.60%. Sedangkan untuk nilai λ lainnya efisiensi maksimum yang dicapai berturut-turut mulai dari λ = 60o-90o adalah 49.19%; 42.70%; 36.66%; dan 40.41%.Dengan demikian sudu dengan rasio T/R sebesar 0,08 dan nosel dengan λ = 50o direkomendasikan untuk digunakan pada debit aliran 12.8 l/s dan kondisi tinggi jatuh 2,1 meter ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Topics in experimental dynamics substructuring and wind turbine dynamics, volume 2, proceedings of the 30th IMAC, a Conference and Exposition on Structural Dynamics, 2012, the second volume of six from the Conference, brings together 31 contributions to this important area of research and engineering. The collection presents early findings and case studies on fundamental and applied aspects of structural dynamics."
New York: Springer, 2012
e20418826
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Niko Lastarda
"Dalam melayani sebuah sistem kelistrikan dibutuhkan pembangkit yang handal dan efisien. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap PLTGU merupakan salah satu pilihan pembangkit thermal yang mempunyai kriteria tersebut. Terdapat beberapa jenis konfigurasi PLTGU. Khusus untuk PLTGU dengan dua turbin gas memliki dua jenis konfigurasi, yaitu konfigurasi 2G-2H-3S dua turbin gas, dua HRSG, tiga turbin uap dan konfigurasi 2G-2H-1S dua turbin gas, dua HRSG, satu turbine uap . Mode operasi dari setiap jenis konfigurasi menghasilkan keandalan dan efisiensi yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi dan keandalan dari dua jenis konfigurasi PLTGU yang menggunakan dua turbin gas, sehingga dapat menentukan pengaruh jenis konfigurasi terhadap efisiensi dan keandalan PLTGU. Dengan menggunakan metode energi input ouput untuk menentukan besar efisiensi dan dengan menghitung Equivalent Availability Factor EAF untuk mendapatkan faktor kesiapan atau keandalan pembangkit.
Dari hasil perhitungan didapatkan konfigurasi 2G-2H-1S memliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dari konfigurasi 2G-2H-3S, terhitung Untuk mode operasi Full Blok Cycle konfigurasi 2G-2H-1S memliki efisiensi maksimum 55.5 sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S efisiensi maksimum 53.5 . Sedangkan untuk nilai keandalan konfigurasi 2G-2H-3S lebih handal dibandingkan dengan konfigurasi 2G-2H-1S. Untuk mode operasi Full Blok Cycle memliki 93.39 EAF, sedangkan konfigurasi 2G-2H-3S 92.62 EAF. Dari segi keekonomian kedua jenis konfigurasi memiliki nilai kelayakan, dimana untuk konfigurasi 2G-2H-1S lebih ekonomis dilihat dari NPV 371,286,536 USD dan IRR 12 serta waktu pengembalian modal yang relative lebih cepat 9 tahun. Dengan mengetahui konfigurasi PLTGU yang handal, efisien dan ekonomis dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk pemilihan konfigurasi PLTGU yang sesuai dengan kebutuhan beban dasar, beban menengah, atau beban puncak di sebuah sistem kelistrikan.Kata Kunci : EAF, Efisiensi, Keandalan, Konfigurasi PLTGU, PLTGU.

In serving the electrical systems required a reliable and efficient plants. Combined Cycle Power Plant CCPP is one of the thermal power plants that have a selection criteria. There are several types of CCPP configurations. Especially for CCPP with two gas turbines have two types of configurations, the configuration of 2G 2H 3S two gas turbines, two HRSG, three steam turbines and the configuration of 2G 2H 1S two gas turbines, two HRSG, one steam turbine , The mode of operation of each type of configuration produces a different reliability and efficiency.
This study aimed to quantify the efficiency and reliability of two types of power plant configuration that uses two gas turbines, so as to determine the effect of this type of configuration on the efficiency and reliability of the CCPP. By using the input energy ouput to determine the efficiency and to calculate Equivalent Availability Factor EAF to obtain readiness factors or reliability of the power plant. From the results of the calculation.
Calculation resulting from the configuration of 2G 2H 1S has a higher efficiency values of configuration 2G 2H 3S, accounting for full block cycle operating modes configuration 2G 2H 1S discount maximum efficiency of 55.5 , while the configuration of 2G 2H 3S efficiency a maximum of 53.5 . As for the value of reliability configuration 2G 2H 3S is more reliable than the configuration of 2G 2H 1S. For full block cycle operating modes discount EAF 93.39 , while the configuration 2G 2H 3S 92.62 EAF. In terms of economics both types of configurations have a feasibility value, which for configuration 2G 2H 1S more economical views of NPV 371,286,536 USD and IRR 12 and the payback time is 9 years faster. By knowing the configuration of a reliable, efficient and economical power plant can be used as a basis for a decision on the selection of CCPP configurations in accordance with based load, medium load, or peak load requirements in an electrical system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Adi Yuniarto Atmanugraha
"Emisi karbon telah menjadi isu global yang menjadi perhatian salah satunya dari segi penyediaan energi listrik. Pemanfaatan energi yang sebelumnya berasal dari bahan bakar fosil kini perlahan bergeser menjadi pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Dengan ketersediaan lahan dan potensi energi anginnya, wilayah Sulawesi Selatan memiliki potensi dalam pembangunan pembangkit listrik berbasis energi angin. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui potensi pembangunan turbin angin yang yang dikaji melalui potensi luas area dari wilayah yang dipilih, potensi pembangkitan energi berdasarkan tipe turbin, potensi pembangkitan energi berdasarkan pemanfaatan lahan, dan kelayakan secara ekonomi. Tiga jenis turbin yang digunakan dalam penelitian ini adalah turbin Eno Energy Eno-126 3.5, Enercon E-141 EP4, dan Envision EN-182-5.0. Berdasarkan penelitian ini, potensi pembangunan turbin angin yang layak secara ekonomi pada lahan seluas 2.581,28 Hektar yang berlokasi di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, adalah pembangunan turbin Envision EN-182-5.0 dengan kapasitas total 125 MW. Pembangunan tersebut mencangkup pembangunan 25 turbin angin dengan total biaya pembangunan sebesar 3,9 Triliun Rupiah. Turbin-turbin ini mampu membangkitkan energi listrik pada setahun pertama sebesar total 299,54 GWh dengan nilai Capacity Utilization Factor keseluruhan pada 27,36%. Secara keekonomian, pembangunan turbin ini memiliki nilai Levelized Cost of Electricity sebesar 1.164 IDR/kWh.

Carbon emissions have become a global issue, particularly in providing electricity. The utilization of energy, which previously based on fossil fuels, is gradually shifting towards renewable energy sources. With available land and it’s wind energy potential, the South Sulawesi region has the potential for developing wind energy-based power plants. This research aims to determine the potential for the development of wind turbines, assessed through the potency of available area on the selected region, energy generation potential based on turbine types, energy generation potential based on land utilization, and economic feasibility. Three turbine types used in this study are the Eno Energy Eno-126 3.5, Enercon E-141 EP4, and Envision EN-182-5.0 turbines. Based on this research, the economically viable potential for wind turbine development on a 2,581.28 Ha land located in Jeneponto Regency, South Sulawesi Province, is the construction of Envision EN-182-5.0 turbines with a total capacity of 125 MW. The development includes the construction of 25 wind turbines with a total construction cost of 3.9 trillion Indonesian Rupiah. These turbines can generate electrical energy for the first year totaling 299.54 GWh with an overall Capacity Utilization Factor of 27.36%. Economically, the construction of these turbines has a Levelized Cost of Electricity at 1,164 IDR/kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kurniawan
"Permintaan kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dan diprediksikan pada 10 tahun ke depan, kenaikan permintaan energi akan menjadi 9% per tahunnya, sementara sumber energi penghasil listrik utama di Indonesia adalah bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis. Oleh karena itu, diperlukan suatu sumber energi baru dan terbarukan untuk menghasilkan energi listrik.
Indonesia adalah Negara kepulauan yang 2 per 3 luas wilayahnya adalah lautan. Akan tetapi, potensi energi yang tersimpan di laut ini belum dimanfaatkan semaksimal mungkin. Padahal, salah satu selat di Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan listrik sebesar 330-640 GW per tahun. Karena laut memiliki potensi energi listrik yang begitu besar, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan, maka penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap cara ekstraksi energi yang terkandung dalam laut ini.
Penelitian dilakukan dengan melakukan analisa terhadap jenis turbin yang sesuai serta optimasinya menggunakan pendekatan CFD dengan bantuan software Solidworks 2012. Dari hasil penelitian, ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah turbin jenis vertical axis model turbin Gorlov. Profil sayap yang paling optimal untuk diaplikasikan pada turbin adalah NACA 0016, dan untuk lebih memaksimalkan hasil ekstraksi energi, dapat dilakukan dengan cara memasang profil NACA 0016 pada posisi sudut serang 18°.

The energy demands in Indonesia keep growing every year, and it is predicted that in the next 10 years, there will be 9% of annual energy demand, while the main source of electricity generating system in Indonesia is fossil fuel which has limited availability. Therefore, a new and renewable source of energy for generating electricity is absolutely required.
Indonesia is a country in which two third of its area is the sea. However, the energy potency contained in the sea has not been used effectively yet. In fact, one of the strait in Indonesia has the potency to generate 330-640 GW of electricity every year. Because of the very big electricity potency of the sea, the author choose to do a research on how to extract the energy.
The research is conducted by analyzing the appropriate turbine type and the possible optimization using CFD method with the help of Solidworks 2012. From the research, it is known that extraction can be done by using the vertical-axis Gorlov turbine. The optimum blade profile to be applied on the turbine is NACA 0016, and to make the turbine even generate more electricity, the NACA profile can be put in the angle of attack of 18°.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Laksmana
"Dalam rangka mengatasi permasalahan kebutuhan energi atau listrik di Indonesia khususnya di wilayah regional Sumatera, Pemerintah telah mengambil langkah darurat dengan cara membangun MPP Mobile Power Plant dan menyewa MVPP Marine Vessel Power Plant . Melalui langkah strategis ini, cadangan daya listrik yang sebelumnya 15 pada tahun 2016 naik menjadi 32 di tahun 2017. Dalam jangka panjang, pemerintah tetap melanjutkan program 35.000 MW dengan memperkuat peran IPP Independent Power Producer baik PLTU berbahan bakar batu bara maupun bahan bakar diesel/gas. Untuk menurunkan biaya pokok penyediaan, Pemerintah berusaha menaikkan prosentase bahan bakar batu bara hingga tercapai target bauran energi. Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah adalah memperpanjang masa ekonomis suatu PLTU maupun menambah PLTU baru. Sebuah pembangkit dapat melakukan mid-life refurbishment untuk mempertahankan kapasitas, efisiensi dan menjaga keandalan mesin. Keputusan untuk melakukan life-extension atau menutup/ menghentikan suatu pembangkit memerlukan kajian untuk mencari solusi optimal antara opsi life-extension dan membangun pembangkit baru. Pada tesis ini akan diperhitungkan opsi revitalisasi PLTU Labuhan Angin menggunakan skema privatisasi maupun secara mandiri oleh PLN. Pada tesis ini didapatkan kesimpulan bahwa pilihan privatisasi dengan metode perhitungan Discounted Cash Flow dihasilkan harga jual listrik lebih rendah dibandingkan pilihan revitalisasi secara mandiri.

To overcome the lack of electrical energy in Indonesia, especially in the region of Sumatra, the Government has taken emergency measures by building MPP Mobile Power Plant and leasing MVPP Marine Vessel Power Plant . Through this strategic move, the power reserves of 15 in 2016 rose to 32 in 2017. In the long term, the government continues the 35,000 MW program by strengthening the role of IPP Independent Power Producer both coal fired power plant and materials Diesel fuel gas. To reduce the cost of supply, the Government tries to increase the percentage of coal fuel until it reaches the target of energy mix. The steps taken by the Government are extention the economic life of a steam power plant or adding new steam power plant. A plant can treats mid life refurbishment to maintain capacity, efficiency and maintain engine reliability. The decision to do a life extension or shut down a plant requires a study to find the optimal solution between life extension options and build a new plant. This paper will take into account the revitalization of SPP Labuhan Angin using privatization scheme or independently by PLN. This paper concluded that the choice of privatization by Discounted Cash Flow method generated lower electricity selling price than the option of independent revitalizaation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Aji Wibowo
"Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN (Persero) tahun 2019 – 2028, rencana pemanfaatan energi surya pada provinsi Papua tahun 2019-2028 hanya mencapai nilai 2,545 MW. Tingkat pemanfaatan ini dirasa masih sangat kurang karena provinsi Papua memiliki potensi energi surya sebesar 2.035 MW. Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dilakukan simulasi pemanfaatan energi surya pada provinsi Papua, lebih tepatnya pada kabupaten Merauke. Hasil analisis aliran daya menunjukkan bahwa dalam proses interkoneksi PLTS 3 MW dengan sistem kelistrikan Merauke, Papua, PLTS dengan kapasitas 3 MW dapat menggantikan penggunaan beberapa PLTD yang ada pada sistem kelistrikan Merauke, serta nilai tegangan hasil interkoneksi masih berada dalam batas toleransi aturan jaringan sebesar ±10%. Hasil analisis hubung singkat menunjukkan bahwa interkoneksi PLTS 3 MW dengan sistem kelistrikan Merauke, Papua tidak menyebabkan nilai arus hubung singkat berubah dan nilai arus hubung singkat pada seluruh bus dan busbar yang ada pada sistem masih dapat di atasi oleh PMT dengan kapasitas 20 kA. Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa interkoneksi PLTS 3 MW dengan sistem kelistrikan Merauke, Papua tidak akan mengganggu stabilitas sistem yang ditunjukkan oleh hasil skenario 3A yaitu saat daya PLTS 3 MW berkurang sebesar 50% secara langsung, 3B yaitu saat daya PLTS 3 MW berkurang sebesar 100% secara langsung, 3C yaitu saat daya PLTS 3 MW berkurang secara bertahap hingga mencapai 0%, 3D yaitu saat daya PLTS 3 MW bertambah secara bertahap hingga mencapai 100% , dan 3F yaitu saat daya PLTS 6,87 MW berkurang sebesar 100% secara langsung yang menggambarkan pengaruh penyinaran matahari terhadap sistem dan 3E saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa. Hasil seluruh skenario stabilitas berada dalam batas nilai tegangan ±10% dan nilai frekuensi tidak melebihi 47,0-52,0 Hz.

Based on the Electricity Supply Business Plan (RUPTL) PT. PLN (Persero) in 2019-2028, the plan to use solar energy in Papua province in 2019-2028 only reaches a value of 2.545 MW. This level of utilization is still considered very lacking because Papua province has a solar energy potential of 2,035 MW. Therefore, in this thesis, a simulation of the use of solar energy in Papua province, more precisely in Merauke district, will be carried out. The results of the power flow analysis show that in the process of interconnecting 3 MW PLTS with the Merauke, Papua electricity system, PLTS with a capacity of 3 MW can replace the use of several existing PLTDs in the Merauke electricity system, and the voltage value of the interconnection results is still within the tolerance limit of the network rules of ± 10%. The results of the short circuit analysis show that the interconnection of the 3 MW PLTS with the Merauke, Papua electricity system does not cause the value of the short circuit current to change and the value of the short circuit current on all buses and busbars in the system can still be handled by the PMT with a capacity of 20 kA. The results of the stability analysis show that the interconnection of 3 MW PLTS with the Merauke, Papua electricity system will not disrupt the stability of the system as indicated by the results of scenario 3A, namely when the power of 3 MW PLTS is reduced by 50% directly, 3B, namely when the power of 3 MW PLTS is reduced by 100% directly, 3C, which is when the power of 3 MW PLTS gradually decreases until it reaches 0%, 3D, which is when the power of 3 MW PLTS increases gradually until it reaches 100%, and 3F, which is when the power of 6.87 MW PLTS decreases by 100% directly which describes the effect of solar radiation on the system and 3E when a three-phase short circuit occurs. The results of all stability scenarios are within the limit of ±10% voltage value and frequency value does not exceed 47.0-52.0 Hz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>